Anda di halaman 1dari 10

BUPATI PANGANDARAN

PROVINSI JAWA BARAT

SURAT EDARAN
Nomor : 443/1587/BPBD/2020

TENTANG

PERSIAPAN PELAKSANAAN ADAPTASI KEBIASAAN BARU


DI KABUPATEN PANGANDARAN

A. Dasar Pelaksanaan
1. Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Surat Edaran Nomor
7 Tahun 2020 tentang Kriteria dan Persyaratan Perjalanan Orang Dalam Masa
Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Corona Virus
Disease 2019 ( COVID-19);
2. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 46 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pembatasan Sosial Berskala Besar Secara Proporsional Sesuai Level
Kewaspadaan Daerah Kabupaten/Kota Sebagai Persiapan Pelaksanaan Adaptasi
Kebiasaan Baru untuk Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 Nomor 46);
3. Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 48 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pembatasan Sosial Berskala Besar Secara Proporsional Sebagai Persiapan
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru di Kabupaten Pangandaran;
B. Ketentuan Umum
1. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara Proporsional yang selanjutnya
disebut PSBB secara Proporsional adalah pembatasan kegiatan tertentu
penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) sesuai level kemampuan daerah;
2. Tujuan PSBB secara Proporsional untuk mencegah penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) dengan mensinergikan dengan aspek sosial, budaya
dan ekonomi.
C. Ketentuan Pelaksanaan
1. Pelaksanaan kriteria dan Persyaratan Perjalanan Orang Dalam Masa Adaptasi
Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Corona Virus Disease
2019 ( COVID-19);
2. Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Melakukan cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau pencuci
tangan berbasis alkohol;
b. Menggunakan masker;
c. Menjaga jarak secara fisik (physical distancing); dan
d. Melaksanakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
3. Protokol kesehatan dalam rangka pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru:
a. Pendidikan
Kegiatan pembelajaran di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga serta Kementerian Agama dilaksanakan melalui kegiatan
pembelajaran jarak jauh dapat melalui modul, internet atau televisi.
b. Penyesuaian Sistem Kerja PNS dan Non PNS:
1) PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pangandaran menjalankan
tugas kedinasan seperti biasa sesuai Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun
2019 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 60
Tahun 2018 tentang Hari Kerja dan Jam Kerja di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Pangandaran;
2) Presensi menggunakan mesin fingerprint dan/atau Aplikasi Kehadiran
Berbasis Ponsel (AKBP) dengan titik koordinat berdasarkan lokasi tempat
kerja/tempat tugas masing-masing pegawai;
3) Non PNS masuk kerja seperti biasa;
4) Surat perintah tugas, surat ijin, surat sakit, cuti wajib diupload melalui
aplikasi SIKAP;
5) Perangkat Daerah yang melaksanakan pelayanan kepada masyarakat
dengan memberikan pelayanan secara bertatap muka dapat membatasi
jumlah pengunjung maksimal 50% dari kapasitas pelayanan dengan
mengutamakan pelayanan secara online;
6) Kepala Perangkat Daerah memastikan agar penyelenggaraan
pemerintahan tetap berjalan secara optimal dengan mengedepankan
pelayanan kepada masyarakat.
c. Pariwisata dan Kebudayaan
1) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan agar:
a) Mengoptimalkan tugas Tim Khusus sebagai berikut:
(1) Memungut retribusi wisata sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
(2) Memeriksa surat keterangan sehat yang dilampiri hasil Rapid Test
yang sudah diverifikasi dan validasi oleh petugas check point dan
Kartu Identitas Asli bagi wisatawan atau pengunjung lainnya yang
berasal dari besar dari luar wilayah Provinsi Jawa Barat;
(3) Berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) tingkat Desa atau tingkat kecamatan setempat
atau Satgas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
tingkat kabupaten;
(4) Aktivitas di lokasi wisata dilaksanakan dengan jam operasional
dari pukul 06.00-16.00 WIB, dengan jumlah pengunjung sebanyak
30% (tiga puluh persen) dari kapasitas.
b) Berkoordinasi dengan pemangku kepentingan pariwisata khususnya
pelaku usaha pariwisata di Wilayah Kabupaten Pangandaran dengan
ketentuan:
(1) Pelaku usaha pariwisata wajib menandatangani surat pernyataan
kesiapan protokol kesehatan, apabila tidak menanda tangani
pernyataan maka pelaku usaha wisata tidak diperbolehkan
melakukan aktifitas usaha;
(2) Pemberian pelayanan dilingkungan daya tarik wisata, kawasan
wisata, hotel, restoran dan tempat hiburan secara teknis diatur
oleh pengelola usaha dengan memperhatikan protokol kesehatan;
(3) Pelaku usaha hotel menerima tamu maksimal 50% dari kapasitas
jumlah kamar dan kapasitas tamu disetiap kamar;
(4) Pelaku usaha warung makan/restoran/cafe dan tempat hiburan
menerima tamu maksimal 50% dari kapasitas okupansi meja atau
tidak melayani makan di tempat (pesan antar) dengan Jam
Operasional dari pukul 07.00 – 18.00 WIB;
(5) Hotel/restoran yang tidak mentaati ketentuan pada Surat Edaran
ini akan ditutup/dihentikan sementara;
(6) Perahu pesiar atau perahu wisata digunakan maksimal 6 orang;
(7) Rental goes atau odong-odong digunakan maksimal 3 orang;
(8) Sewa sepeda, sepeda motor dan ATV digunakan hanya untuk 1
orang;
(9) Penggunaan ban dan boogie digunakan hanya untuk 1 orang;
(10) Olahraga air atau watersport digunakan maksimal 60% dari
kapasitas normal;
(11) Wisata Bodyrafting dan snorkeling memperhatikan ketentuan
physical distancing;
(12) Jetski hanya digunakan oleh 1 orang;
(13) Wisata kuda digunakan oleh 1 orang;
(14) Becak wisata digunakan oleh 1 penumpang;
(15) Semua pelaku usaha pariwisata menggunakan atau menerapkan
protokol kesehatan sebagai berikut :
i. Menggunakan masker;
ii. Menggunakan Sarung Tangan;
iii. Menyediakan tempat cuci tangan, sabun cuci tangan atau
handsanitizer;
iv. Menjaga jarak minimal 1,5 meter;
v. Mengukur suhu tubuh (Untuk Hotel,Restoran dan Tempat
Hiburan);
vi. Memperhatikan kebersihan seperti melakukan desinfektan
yang dilakukan secara berkala terutama pada fasilitas umum
barang-barang yang sering dipegang (minimal 4 jam sekali);
vii. Menjaga sterilisasi alat makan yang digunakan oleh
wisatawan (gelas, sendok, garpu dan lainnya).
c) Bagi Wisatawan dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Ketentuan umum:
i. Kunjungan individual, keluarga, dan rombongan;
ii. Menerapkan protokol kesehatan (jaga jarak, cuci tangan
dengan sabun, menggunakan masker);
iii. Wisatawan rombongan 70% dari kapasitas tempat duduk
kendaraan;
(2) Wisatawan dari wilayah Jawa Barat ketentuan umum berlaku;
(3) Wisatawan dari luar wilayah Jawa Barat:
i. Ketentuan umum berlaku;
ii. Surat Keterangan Hasil Rapid Test (Non Reaktif);
iii. Wisatawan yang tidak membawa surat keterangan Rapid Test
diarahkan kembali ke tempat asal atau melakukan Rapid Test
di lokasi yang ditentukan dengan biaya Rp. 200.000;
iv. Jika hasil Rapid Test menunjukkan reaktif diarahkan untuk
putar balik ke daerah asal.
