Anda di halaman 1dari 4

#221

Kiat Memiliki Sifat Tawakal

Bab Yakin dan Tawakal

Bismillahirahmanirrahim

Bagaimana menjadi orang bertawakal?

1. Ulama menjelaskan bahwa jika ingin menjadi orang bertawakal, ketika menghadapi
masalah/ menjalani hidup ia serahkan saja kepada Allah dan kemudia ia nikmati hidupnya
Hati itu harus dikosongkan dari segala sesuatu selain Allah. Artinya hati kit harus steril
dari selain Allah. Para ulama mengatakn hati itu adalah wadah, maka suatu wadah nilainya
tergantung isi wadah tersebut. Jika hati itu tersebut bertumpu kepada mahluk, penuh kecintaan
kepada mahluk yang melampui batas maka akan membuat kita mencintai mahluk tersebut secara
berlebihan.
Jika hati tergantung dengan mahluk, maka cita-citanya tidak akan terwujudkan. Justru ia
akan tersiksa dengan ketergantungannya kepada mahluk tersebut, sesuai dengan kadar
ketergantungannya kepada mahluk tsb . karena fitohnya hati ini diciptakan untyk bergantung dan
kembali kepada Allah bukan kepada mahluk.
Al-imam Ibnul Qoyyim mengatakan, “barangsiapa mencintai sesuatu selain Allah maka
ia akan terksiksa dengan yang ia cintai.” Misalnya saja ketika kita mencintai harta, kita akan
takut kehilangnnya, shg sampai mebuat tidur kita tidak tenang dsbnya.
Mencintai itu bagus, salah satu karakter wanita yang masuk surga ialah wadud, yaitu
wanita yang mencintai suaminya. Tapi sesuatu yang overdosis itu tidaklah baik. Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi Wassalam mengatakan, tali iman yang paling kuat adalah cinta dan benci
karena Allah, itulah mengapa kita harsu mencintai orang-orang beriman. Maka bersihkanlah hati
kita ini karena Allah.
2. Kiat Tawakal Dengan Mewujudkan Tauhid Kepada Allah
Tauhid dan tawakal tidak bisa dipisahkan. Imam Ibnul qoyyim mengatakan hakikat
tawakal adalah tauhidnya hati. Seusia kadar tawakal kita, itulah kadar tauhid kita. Karena
Tauhid adalah tawkal itu sendiri. Esakan Allah dalam nama dan sifat-sifatnya.
3. Agar kita bisa bertawakl kita harus mengenal Allah dan mengetahui serta meyakini
kemmapuan Allah yang tidak terbatas dan sempurna
Orang tidak kenal Allah, pasti tidak akan bisa bertawakal kepada Allah. Misalnya saja
dnegan manusia, jika kita tidak mengenal manusia tersebut, maka kita pasti belum bisa menauh
kepercyaan kepadanya. Kaidah para ulama bahwa semakin dalam seorang hamba mengenal
Allah, maka semakin kuat ketawakalannya kepada Allah.
Dalam Al-quran ketika Allah memrintahkan untuk bertawkal, kemudian disertai dengan
Allah memperkenalkan nama dan sifatnya. Sebagaiman dal surah Asy-syu’ara ayat 217-219
ِ ‫َوتَ َو َّكلْ َعلَى ْٱل َع ِز‬
‫يز ٱل َّر ِح ِيم‬
Terjemah Arti: Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,

َ ‫ٱلَّ ِذى يَ َر ٰى‬


‫ك ِحينَ تَقُو ُم‬
Terjemah Arti: Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sholat),

َ‫ك فِى ٱل ٰ َّس ِج ِدين‬


َ َ‫َوتَقَلُّب‬
Terjemah Arti: Dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.

(Quran surah asy-syuara ayat 217-219)

Referensi: https://tafsirweb.com/6629-quran-surat-asy-syuara-ayat-219.html
Referensi: https://tafsirweb.com/6628-quran-surat-asy-syuara-ayat-218.html
Referensi: https://tafsirweb.com/6627-quran-surat-asy-syuara-ayat-217.html

Imam Ibnu qodamah, mengatakan bahwa atawakal adalah kata yang digunakan untuk
mengungkapkan bergantungnya hati kepada pihak yang diserahkan sebuah urusan. Seorang tidak
akan menyerahkan urusannya/dirinya kepada pihak lain, kecuali ia yakin pihak tersebut
mempunyai 3 hal ; yaitu kasih saying(Allah maha penyanyang), kekuatan(Allah Maha Perkasa),
dan hidayah(memberikan petunjuk). Jika sudah tau konsep ini maka kiaskanlah kepada Allah.
Allah memiliki kekuasan, ilmu, rahmat, dan kasih saying yang sempurna. Tidak ada kekusan
yang sebanding dengan kekuasan Allah, tidak ada yang bisa memnandingi Ilmu Allah, tidak ada
yang lebih sayang kepada kita kecuali Allah.
Dalam surah Al-anfal ayat 61, ‫ ِمي ُع ْٱل َعلِي ُم‬dd‫ٱلس‬ َ ‫ا َوت ََو َّكلْ َعلَى ٱهَّلل ِ ۚ إِنَّهۥُ ه‬ddَ‫ٱجْ نَحْ لَه‬ddَ‫ ْل ِم ف‬dd‫لس‬
َّ ‫و‬ddُ ۟ ‫َوإن َجنَح‬
َّ ِ‫وا ل‬ddُ ِ
Terjemah Arti: Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.

Referensi: https://tafsirweb.com/2927-quran-surat-al-anfal-ayat-61.html

Imam Ibnul Qoyyim mengatakan ilmu seorang hamba, bahwa Allah adalah satu-satunya
yang dapat memebrikan mudhorot dan manfaat, yang dapat memebri dan mencegah,
memnciptakn dan memberikan rejeiki, menghidupkan dan mematikan, maka ini akan melahirkan
penghambaan yang bernama tawakal kepada Allah secara batin, dan melahirkan buah-buah yang
manis secara dzohir.

4. Ulama mengajarkan kita bhawa sellaulah berbaik sangka kepada Allah dan yakin kepada
Allah
Karena jika orang tidak percaya degan Allah, bagaimana kita bisa menyerahkan segala
sesuatu kepada Nya. Al-hasan al bashri mengatakan, bahwa sesungguhnya diantara unsur tawakal
seorang hamab kepada Allah adalah Allah-lah yang dia percaya. Jika semua manusia bilang B,
Allah bila A maka ia akan A. semua manusia bisa salah, tapi Allah tidak akan pernah salah.
Salamah bin dinar pernah ditanya tentang harta apa saja yang ia miliki, maka beliau
menjawab sebai-baik harta yang ia milki adalah percaya kepada Allah dan keputusasaan terhadap
harta yang dimiliki oleh manusia.
Al-hariq al muhasibi pernah ditanya apa yang menguatkan orang yang bertawakal,
pertama yaitu berbaik sangka kepada Allah, kedua tidak pernah menuduh/memberikan tuduhan
negative kepada Allah, dan ketiga adalah ridho dengan Apa yang Allah tetapkan baik itu
lambat/lebih ceoat dari yang kiita harapkan.
5. Iman kepada qodho’ dan qodhar
Karena iman kepada takdir Allah akan membuat kita menyerahkan semuanya kepada
Allah. Sebagiaman kita tidak bisa bersembunyi dari ajal kita, maka demikian dengan rizeki kita.
Rizki kita tidakan bisa bersembunyi jika sudah Allah kehendaki untuk kita.
Abu darda pernah megatakan, apanila seorang kabur dari rejekinya sebagimana ia kabur
dari kematian/ajalnya, maka rejekinya akan menemukannya sebagaimana ajal selalu
menemukannya. Maksud abu darda ini berusaha dulu utuk meraih rejeki, maka rejeiki tidak akan
pernah tertahan.
Abu Usman Al Hiri(dikeluarkan oleh baihaqi), mengatakan wahai hamba Allah kenapa
kamu membuat letih hatimu, untuk apa kamu membuat ketih hatimu, dan kamu membuat konflik
dengan saudaramu, dan kamu menghancurkan amal sholehmu dengan hasad trhdp yang memilki
nikmat diatasmu, seakan akan kamu tidak beriman dengan Dzat yang befirman bahw aia akan
memuliakan orang yang kehendaki, ia akan rendahkan bagi orang yang kehendaki, ia akan
memberikan ekkuasa dan mencabut kekuasaan dari yang kehendaki, maka gunakanalah ilmu
yang ada dipunggungmu, bersungguhlah dalam berusaha, dan tinggalkan yang haram, karena
sesunggunnya tidak akan wafat sampai rejekinya telah sempruna.

___________________Selesai__________________

Anda mungkin juga menyukai