Kedokteran
Tugas :
a. melakukan registrasi dokter dan dokter gigi
b. mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi
c. melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran
yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai dengan fungsi
masing-masing.
UU NO 29 TAHUN 2004 TTG PRAKTIK
KEDOKTERAN
Dalam pasal 54 ayat (1) , dinyatakan bahwa dalam rangka
terselenggaranya praktik kedokteran yang bermutu dan melindungi
masyarakat sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud perlu
dilakukan pembinaan terhadap dokter atau dokter gigi yang melakukan
praktik kedokteran.
Registrasi (SRIP)
Sertifikat
Kompetensi
STR SIP
(SERKOM) • Tiap 5 th membuat
•
•
5 th
Penjaminan
• Penjaminan mutu mutu/CQA
KOLEGIUM
KKI PEMDA
MKDKI
PENEGAKAN DISIPLIN
PEMBINAAN & PENGAWASAN DUGAAN
(Pedoman Praktik Dokter dan Dokter Gigi di Indonesia)
• Perkonsil No 4 Tahun 2011 (displin profesi)
PELANGGARAN DAN
• Perkonsil No 50 Tahun 2017 (pengaduan) SANKSI
• Perkonsil No 51 Tahun 2017 (pembinaan)
2. TIDAK MERUJUK
Penjelasan:
a. Bila kondisi Pasien tidak memungkinkan untuk
dirujuk
a. Upaya rujukan dapat tidak dilakukan, antara lain sbb:
• Kondisi pasien tidak memungkinkan utk dirujuk
• Keberadaan Dokter dan Dokter Gigi lain atau
sarana kesehatan yang lebih tepat sulit
dijangkau atau sulit didatangkan
• Atas kehendak pasien
Bentuk Pelanggaran
Disiplin Kedokteran
3. PENDELEGASIAN KEPADA NAKES YANG
TIDAK KOMPETEN
Penjelasan:
Penjelasan:
Tidak dibenarkan meminta atau menerima imbalan diluar ketentuan etika
profesi yang dapat mempengaruhi independensi dokter atau dokter gigi
PENELANTARAN
(tugas dan tg jawab dokter pd pasien tdk dilaksanakan
dgn baik)
PEMBIAYAAN
(penetapan jasa medis tdk sesuai tindakan yg dilakukan)
KOMUNIKASI
(dokter tdk cakap dlm berkomunikasi terjadi kesalah
pahaman dari pasien/kelg)
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
SEBAGAI PAYUNG HUKUM
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
Regulasi Penegakkan Disiplin Kedokteran
dan Sistem Pembinaan Terpadu
01 UU 29 Tahun 2004
PRAKTIK KEDOKTERAN
Pasal 25
Batas usia Pengadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf a dan huruf b paling rendah 18 (delapan belas)
tahun.
KEPUTUSAN MKDKI
Pengertian
Pasal 1 Perkonsil 50 tahun 2017
Angka 32 Putusan MPD adalah Keputusan MKDKI sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran.
Angka 33 Putusan Sela adalah Putusan MPD yang dijatuhkan sebelum
sidang Pemeriksaan Pengaduan dinyatakan selesai.
Angka 34 Putusan Akhir yang selanjutnya disebut pula Putusan adalah
Putusan MPD yang dijatuhkan setelah sidang Pemeriksaan Pokok
Pengaduan dinyatakan selesai.
KEPUTUSAN MKDKI
Putusan Putusan
Sela Akhir
Pasal 22 Jo Pasal 1
Perkonsil No 50 tahun 2017
Perkonsil 50 tahun 2017
PUTUSAN SELA
Pasal 22
(1)MPD menjatuhkan Putusan Sela, berupa:
a. Pengaduan tidak dapat diterima; dan
b. pemeriksaan Pengaduan dihentikan.
(2) Putusan Sela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a apabila:
a. persyaratan Pengadu dan/atau persyaratan Pengaduan tidak terpenuhi;
b. Pengadu tidat hadir setelah dipanggil secara patut dan sah atau berhalangan tetap karena
sakit berdasarkan surat keterangan dokter;
c. Teradu tidak memiliki STR yang dibuktikan dengan surat keterangan dari KKI; dan/atau
d. Pengaduan tidak didasarkan pada alasan yang layak dan kuat.
