Anda di halaman 1dari 69

MODUL

KOMUNIKASI DALAM PENDAMPINGAN SOSIAL


Pelatihan Dasar Pendamping Sosial

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN


SOSIAL
BADAN PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL RI
TAHUN 2020

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial ii


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha ESa,
atas rahmat dan karunianya modul Komunikasi Efektif dalam Pendampingan Sosial
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Modul ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan Diklat Dasar Pendamping Sosial.

Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu keterampilan yang wajib


dimiliki oleh pendamping sosial dalam melaksanakan tugasnya. Komunikasi yang
aktif dan efektif menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pendampingan
kepada Penerima Manfaat. Oleh karena itu, hadirnya modul ini menjadi penunjang
dalam peningkatan kapasitas keterampilan komunikasi pendamping sosial
sehingga tujuan program kesejahteraan sosial dapat tercapai.

Terimakasih diucapkan kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang


terlibat dalam penyusunan modul ini. Semoga modul ini dapat dimanfaatkan oleh
berbagai pihak dan kalangan untuk meningkatkan kinerja pendamping sosial. Saran
konstruktif dalam rangka pengayaan modul selanjutnya sangat kami harapkan.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan


meridhoi segala usaha yang kami lakukan. Aamiin.

Jakarta, September 2020

Kepala Pusdiklat Kesos

Mulia Jonie

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial iii


DAFTAR ISI

Ka t a Pen ga n t a r.................................................................................... iii


D a ft ar Isi .........................................................................iv
P e t unj uk P e ng g unaa n M od ul .............................................vi
BAB I Pendahuluan ................................................................ 1
BAB II Komunikasi Efek tif D al am Penda m pi ng a n S os i a l …… .… …. . 9
1. Pen g e rt i an ko mu n i k asi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9
2. Pro s es Ko mu n i kas i .............................................................. 10
3. Tujuan k o m uni k as i dal am pe n dam pi ng a n s os i al 12
4. Hamb at an ko mu n i k asi e fe k t i f … … … … …… … … … 13
Ra ng k u ma n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
Lem bar K e r ja ................................................................15
Ev al uas i . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
Ump an Bal i k............................................................................... 17
BAB III KE T E R AM PI L AN KO M UNI KAS I E F E KT I F .......................... 18
1. Ke t e ra mp i l an men d en gar ak ti f ...................................... 18
2. Ke t e ra mp i l an Ko mu n i k asi d i saat kri si s ..................... 23
3. K e t e r am pi l a n ko mu n i kas i di m e dia s os ial . . . . . . . . . . . . 24
4. S t rat e g i ko mu n i ka si pe nd am pi ng s os i al . . . . . . . . . . . . . . . . 26
Ra ng k u ma n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
Lem bar K e r ja ................................................................27
Ev al uas i .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
Ump an Bal i k................................................................................ 29
BAB IV Ko mu n i ka s i u n t u k me mb a n gu n R el a s i S o s i a l ............ 30
1. Ko mu n i k asi d al am tah ap an rel asi so si al 30
2. Str at e g i k om uni k as i dal am m e m bang un r e l asi 32
sosial

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial iv


Ra ng k u ma n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
Lem bar K e r ja ................................................................ 36
Ev al uas i . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
Ump an Bal i k.................................................................................37
D a ft ar P us t ak a . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38
Bi od ata Pen u l i s ....................................................................................39
Lampiran .................................................................................................... 41

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial v


Petunjuk Penggunaan Modul

Sebelum mempelajari modul ini, sebaiknya anda membaca terlebih dahulu


petunjuk penggunaan modul ini:

1. Sebelum pertemuan dilakukan, pastikan bahwa materi untuk mendukung


pertemuan ini sudah tersedia:
a. Modul Komunikasi dalam pendampingan sosial
b. Bahan Tayang yang diperlukan oleh fasilitator
c. Peralatan yang diperlukan (LCD, spidol, kertas plano, kertas metaplan,
flip chart, penjepit kertas, selotip atau lakban kertas, laptop, lembar
kerja)

2. Modul ini merupakan acuan bagi tenaga pengajar/ fasilitator dalam


melakukan proses fasilitasi kegiatan pembelajaran dan dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan improvisasi sesuai dengan situasi dan
kebutuhan di lapangan.

3. Kasus yang diangkat dalam diskusi pembahasan modul ini dapat


disesuaikan dengan situasi kondisi setempat

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial vi


BAB I. PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI SINGKAT MODUL

Dalam mata pelatihan komunikasi dalam pendampingan sosial, secara


substansi pembahasannya fokus kepada bagaimana memahami komunikasi
yang efektif dalam pendampingan sosial. Melalui mata diklat ini, peserta
akan dinilai kemampuannya dalam melakukan komunikasi dan menjalin
relasi sosial melalui kemampuan berkomunikasi baik itu dengan penerima
manfaat, rekan sejawat ataupun dengan stakeholder lainnya khususnya
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Mata pelatihan ini disajikan
dengan metode experiental learning dan disertai metode ceramah, diskusi,
role play dan simulasi.

B . RELEVANSI
Mata pelatihan komunikasi dalam pendampingan sosial
merupakan bagian dari materi modul Pelatihan Dasar Pendamping
Sosial. Secara umum modul ini ditujukan agar pendamping sosial
memahami bagaimana melakukan komunikasi secara efektif
sehingga dapat membangun relasi baik dengan penerima manfaat
ataupun stakeholder lainnya. Melakukan komunikasi merupakan
kegiatan yang tidak akan terlepas dari kegiatan pendampingan.
Pendamping sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan masyarakat
agar dapat menyampaikan pesan dan dapat dipahami masyarakat
sesuai dengan tujuan dari program yang dijalankan. Apabila
masyarakat ataupun stakeholder terkait tidak memahami apa yang

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 1


disampaikan oleh pendamping sosial, maka program kesejahteraan sosial
yang dijalankan bisa dianggap belum berhasil.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Pada akhir pembelajaran ini, diharapkan peserta pelatihan mampu:


mensimulasikan komunikasi efektif dalam pendampingan sosial
1. Hasil Belajar
Pada akhir pembelajaran ini, diharapkan peserta pelatihan mampu:
menerapkan komunikasi yang efektif dalam praktek pendampingan
sosial dengan tepat
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan komunikasi ini, peserta pelatihan
diharapkan mampu:
a. Menjelaskan komunikasi efektif dalam pendampingan sosial dengan
benar
b. Mempraktekkan keterampilan komunikasi efektif dalam
pendampingan sosial dengan tepat
c. Mensimulasikan cara menggunakan tehnik komunikasi untuk
membangun relasi sosial dalam pendampingan sosial dengan tepat

D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

1. Komunikasi Efektif dalam Pendampingan Sosial


a. Pengertian Komunikasi Efektif
b. Elemen dan Proses Komunikasi Efektif
c. Tujuan komunikasi efektif dalam pendampingan sosial
d. Hambatan dalam berkomunikasi efektif

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 2


2. Keterampilan Komunikasi dalam Pendampingan Sosial
a. Keterampilan mendengar aktif
b. Keterampilan berkomunikasi di situasi krisis
c. Keterampilan menulis di media sosial
d. Strategi Komunikasi Efektif Pendamping Sosial
3. Komunikasi untuk membangun Relasi sosial
a. Tahapan relasi sosial
b. Strategi membangun relasi sosial

E . MEDIA/ ALAT PEMBELAJARAN

1. Unit Laptop
2. LCD, projector
3. Modul
4. Kertas flipchart, spidol, Post-­ it
5. Bahan presentasi/ppt
6. Studi kasus
7. Sticky notes

F . METODE PEMBELAJARAN

1. Brainstorming
2. Ceramah singkat
3. Tanya jawab
4. Diskusi Kelompok
5. Refleksi
6. Presentasi
7. Simulasi
8. Studi kasus
9. Role Playing

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 3


G . SKEMA PEMBELAJARAN

Komunikasi Keterampilan
Pengantar
Efektif dalam komunikasi
(5’) Pendampingan efektif
Sosial (40’)
(180’)

Penutup Komunikasi untuk


membangun
5’
Relasi Sosial

40’

H . PROSES PEMBELAJARAN
1. Materi 1: Komunikasi efektif dalam pendampingan sosial

a. Indikator Keberhasilan

1) Menjelaskan pengertian komunikasi

2) Menjelaskan proses komunikasi efektif

3) Menguraikan tujuan komunikasi efektif dalam pendampingan sosial

4) Menguraikan hambatan dalam berkomunikasi efektif

b. Langkah-­­langkah Pembelajaran

1) Fasilitator melakukan brainstorming tentang apa yang mereka


lakukan untuk berkomunikasi dalam kegiatan pendampingan

a) Siapa yang sering ditemui oleh bapak/ ibu dalam melakukan


tugas sehari-­­hari?
b) Apa yang bapak/ ibu lakukan agar informasi program dapat
tersampaikan dengan baik?

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 4


c) Apakah proses penyampaian informasi yang dilakukan
efektif?

2) Fasilitator dan peserta menyimpulkan tentang pengertian


komunikasi dengan menggunakan ppt 5

3) Fasilitator meminta peserta untuk duduk berpasangan dan


membagikan lembar topik yang harus didiskusikan dan meminta
peserta untuk melakukan “diskusi” dengan pasangannya
berdasarkan topic yang telah diberikan (LK 1.1)

4) Fasilitator dan peserta bersama-­ sama menyimpulkan proses


komunikasi dan elemen dalam komunikasi efektif dengan
menggunakan ppt 6

5) Fasilitator menanyakan kepada peserta kenapa kita perlu


mempelajari komunikasi efektif dalam pendampingan sosial?

