Anda di halaman 1dari 14

19

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan

1. Orientasi Kancah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Perbedaan perilaku prososial

pada mahasiswa jurusan Teknik lingkungan, Farmasi, dan Psikologi. Penelitian

ini mengambil sampel mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang

terletak di jalan Kaliurang kilometer 14,5, Ngaglik, Selman, Yogyakarta.

UII memiliki visi yaitu menjadikan UII sebagai rahmatan lil’alamin,

memiliki komitmen pada kesempurnaan (keunggulan), risalah islmaiyah, di

bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan dakwah, setingkat

universitas yang berkualitas di negara-negara maju. Kemudian untuk

mewujudkan visi tersebut UII membuat misi yakni menegakkan wahyu Illahi

dan sunnah nabi sebagai sumber kebenaran abadi yang membawa rahmat bagi

alam semesta melalui pengembangan dan penyebaran Ilmu pengetahuan,

Teknologi, Budaya, Sastra dan Seni yang berjiwa Islam dalam rangka

membentuk cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa yang bertakwa,

berakhlak mulia, berilmu amaliah dan beramal ilmiah, yang memiliki

kesungguhan dalam keislaman, keilmuan, kepemimpinan, keahlian,

kemandirian dan profesionalisme.

Berkaitan dalam hal mewujudkan cita-citanya, UII menyediakan fasilitas

seperti perpustakaan pusat dan student area yang digunakan untuk tempat
20

belajar dan diskusi mahasiswa. Labolatorium yang memadahi sebagai tempat

praktik dan uji coba mahasiswa, gedung yang nyaman serta masjid untuk

tempat beribadah mahasiswa dan seluruh elemen kampus sebagai wujud dari

keislaman UII. Selain itu, UII memfasilitasi dibidang penelitian dengan adanya

Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM), PKM adalah wadah untuk mahasiswa

berlomba-lomba menuangkan kreatifitasnya dalam bentuk penelitian, dan

terakhir adalah kegiatan ekstrakurikuler yang membantu mengembangkan

minat dan bakat mahasiswa baik tingkat fakultas maupun universitas.

2. Persiapan Penelitian

Sebelum dilakukan pengambilan data, diperlukan kesiapan terlebih

dahulu agar kegiatan pengambilan data dapat berjalan dengan lancar. Adapun

persiapan yang dilakukan antara lain sebagai berikut:

a. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi diawali dengan mengajukan surat

permohonan izin penelitian yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi

dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia dengan nomor surat

335/Dek/70/Div.um.RT/IV/2017.

b. Persiapan Alat Ukur

Persiapan selanjutnya adalah persiapan alat ukur guna pengambilan

data penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

perilaku prososial. Jumlah aitem pada skala perilaku prososial terdiri dari 16

aitem pertanyaan.
21

Pada alat ukur prososial, peneliti mengadaptasi alat ukur yang sudah

ada. Adaptasi alat ukur dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:

1. Menerjemahkan dari bahasa asli (Inggris) ke dalam bahasa Indonesia.

2. Melakukan revisi kembali apabila terdapat aitem yang tidak sesuai

dengan makna aslinya.

3. Setelah melakukan revisi kemudian ditinjau kembali secara keseluruhan

skala.

4. Melakukan uji coba awal (preeliminer test) kepada 50 orang untuk

mengetahui apakah aitem dapat dipahami dengan jelas.

5. Merevisi aitem yang kurang jelas dalam segi bahasa secara keseluruhan.

c. Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur dilakukan selama 4 hari yaitu pada tanggal 7 april-

10 april 2017. Uji coba dilakukan pada mahasiswa psikologi universitas Islam

Indonesia baik laki-laki maupun perempuan. Kuisioner dibagikan kepada

mahasiswa melalui kelas psikologi yang ada di hari Senin dan hari Jum’at

pada saat perkuliahan belum dimulai, total mahasiswa yang mengisi kuisioner

sebanyak 105 orang. Skala untuk perilaku prososial adalah skala dari Caprara,

Steca, Zelli, dan Capanna, (2005), dan memiliki nilai α 0,9 yang menunjukan

bahwa skala tersebut valid dan reliabel (Azwar, 2012).