(3) Putusan Sela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b apabila Pengadu mencabut
Pengaduannya atau Teradu meninggal dunia sebelum dijatuhkan Putusan Akhir.
(4) Putusan Sela sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c dan ayat (3)
tidak dapat diajukan kembali.
Perkonsil 50 tahun 2017
PUTUSAN AKHIR
Pasal 23
(1) Putusan akhir berupa
a. Teradu dinyatakan tidak melanggar disiplin profesi atas Pengaduan; atau
b. Teradu dinyatakan melanggar disiplin profesi atas Pengaduan.
(2) Dalam hal MPD menjatuhkan Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b Teradu diberi
sanksi disiplin berupa:
a. pemberian peringatan tertulis;
b. rekomendasi pencabutan STR untuk sementara waktu paling lama 1 (satu) tahun atau untuk
selamanya; dan/ atau
c. kewajiban mengikuti pendidikan atau reschooling di institusi pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi, atau pelatihan di lingkungan rumah sakit pendidikan atau wahana pendidikan.
(3) Dalam hal Teradu dijatuhi sanksi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c,
pelaksanaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b tetap berlaku sampai pelaksanaan
sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terlaksana dengan tuntas.
KEPUTUSAN
SANKSI DISIPLIN PROFESI KEDOKTERAN Surat Keputusan KKI
beserta Salinan Keputusan
MKDKI disampaikan
kepada:
1. Teradu,
2. Fasyankes, dan
KEPUTUSAN KKI 3. seluruh pihak-pihak
terkait yaitu Dinas
Kesehatan Provinsi,
KEPUTUSAN MKDKI Dinas Kesehatan
(Putusan MPD-MKDKI) Kabupaten/Kota, Dinas
yang menerbitkan SIP
Teradu, institusi
pendidikan kedokteran
atau kedokteran gigi
tempat pelaksanaan
sanksi
TATA LAKSANA PENYUSUNAN KEPUTUSAN KKI
TENTANG PELAKSANAAN PUTUSAN MKDKI
(SESUAI PERKONSIL 50 TAHUN 2017)
Setelah Putusan MKDKI dibacakan dalam sidang Pembacaan Putusan yg terbuka untuk umum,
KKI menerbitkan Keputusan ttg Pelaksanaan Putusan MKDKI.
Keputusan KKI ttg Pelaksanaan Putusan MKDKI disampaikan kepada dr.drg teradu
dan ditembuskan kepada:
•
Keputusan KKI
Memonitor dan
tempat praktik,
dan Teradu
berkoordinasi dgn
perhimpunan dlm
Sanksi :
evaluasi terhadap • Setelah Teradu pelaksanaan sanksi
kegiatan Teradu selesai menjalani pendidikan kembali cabut STR dan
selama masa sanksi, Dinas PM
•
pembinaan.
Berkoordinasi
PTSP mengaktifkan
kembali SIP yang
Pendidikan
dengan Dinas PM
PTSP untuk
bersangkutan Kembali
pengaktifan
kembali SIP setelah
Teradu selesai
menjalani sanksi
Perkonsil 51 tahun 2017
PEDOMAN PEMBINAAN DOKTER DAN DOKTER GIGI TERPADU
Pedoman pembinaan dokter dan dokter gigi terpadu
Pedoman pembinaan dokter dan dokter gigi
terpadu mengatur tata laksana penyelenggaraan
pengawasan dan pembinaan disiplin profesi dokter
dan dokter gigi.
Penegakkan
Advokasi Sanksi Disiplin
Monev
.
Penyelenggaraan Pengembangan sistem Pelaksanaan sanksi
advokasi melalui monitoring dan evaluasi penegakan Disiplin Dokter
bimbingan teknis penyelenggaraan Sistem Dan Dokter Gigi yang efisien
dan/atau Pelatihan Pembinaan Praktik dan efektif, dalam rangka
bagi pemangku Kedokteran secara mempertahankan mutu dan
kepentingan terpadu di antara profesionalisme dokter/
pemangku kepentingan dokter gigi
(stakeholder)