6) Fasilitator dan peserta menyimpulkan jawaban peserta serta


menjelaskan PPT 7-­ 9

7) Fasilitator meminta peserta untuk melakukan aktivitas di LK 1.2


untuk mengidentifikasi hambatan pada saat berkomunikasi

8) Fasilitator dan peserta menyimpulkan tentang hambatan yang


terjadi dalam komunikasi dengan menggunakan ppt 10

9) Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok yang


terdiri dari 4-­­5 orang dan mendiskusikan hambatan-­ hambatan
komunikasi yang mungkin terjadi ketika melakukan pendampingan
sosial (LK 1.2)

10) Fasilitator meminta masing-­ masing kelompok untuk menyampaikan


hasil diskusinya

11) Fasilitator menyampaikan kesimpulan hasil pembelajaran tentang


komunikasi efektif dalam pendampingan sosial

2. Materi 2: Keterampilan berkomunikasi efektif

a. Indikator Keberhasilan

1) Peserta dapat mensimulasikan keterampilan mendengar aktif


MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 5
2) Peserta dapat mempraktekkan keterampilan komunikasi di situasi
krisis
3) Peserta dapat mempraktekkan keterampilan menulis media sosial

b. Langkah-­­langkah Pembelajaran
1) Fasilitator meminta peserta duduk berpasangan (peserta 1 dan 2)
2) Fasilitator mengajak peserta bermain (sesuai LK 1.3)
3) Fasilitator dan peserta melakukan debrief dan menyimpulkan
tentang keterampilan mendengar aktif dengan menggunakan ppt
12-­ 18
4) Fasilitator meminta peserta tetap bekerja berpasangan dan
melakukan observasi terhadap pasangannya
5) Fasilitator meminta masing-­ masing pasangan secara bergantian
untuk melakukan tehnik mendengar aktif
6) Fasilitator melakukan debrief tentang teknik mendengar aktif
7) Fasilitator menanyakan kepada peserta situasi krisis seperti apa
yang pernah/ sering dialami sebagai pendamping sosial
8) Fasilitator menjelaskan tentang teknik berkomunikasi di saat krisis
bagi pendamping sosial dengan menggunakan ppt 19
9) Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok dan meminta
masing-­­masing kelompok untuk melakukan role play di saat krisis
yang dialami
10) Fasilitator melakukan debrief
11) Fasilitator menjelaskan bahwa keterampilan menulis di media sosial
juga merupakan keterampilan komunikasi yang harus dimiliki oleh
pendamping sosial
12) Fasilitator menjelaskan tentang prinsip-­ prinsip menulis di media
sosial dengan menggunakan ppt 20
13) Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok:
Kelompok 1: twitter
Kelompok 2: Facebook
Kelompok 3: Instagram

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 6


Kelompok 4: whatsapp group
14) Fasilitator meminta masing-­ masing kelompok untuk menuliskan
pesan dan ajakan program perlindungan sosial kepada penerima
manfaat
15) Fasilitator meminta masing-­­masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil karyanya dengan cara window shopping
16) Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi

3. Materi 3: Strategi komunikasi untuk membangun Relasi Sosial

a. Indikator Keberhasilan

Peserta dapat mensimulasikan strategi komunikasi dalam membangun


relasi sosial

b. Langkah-­­langkah Pembelajaran

1) Fasilitator melakukan brainstorming dengan menanyakan tehnik


komunikasi seperti apa yang biasa dilakukan dalam menjalin
hubungan dengan KPM/ stakeholder?

2) Fasilitator menjelaskan kepada tentang komunikasi dalam tahapan


relasi sosial (PPT 23-­­24)

3) Fasilitator meminta peserta untuk duduk berpasangan dan


mempraktekkan komunikasi pada tahapan relasi sosial (LK 1.4)

4) Fasilitator menjelaskan PPT tentang formula NEW dengan


menggunakan ppt 25

5) Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa 5 kelompok (LK 1.5)

6) Fasilitator meminta perwakilan masing masing kelompok untuk


mempresentasikan hasil penugasan

7) Fasilitator meminta peserta lain menanggapi hasil presentasi.

8) Fasilitator menjelaskan intisari modul dari modul komunikasi dan


relasi

9) Fasilitator meminta peserta untuk bertanya hal yang belum jelas

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 7


10) Fasilitator meminta peserta untuk membuat simpulan dari
pembelajaran yang telah dilakukan

11) Fasilitator mengucapkan terimakasih kepada peserta.

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 8


BAB II. Komunikasi Efektif dalam Pendampingan Sosial

A. DESKRIPSI SINGKAT

Pembahasan dalam Bab ini akan membantu peserta untuk memahami tentang
komunikasi yang efektif dalam pendampingan sosial dari sisi konseptual teoritis
secara umum. Pemahaman secara konspetual tentang komunikasi efektif akan
menjadi landasan bagi para pendamping sosial agar dapat menjalin hubungan
yang baik dengan penerima manfaat dan pihak terkait lainnya sehingga tujuan
dari pelayanan kesejahteraan sosial dapat tercapai. Setelah mempelajari bab
ini, peserta TOT diharapkan dapat menjelaskan tentang komunikasi efektif yang
meliputi; pengetian, proses komunikasi efektif, faktor-­ faktor yang dapat
mempengaruhi komunikasi efektif dan jenis-­­jenis komunikasi. Bab ini disajikan
secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, tanya jawab, diskusi, dan
simulasi.

B. URAIAN MATERI

1. Pengertian Komunikasi Efektif


Berkomunikasi secara efektif merupakan salah satu keterampilan yang harus
dimiliki oleh pendamping sosial. Permasalahan yang ada di masyarakat,
khususnya para penerima manfaat, akan mudah diatasi jika terjadi komunikasi
yang baik antara pendamping sosial dengan penerima manfaat. Sebagai
contoh, pendamping sosial PKH melakukan peningkatan kapasitas keluarga
dengan komunikasi yang intensif dan efektif di dalam pertemuan kelompok
Family Development Session (FDS). Kemampuan komunikasi yang efektif dari
para pendamping membuat kegiatan pertemuan menjadi lebih bermakna dan
menyenangkan.

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 9


Lalu apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dalam pendampingan
sosial? Secara etimologi (bahasa), kata “komunikasi” itu sendiri berasal dari
bahasa Inggris “communication” yang asal katanya dari bahasa latin communis
yang memiliki arti sebuah aktivitas untuk menyampaikan informasi melalui
pertukaran pikiran, pesan, atau informasi melalui ucapan, visual, sinyal, tulisan,
dan perilaku. Selanjutnya, secara epistimologis Cangara (2018) menyebutkan
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas
pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal
ekspresi muka, lukisan, seni dan bahkan teknologi.

2. Elemen dan Proses Komunikasi Efektif


Melakukan komunikasi yang efektif dalam pendampingan sosial perlu didukung
oleh beberapa elemen, yaitu: sender, pesan, receiver, encoding/ decoding,
umpan balik dan konteks (diadaptasi dari model komunkasi Schramm dalam
Mulyana, 2007: 152)

a. Pendamping Sosial (sebagai Komunikator)


Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan pesan/
ide/ informasi kepada orang/ pihak lain sebagai lawan bicara. Dalam
menyampaikan informasi terkait tentang pelayanan kesejahteraan sosial,
pendamping sosial berperan sebagai komunikator yang menyampaikan
pesan terkait program pelayanan kesejahteraan sosial
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 10
b. Informasi/ pesan/ berita (Syarat kepesertaan; maksud dan tujuan
program perlindungan sosial, dll)
Pesan dalam hal ini diartikan sebagai informasi dan ide yang ingin
disampaikan ke orang lain. Pesan tentang penyelenggaraan kesejahteraan
sosial yang disampaikan kepada penerima manfaat ataupun pihak lainnya
dapat berupa kata-­­kata, gerakan, ataupun gambar. Informasi yang akan
disampaikan haruslah berguna dan akurat

c. Encoding
Pada tahapan ini pesan yang akan disampaikan, di konversikan atau
dirubah bentuknya dari pemikiran pengirim pesan ke bentuk yang dapat
dimengerti oleh penerima pesan. Kunci utama bagi pendamping sosial
untuk dapat melakukan proses encoding dengan baik adalah dengan
mengenal dan memahami dengan baik penerima manfaat ataupun
stakeholder lainnya. Pendamping sosial dapat melakukan assessment/
mencari informasi tentang penerima manfaat yang menjadi lokus
tugasnya.

d. Decoding
Setelah pesan terkirim, proses selanjutnya adalah terjadinya decoding. Si
penerima manfaat/ pihak terkait akan melanjutkan dengan proses
memeriksa, mnganalisa dan melakukan penafsiran berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan yang dia miliki. Antara satu penerima
manfaat yang satu dengan yang lain akan berbeda dalam
menginterpretasikan pesan.

e. Penerima manfaat/ Pihak terkait (Sebagai Komunikan/receiver)


Pada proses komunikasi, penerima manfaat sebagai penerima pesan harus
mengembangkan pemahaman berdasarkan latar-­ belakang pesan
dimaksud. Pada tahap akhir, penerima manfaat melakukan respon atau
memberikan feedback terhadap informasi yang disampaikan.

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 11


3. Tujuan komunikasi efektif dalam pendampingan sosial
Dalam konteks pendampingan sosial, komunikasi merupakan kegiatan
penyampaian informasi yang dilakukan oleh pendamping sosial,baik dalam
bentuk lisan, visual tulisan ataupun perilaku yang memiliki beberapa tujuan,
yaitu:
a. Menyampaikan ide/ informasi/ berita, baik kepada penerima
manfaat ataupun stakeholder yang terkait
b. Mempengaruhi penerima manfaat/ pihak terkait
c. merubah perilaku penerima manfaat/ pihak terkait
d. Memberi pendidikan pada penerima manfaat atau stakeholder yang
terkait

Atau dengan kata lain, komunikasi yang dilakukan oleh pendamping sosial
merupakan kegiatan penyampaian informasi atau mempengaruhi baik
masyarakat ataupun stakeholder sehingga tujuan dari program pelayanan
kesos dapat tercapai. Komunikasi yang efektif dalam pendampingan sosial
dapat terjadi apabila terjadi kesamaan makna antara pendamping sosial
(sebagai komunikator) dengan penerima manfaat/ stakeholder (sebagai
komunikan).