d. Hasil Uji Coba Alat Ukur Perilaku Prososial

Skala pada penelitian ini menggunakan skala dari Caprara, Steca, Zelli,

dan Capanna (2005). Hasil analisis uji coba alat ukur perilaku prososial

(Berbagi, Menolong, Peduli, Empati) menunjukan tidak ada aitem yang


22

gugur. Suatu aitem dikatakan sahih apabila koefisien corrected item-total

correlation bernilai 1 atau minimal 0,30 atau 0,20 (Azwar, 2012), pada

penelitian ini peneliti menetapkan standar 0,30 untuk koefisien corrected

item-total correlation. Reliabilitas skala dapat diketahui dengan nilai

cronbach’s alpha. Koefisien reliabilitas cronbach alpha pada total skor

subskala adalah sebesar 0,867 dan nilai corrected item-total correlation

bergerak antara 0,358 hingga 0,653, berdasarkan hasil tersebut tidak ada

aitem yang digugurkan. Berikut distibusi aitem pada skala perilaku prososial:

Tabel 2
Distribusi aitem skala perilaku prososial tryout:
Komponen Nomor Butir Jumlah
1. Berbagi 2, 6, 11, 14 4

2. Menolong 1, 3, 4, 7 4

3. Peduli 9, 10, 13, 15 4

4. Empati 5, 8, 12, 16 4

Total item 16

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal 17-18 April 2017.

Pengambilan data dilaksanakan di Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan

(MIPA), Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), dan Fakultas Psikologi dan Ilmu

Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Sebelum

melakukan pengambilan data peneliti terlebih dahulu menghubungi dosen

pengampu mata kuliah melalui Whatsapp untuk meminta izin masuk kedalam
23

kelas dan mengutarakan maksud dan tujuan, setelah mendapatkan persetujuan,

peneliti masuk kedalam kelas dengan membawa surat izin dari Dekan fakultas

Psikologi dan Ilmu sosial budaya (FPSB) dan diserahkan kepada dosen yang

mengampu mata kuliah tersebut. Kuisioner yang dibagikan kepada mahasiswa

sebanyak 210 mahasiswa.

C. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswa

jurusan Teknik Lingkungan, jurusan Farmasi dan jurusan Psikologi Universitas

Islam Indonesia Yogyakarta.

Tabel 3
Deskripsi Responden Penelitian
Deskripsi responden Jumlah
Jurusan
a. Teknik Lingkungan 70
b. Farmasi 70
c. Psikologi 70

Tabel 4
Nilai Persentil untuk kategorisasi
Persentil Prososial

20 56.00
40 60.00
60 64.00
80 69.00
24

Tabel 5
Rumus Penormaan
kategorisasi Prososial
Sangat Rendah X < 56.00

Rendah 56.00 ≤ x < 60.00

Sedang 60.00 ≤ x < 64.00

Tinggi 64.00 ≤ x ≤ 69.00

Sangat Tinggi X > 69.00

2. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode persentil untuk mengungkap norma

pada data penelitian. Persentil adalah nilai yang membagi distribusi data

menjadi 100 bagian sama banyak. Fungsi persentil adalah menentukan nilai

batas tiap 1 persen dalam distribusi yang dipersoalkan. Berdasarkan hasil pada

tabel 6 di atas, peneliti mengelompokkan kondisi subjek penelitian pada

variabel perilaku prososial menjadi 5 kategori yaitu “sangat rendah”, “rendah”,

“sedang”, “tinggi”, dan “sangat tinggi”. Selengkapnya mengenai kategori dan

hasil kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 6.


25

Tabel 6
Kategorisasi Data Penelitian
Kategorisasi Perilaku Prososial
F %
Sangat Rendah 39 18,57 %
Rendah 40 19,04 %
Sedang 46 21,90 %
Tinggi 46 21,90 %
Sangat Tinggi 39 18,57 %
∑ 210 100 %

Tabel 6 di atas menunjukan kategori data penelitian mahasiswa yang

melakukan perilaku prososial. Nilai persentase terbesar dari perilaku prososial

adalah 21,90% yang berada pada kategori tinggi dan sedang, kemudian nilai

persentase terendah berada pada kategori sangat rendah dan sangat tinggi, dan

nilai persentase sedang berada pada kategori rendah. Berdasarkan penjelasan

tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial yang sering dilakukan

oleh mahasiswa berada pada kategori sedang dan tinggi.

3. Uji Prasyarat

Uji prasyarat dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis.

Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas dan uji

linieritas merupakan syarat sebelum dilakukannya pengujian nilai korelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengevaluasi apakah sebaran data

pada variabel penelitian terdistribusi secara normal. Normal berarti

mengikuti kurve teoritik. Uji normalitas dilakukan menggunakan teknik


26

test of normality two tailed pada program SPSS 22 for Windows. Sebaran

data dikatakan normal jika tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05)

antara data penelitian dengan kurve teoritik. Hasil uji normalitas dapat

dilihat pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 7
Uji Asumsi Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Test Statistic ,064
Asymp. Sig. (2-tailed) ,380
Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 7 di atas, diketahui bahwa nilai signifikasnsi (P)

adalah 0,380 yang berarti bahwa nilai P>0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua skala

memiliki hubungan yang linier. Hubungan antara kedua variabel

dikatakan linier apabila p<0,05 sedangkan dapat dikatakan tidak linier

apabila kedua variabel memiliki nilai p>0,05. Berikut hasil uji linieritas

kedua variabel yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 8
Uji Asumsi Linieritas Hubungan
Variabel Linearity Deviation from linearity
F (Sig.) F (Sig.)