d. Perhubungan
Kepala Dinas Perhubungan memiliki tugas:
1) Kegiatan operasional kendaraan angkutan umum meliputi: AKAP dan
AKDP kembali beroperasi dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Protokol kesehatan bagi penumpang:
(1) Penumpang yang berasal di luar aglomerasi Jawa Barat harus
menunjukan hasil Rapid Test (Non Reaktif);
(2) Calon penumpang sedapat mungkin membeli tiket secara
daring/online atau transaksi non tunai (cashless);
(3) Penumpang memasuki area terminal untuk keberangkatan dan
kedatangan dengan terlebih dahulu melakukan protokol
kesehatan yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan physical
distancing;
(4) Ketika didalam kendaraan meminimalisir untuk berbicara satu
sama lain.
b) Protokol kesehatan di terminal :
(1) Bagi penumpang dengan suhu tubuh >38 derajat dan dinyatakan
sakit tidak diijinkan berangkat maupun meninggalkan terminal
untuk kemudian diarahkan ke Rumah Sakit rujukan;
(2) Bagi penumpang yang akan berangkat dan telah verifikasi data
maka petugas terminal mengarahkan penumpang untuk
menunggu di ruang tunggu dengan menjaga jarak aman;
(3) Pemeriksaan suhu tubuh;
(4) Kursi setiap jarak 1 meter diberi tanda X untuk menjaga jarak
aman.
c) Protokol kesehatan bagi pengelola angkutan umum :
(1) Membuat surat pernyataan kesanggupan mematuhi Protokol
Kesehatan;
(2) Sterilisasi kendaraan angkutan baik yang datang maupun yang
akan diberangkatkan minimal dicucikan dengan sabun dan
disterilisasi dengan disinfektan;
(3) Verifikasi dokumen kelengkapan sesuai SE Ketua Gugus Tugas
Penanganan COVID - 19 Nomor 7 Tahun 2020 seperti KTP/ tanda
pengenal lainnya, surat keterangan sehat dan hasil rapid test/
PCR untuk penumpang maupun awak kendaraan baik yang akan
berangkat maupun yang datang;
(4) Petugas / awak kendaraan mengarahkan penumpang untuk naik
kedalam bus dengan memperhatikan physical distancing;
(5) Maksimal jumlah penumpang yaitu 50% dari jumlah/kapasitas
tempat duduk;
(6) Menyediakan alat pengukur suhu tubuh;
(7) Menyediakan tempat cuci tangan dan/atau hand sanitizer;
(8) Menyediakan tempat sampah yang memenuhi standar kesehatan;
(9) Melakukan pencatatan data penumpang.
2) Hasil evaluasi dilaporkan kepada Kepala Daerah sebagai bahan
pengambilan keputusan operasional angkutan umum;
3) Melakukan pemeriksaan kendaraan/orang masuk ke Wilayah Kabupaten
Pangandaran di lokasi check point Karapyak dan Green Canyon dan
berkoordinasi dengan Stakeholder untuk:
a) Membuat check list protokol kesehatan sebagai bukti telah diperiksa
dan diberikan pada petugas toll gate;
b) Mencatat Kartu Identitas Asli warga yang masuk ke wilayah
Kabupaten Pangandaran serta meminta nomor kontak yang bisa
dihubungi;
c) Memeriksa Surat keterangan sehat yang dilampiri hasil Rapid
Test/Swab Test yang dikeluarkan oleh Instansi/Lembaga yang
berwenang bagi wisatawan di luar wilayah Jawa Barat.
d) Ketentuan pada huruf c) dikecualikan bagi:
(1) Pimpinan lembaga tinggi negara;
(2) Korps Perwakilan Negara Asing dan/atau Organisasi Internasional
sesuai ketentuan hukum internasional;
(3) Anggota TNI dan Kepolisian;
(4) ASN yang melaksanakan tugas kedinasan/perjalanan dinas;
(5) Petugas penanganan pencegahan penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19), termasuk tenaga medis;
(6) Petugas pemadam kebakaran, ambulans dan mobil jenazah;
(7) Pengemudi mobil barang dengan tidak membawa penumpang;
(8) Pengemudi kendaraan pengangkut obat-obatan dan alat kesehatan;
(9) Pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat beserta
pendamping.
