Anda di halaman 1dari 3

#220

Tipe-Tipe Manusia dalam bertawakal


Bab Yakin dan Tawakal

Tipe-tipe orang dalam bertawkal dan beribadah, dijelaskan oleh Imam Ahmad bin Abdul Halim :

“Manusia itu dalam nmenjalani kehidupan dalm beribdah dan bertawakal dibagi menjad 4 tipe, yaitu :

1. Orang-orang yang melihat focus pada perintah dan larangan/ focus pada ibadah dan
ketaatan. Namun mereka tidak melihat dari sisi qodo dan qodhar, dan tidak melihat sisi
tawakal dan meminta pertlongan.
Ulama mengatakan tipe ini niatnya baik, dengan niat baik dan semnagat memuliakan
perintah dan larangan Allah, tapi mereka menjadi jatuh pada kelemahan karena mereka lupa
beristi’anah /meminta tolong kepada Allah, lupa bertawakal. Mereka mengandalkan kekuatan diri
mereka sendiri. Karen tawakal dan isti’anah lah yang akan memperkuat kita dalam beribadah, 2
hal tersebut lah yang akan mencukupkan diri kita. Sebagaimana dalam surah At-tholaq ayat 2-3.
Sudahkan kita meminta pertlongan kepada Allah, agar Allah mudahkan setiap ibadah
kita? Ada orang yang ingin menjadi orang ikhlas, tapi lupa memnta pertolongan kepada Allah.
Orang yang tidsk meminta pertlongan kepada Allah dijelaskan oleh para ulama bahwa mereka
akan lemah diperjlanan, menjadi ggal dalam menjalani ibadahnya. Karena mengandalkan diri
sendiri, Sehingga hasilnya gagal.
Kita ingin hijrah, menjadi istri sholelha, tapi terkadang lupa minta perlongan kepada
Allah. Manusia terbaik saja samai mengucapkan : “ JAnganlah Engkau biarkan aku bertumpu
kepada diriku walau sekejap mata.” Bagaimana dengan kita yang manusia biasa saja.
Pertlongan didatangkan dari Allah, tergantung dengan kadar ujian. Pertolongan itu
diddatangkan, bukan dari diri kita sendiri. Pertlongan itu didatangkan oleh Allah kepada seorang
hamba. Kita ini semuanya lemah, tinggal sekuat apa kita meminta pertlongan dan lakukan lah
perjuangan.
2. Kelompok orang yang bersaksi akan Rububiyyah nya Allah
Mereka yakin dengan Allah Maha mengatur, Allah Maha berkuasa atas segalanya. Dan
mereka bersaksi bahwa mereka lemah dihadapan Allah, namunyang menjadi masalah ketika
action mereka menggunakan nafsu. Tidak melihat apa perintah dan larangan Allah, tidak
menggunakan perintah Allah dan petunjuk Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasssalam. Mereka
menggunakan selera dan hawa nafsu.
Sudah melakukan kebaikan, tapi masih tidak melihat perintah dan larangan, dan tidak
memperjuangkan nya. Menjalani kehidupan tidak berkiblat pada perintah dan laranagan Allah.
Tidak menjadikan Ridho, cinta, dan murka Allah sebagai tolak ukur. Orang seperti ini dipastikan
akan gagal. Tawakal yang mereka lakukakn hanya klaise/lisan saja.
Misalnya, contihnya mengtakan secara lisan sudah bertawakal kepada Allah, membaca
dosa setiap keluar dan masuk rumah. Tapi tidak pernah sholat, tidak menutup aurat dll.
3. Orang-orang yang berpaling dari ibadah dan tawakal

Kelompok orang ini lah yang dijelaskan oleh para ulama sebagai orang terburuk. Tidak beribdah
dan tidak bertawkaal kepada Allah. Orang ini pasti gagal

4. Tipe inilah yang terpuji, orang yang berhasil mengamalkan/merealisasikan firman Allah
dalam surah Al-Fatihah ayat 5 & Surah Hud ayat 123

surah Al-Fatihah ayat 5


ُ‫ك نَ ْستَ ِعين‬
َ ‫إِيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َوإِيَّا‬

Terjemah Arti:
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.”