Selain itu, tujuan dilakukannya komunikasi efektif oleh pendamping sosial


yaitu diharapkan pendamping sosial dapat menggunakan keterampilan
teresebut untuk membangun relasi sosial, baik terhadap klien maupun pihak
lainnya. Relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antara pendamping
sosial dengan yang lainnya dan saling mempengaruhi. Hubungan yang terjadi
antara pendamping sosial dengan pihak lain dalam jangka waktu lama akan
membentuk suatu pola, pola hubungan ini juga disebut sebagai pola relasi.

Dalam konteks pendampingan sosial, relasi sosial dapat diberdayakan dan


memiliki manfaat yang sangat besar (Koput, 2010 dalam Fathy, 2019).
Pertama, relasi sosial berkorelasi positif dengan pengaruh yang mampu
menjadi kekuatan memobilisasi dukungan sehingga menguntungkan bagi
pendamping sosial dalam menggerakkan masyarakat pada saat pelaksanaan

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 12


program layanan. Kedua, relasi sosial merupakan media menanamkan trust
sehingga baik Pendamping Sosial ataupun Penerima Manfaat dapat dapat
mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.
Ketiga, relasi sosial merupakan media mempertegas identitas sehingga
pendamping sosial mudah mengembangkan hubungan yang saling
menghargai. Hubungan yang saling menghargai akan menciptakan kondisi
kondusif untuk berbagi kepentingan dan sumber daya. Hubungan semacam ini
akan memberikan rasa aman dan keberlangsungan kegiatan yang dilakukan
oleh pendamping sosial

4. Hambatan dalam melakukan komunikasi efektif

Kegiatan pendamping sosial didominasi oleh proses komunikasi sehingga


potensi terjadinya hambatan komunikasi sangat tinggi. Hambatan komunikasi
dalam proses pendampingan sosial dapat berasal dari pendamping maupun
penerima manfaat. Dari sisi pendamping, hambatan komunikasi dapat terjadi
karena beberapa hal seperti, minimnya pemahaman pendamping terhadap
fokus kegiatan, rendahnya kemampuan pendamping untuk
mengkomunikasikan program ke dalam bahasa yang mudah dipahami oleh
penerima manfaat, terbatasnya media yang dapat digunakan dalam proses
pendampingan sosial (Wijayaptri, 2015). Pada sisi penerima manfaat,
hambatan komunikasi bisa disebabkan karena perbedaan tingkat pemahaman
antar penerima manfaat, rendahnya kesadaran penerima manfaat terhadap
urgensi pendampingan (Luthfiyah, 2016). Effendi (2009, dalam Alfi, et al,
2018) menyatakan bahwa ada beberapa hambatan yang terjadi dalam
komunikasi efektif:

a. Hambatan semantik

Hambatan semantik berkaitan dengan bahasa komunikator atau bahasa


pendamping sosial. Demi kelancaran informasi yang diberikan kepada
penerima manfaat, pendamping sosial harus benar-­ benar memperhatikan
gangguan semantic ini, sebab salah ucap atau tulis dapat menimbulkan
salah pengertian dan tujuan dari program tidak tersampaikan. komunikasi

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 13


juga dapat terhambat apabila pendamping sosial menggunakan kata-­ kata
yang bersifat abstrak atau tehnikal.

b. Hambatan sosio-­­antro-­­pologis
Hambatan sosio-­­antro-­­pologis merupakan hambatan proses komunikasi
dalam konteks situasional (situational context). Artinya seorang
pendamping sosial harus memperhatikan betul situasi dan kondisi saat
melakukan komunikasi dengan penerima manfaat. Aspek budaya dan
status juga perlu dipertimbangkan oleh pendamping karena setiap budaya
menggunakan bahasa dan kebiasaan berkomunikasi yang berbeda-­ beda
sehingga pendamping sosial perlu memahami budaya dari si penerima
manfaat
c. Hambatan mekanis
Hambatan mekanis adalah hambatan yang ditimbulkan dari alat/ mekanik
yang mempengaruhi kualitas komunikasi. Contohnya, penggunaan
komunikasi dengan handphone dan suara tidak terdengar, atau tulisan di
pamphlet yang tidak jelas sehingga pesan tidak tersampaikan dengan baik
d. Hambatan ekologis
Lingkungan sangat berpengaruh bagi lancarnya proses komunikasi,
lingkungan yang tidak mendukung akan memperburuk komunikasi.
Contohnya, ketika pendamping sosial melakukan penyuluhan/
memberikan informasi di tempat keramaian maka pendamping sosial
harus meningkatkan volume suara agar penerima manfaat dapat dengan
jelas mendengar pesan yang di sampaikan

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 14


C. RANGKUMAN

1. Komunikasi merupakan aktivitas untuk menyampaikan informasi melalui


pertukaran pikiran, pesan, atau informasi melalui ucapan, visual, sinyal,
tulisan, dan perilaku
2. Dalam kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial, pendamping sosial
melakukan komunikasi dengan penerima manfaat atau dengan
stakeholder lainnya dengan beberapa tujuan: (1) Menyampaikan ide/
informasi/ berita, baik kepada penerima manfaat ataupun stakeholder yang
terkait, (2) Mempengaruhi penerima manfaat/ pihak terkait, (3) merubah
perilaku penerima manfaat/ pihak terkait, dan (4) memberi pendidikan
pada penerima manfaat atau stakeholder yang terkait
3. Komunikasi akan berjalan efektif jika pendamping sosial memperhatikan
elemen-­­elemen yang ada dalam proses komunikasi, yang meliputi:
komunikator, informasi, encoding, decoding dan penerima pesan.
4. Pendamping sosial juga perlu memperhatikan faktor-­ faktor yang dapat
menjadi penghambat bagi berlangsungnya komunikasi yang efektif, yaitu:
hambatan bahasa, hambatan sosio-­­antropologis, hambatan mekanis,
hambatan ekologis

D. LEMBAR KERJA 5.1

1. Peserta diminta untuk duduk berpasangan dan fasilitator membagikan 1


pesan kepada pasangan 1 untuk disampaikan ke peserta 2 selama 2 menit

KURANGI RESIKO PENULARAN HIV

2. Fasilitator melakukan debrief dan menanyakan kepada beberapa pasangan


tentang pesan yang telah disampaikan:
a. Apakah pesan yang disampaikan oleh pasangan anda?

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 15


b. Apa yang dilakukan oleh penyampai pesan agar pesan dapat
tersampaikan dengan baik?
c. Apa yang dilakukan oleh penerima pesan agar pesan dapat diterima
dengan baik
d. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam menyampaikan pesan?
3. Fasilitator melakukan debrief dan menyampaikan tentang elemen dan
proses komunikasi

E. LEMBAR KERJA 5.2

1. Fasilitator meminta lima peserta untuk maju kedepan dan melakukan


simulasi “hambatan komunikasi
2. Fasilitator meminta salah satu peserta untuk keluar ruangan dan sampaikan
satu pesan yang harus disampaikan kepada 3 peserta lainnya di dalam
ruangan
a. Peserta yang pertama menyampaikan pesan kepada peserta kedua
(fasilitator memberikan gangguan suara berisik dan berjalan lalu
lalang di sekitar ruangan)
b. peserta kedua menyampaikan kepada peserta ketiga (fasilitator
meminta peserta kedua menyampaikannya dengan bahasa daerah)
c. peserta ketiga menyampaikan kepada peserta keempat dengan
menggunakan bahasa isyarat
3. Fasilitator meminta peserta terakir untuk menuliskan pesan tersebut di
papan tulis
4. Fasilitator menanyakan kepada peserta:
a. Apa hambatan yang dialami?
b. Apa yang mereka dengar?
c. Apa yang bisa dilakukan agar pesan pelayanan kesos dapat
tersampaikan dengan baik?

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 16


F. EVALUASI

Jawablah Pertanyaan berikut dengan lengkap dan jelas:


1. Jelaskan pendapat saudara tentang pengertian komunikasi dan mengapa
penting mempelajari komunikasi efektif bagi pendamping sosial
2. Sebutkan dan jelaskan elemen dan proses komunikasi efektif dalam
pendampingan sosial
3. Komunikasi efektif dapat mengalami hambatan, sebutkan dan jelaskan
faktor-­­faktor yang dapat menjadi penghambat
4. Sebutkan dan jelaskan akibat dari komunikasi yang tidak efektif dalam
melakukan kegiatan pendampingan sosial

G. UMPAN BALIK

Apabila saudara telah mampu menjawab pertanyaan diatas maka saudara telah
mampu menguasai bab ini. Apabila belum, saudara dapat melakukan pendalaman
kembali terhadap materi yang telah diuraikan

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 17


BAB III. Keterampilan komunikasi efektif

A. DESKRIPSI SINGKAT

Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi efektif, pendamping sosial dapat


melakukan beberapa cara yaitu; mengembangkan kemampuan dalam memahami
informasi yang disampaikan oleh orang lain, mengembangkan kemampuan
komunikasi di saat krisis dan mengembangkan kemampuan untuk melakukan
komunikasi dengan menggunakan media sosial. Bab ini akan membantu peserta
untuk dapat meningkatkan komunikasi efektif dalam pendampingan sosial melalui
tiga hal, yaitu keterampilan mendengar aktif, keterampilan berkomunikasi di
situasi kritis, dan keterampilan menulis dengan menggunakan media sosial. Bab ini
disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, tanya jawab, diskusi,
dan role play.

B. URAIAN MATERI

1. Keterampilan Mendengar aktif


Mendengarkan secara aktif merupakan salah satu keterampilan yang harus
dimiliki oleh pendamping sosial agar terjadi komunikasi yang efektif.
Kemampuan untuk mendengarkan menjadi titik tolak bagi pendamping sosial
untuk memahami permasalahan yang dihadapi penerima layanan tapi juga
dapat membuat penerima masyarakat leluasa untuk mengungkapkan
permasalahannya sehingga layanan yang diberikan akan sesuai dengan sasaran.

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 18


a. Hakikat mendengar aktif.
Mendengarkan aktif adalah sikap pendamping sosial dengan memperhatikan
dan mendengarkan setiap perkataan atau atau perbincangan penerima
manfaat/ pihak lainnya dengan menggunakan bahasa verbal dan non verbal
(Robertson, 2005). Mendengar secara aktif bukan hanya berarti bahwa
pendamping sosial hanya meluangkan waktu untuk duduk dan mendengarkan
cerita dari penerima layanan. Mendengar secara aktif berarti pendamping sosial
dapat memberi perhatian sepenuhnya kepada para penerima manfaat. Dalam
bahasa Inggris kita menggunakan ” listen” yang maknanya lebih luas daripada
”hear”. Pendamping sosial dapat menggunakan teknik mendengar aktif pada
tahapan pertolongan sosial, terutama ketika melakukan engagement
(pendekatan awal), asessment, intervensi ataupun terminasi.

b. Teknik Mendengar Aktif


Menurut Sommers-­ Flanagan &Sommers-­ Flanagan (1999) dan Hackney &
Cormier (2009, dikutip dari Pusdiklat, 2016), teknik mendengarkan aktif adalah
sebagai berikut:
1) Verbal
Beberapa respon verbal yang dapat dilakukan dalam mendengar aktif,
antara lain: parafrase, refleksi, klarifikasi, menyimpulkan, dan respon
minimal. Respon-­­respon verbal ini membantu mengembalikan fokus topik
kepada klien, cerita mereka, dan reaksi mereka.
a) Respon minimal
Respon minimal berupa “mmm-­ hmm”, “ok”, “mmm”, “lalu”, “terus”.
Respon minimal berfungsi untuk menyampaikan kepada penerima
manfaat bahwa dirinya didengarkan atau mendorong penerima
manfaat untuk melanjutkan berbicara/bercerita. Namun, bila digunakan
secara berlebihan maka akan dirasa mengganggu.
b) Parafrase
Parafrase adalah menyatakan kembali cerita/perasaan penerima
manfaat dengan menggunakan kata-­­kata pendamping sendiri. Parafrase
tidak menambahkan ataupun mengurangi pesan yang disampaikan oleh

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 19


PM. Manfaat parafrase:
(1) Memberikan kesan kepada PM bahwa ceritanya diterima
dan dipahami.
(2) Melakukan klarifikasi. Bila pendamping salah menangkap
pesan maka dapat memberikan kesempatan pada penerima
manfaat untuk menjelaskan kembali.
(3) Dapat menambah perspektif penerima manfaat ketika ia
mendengarkan kembali pesannya yang disampaikan dari
mulut orang lain.
c) Bertanya
Terdapat dua jenis pertanyaan, yaitu:
(1) Pertanyaan terbuka "biasanya tidak dapat dijawab dengan
respon yang sederhana”. Pertanyaan ini mencari elaborasi
tanpa menjelaskan secara tepat informasi apa yang dicari.
(2) Pertanyaan tertutup" biasanya memancing respon minimal
dari PM (ya atau tidak). Pertanyaan tertutup berguna
ketika pendamping memerlukan informasi yang spesifik
mengenai diri PM.
d) Menyimpulkan
Kesimpulan dapat dilakukan untuk meringkas jawaban panjang lebar
dari PM ataupun untuk meringkas keseluruhan cerita. Fungsi
“menyimpulkan” adalah untuk menkonfirmasi bahwa pendamping
mengikuti cerita yang disampaikan PM, dan dapat digunakan untuk
menutup diskusi sehingga memungkinkan berpindah ke topik baru,
atau dapat menunjukkan kontradiksi dari perasaan ataupun pikiran
PM. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengklarifikasi pertanyaan
yang tidak jelas atau butuh perhatian. Dengan menyimpulkan, dapat
pula membantu klien melihat persoalan dengan lebih jelas.
2) Non Verbal
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi nonverbal antara
lain:

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 20


a) Bahasa tubuh (ekspresi muka)
Bagaimana sikap tubuh kita pada saat menyampaikan pesan tertentu
kepada penerima manfaat, baik itu gerakan tubuh, kepala maupun
ekspresi muka. Sebagai contoh: beberapa perilaku nonverbal yang
biasa ditunjukkan adalah anggukan kepala dan senyuman yang
menandakan penerimaan dan rasa hangat. Meskipun demikian,
kedua hal tersebut dapat dirasakan menyebalkan/mengganggu jika
dilakaukan secara berlebihan oleh pendamping di lapangan.
b) Kontak Mata
Tujuan kontak mata adalah untuk membuat kontak personal dengan
sehingga ia merasa didengarkan atau diperhatikan. Hal ini perlu
disesuaikan dengan budaya setempat dan individu. Pendamping perlu
mempertahankan kontak mata secara konstan saat PM berbicara.
c) Kualitas Suara
Pendamping sebaiknya mengatur kualitas suara yang dikeluarkan
yaitu berbicara dengan volume dan nada suara yang sama. Hal ini
berguna untuk meningkatkan pendekatan (membina rapport),
mengkomunikasikan minat dan empati, serta menekankan isu atau
konflik tertentu. Nada suara dapat digunakan untuk mengarahkan
peserta pada perasaan atau isi pembicaraan tertentu. Contoh: nada
suara yang lembut namun tegas dapat digunakan untuk mendorong
eksplorasi perasaan lebih mendalam.
c. Sikap dasar dalam mendengar aktif
Dalam mendengarkan aktif, dilandasi dengan tekad kuat yang harus diantut oleh
seorang pendamping sosial, terdiri dari empat komponen, yaitu empati (empathy),
penerimaan (acceptance), kongruensi (congruence), dan kekonkritan (concreteness).

1) Empati (Empathy)

Adalah kualitas upaya untuk mengerti pembicaraan dengan menggunakan


sudut pandang pembicara sendiri, termasuk pengalaman atau preferensi.
Empati berbeda dengan simpati. Simpati adalah kondisi dimana

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 21


pendamping sosial hanya memiliki perasaan kasihan atau bersedih atas
penderitaan yang dialami oenerima manfaat. Tapi empati lebih tinggi dari
itu, pendamping bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain lalu dapat
mengandaikan dirinya jika di posisi penerima manfaat yang sedang
mengalami penderitaan. Pendamping sosial harus bersikap empati ketika ia
berkomunikasi dengan PM yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih, sakit,
kecewa, dsb. Ketika pendamping mempunyai rasa empati maka PM akan
merasakan kenyamanan dan mempercayai pendamping.

2) Penerimaan (Acceptance)

Menerima kondisi penerima manfaat apa adanya merupakan salah satu hal
yang harus dimiliki oleh pendamping sosial. Oleh karena itu dalam
berkomunikasi ini menjadi bagian yang sangat penting dalam
menyampaikan pesan terkait dengan kualitas kepedulian mendalam
tentang kesejahteraan orang lain sesuai dengan harkat dan martabat yang
bersangkutan. Bagaimana cara mempersilahkan penerima manfaat untuk
duduk dengan cara baik pada saat bertemu, memberikan senyuman,
menyatakan siap membantu, dan lain-­ lainnya yang membuat mereka
menjadi merasa aman dan nyaman.

3) Kongruensi (Congruence)

Adalah kualitas keterbukaan, kejujuran, dan ketulusan dari pihak


pendengar, untuk mendorong kesamaan pola pada pembicaraan.
Menyampaikan hal-­ hal yang sesungguhnya tanpa harus menjastifikasi
merupakan hal yang tidak mudah, namun hal itu harus dilakukan oleh
pendamping

4) Kekongkritan

Ketegasan bukan berarti harus menyinggung perasaan. Menyampaikan hal


yang benar harus dilakukan oleh seorang pendamping sosial, namun yang
perlu diperhatikan adalah cara menyampaikan informasi kepada penerima
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 22
manfaat dengan menghindari ungkapan-­ ungkapan ’tidak menentu’, seperti
dengar-­ dengar, katanya atau sudah menjadi rahasia umum, harus jelas dan
berdasarkan fakta.

2. Keterampilan komunikasi disaat krisis


Pendamping sosial kerap mengalami situasi krisis ketika melaksanakan tugas
di lapangan. Contohnya, ada keluarga penerima manfaat yang belum
mendapatkan bantuan dan bersikap emosi kepada pendamping. Situasi krisis
ini tentu saja tidak lalu menjadikan pendamping berhenti berkomunikasi atau
meninggalkan PM. Komunikasi di saat krisis dapat di sikapi dengan
melakukan:
a. Ambil alih kendali situasi
Disaat anda merasa PM terlalu mendominasi, sudah menjadi tugas
pendamping untuk mengembalikan ke fokus utama pembicaraan.
Pastikan ketika pendamping mengambil alih kendali pembicaraan, maka si
pendamping tidak dalam keadaan emosi.
b. Pastikan telah memiliki sebanyak mungkin informasi
Kumpulkan sebanyak mungkin informasi baik itu terkait dengan hal yang
akan dibicarakan dan karakter dari PM yang akan di ajak bicara. Klarifikasi
informasi yang salah sesegera mungkin
c. Sampaikan informasi secepat yang anda bisa
Sampaikan sesegera mungkin informasi yang diketahui oleh pendamping
kepada PM/ lawan bicara. Anda tidak bisa melakukan spekulasi atau
berbohong. Pastikan bahwa informasi anda adalah informasi yang akurat.
Hindari mengatakan ”saya tidak tahu” ”saya tidak Faham” atau ”kalau itu
saya no comment ,...”
d. Sampaikan berita buruk dengan tepat dan meminta maaf
Ada saat ketika pendamping sosial diharuskan memberikan informasi yang
mana tidak sesuai harapan dari PM. Cara paling mudah untuk
menyampaikan berita buruk tersebut adalah sampaikan maaf dan
Jelaskan kondisi sebenar benarnya tanpa ada yang di tutupi. Dalam hal ini
butuh pengetahuan terhadap posisi masalah yang menyebabkan
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 23
informasi tersebut tidak sesuai harapan.
e. Pahami aturan/ prosedur
Pendamping sosial harus memahami aturan dan prosedur layanan yang
sedang dijalankannya. Pengetahuan akan peraturan dan prosedur akan
menolong dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan informasi
tidak sesuai dengan yang diharapkan lawan bicara kita. Kemanapun
melakukan analisis inilah yang menjadikan pendamping sosial mampu
menjelaskan dengan benar dan meyakinkan lawan bicara. Ketidak
pahaman akan aturan dan prosedur layanan justru akan menurunkan
kepercayaan lawan bicara anda.
3. Keterampilan komunikasi melalui media sosial
Sejalan dengan perkembangan informasi dan teknologi, media sosial
menjadi media yang paling populer digunakan semua lapisan masyarakat
untuk berkomunikasi (Watie, 2011), tidak terkecuali pendamping sosial dan
penerima manfaat. Hadirnya media sosial menjadikan komunikasi menjadi
lebih cepat dan mudah untuk dilakukan. Pendamping sosial dapat melakukan
kegiatan pemberian informasi, edukasi, dll dengan mengoptimalkan media
sosial, seperti facebook, whatsapp, instagram atau twitter.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam membuat tulisan dalam media sosial
(CDC, 2011):
a. Kenali target pembaca/ audience
Salah satu keuntungan ketika pendamping sosial menggunakan sosial
media adalah audiens yang tersegmen. Pendamping sosial dapat
menuliskan pesan di media sosial yang sesuai dengan isu yang sedang
berkembang, kebutuhan atau keinginan dari masyarakat yang
dikehendaki. Memahami apa yang menjadi paling penting bagi target
pembaca/ masyarakat akan menentukan cara pendamping sosial
menyampaikan informasi melalui media sosial. Contoh, masyarakat pra
sejahtera akan lebih mudah menerima pesan di media sosial dengan
menggunakan audio-­­visual dibandingkan pesan tertulis

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 24


b. Relevant, bermanfaat dan menarik
Pesan yang dituliskan melalui sosial media harus sesuai dengan yang
dibutuhkan atau dihadapi oleh target masyarakat. Informasi harus
disesuaikan dengan kapan terjadinya (time), daerah target masyarakat
(geography), karakteristik target masyarakat/ penerima manfaat
(audience), dan ketertarikan/ kebutuhan dari masyarakat (interest).
c. Mudah dimengerti dan dibagikan
Gunakan karakter yang sederhana dan tindak terlalu banyak sehingga
mudah untuk dibagikan
d. Berorientasi pada aksi
e. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti
Ketika kita menuliskan informasi melalui media sosial hindari hal-­ hal
berikut:
1) Menggunakan jargon/ kata-­ kata/ frasa yang tidak dimengerti oleh orang/
audiens secara umum
2) Menuliskan pesan/ kalimat yang terlalu panjang dan tidak memberi
instruksi/ ajakan melakukan sesuatu
3) Terlalu banyak penggunaan gambar yang tidak terkait dengan pesan
Di bawah ini merupakan beberapa prinsip-­­prinsip
dasar penggunaan bahasa dalam media
sosial:
Etika menggunakan media sosial bagi
1) Gunakan bahasa yang cepat Pendamping Sosial:
untuk terlibat
• Tidak menggunakan kata--­kata
2) Batasi penggunaan jargon, kasar, provokatif, dan SARA
kata yang bersifat teknis, • Tidak memposting artikel/
status bohong atau HOAX (cek
atau bahasa yang terlalu kebenaran berita)
ilmiah • Tidak melakukan penghinaan
atau pencemaran nama baik
3) Tulis pesan yang singkat
• Tidak memposting info sangat
4) Tulis pesan dalam bahasa pribadi
yang singkat • Mencantumkan sumber
materi
5) Tulis dalam bahasa yang
Sumber:Sari, S (2020)
bersahabat tapi tetap professional
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 25
6) Pilihlah kata-­­kata yang memiliki satu pengertian atau konotasi arti
7) Gunakan perumpamaan yang tidak asing bagi banyak orang
8) Gunakan istilah-­ istilah yang tidak asing dan gunakan secara konsisten
9) Gunakan penomoran jika anda menggunakan point

4. Strategi Komunikasi Pendamping Sosial


Agar pesan komunikasi yang disampaikan oleh pendamping sosial dapat
tersampaikan dengan baik dan efekti, maka pendamping sosial perlu
menerapkan beberapa strategi komunikasi:
a. Mengenali sasaran komunikasi
Sebelum melakukan komunikasi, pendamping sosial perlu mempelajari
siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi; apakah penerima manfaat atau
stakeholder lainnya. Pendamping sosial harus menelaah latar belakang
maupun situasi kondisi dari audiens yang menjadi target komunikasi.
Contohnya untuk merubah perilaku orang tua dari anak, pendamping sosial
anak mengenali sasarannya dengan pendekatan, membaur dan mencoba
memahami karakteristik keluarga.
b. Memilih media komunikasi
Untuk mencapai tujuan, maka pendamping sosial dapat memilih salah
satu atau gabungan dari beberapa media, tergantung pada tujuan yang akan
dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan tehnik yang akan dipergunakan.
Pendamping sosial harus memnetukan media apa yang harus digunakan dalam
menyampaikan pesan agar penerima manfaat dapat menginterpretasikan
pesan yang diterima.
c. Mengkaji Tujuan komunikasi
Pesan komunikasi yang disampaikan oleh pendamping pasti memiliki
tujuan tertentu. Tujuan ini akan menentukan teknik yang akan diambil oleh
pendamping, bisa berupa teknik persuasi, teknik informasi atau instruksi.
Tujuan ini juga akan menentukan bahasa, gambar, ataupun warna yang akan
dipakai.
d. Membangun citra diri pendamping dalam komunikasi
Faktor yang ada di pendamping sosial juga sangat berperan penting dalam
melancarkan proses komunikasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 26
pendamping sosial yaitu bersikap empatik atau berusaha untuk
memproyeksikan dirinya pada posisi penerima manfaat.

C. RANGKUMAN

1. Mendengar secara aktif berarti pendamping sosial dapat memberi


perhatian sepenuhnya kepada para penerima manfaat. Dalam bahasa
Inggris kita menggunakan ” listen” yang maknanya lebih luas daripada
”hear”.
2. Dalam mendengar aktif, pendamping sosial harus memperhatikan
beberapa respon verbal; respon minimal, paraphrase, bertanya, dan
menyimpulkan. Respon non-­ verbal; bahasa tubuh, kontak mata,
kualitas suara, dan silence. Beberapa sikap dasar dalam mendengar
aktif; empati, penerimaan, dan kongruensi.
3. Dalam situasi krisis, pendamping sosial dapat melakukan beberapa hal,
yaitu: mengambil alih kendali situasi, memiliki banyak informasi,
sampaikan informasi secepat yang anda bisa, sampaikan berita buruk
dengan tepat dan meminta maaf, dan pegang aturan
4. Pendamping sosial juga perlu memperhatikan beberapa hal dalam
menulis di media sosial, yaitu: kenali target pembaca, relevant,
bermanfaat, menarik, mudah dimengerti dan perhatikan penggunaan
bahasa

D. LEMBAR KERJA 5.3

1. Fasilitator meminta peserta 1 untuk tetap di dalam ruangan sedangkan


peserta 2 keluar ruangan
2. Fasilitator meminta peserta yang di dalam ruangan untuk menyiapkan satu
cerita yang akan diceritakan kepada peserta 2.

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 27


3. Fasilitator membagikan lintingan kertas ke peserta 2 yang ada di luar
ruangan dan meminta peserta tersebut untuk melakukan tindakan yang
tidak menyenangkan sesuai dengan yang tertulis di lintingan kertas

Bernyanyi Main HP

Marah marah Cuek

Bertanya terus Terlalu banyak respon

Menyudutkan pembicara Menyalahkan pembicara

Menerima telepon Mendramatisir

4. Fasilitator meminta peserta yang ada di luar ruangan untuk kembali di


dalam ruangan dan melakukan role play

F. EVALUASI

Jawablah Pertanyaan berikut dengan lengkap dan jelas:


1. Jelaskan pemahaman saudara tentang konsep mendengar aktif!
2. Sebutkan dan jelaskan tehnik mendegar aktif!
3. Dalam mendengar aktif, pendamping sosial perlu memiliki sikap dasar.
Sebutkan dan jelaskan sikap dasar tersebut!
4. Sebutkan dan jelaskan keterampilan komunikasi di saat krisis
5. Sebutkan dan jelaskan hal hal yang harus diperhatikan dalam menulis di
media sosial

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 28


G. UMPAN BALIK

Setelah mempelajari bab ini, pengalaman menarik apa yang anda peroleh dari
simulasi yang telah dilakukan? Bagaiman perasaan anda ketika melakukan
keterampilan komunikasi efektif? Sub pokok bahasan mana yang sulit anda
pahami?

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 29


BAB IV. Strategi komunikasi untuk
membangun Relasi Sosial

A. DESKRIPSI
SINGKAT
Kemampuan berkomunikasi efektif merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan oleh pendamping sosial untuk membangun relasi sosial baik dengan
penerima manfaat atau stakeholder terkait lainnya. Dalam konteks pendampingan
sosial, relasi sosial merupakan hal yang penting agar pendamping sosial dapat
menjalankan program pelayanan kesejahteraan sosial dengan baik.
Pada bab ini peserta TOT diharapkan dapat membangun relasi sosial yang baik
dengan tetap menggunakan keterampilan berkomunikasi efektif yang telah
dipelajari di bab sebelumnya. Beberapa strategi komunikasi juga akan
diperkenalkan pada pokok bahasan ini sebagai keterampilan tambahan untuk
membangun relasi sosial. Bab ini disajikan secara interaktif melalui metode
ceramah interaktif, tanya jawab, diskusi, dan role play.

B. URAIAN MATERI

1. Komu n ika s i efektif d a la m ta h a p a n rela si so sia l

Relasi sosial itu merupakan sesuatu yang bersifat dinamis, dimana hubungan
bisa berubah dari titik harmonis ke titik pemutusan hubungan. Komunikasi
memegang peran penting dalam membangun, mengembangkan dan menjaga
relasi. Titik penting dalam menjaga relasi yaitu ada pada pemahaman. Komunikasi
bisa membangun pemahaman, tapi bisa juga sebaliknya membangun
kesalahpahaman atau salah pengertian. Bila komunikasi mampu membangun

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 30


pemahaman maka dalam relasi sosial terbangun rasa percaya sehingga membawa
keterbukaan dan akhirnya relasi yang baik antara pendamping dengan penerima
manfaat ataupun stakeholder.
Dalam membangun relasi sosial, pendamping sosial dapat menggunakan seni
berkomunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yang
terkandung dalam tatap muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan,
menyampaikan pernyataan, keterbukaan, dan kepekaan yang merupakan cara
efektif dalam memngubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Ada beberapa
seni berkomunikasi interpersonal dalam tiap tahapan pembangunan relasi sosial
yang dapat digunakan oleh pendamping sosial, yaitu:

a. Pembentukan hubungan

Tahap ini disebut sebagai tahap perkenalan. Pada tahapan awal ini,
Keluarga Penerima Manfaat ataupun stakeholder yang bertindak sebagai
lawan bicara akan memanfaatkan alat indera untuk mempersepsi dan
membuat keputusan melanjutkan hubungan atau tidak dengan pendamping.
Maka dari itu, pada tahap awal pembentukan hubungan penampilan fisik
pendamping menjadi indikator dalam melihat terjadinya kontak. Pendamping
perlu memperhatikan penampilan, baik gaya bicara ataupun tata cara
berpakaian. Pemakaian atribut lengkap sebagai pendamping menjadi penting
pada tahap ini. Pendamping harus berupaya melekatkan karakteristik positif
dan menarik. Pada tahap ini, pendamping juga dapat melakukan pendekatan
dan pengenalan dirinya sebagai pendamping dengan berbagai sarana atau
media seperti; makan/ minum bersama, bermain, atau kegiatan sosial lainnya.

b. Peneguhan hubungan

Relasi sosial tidak bersifat statis tetapi selalu berubah. Untuk memelihara
dan memperteguh relasi diperlukan tindakan-­ tindakan tertentu, seperti
keakraban, control, respon yang tepat dan nada emosi yang tepat.
Pendamping dapat mengukuhkan hubungan dengan menunjukkan simpati dan
empati kepada KPM ataupun stakeholder. Jika hubungan telah terjalin dengan

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 31


baik, maka KPM atau stakeholder akan lebih mudah mendengarkan ataupun
membantu sehingga memudahkan dalam pelaksanaan program.

c. Pemutusan hubungan

Relasi sosial yang paling harmonis sekalipun dapat mengalami pemutusan


hubungan, seperti berakhirnya program layanan.

2. Strategi komunikasi untuk membangun relasi sosial

Ada banyak cara bagi pendamping sosial untuk dapat membangun relasi
baik dengan PM ataupun dengan pihak terkait lainnya, salah satunya yaitu dengan
meningkatkan cara berinteraksi dan berkomunikasi para pendamping sosial sesuai
dengan yang telah dipraktikkan pada bab sebelumnya. Dengan berinteraksi dan
berkomunikasi yang efektif, sesuai dengan tata cara yang telah dijelaskan di bab
sebelumnya, maka pendamping sosial secara otomatis dapat membentuk rasa
saling pengertian dan menumbuhkan persahabatan dengan target audience nya.
Selain keterampilan komunikasi yang telah dijelaskan, Pendamping Sosial dapat
membangun atau mempertahankan hubungan dengan cara: berempati,
membangun trust, menyadari perbedaan, mengekspresikan perasaan, menjadi
pendengar yang baik dan menghargai orang lain. Selain itu, untuk menjalin relasi
sosial, Pendamping Sosial dapat menggunakan formula NEW (Navigating, Easy and
Wording).

a. Membuat pemetaan alur komunikasi (Navigating)

Pendamping sosial perlu melakukan navigating atau pemetaan posisi dalam


suatu organisasi dengan melihat siapa atasan langsung, siapa rekan kerja, siapa
bawahan dan siapa penerima manfaat. Cara paling mudah dalam melakukan
pemetaan adalah dengan matrik R.A.C.I (Responsible, Accountable, Consulted,
Informed. Cara memetakan menggunakan matrik R.A.C.I ini biasa disebut juga
dengan matrik penugasan tanggungjawab (Responsibility Assignment matrix, RAM)
Dalam hal ini seluruh stakeholders yang dimungkinkan terlibat dipetakan berdasar:

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 32


Keterangan Alur komunikasi dalam matrik R.A.C.I

R.A.C.I Alur Komunikasi

Responsible siapa yang bertanggungjawab -­­


atas tugas itu?

Accountable Siapa pihak yang berwenang Hubungan formal


menolak dan menyutujui hasil antara pemberi tugas
kerja R dan yang memiliki
otoritas

Consulted Siapa yang membutuhkan Konsultasi-­


masukan mengenai tugas R komunikasi dua
arah/timbal balik

informed Siapa yang butuh selalu Komunikasi satu arah


diinformasikan tentang tugas ini

b. Penyederhanaan (Easy)

Segera setelah kita dapat membuat pemetaan dengan matrik R.A.C.I maka
komunikasi yang dikembangkan disederhanakan dengan tipikal orang yang
menjadi lawan bicara kita. Adapun tipe-­ tipe / gaya kepribadian lawan
komunikasi dapat menggunakan 4 kudran pada diagram A.P.E.S (Analitis,
Penggerak, Ekpresif dan Bersahabat.

a) Kepribadian Analitis
Berada pada kuadran ASK dan Task. Yang artinya: orang
berkepribadian analitis adalah mereka yang selalu berhati hati dan
meminta pendapat kepada orang lain namun masih berorientasi pada
pekerjaan.

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 33


Cara berkomunikasi dengan tipe ini :

1) Jadilah sistematis namun tidak tergesa gesa


2) Fokus pada pekerjaan
3) Bersiap untuk terus mendapat pertanyaan ”bagaimana”
4) Tidak terlalu mememtingkan hubungan pribadi
5) Antisipasi, tidak terburu buru, selalu gunakan banyak bukti
b) Kepribadian Penggerak
Tipe kepribadian ini ada pada kuadran Tell dan Task yang artinnya,
tipe ini adalah mereka yang lebih suka untuk bicara dan menunjukkan
cara kerja serta berorientasi pada tugas. Orang pada tipe ini adalah yang
sangat percaya diri, kompeten, menyukai tantangan, cenderung ketus dan
tangguh.

Cara berkomunikasinya :

1) To the point, tidak perlu basa basi langsung mengarah pada target
yang telah diberikan
2) Paparkan tugas yang menjadi tanggungjawab kita secara lugas,
ringkas
3) Sampaikan pendapat bila ditanya, sampaikan pilihan/alternmatif
untuk pertimbangan pengambilan keputusan.
c) Kepribadian ekspresif
Tipe kepribadian ini adalah tipe yang berada pada kuadran TELL dan
People, yang artinya orang yang memiliki kepribadian ini adalah mereka
yang enerjik, inspirasi, suka bicara tentang pengalaman hidupnya, suka
berinovasi dan mendapatkan pujian.

Cara komunikasinya:

1) Sampaikan ide ide anda yang akan meningkatkan image yang


bersangkutan
2) Tunjukan antusias saat berbicara, selalu siap untuk dilibatkan
dalam segala hal,

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 34


d) Kepribadian bersahabat
Tipe kepribadian ini adalah tipe yang berada pada kuadran ASK dan
People, yang artinya orang yang memiliki kepribadian ini adalah mereka
yang mengedepankan konsolidasi, koorporasi, konsensus bersama. Lebih
memilih keberlangsungan hubungan dengan pihak lain tinimbang
pekerjaan.

Cara komunikasinya:

1) Rileks santai, lebih menyukai status quo dan keharmonisan


2) Pekerjaan dilakukan dengan diskusi dan ada kesepakatan yang jelas
siapa mengerjakan apa (meski mungkin diluar aturan)
c. Penentuan Kata yang tepat (Wording)

Segera setelah kita membuat pemetaan lawan yang akan diajak


biacara dengan R.A.C.I, dan kemudian mempermudah dengan teknik
diagram A.P.E.S, selanjutnya adalah merubahnya dalam bentuk kata kata.
Untuk mendapatkan kata kata ini kita membutuhkan 7 C yaitu : (1 )Clear
(jelas), (2) Concise (ringkas), (3) Concrete (kongkret), (4) corect (benar), (5)
Coherent (saling melengkapi), (6) Complete (lengkap). (7) Courteous
(santun)

C. RANGKUMAN

a. Relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu satu dengan
yang lainnya dan saling mempengaruhi. Hubungan yang terjadi antara
pendamping sosial dengan pihak lain dalam jangka waktu lama akan
membentuk suatu pola, pola hubungan ini juga disebut sebagai pola relasi.
b. Dalam membangun relasi sosial, pendamping sosial dapat menggunakan
seni berkomunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal yaitu
komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan saling mempengaruhi,
mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, dan kepekaan

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 35


yang merupakan cara efektif dalam memngubah sikap, pendapat dan
perilaku seseorang
c. Beberapa strategi komunikasi yang dapat digunakan dalam membangun
relasi sosial yang baik yaitu: (1) membuat pemetaan alur komunikasi, (2)
menyederhanakan kepribadian, (3) Menentukan kata yang tepat

D. LEMBAR KERJA 5.4


1. Fasilitator meminta peserta duduk berpasangan dan meminta peserta
untuk mempraktekkan komunikasi dalam tahapan relasi sosial

2. Masing-­­masing pasangan mensimulasikan salah satu tahapan (hanya


memilih salah satu, dipilihkan oleh fasilitator atau peserta dapat
memilihnya sendiri)

a. Tahapan 1: pembentukan hubungan


b. Tahapan 2: peneguhan hubungan
c. Tahapan 3: pemutusan hubungan

3. Fasilitator meminta peserta melakukan role play

F. LEMBAR KERJA 5.5


1. Bagi peserta menjadi 5 kelompok sesuai dengan tugasnya sebagai
pendamping sosial

Kelompok 1: pendamping sosial anak

Kelompok 2: pendamping sosial ODHA

Kelompok 3: pendamping sosial KAT

Kelompok 4: pendamping sosial Disabiltas

Kelompok 5: Pendamping sosial Napza

2. Fasilitator meminta masing-­ masing kelompok untuk membuat


formula NEW

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 36


G. EVALUASI

Jawablah Pertanyaan berikut dengan lengkap dan jelas:


1. Jelaskan pendapat saudara tentang konsep relasi sosial dan mengapa relasi
sosial penting dalam pelayanan kesejahteraan sosial
2. Berikan contoh relasi sosial yang bermanfaat dalam pendampingan sosial
yang telah anda lakukan
3. Jelaskan cara menjalin relasi sosial dengan matric RACI
4. Sebutkan 4 jenis kepribadian dan jelaskan bagaimana menghadapinya

H. UMPAN BALIK
Setelah mempelajari bab ini, apa hal menarik yang bisa ambil dari pembelajaran
ini? Sebutkan hal-­­hal lain yang bisa anda lakukan atau pernah anda lakukan untuk
membangun relasi sosial

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 37


DAFTAR PUSTAKA

Astari, et al. 2018. Komunikasi dan Media Sosial.


https://www.researchgate.net/publication/329998890_KOMUNIKASI_DAN_
MEDIA_SOSIAL. Diakses tanggal 20 Maret 2020
Cangara, H. Hafied. 2018. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Ketiga. Cetakan 18.
Depok: Rajawali Pers.

Centers for Disease Control and Prevention. The Health Communicator’s Social
Media Toolkit. Office of the Associate Director for Communication

Alfi dan Saputro. 2018. Hambatan Komunikasi Pendamping Sosial. Surakarta: Al-­
Balagh Jurnal Dakwah dan Komunikasi

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Anggorowati, Noor. 2019. Modul Komunikasi dan Relasi Sosial Manajemen Sistem
Layanan Rujukan Terpadu. Jakarta: Pusdiklat Kesos

Pusdiklat. 2016. Modul Peksos Pendamping Perempuan yang Mengalami


Kekerasan. Jakarta: Pusdiklat Kesos

Watie, E. 2011. Komunikasi dan Media Sosial. The MESSENGER, Volume III, Nomor
1, Edisi Juli 2011

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 38


Biodata Penulis

Mujiastuti adalah seorang Widyaiswara


Kementerian Sosial RI kelahiran Jakarta 11
November 1983. Menyelesaikan pendidikan
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan
program studi Pendidkan Bahasa Inggris di
tahun 2007. Tahun 2017 ia mulai melanjutkan
Pendidikan Pascasarjana (S2) Program studi
Pekerjaan Sosial di Flinders University,
Australia, dengan melalui jalur beasiswa
Australia Awards Scholarship (AAS) dan berhasil
menyelesaikan studinya di tahun 2018 dengan
gelar Master of Social Work (MSW).

Dari tahun 2008 ia bertugas di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan
Sosial Regional I Sumatera dan memulai kariernya sebagai widyaiswara sejak tahun
2014. Di tahun 2015, ia berpindah tugas sebagai Widyaiswara di Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (Pusdiklat) Kementerian Sosial RI yang
bertempat di Jakarta. Beberapa Diklat dan TOT yang di fasilitasi yaitu; TOT dan
Diklat Family Development Session, Diklat Peksos dan Konselor Adiksi Napza, TOT
Manajemen Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), Diklat Pekerja Sosial yang
Menangani Perempuan Korban Tindak Kekerasan, Diklat Peksos yang menangani
anak korban tindak kekerasan, Diklat Peksos Pendamping Anak Berhadapan
dengan Hukum (ABH), Diklat Sistem Perlindungan Anak (SPA, UNICEF).

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 39


Kecintaannya pada dunia penulisan, pengajaran dan pekerjaan sosial
menghantarkan ia menghasilkan beberapa modul pelatihan di bidang pekerjaan
sosial. Modul Dasar Pendamping Sosial ini merupakan salah satu modul
pembelajaran yang telah disusun setelah beberapa modul lain seperti; Modul
Manajemen SLRT (Pusdiklat Kesos, 2019), Modul Family Development Session (FDS)
P2K2 PKH sesi Perlindungan Anak (Pusdiklat Kesos kerjasama dengan UNICEF,
2013), Modul FDS P2K2 PKH sesi Kesejahteraan Sosial (Pusdiklat kesos, 2016),
Modul Manajemen Institusi Penerima Wajib Lapor (Pusdiklat Kesos, 2015) dan
Modul Pekerja Sosial NAPZA (Pusdiklat Kesos kerjasama dengan Universitas
Atmajaya, 2016),

Sebagai widyaisawara yang sejak 2014 telah berkecimpung di dunia kediklatan,


mujiastuti telah mengikuti berbagai macam pelatihan baik dalam dan luar negeri
seperti; TOT Sistem Layanan Rujukan Terpadu (2019), TOT Pendamping Program
Keluarga Harapan (2016), TOT Sistem Perlindungan Anak (2016), TOT Konselor
Adiksi (2016), MOT Family Development Session Program Keluarga Harapan
(2014), TOT Pekerja Sosial Pendamping Perempuan yang Mengalami Kekerasan
(2013), TOT Pendamping Sosial bagi TKSM (2013). Beberapa pelatihan juga diikuti
di luar negeri seperti Child Save Environments Awareness Training (2017, South
Australia) dan Training on the Universal Prevention Curriculum for Substance Use,
Series 1: Curriculum 5 (Colombo Plan, Thailand, 2015). Mujiastuti juga sudah
mendapatkan sertifikat sebagai trainer (sertifikasi kompetensi trainer) dari Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Dalam bidang kesejahteraan sosial dan advokasi sosial, di tahun 2015, Mujiastuti
juga mewakili Kementerian Sosial sebagai peserta Rountable Discussion with
ASEAN Sectoral Bodies di Manila, Filipina untuk mengadvokasi program-­ program
untuk pemenuhan hak-­ hak anak di tingkat ASEAN. Di tahun 2015 ia juga berhasil
lulus ujian International Certified Addiction Professional yang diselenggarakan oleh
Colombo Plan dan terpilih sebagai salah satu konselor adiksi yang telah
tersertifikasi secara internasional.

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 40


Lampiran

1. Power Point

MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 41


MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 42
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 43
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 44
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 45
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 46
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 47
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 48
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial 49
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT
1. Nama Diklat : Diklat Teknis Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
2. Mata Diklat : Komunikasi dalam Pendampingan Sosial
3. Alokasi waktu : 6 Jam Pelajaran @ 45 menit = 270 menit
4. Deskripsi singkat : Mata Diklat ini membahas tentang: (1) Komunikasi Efektif dalam Pendampingan Sosial, (2) Keterampilan
Komunikasi Efektif, dan (3) Strategi komunikasi untuk membangun relasi sosial
5. Tujuan Pembelajaran :
a. Kompetensi : Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menerapkan komunikasi efektif dalam pendampingan
Dasar sosial dengan tepat

b. Indikator Keberhasilan
INDIKATOR MATERI MEDIA / ALAT ESTIMASI
NO SUB MATERI POKOK METODE REFERENSI
KEBERHASILAN POKOK BANTU WAKTU
Peserta dapat: Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi
Menjelaskan Efektif dalam Efektif 1. Brainstorming 1. Infocus
1. komunikasi Pendampingan 2. Elemen dan Proses 2. Ceramah 2. Laptop 45
efektif dalam Sosial Komunikasi Efektif singkat 3. Whiteboard menit
pendampingan ceramah 4. Boardmarker
3. Tujuan komunikasi
sosial dengan 3. Tanya jawab 5. Bahan Ajar
efektif dalam
benar 6. Kertas
pendampingan sosial
Metaplan
4. Hambatan dalam 7. Kertas Flipchart
melakukan komunikasi
Efektif

50
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
2 Mempraktekka Keterampilan 1. Keterampilan 1. Ceramah 1. Infocus 180
n keterampilan Komunikasi mendengar aktif singkat 2. Laptop menit
komunikasi dalam 2. Keterampilan 2. Diksusi 3. Whiteboard
efektif dalam Pendampingan komunikasi di situasi kelompok 4. Boardmarker
pendampingan Sosial krisis 3. Role Play 5. Bahan Ajar
sosial dengan 3. Keterampilan menulis 6. Kertas flipchart
tepat di media sosial
4. Strategi komunikasi
efektif pendamping
sosial
3 Mensimulasika Strategi 1. Tahapan relasi sosial 1. Ceramah 1. Infocus 45 menit
n cara komunikasi 2. Strategi singkat 2. Laptop
membangun untuk membangun 2. Diskusi 3. Bahan Ajar
relasi sosial membangun relasi sosial 3. Membuat 4. PPT
dengan Relasi Sosial skenario.
komunikasi 4. Presentasi
yang tepat 5. Diskusi
6. Simulasi
270 menit

51
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
RENCANA PEMBELAJARAN

1. Nama Diklat : Diklat Teknis Pelatihan Dasar Pendamping Sosial


2. Mata Diklat : Komunikasi dalam Pendampingan Sosial
3. Alokasi waktu : 6 Jam Pelajaran @ 45 menit = 270 menit
4. Deskripsi singkat : Mata Diklat ini membahas tentang: (1) Komunikasi Efektif dalam Pendampingan Sosial, (2) Keterampilan
Komunikasi Efektif, dan (3) Strategi komunikasi untuk membangun relasi sosial
5. Tujuan Pembelajaran :
a. Kompetensi : Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menerapkan komunikasi efektif dalam pendampingan
Dasar sosial dengan tepat
b. Indikator Keberhasilan :
1. Peserta mampu menjelaskan komunikasi efektif dalam pendampingan sosial dengan benar
2. Peserta mampu mempraktekkan keterampilan komunikasi efektif dengan tepat
3. Peserta mampu mensimulasikan cara membangun relasi sosial dalam pendampingan sosial dengan
komunikasi yang tepat

6. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :


a. Pokok Bahasan
1. Komunikasi Efektif dalam Pendampingan Sosial
1.1 Pengertian Komunikasi Efektif
1.2 Elemen dan Proses Komunikasi Efektif
1.3 Tujuan komunikasi efektif dalam pendampingan sosial
1.4 Hambatan dalam berkomunikasi efektif
2. Keterampilan Komunikasi dalam Pendampingan Sosial
2.1 Keterampilan mendengar aktif
2.2 Keterampilan berkomunikasi di situasi krisis
2.3 Keterampilan menulis di media sosial
2.4 Strategi komunikasi efektif pendamping sosial
3. Strategi komunikasi dalam membangun relasi sosial
3.1 Tahapan relasi sosial
3.2 Strategi komunikasi untuk membangun relasi sosial

52
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
7. Kegiatan Belajar Mengajar

KEGIATAN
TAHAPAN MEDIA / ALOKASI
NO METODE
KEGIATAN FASILITATOR PESERTA ALAT BANTU WAKTU
1. Langkah 1: 1. Menyapa peserta Menjawab 1. Ceramah 1. Infocus
Pendahuluan 2. Mengenalkan diri; sapaan singkat 2. Laptop 5 menit
3. Menciptakan suasana kelas yang Memperhatikan 2. Tanya 3. Bahan
kondusif; Memperhatikan Jawab. Ajar
4. Menguraikan Tujuan Pembelajaran.

53
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
2. Langkah 2 1. Fasilitator melakukan 1. Memperhatikan 1. Infocus 40 menit
Penyajian brainstorming tentang apa yang 2. Menjawab 1. Ceramah 2. Laptop
Komunikasi Efektif pendamping lakukan dalam pertanyaaan singkat 3. Whiteboar
Dalam kegiatan pendampingan sosial 3. Menyampaikan 2. Tanya d
Pendampingan 2. Fasilitator menyimpulkan pendapatnya jawab 4. Boardmar
Sosial 3. Games ker
tentang pengertian
5. Flipchart
komunikasi dengan
6. Kertas
menggunakan ppt 5
metaplan
3. Fasilitator meminta peserta 7. Doubletap
untuk duduk berpasangan e
4. Fasilitator meminta peserta 8. Bahan ajar
untuk melakukan tanya jawab 9. Kertas
dengan pasangannya flipchart
berdasarkan lembar kerja yang
telah diberikan (LK 1.1)
5. Fasilitator dan peserta bersama-
sama menyimpulkan proses
komunikasi dan elemen dalam
komunikasi efektif dengan
menggunakan ppt 6
6. Fasilitator menanyakan kepada
peserta kenapa kita perlu
mempelajari komunikasi efektif
dalam pendampingan sosial?
7. Fasilitator meminta peserta
untuk melakukan aktivitas LK 1.2
dan mengidentifikasi hambatan-
hambatan yang mungkin terjadi
dalam berkomunikasi
8. Fasilitator dan peserta
menyimpulkan tentang
54
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
hambatan komunikasi dengan
menggunakan ppt 7-9
9. Fasilitator meminta peserta
untuk membentuk kelompok
yang terdiri dari 4-5 orang dan
mendiskusikan hambatan-
hambatan komunikasi yang
mungkin terjadi ketika
melakukan pendampingan sosial
(LK 1.2)
10. Fasilitator meminta masing-
masing kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusinya
11. Fasilitator menyampaikan
kesimpulan hasil pembelajaran
tentang komunikasi efektif dalam
pendampingan sosial

55
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
3 Langkah 3: 1. Fasilitator meminta peserta 1. Memperhatikan 1. Ceramah 1. Infocus 180 menit
Penyajian: duduk berpasangan (peserta 1 2. Mengikuti singkat 2. Laptop
Keterampilan dan 2) instruksi 2. Tanya 3. Whiteboar
berkomunikasi 2. Fasilitator meminta peserta 1 3. Berdiksusi jawab d
efektif untuk tetap di dalam ruangan 4. Melakukan role 3. Diskusi Boardmark
Sedangkan peserta 2 keluar play 4. Role Play er
ruangan 5. Permainan 5. Games 5. Flipchart
3. Fasilitator meminta peserta yang 6. Kertas
di dalam ruangan untuk metaplan
7. Doubletap
menyiapkan satu cerita yang
e
akan diceritakan kepada peserta
8. Bahan ajar
2. Fasilitator membagikan 9. Kertas
lintingan kertas ke peserta 2 yang 4. flipchart
ada di luar ruangan dan meminta
peserta tersebut untuk
melakukan tindakan yang
tidak menyenangkan sesuai
dengan yang tertulis di lintingan
kertas (LK 1.3)
4. Fasilitator meminta peserta yang
ada di luar ruangan untuk
kembali di dalam ruangan dan
melakukan role play
5. Fasilitator dan peserta
melakukan debrief dan
menyimpulkan tentang
keterampilan mendengar aktif
dengan menggunakan ppt 12-18

56
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
6. Fasilitator meminta peserta tetap
bekerja berpasangan dan
melakukan observasi terhadap
pasangannya
7. Fasilitator meminta masing-
masing pasangan secara
bergantian untuk melakukan
tehnik mendengar aktif
8. Fasilitator melakukan debrief
tentang teknik mendengar aktif
9. Fasilitator melakukan debrief
tentang tehnik mendengar aktif
10. Fasilitator menanyakan kepada
peserta situasi krisis seperti apa
yang pernah/ sering dialami
sebagai pendamping sosial
11. Fasilitator menjelaskan tentang
tehnik berkomunikasi di saat
krisis bagi pendamping sosial
dengan ppt 19
12. Fasilitator membagi peserta
menjadi 4 kelompok dan

57
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
meminta masing-masing
kelompok untuk melakukan role
play di saat krisis yang dialami
13. Fasilitator melakukan debrief
14. Fasilitator menjelaskan bahwa
keterampilan menulis di media
sosial juga merupakan
keterampilan komunikasi yang
harus dimiliki oleh pendamping
sosial
15. Fasilitator menjelaskan tentang
prinsip-prinsip menulis di media
sosial ppt 20
16. Langkah 15: Fasilitator membagi
peserta menjadi 4 kelompok:
Kelompok 1: twitter
Kelompok 2: Facebook
Kelompok 3: Instagram
Kelompok 4: whatsapp
group
17. Fasilitator meminta masing-
masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil

58
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
karyanya dengan cara window
shopping

59
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
4 Langkah 4: 1. Fasilitator melakukan 1. Memperhatikan 1. Ceramah 1. Infocus 45 menit
Penyajian: 2. Membaca kasus singkat 2. Laptop
brainstorming
Komunikasi untuk 3. Mendiksusikan 2. Tanya 3. Whiteboard
membangun relasi dengan 4. Memaparkan jawab 4. Boardmark
sosial 5. Menanggapi 3. Diskusi er
menanyakan kepada peserta
6. Bertanya kelompok 5. Flipchart
“teknik komunikasi seperti apa 7. Mempresentasi 4. Presentasi 6. Kertas
kan. metaplan
yang biasa dilakukan dalam
7. Doubletape
menjalin hubungan dengan KPM/ 8. Bahan ajar
9. Kertas
stakeholder?
flipchart
2. Fasilitator menjelaskan tentang
komunikasi dalam tahapan relasi
sosial (PPT 23-24)
3. Fasilitator meminta peserta
untuk duduk berpasangan dan
mempraktekkan komunikasi pad
tahapan relasi sosial (LK 1.4)
4. Fasilitator menjelaskan PPT
tentang formula NEW dengan
menggunakan ppt25
5. Fasilitator membagi peserta
menjadi beberapa 5 kelompok
(LK 1.5)
6. Fasilitator meminta perwakilan

60
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
masing masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil
penugasan
7. Fasilitator meminta peserta lain
menanggapi hasil presentasi.
8. Fasilitator meminta peserta
untuk bertanya hal yang belum
jelas
9. Fasilitator meminta peserta untuk
membuat simpulan dari
pembelajaran yang telah
dilakukan
10. Fasilitator mengucapkan
terimakasih kepada peserta.
4 Langkah 4 1. Fasilitator mengulas kembali dengan 1. Berpendapat 1. Review 1. Infocus
Penutup menyampaikan kata kunci 2. Memperhatika 2. Refleksi 2. Laptop
Komunikasi dan Relasi Sosial n 3. Bahan Ajar
2. Menutup dengan ucapan salam. 3. Membalas
salam

61
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
8. EVALUASI PEMBELAJARAN:
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dalam pendampingan sosial?jelaskan dan beri contoh pelaksanaan di lapangan!
2. Jelaskan bagaimana cara teknik mendengar aktif!
3. Sebutkan cara-­­cara melakukan komunikasi pada situasi krisis! Jelaskan!
4. Apa saja strategi yang bisa dilakukan oleh pendamping sosial agar komunikasi efektif dapat berjalan?jelaskan!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan relasi sosial dan bagaimana cara membangun relasi sosial!

Jakarta, 2020
Widyaiswara Muda

Mujiastuti, S.Pd, MSW


NIP. 198311112008012006

62
MODUL 5 | Pelatihan Dasar Pendamping Sosial

Anda mungkin juga menyukai