Perilaku 126,193 0,000 8,20 0,005


prososial
27

Uji linieritas pada tabel 8 di atas menunjukan bahwa variabel

perilaku prososial memiliki nilai p<0,05 dan berarti bahwa hubungan

kedua variabel linier.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu apakah

ada beda antara perilaku prososial pada mahasiswa Teknik lingkungan,

Farmasi, dan Psikologi. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik

uji beda independent sample t-test karena data menggunakan satu variabel

dengan tiga kelompok pembeda. Uji hipotesis dikatakan diterima jika nilai

signifikansi korelasi antar kedua variabel p<0,05 atau p<0.01.

Tabel 9
Uji Hipotesis uji beda
Variabel Kelompok jurusan Sig. Keterangan
Teknik Lingkungan Ada
Dan Farmasi 0,02 perbedaan
Perilaku Ada
Prososial Teknik Lingkungan dan 0,00 perbedaan
Psikologi
Ada
Farmasi dan Psikologi 0,00 perbedaan

Tabel 10
Nilai mean masing-masing jurusan
Variabel Kelompok jurusan Mean

Teknik Lingkungan 57,0143

Perilaku Farmasi 60,3571


Prososial
Psikologi 68,9857
28

Berdasarkan tabel di atas, hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan

perilaku prososial pada mahasiswa jurusan Teknik lingkungan dan Farmasi.

Kemudian ada perbedaan perilaku prososial pada mahasiswa Teknik

lingkungan dan Psikologi, serta ada perbedaan perilaku prososial pada

mahasiswa Farmasi dan Psikologi.

D. Analisis Tambahan

Analisis tambahan dilakukan oleh peneliti untuk melihat perbandingan aspek-

aspek perilaku prososial di masing-masing prodi. Berikut adalah diagram

perbandingan tersebut:

Diagram 1
Perbandingan aspek pada masing-masing jurusan
Teknik Lingkungan Farmasi Psikologi

Berbagi 5
4,16
4
3,49 3,64
3
2
1
Menolong 5
4 4,46
3 3,7 3,9
2
1
Peduli 5
4 4,36
3 3,61 3,86
2
1
Empati 5
4 4,24
3 3,42 3,66
2
1
29

Berdasarkan diagram di atas diketahui pada mahasiswa Teknik

lingkungan aspek tertinggi adalah aspek menolong dengan nilai mean 3,7,

kemudian pada mahasiswa Farmasi aspek dengan nilai tertinggi adalah aspek

menolong dengan nilai mean 3,9, dan aspek tertinggi untuk mahasiswa Psikologi

adalah aspek menolong dengan nilai mean 4,46. Berdasarkan penjelasan tersebut

disimpulkan bahwa dari keempat aspek perilaku prososial, aspek menolong

merupakan aspek dengan nilai tertinggi dari masing-masing fakultas.

E. Pembahasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan perilaku prososial

pada mahasiswa jurusan Teknik lingkungan, Farmasi, dan Psikologi. Hipotesis

utama dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan perilaku prososial pada

mahasiswa jurusan Teknik lingkungan, Farmasi, dan Psikologi” diterima.

Mengacu pada tabel 10 diketahui bahwa nilai mean dari masing-masing jurusan

berbeda yakni nilai mean mahasiswa jurusan Teknik Lingkungan adalah 57,0143,

jurusan Farmasi 60,3571, dan jurusan Psikologi 68,9857. Nilai mean yang

berbeda tersebut berarti bahwa jika diurutkan dari nilai tertinggi adalah jurusan

Psikologi memiliki nilai mean tertinggi, kemudian mahasiswa jurusan Farmasi,

dan Teknik lingkungan memiliki nilai mean terendah. Berdasarkan nilai mean

tersebut dapat dikatakan bahwa mahasiswa Psikologi lebih sering melakukan

perilaku prososial dibandingkan mahasiswa Farmasi, dan mahasiswa jurusan

Farmasi lebih sering melakukan perilaku prososial dibandingkan dengan

mahasiswa jurusan Teknik lingkungan.