Surah Hud ayat 123

َ‫ك بِ ٰ َغفِ ٍل َع َّما تَ ْع َملُون‬


َ ُّ‫ض َوإِلَ ْي ِه يُرْ َج ُع ٱأْل َ ْم ُر ُكلُّهۥُ فَٱ ْعبُ ْدهُ َوتَ َو َّكلْ َعلَ ْي ِه ۚ َو َما َرب‬
ِ ْ‫ت َوٱأْل َر‬
ِ ‫َوهَّلِل ِ َغيْبُ ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬

Terjemah Arti:
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah
dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya.
Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.”

Referensi: https://tafsirweb.com/56-quran-surat-al-fatihah-ayat-5.html

Referensi: https://tafsirweb.com/3615-quran-surat-hud-ayat-123.html

Kita hanyalah satu orang dari milyaaran manusia di dunia pada detik yang sama, yang
Allah maha mengatur Segala urusan kita denga mudahnya. Allah tidak sedikitpun lalai dari apa
yang hambaNya kerjakan. Allah tidak lalai, tidak tidur, Allah tau perjuanagan kita, Allah tau kita
udah minta dan ngemis kepada Nya, maka pasti akan Allah kabulkan. Allah akan cukupkan,
Barangsiapa yang beribadah maka akan Allah berikan kehidupan yang bahgaisa.
Sebagaimana dalam surah An-nahl ayat 97.
Kelompok inimenggabungkan ibadah dan meminta pertolonga. Mereka meminta
pertlongan agar bisa beribadah kepada Allah, pada waktu yang sama mereka bersaksi bahwa
Allah adalah satu-satunya ilah merka yang tidak boleh diibadahi selain diri Nya dan diibadahi
dengan keta’atan kepada Nya dan keta’atan kepada RasulNya.
Jadi intinya, kita beribadah kemudian meminta pertolongan dengan mematuhi perintah
dan laranga Allah beserta Nabi Nya. Imam Ibnul Qoyyim mengatakan, jika saja seorang
hamba bertawakal kepada Allah denfan sebenar-benar tawakal dalam misi memindahkan sebuah
gunung dari tempatnya ketempat gunung yang lain, maka ia akan berhasil memindahkannnya.
Pesan dari perkataan Imam Ibnul Qoyyim ini adalah perintah seberat apapun jikalau memang itu
diperintah kan Allah kepada kita, lalu kita lakukan itu dengan meminta pertlongan kepada Allah
tanpa meminta opsi lain dan menjalani perintah itu, maka kita akan berhasil lewati itu.
Memindahkan sebuah gunug itu mustahil, tapi jika ada perintah seperti itu lalunkita
hadapi dengan tawakal dengan sebenar-benar tawakal maka kita akan berhasil mengerjakannya.
Ingatlah perkataan Hajar, Ibu Nabi Isma’il alaihi wassalm ketika ditinggal oleh suaminya, Nabi
Ibrahim ‘alaihi wassalam dilembah yang tandus. Hal yang belia pertama tanyakan, apakah ini
perintah Allah? Kemudia beliau mengatakan, jika ini perintah Allah maka Allah tidak akan
meungkin menyia-nyianakn apa yang telah diperintah kepada hambaNya. Endingnya tidak hanya
selamat namun juga keberkahan yang luar biasa, yaitu 2 diantaranya yang kita nikmati sampai
hari ini dalah Rasulullah ‘alaihi Wassalam dan air zam-zam. Rasulullah keturunan Nabi Ibrahim
dari jalur nabi Ismail.Pola penting dalam beribadah yaitu ibadah kemudian tawakal, begitulah
seterusnya.

---------------------------------------------------Selesai----------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai