35
Berikut ini adalah gambar dari peta Kabupaten Sleman:
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Sleman
Kabupaten Sleman secara administratif terdiri atas tujuh belas (17) kecamatan,
delapan puluh enam (26) desa, seribu dua ratus dua belas (1.212) padukuhan.
Kecamatan dengan padukuhan terbanyak adalah Kecamatan Tempel yaitu
sebanyak sembilan puluh delapan (98) padukuhan, kecamatan dengan padukuhan
paling sedikit adalah Kecamatan Turi yaitu terdapat lima puluh empat (54)
padukuhan. Kecamatan dengan Desa terbanyak adalah Kecamatan Tempel dengan
delapan (8) desa, selanjutnya Kecamatan dengan Desa paling sedikit adalah
Kecamatan Depok yang hanya terdiri dari tiga (3) desa saja
(http://www.slemankab.go.id/profil-kabupaten-sleman/geografi/letak-dan-luas-
wilayah, akses pada tanggal 22 Mei 2018).
36
Berikut ini adalah data pembagian wilayah administrasi Kabupaten Sleman
per kecamatan yang terdiri dari banyak desa, dusun, luas wilayah, jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk per km2 yang penulis sajikan setiap kecamatan:
Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman
Banyaknya Luas Jml
Kepadatan
No Kecamatan (Ha) Penduduk
Desa Dusun (jiwa) (Km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Moyudan 4 65 2.762 33.595 1,216
2 Godean 7 57 2.684 57.245 2,133
3 Minggir 5 68 2.727 34.562 1,267
4 Gamping 5 59 2.925 65.789 2,249
5 Seyegan 5 67 2.663 42.151 1,583
6 Sleman 5 83 3.132 55.549 1,774
7 Ngaglik 6 87 3.852 65.927 1,712
8 Mlati 5 74 2.852 67.037 2,351
9 Tempel 8 98 3.249 46.386 1,428
10 Turi 4 54 4.309 32.544 0,755
11 Prambanan 6 68 4.135 44.003 1,064
12 Kalasan 4 80 3.584 54.621 1,524
13 Berbah 4 58 2.299 40.226 1,750
14 Ngemplak 5 82 3.571 44.382 1,243
15 Pakem 5 61 4.384 30.713 0,701
16 Depok 3 58 3.555 109.092 3,069
17 Cangkringan 5 73 4.799 26.354 0,549
Jumlah 86 1.212 57.482 850.176 1,479
Sumber: http://www.slemankab.go.id, 2018.
37
Dilihat dari segi ekonomi di wilayah Kabupaten Sleman maka berdasarkan
letak Kabupaten Sleman yang merupakan gerbang pintu masuk perbatasan dengan
Provinsi Jawa Tengah maka memberikan pengaruh bagi segi kehidupan
masyarakat terutama dalam hal ekonomi. Kehidupan ekonomi masyarakat di
Kabupaten Sleman terbagi menjadi tiga (3) bagian yaitu masyarakat perkotaan,
masyarakaat pedesaan dan masyarakat semi perkotaan. Roda perekonomian di
Kabupaten Sleman secara umum tidak ada perbedaan terkait dengan akses untuk
mendapatkan barang kebutuhan pokok masyarakat, hal tersebut dikarenakan semua
barang dapat diperoleh sampai ke pelosok desa karena akses distribusi yang sudah
baik (http://www.slemankab.go.id/profil-kabupaten-sleman/geografi/letak-dan-
luas-wilayah, akses pada tanggal 22 Mei 2018).
38
stiker tempel tersebut dibagi-bagikan kepada masyarakat pada saat pelaksaan
kampanye secara langsung ataupun dibagi-bagikan di tempat keramaian (Apriansyah,
Konferensi Nasional ke-5. 2016).
Penggunaan leaflet, brosur, selebaran, stiker tempelyang digunakan oleh
pasangan masing-masing calon kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten
Sleman tahun 2015 tidak hanya menunjukan foto pasangan calonnya saja, akan
tetapijuga mencantumkan visi dan misi yang diembannya. Program kerja daru
pasangan calon juga dicantumkan agar masyarakat dapat mengetahui visi misi yang
dimiliki.
Kampanye dengan menggunakan media tidak hanya melalui media cetak dan
elektronik saja, berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada saat
pelaksanaan kampanye pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Sleman tahun 2015
yang lalu, kedua pasangan calon juga menggunakan media luar ruang (media
outdoor). Media luar ruang yang digunakan diantaranya adalah baliho, spanduk,
bendera, pin, topi, kaos, kalender, dan segala sesuatu yang bisa digunakan untuk
membangun citra dari masing-masing pasangan calon. Baliho besar masing-masing
pasangan calon terlihat di area yang cukup strategis dan banyak dilihat oleh
masyarakat seperti perempatan, pusat kota wilayah Kabupaten Sleman. Baliho yang
dipasang menyantumkan nama pasangan calon beserta slogan yang biasa di tuliskan
dibawah foto pasangan calon serta nomor urut pasangan calon untuk dapat dipilih
pada saat pelaksanaan pemilu kepala daerah.
Penggunaan spanduk dan bendera banyak dipasang di wilayah dusun-dusun di
masing-masing kecamatan yang menjadi basis pemenangan masing-masing calon.
Masing-masing calon kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Sleman tahun
2015 melalui tim suksesnya dalam pelaksanaan kampanye juga membagi-bagikan
cinderamata berupa pin, kaos, kalender dan lain-lain yang dapat digunakan sebagai
sarana untuk memperkenalkan pasangan calon yang diusungnya (Apriansyah,
Konferensi Nasional ke-5. 2016).
Pelaksanaan kampanye calon kepala daerah dan wakil kepala daerah
Kabupaten Sleman tahun 2015 selain dilakukan dengan kampanye termediasi dengan
alat peraga kampanye juga dilaksanakan secara langsung. Kampanye langsung ini
dilakukan oleh kelompok dari DPP, DPW, DPD, DPC, DPAC partai politik
pengusung masing-masing pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Kepala daerah melakukan kampanye dengan silaturahmi ke organisasi sosial
39
keagamaan, karang taruna, kelompok pengajian, koperasi dan kelompok masyarakat
lainnya. Tempat-tempat yang dipergunakan untuk kampanye secara langsung
biasanya adalah aula, balai desa, lapangan, pasar tradisional. Pasangan calon kepala
daerah juga mendekatkan diri kepada masyarakat yang menjadi target sasarannya
dengan menghadiri kegiatan kemasayarakatan seperti pesta perkawinan, arisan warga,
rapat desa, kegiatan karang taruna dan lain sebagainya kegiatan yang diselenggarakan
oleh warga masyarakat (Apriansyah, Konferensi Nasional ke-5. 2016).
Untuk mensasar pemilih pemula dan anak muda, maka pada pelaksanaan
kampanye pemilihan umum kepala daerah tahun 2015 di Kabupaten Sleman maka tim
sukses mendekatkan diri kepada pemilih pemula yang biasanya masih dalam usia
sekolah. Tim sukses melakukan sosialisasi dengan target yaitu anak usia sekolah,
pemuda dengan pendekatan melalui kegiatan karang taruna, komunitas anak muda.
40