e. Kesehatan
Dinas Kesehatan melaksanakan upaya-upaya pencegahan dan penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) secara optimal dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Warga Pangandaran yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Pangandaran dan bekerja di luar daerah serta dipersyaratkan harus
memiliki Rapid Test oleh tempat kerjanya, dapat melakukan pemeriksaan
Rapid Test tanpa dikenakan biaya;
2) Puskesmas melayani permintaan Surat Keterangan Sehat bagi warga
yang memiliki KTP Pangandaran tanpa harus dilampiri hasil Rapid Test;
3) Kepada pemudik yang memiliki KTP Pangandaran dilakukan pemeriksaan
suhu tubuh, surat keterangan sehat, dan pengisian surat pernyataan siap
melaksanakan isolasi mandiri di rumah. Apabila pemudik tidak dapat
menunjukkan Surat Keterangan Sehat maka diarahkan untuk melakukan
Test Swab di tempat yang telah ditentukan tanpa dikenakan biaya dan
selanjutnya melaksanakan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari dengan
pengawasan dari Gugus Tugas Desa;
4) Warga Pangandaran yang akan berpergian keluar wilayah Kabupaten
Pangandaran dapat meminta surat jalan kepada Gugus Tugas Desa tanpa
Rapid Test;
5) Warga Pangandaran yang akan pergi keluar negeri dapat meminta
pemeriksaan Rapid Test tanpa dikenakan biaya;
6) Warga dengan KTP di luar Kabupaten Pangandaran dan bermaksud
menetap lebih dari 14 hari di Kabupaten Pangandaran diarahkan untuk
Rapid Test dengan biaya ditanggung oleh yang bersangkutan;
7) RSUD Pandega membuka pelayanan secara normal, dengan pengaturan
sebagian poliklinik rawat jalan dibuka, IGD dan rawat inap beroperasi
secara normal;
8) Puskesmas non rawat inap dan rawat inap melaksanakan kegiatan
dengan jam operasional secara normal, dengan pembatasan jumlah
pengunjung sebanyak 50% s.d. 75% dari kapasitas layanan pasien dan
membuka semua jenis layanan pasien;
9) UPT Labkesda buka 24 jam untuk pelayanan Rapid test atau Swab Test
(TCM) bagi pemudik.
f. Perdagangan
Dinas Perdagangan dan Koperasi UMKM bertugas mengatur:
1) Pusat perbelanjaan dan toko swalayan dengan ketentuan:
a. Beroperasi melayani konsumen mulai pukul 10.00 s.d. 22.00 WIB;
b. Pembatasan pengunjung di toko swalayan maksimal 50% dari
kapasitas;
c. Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala di area kerja
dan area yang sering disentuh publik setiap 4 jam sekali;
d. Mewajibkan pekerja dan pengunjung untuk menggunakan masker;
e. Melakukan pembatasan jarak fisik minimal 1 meter dengan
memberikan tanda khusus yang ditempatkan di lantai area antri
pembayaran/kasir; dan
f. Pusat pembelanjaan di lokasi wisata melaksanakan aktivitas dengan
jam operasional dari pukul 09.00 s.d. 21.00 WIB dengan pembatasan
jumlah pengunjung sebanyak 50% s.d 75% dari kapasitas
pengunjung;
g. Menggunakan pembatas/partisi (sejenis flexy glass) di meja atau
counter sebagai perlindungan tambahan bagi kasir dan customer
service;
h. Menyediakan tempat cuci tangan beserta sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol secara layak.
2) Pasar Rakyat dengan ketentuan:
a) Beroperasi melayani pengunjung pasar mulai pukul 04.00 s.d. 16.00
WIB, dengan pembatasan jumlah pengunjung sebanyak 50% s.d.
70% dari kapasitas pasar;
b) Pedagang yang menempati kios/los selalu menjaga kebersihan diri
dan lingkungan serta melakukan disinfeksi secara berkala di area
yang sering disentuh publik.
g. Keagamaan
Kegiatan keagamaan mengikuti peraturan perundang-undangan dengan
menggunakan protokol kesehatan pencegahan Corona Virus Disease 2019
(Covid-19):
1) Membersihkan rumah ibadah dan lingkungan sekitarnya;
2) Menyediakan handsanitizer atau sabun cuci dan air mengalir bagi jama’ah
yang hendak masuk ke masjid;
3) Melakukan disinfeksi pada lantai, dinding dan peralatan bangunan rumah
ibadah;
4) Menutup akses masuk bagi pihak-pihak yang tidak berkepentingan;
5) Melaksanakan protokol kesehatan JCM (Jaga jarak, cuci tangan pakai
sabun, dan pakai masker);
6) Kegiatan ibadah dilaksanakan khusus bagi warga sekitar;
7) Pembatasan jumlah jamaah sebanyak 50% s.d. 75% dari kapasitas
tempat ibadah dan menerapkan pembatasan jarak dengan memberikan
tanda khusus di lantai minimal 1 meter.

h. Protokol acara seni budaya/resepsi


1) Petunjuk teknis penyelenggara acara
a) Membuat surat pernyataan kesiapan melaksanakan aturan yang
berlaku;
b) Mendapat rekomendasi dan pengawasan kegiatan hajatan dari gugus
tugas desa;
c) Mendapat izin keramaian dari kepolisian;
d) Memastikan kesiapan seluruh kepanitiaan;
e) Undangan diutamakan penduduk Pangandaran;
f) Pada acara pernikahan pengantar pengantin dari luar Provinsi Jawa
Barat maksimal 25 orang;
g) Mengkordinasikan panitia lokal dengan team WO (jika ada);
h) Memberlakukan protokol kesehatan secara umum di area hajatan;
i) Menyediakan tempat cuci tangan portable sebelum memasuki area
hajatan, diusahakan lebih dari satu;
j) Menyemprotkan cairan disinfektan sebelum, saat jeda dan sesudah
acara;
k) Mengatur jarak kursi dan membatasi jumlah undangan yang ada di
tempat hajatan;
l) Mencantumkan waktu undangan menjadi beberapa shift agar tidak
terjadi kerumunan;
m) Sebaiknya jamuan makan dikemas dalam box;
n) Jika menggunakan sistem parasmanan maka harus dilaksanakan
sesuai dengan prosedur protokol kesehatan yang berlaku;
o) Membuat himbauan tertulis dengan konsep edukasi Covid-19;
p) Menyiapkan panitia khusus untuk mengecek suhu tubuh sebelum
masuk area hajatan, setiap orang yang suhu tubuh nya lebih dari 38o
tidak diperkenankan berada di lokasi acara;
q) Menyusun daftar undangan dan tidak untuk mengundang tamu dari
zona merah, kecuali telah melaksanakan tes kesehatan sesuai
dengan prosedur yang berlaku;
r) Acara hiburan hanya diperbolehkan siang hari.
2) Ketentuan umum :
a) Menggunakan masker;
b) Menjaga jarak;
c) Mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer;
d) Kondisi kesehatan tubuh dalam keadaan sehat;
e) Mengurangi kontak fisik;
f) Tidak merokok dipanggung;
g) Tidak mengkonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang;
h) Menggunakan faceshield jika memungkinkan;
i) Membawa perlengkapan ibadah masing-masing;
j) Penyemprotan disinfektan sebelum dan sesudah acara;
k) Membawa mic sendiri jika memungkinkan;
l) Membawa windscreen jika memungkinkan;
m) Membawa tisu sendiri untuk membersihkan mic ketika akan dan
setelah digunakan;
n) Tidak memanggil audiens untuk menyanyi, menari, joged di
panggung;
o) Membersihkan alat sebelum dan sesudah digunakan;
p) Membersihkan alat/waditra sebelum dan sesudah pagelaran.
3) Ketentuan Khusus
a. Seni modern (organ tunggal, orkes, pongdut, band, akustik, qasidah,
nasyid). Tugas manajemen:
(1) Koordinasi dengan penyelenggara acara tentang kesiapan
penerapan protokol kesehatan;
(2) Menjalin kerjasama yang baik dengan panitia pelaksana dalam
acara kegiatan pentas seni sesuai dengan protokol yang
ditentukan;
b. Musisi
(1) Membersihkan alat musik sebelum dan sesudah acara
berlangsung;
(2) Menjaga kebersihan diri pribadi baik di tempat pentas maupun di
tempat istirahat.
c. Artis
(1) Menggunakan masker, dibuka ketika bernyanyi, setelahnya
dipakai kembali;
(2) Tidak turun dari panggung selama tampil.
d. MC
(1) Lebih aktif untuk menginformasikan protokol kesehatan atau
informasi lain yang bersifat edukatif bagi audiens;
(2) Menggunakan masker, dibuka ketika berbicara/bernyanyi,
setelahnya dipakai Kembali.
e. Seni tradisional (ronggeng). Tugas manajemen:
(1) Koordinasi dengan penyelenggara acara tentang persiapan dan
penerapan protokol kesehatan;
(2) Menjalin kerjasama dengan panitia pelaksana dalam acara
kegiatan pentas seni sesuai dengan protokol yang ditentukan;
(3) Mengatur dan membatasi masyarakat pengibing pada setiap
babak (giliran ibing) dengan memperhatikan lokasi tempat ibing
sehingga bisa mengikuti protokol untuk menjaga jarak antar
pengibing minimal 1,5 meter;
(4) Mengatur dan membatasi waktu pada setiap babak (giliran ibing)
maksimal 20 menit.
f. Nayaga dan juru kawih
Juru kawih/wiraswara menggunakan masker, dibuka ketika bernyanyi,
setelahnya dipakai kembali;
g. Penari ronggeng
(1) Menggunakan masker selama kegiatan pentas seni, kecuali pada
saat melakukan ibing lulugu;
(2) Tidak membagi-bagikan selendang/soder ketika giliran ibing
(babak) sedang berlangsung;
(3) Hindari pola ibing berpasangan dan tetap jaga jarak.
h. Masyarakat pengibing/ jawara dan srikandi ibing
Tidak ikut ngibing selama belum menerima selendang soder dari
penari ronggeng/ juru soder.
i. Untuk kesenian tradisional lainnya seperti Wayang golek, Kuda
Lumping, Badud dan lain-lain menyesuaikan dengan protokol
kesehatan yang berlaku.
j. MUA (make up artist)
(1) Menggunakan disposable spons untuk bagian wajah;
(2) Menggunakan disposable brush dan lipstick;
(3) Tidak diperkenankan langsung mengulas lipstik dari tempatnya;
(4) Tidak diperkenankan mengoleskan lem bulu mata langsung ke
kulit;
(5) Membawa tisu basah;
(6) Menggunakan daily brush cleaner untuk setiap kuas ketika setelah
digunakan;
(7) Perias menyiapkan masker yang disesuaikan dengan busana
pengantin.
k. Dekorasi
Membuat himbauan tertulis untuk tidak menyentuh properti dekorasi.
l. Bridal jas
(1) Pakaian yang telah digukanan untuk fitting harus dibersihkan;
(2) Memastikan setiap busana yang akan digunakan dalam keadaan
bersih;
(3) Membuat inovasi 1 gaun/ jas bisa digunakan untuk 2 s.d 3 acara.
m. Tenda
(1) Menerapkan konsep physical distancing dalam penataan kursi
minimal 1 meter dalam ruangan;
(2) Memastikan semua property yang digunakan dalam keadaan
bersih.
n. Henna;
(1) Menggunakan sarung tangan lateks selama bekerja;
(2) Selalu menggunakan cone baru;
(3) Tidak diperkenankan mengoleskan lem kulit langsung dari
tempatnya.
o. Fotografer dan videografer
(1) Tidak melayani permintaan foto dari tamu undangan melalui
handphone;
(2) Foto bersama memberlakukan physical distancing;
(3) Fokus kepada beauty shoot dibandingkan dengan foto
dokumentasi grup.
p. Catering
Pelaksanaan hajatan menggunakan nasi box.
q. Wedding organizer/panitia hajatan
(1) Memastikan seluruh kesiapan vendor sesuai dengan standar
Kesehatan;
(2) Area meja akad disemprot cairan disinfektan sebelum acara
berlangsung;
(3) Memasang himbauan terkait protokol kesehatan di beberapa titik
strategis dan jelas terlihat;
(4) Mengatur proses kelancaran acara sesuai dengan protokol
Kesehatan;
(5) Memperingatkan secara berkala tentang penerapan protokol
kesehatan selama kegiatan berlangsung;
(6) Mengurangi mobilitas crew WO dengan HT;
(7) Mengarahkan tamu untuk tidak bersalaman langsung;
(8) Mengawasi physical distancing sepanjang acara.
r. Sound system
(1) Menyiapkan beberapa mic untuk digunakan minimal 3 buah;
(2) Membawa tisu sendiri untuk membersihkan mic ketika akan dan
setelah digunakan;
(3) Membersihkan alat- alat sebelum dan sesudah digunakan.
i. Aktivitas di area publik:
1) Taman, ditutup;
2) Perpustakaan, ditutup;
3) Terminal/stasiun/bandara, dilakukan pembatasan jam operasional dan
jumlah pengunjung sebanyak 50% (lima puluh persen) sampai 70% (tujuh
puluh persen) dari kapasitas gedung.
j. Aktivitas perbankan dilaksanakan dengan pembatasan jam operasional dari
jam 08.00-14.00 WIB dan melayani transaksi online, dengan ketentuan 50%
(lima puluh persen) sampai 75% (tujuh puluh lima persen) pegawai bekerja
dengan sistem WFH, dan menerapkan jadwal piket pegawai, serta membatasi
jumlah pengunjung sebanyak 30% (tiga puluh persen) sampai 50% (lima puluh
persen) dari kapasitas bangunan;
k. Aktivitas industri manufaktur dilaksanakan dengan jam operasional dengan
pengurangan jam kerja dan/atau pengaturan shift, serta membatasi jumlah
pekerja tidak lebih dari 50% (lima puluh persen) sampai 75% (tujuh puluh lima
persen) dari kapasitas gedung;
l. Aktivitas di sawah, dilaksanakan secara normal;
m. Aktivitas di kolam/danau/sungai/laut, dilaksanakan secara normal:
n. Aktivitas di kandang, dilaksanakan secara normal;
o. Aktivitas di hutan, dilaksanakan secara normal;
p. Aktivitas pembangunan dan renovasi perumahan, jalan dan jembatan, baik jam
operasional maupun jumlah pekerja dilaksanakan secara normal, dengan
ketentuan kecamatan pada zona merah ditutup;
q. Camat menghimbau masyarakat melalui Kepala Desa agar:
1) Menghindari tempat-tempat kerumunan termasuk membatasi aktifitas di
Pasar;
2) Pemberian izin keramaian dibatasi dengan memperhatikan protokol
kesehatan;
3) Melaksanakan gerakan JCM (Jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, dan
pakai masker);
4) Melakukan razia bagi masyarakat yang tidak menggunakan masker di
ruang publik.
D. Pemantauan/Pengawasan dan Penindakan
1. Satuan Polisi Pamong Praja berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan
Koperasi UMKM serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Muspika di wilayah
destinasi wisata serta stakeholder lainnya membentuk Tim Pemantauan,
Pengawasan dan Penindakan.
2. Tim sebagaimana dimaksud pada huruf 1 mempunyai tugas antara lain:
a. Pemantauan, pengawasan dan penindakan apabila terjadi pelanggaran;
b. Mengevaluasi dan memberikan masukan kepada Gugus Tugas Covid 19
Kabupaten dan/atau Pemerintah Daerah untuk kelanjutan kebijakan
Pemerintah Daerah.
E. PENUTUP
Surat Edaran ini berlaku terhitung mulai tanggal 01 Juli 2020 sampai dengan 15
Juli 2020, dan akan dievaluasi sesuai dengan perkembangan penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19).

Paraf Hierarki Parigi, 30 Juni 2020


Jabatan Tanggal Paraf
Wakil Bupati
Sekda
Asisten
Kabag Hukum

Anda mungkin juga menyukai