30

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Chohen dkk (Bender dkk, 2012) yang mengatakan bahwa ada perbedaan

tingkat kepekaan untuk berempati dan menolong pada para ilmuan yang berada

dibidang teknisi dan sosial dalam memahami dan berempati kepada orang lain.

Para ilmuan di bidang teknisi memiliki kepekaan untuk berempati yang lebih

rendah dibandingkan dengan para ilmuan sosial. Penyebab terjadinya perbedaan

perilaku prososial ini adalah latar belakang dari pendidikan yang ditempuh yang

menginternalisasi mahasiswa (Gerungan, 2004). Diketahui bahwa mahasiswa

jurusan Teknik lingkungan tidak memiliki matakuliah yang mengajarkan untuk

berinteraksi dengan orang lain, matakuliah yang dioelajari banyak mengajarkan

untuk menjadi mahasiswa yang profesional memahami dan mengatasi air, udara,

limbah, dan mengatasinya menggunakan teknologi sebagai alat, dengan demikian

nilai-nilai untuk mencapai tujuan prodi secara penuh disampaikan kepada

mahasiswa. Hal tersebut yang membuat mahasiswa jurusan Teknik Lingkungan

lebih terbiasa menghadapi dan berinteraksi dengan benda mati dibandingkan

dengan manusia sehingga kemampuan sosial belum terpupuk dengan baik.

Selanjutnya pada mahasiswa jurusan Farmasi yang berada di nilai mean

tengah. Mahasiswa jurusan Farmasi banyak melakukan praktikum di dalam

laboratorium dengan menggunakan bahan kimia, hewan, dan tumbuhan sebagai

alat untuk praktik. Secara teori mahasiswa jurusan Farmasi lebih diajarkan untuk

menjadi profesional yang mampu bersaing dalam pasar Global khususnya

dibidang penyediaan obat, meskipun demikian jurusan Farmasi memiliki satu

mata kuliah mengajarkan konseling. Mata kuliah Konseling diajarkan pada


31

mahasiswa untuk melatih mahasiswa melayani pasien yang datang ke klinik.

Kemudian untuk jurusan Psikologi yang memiliki nilai mean tertinggi

dibandingkan jurusan lainnya memiliki matakuliah yang mengajarkan untuk

menjadi profesional yang menguasai metode-metode pendekatan psikologi

dengan cara memahami orang lain, berempati, dan mampu menjadi agen

perubahan di masyarakat sosial. Teori beserta praktik yang diajarkan di dalam

jurusan Psikologi menjadi pelatihan mahasiswa dalam mengembangkan

kemampuan sosial yang dimiliki mahasiswa sehingga berdampak pada perilaku

prososial yang lebih baik dibandingkan mahasiswa pada jurusan Teknik

Lingkungan dan Farmasi.

Selain itu, untuk lebih spesifik dapat dilihat perbedaan masing-masing

aspek perilaku prososial pada setiap jurusan di diagram 1. Diagram tersebut

menunjukan bahwa aspek berbagi terendah berada pada mahasiswa jurusan

Teknik lingkungan dengan nilai mean 3,49, kemudian pada aspek menolong yang

terendah berada pada mahasiswa Teknik lingkungan dengan nilai mean 3,7, aspek

peduli yang terendah berada pada mahasiswa Teknik lingkungan dengan nilai

mean 3,61, dan untuk aspek empati yang terendah berada pada mahasiswa Teknik

lingkungan dengan nilai mean 3,42. Pada diagram tersebut juga digambarkan

bahwa mahasiswa jurusan Farmasi menempati posisi tengah untuk keempat aspek

perilaku prososial yakni berbagi dengan nilai mean 3,64, aspek menolong dengan

nilai mean 3,9, kemudian aspek peduli dengan nilai mean 3,86, dan terahir pada

aspek empati dengan nilai mean 3,66. Kemudian untuk mahasiswa jurusan

Psikologi pada aspek berbagi memiliki nilai mean 4,16, pada aspek menologn
32

mendapatkan nilai mean 4,46, pada aspek peduli mendapatkan nilai mean 4,36,

dan terahir pada aspek ampati mendapatkan nilai mean 4,24. Berdasarkan hal

tersebut disimpulkan bahwa posisi dengan nilai tertinggi untuk keempat aspek

adalah mahasiswa jurusan Psikologi, kemudian jurusan Farmasi, dan terakhir

adalah mahasiswa jurusan Teknik Lingkungan.

Salah satu kelebihan penelitian adalah mampu membuktikan secara

empirik korelasi dari variabel bebas dan variabel tergantung. Hal tersebutlah yang

menjadi kelemahan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni, tidak dapat

memberi data secara empirik pengaruh dari karakteristik masing-masing prodi

terhadap perilaku prososial mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai