Anda di halaman 1dari 6

Nama :

Kelas :

LK. 1 Mengidentifikasi Isi, Karakteristik, dan Nilai-Nilai Hikayat

1. Bacalah Teks Hikayat Indera Bangsawan, lalu analisislah isi teks tersebut seperti contoh yang
disajikan (pilih 3 paragraf untuk dianalisis isinya!

Hikayat Indera Bangsawan

Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat
Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra. Maka pada suatu hari, ia
pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa
lamanya, Tuan Puteri Siti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun
yang tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat
sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya yang muda Indera Bangsawan.

Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan
dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula
mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa
lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan.Maka
baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya
kedua orang itu sama-sama gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan
kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata
kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut
menjadi raja di dalam negeri.

Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon
pergi mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung,
masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup.

Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut,
gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun.Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun
bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling cari mencari.

Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera
Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan berjalan
dengan sekuat-kuatnya.

Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai.
Ia naik ke atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan
dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu
diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang
itu. Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah
sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang
lain ialah perkakas dan dayangdayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-
dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah
berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang-
dayang dan inang pengasuhnya.

Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu
padang yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan
seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan
sedang berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir.
Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri
Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa.
Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat
membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya
itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum
mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit
itu. Baginda bertitah lagi. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan
menjadi suami tuan puteri.”
Setelah mendengar kata-kata baginda, si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang
berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka ia pun duduk menunggui
pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala.

Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya
susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya
akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja
yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan
besi panas. Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi tabib
berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing. Sementara itu, Indera
Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada
raja.

Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata
Tuan Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka Tuan Puteripun sembuhlah.
Adapun setelah Tuan Puteri sembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan
puteri kepada Buraksa, raksasa laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya.
Baginda sudah kehilangan daya upaya.

Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginda berkata
kepada sembilan anak raja bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri.
Untuk itu, nenek Raksasa mengajari Indera Bangsawan. Indera Bangsawan diberi kuda hijau dan
diajari cara mengambil jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam
gentong minum Buraksa. Saat Buraksa datang hendak mengambil Puteri, Puteri menyuguhkan
makanan, buah-buahan, dan minuman
pada Buraksa. Tergoda sajian yang lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa menghabiskan
semuanya lalu meneguk habis air minum dalam gentong.

Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera membawa lari Puteri dan
mengambil jubah Buraksa. Hatta Buraksa terbangun, Buraksa menjadi lumpuh akibat ramuan
daun-daunan dalam air minumnya.

Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya, mereka mengambil
selimut Buraksa dan segera menghadap Raja. Mereka hendak mengatakan kepada Raja bahwa
selimut Buraksa sebagai jubah Buraksa.
Sesampainya di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri dan jubah Buraksa.
Hata Raja mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan dan Puteri. Saat itu sembilan anak
raja datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka malu
kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya.
Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik

Paragraf Teks Isi Pokok


Tersebutlah perkataan seorang raja Hikayat ini
yang bernama Indera Bungsu dari Negeri menceritkan
1 Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di tentang dua putra
atas kerajaan, tiada juga beroleh putra. raja, kembar, yang
bernama Indera
Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh
bangsawan dan
orang membaca doa qunut dan sedekah Syah Peri
kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa
lamanya, Tuan Puteri Siti Kendi pun
hamillah dan bersalin dua orang putra
laki-laki. Adapun yang tua keluarnya
dengan panah dan yang muda dengan
pedang. Maka baginda pun terlalu amat
sukacita dan menamai anaknya yang tua
Syah Peri dan anaknya yang muda Indera
Bangsawan.
Maka anakanda baginda yang dua Meski Baginda
orang itu pun sampailah usia tujuh tahun raja bingung
2 dan dititahkan pergi mengaji kepada menentukan calon
Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, penggantinya
sebagai raja beliau
mereka dititah pula mengaji kitab usul,
tetap menyuruh
fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya kedua putranya
diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, untuk menuntut
mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu ilmu agar layak
hikmat, dan isyarat tipu peperangan.Maka menjadi raja.
baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa
yang patut dirayakan dalam negeri karena
anaknya kedua orang itu sama-sama
gagah. Jikalau baginda pun mencari
muslihat; ia menceritakan kepada kedua
anaknya bahwa ia bermimpi bertemu
dengan seorang pemuda yang berkata
kepadanya: barang siapa yang dapat
mencari buluh perindu yang dipegangnya,
ialah yang patut
menjadi raja di dalam negeri.

3 Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Syah Peri dan Indera


Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon Bangsawan pergi mencari
pergi mencari buluh perindu itu. Mereka buluh perindu.
masuk hutan keluar hutan, naik gunung
turun gunung, masuk rimba keluar rimba,
menuju ke arah matahari hidup.

Maka datang pada suatu hari, hujan pun


turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam
kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan
barang suatu pun. Maka Syah Peri dan
Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah
teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling
cari mencari.
2. Bacalah teks Hikayat Bayan Budiman, lalu identifikasilah karakteristik hikayat tersebut dengan
menggunakan tabel di bawah ini. Kerjakan seperti contoh yang telah disajikan!
No. Karakteristik Kutipan Teks
Contoh Kemustahilan Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun
(Bayi lahir disertai pedang hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang
dan panah) tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang.

1 Kemustahilan

2 Kesaktian

3 Istana sentris
4

3. Bacalah kembali teks hikayat Bayan Budiman, lalu identifikasilah nilai-nilkai kehidupan dalam
hikayat tersebut. Kerjakan seperti contoh yang disajikan (pelajari contoh di buku paket
halaman 123-124!)

Nilai Konsep Nilai Kutipan Teks

Agama Memohon kepada Tuhan dengan Maka pada suatu hari, ia pun
berdoa dan bersedekah agar menyuruh orang membaca doa qunut
dimudahkan urusannya. dan sedekah kepada fakir dan miskin.
Sosial Tidak melihat perbedaan Si Kembar menolak dengan
statussosial. mengatakan bahwa dia adalah
hamba yang hina. Tetapi, tuan puteri
menerimanya dengan senang hati.
Budaya Raja ditunjuk berdasarkan Maka baginda pun bimbanglah, tidak
keturunan dan tahu siapa yang patut dirayakan dalam
raja yang memiliki putra lebih negeri karena anaknya kedua orang
dari satu selalu mencari tahu itu sama-sama gagah. Jikalau baginda
siapa yang paling gagah dan pun mencari muslihat; ia menceritakan
pantas menjadi penggantinya. kepada kedua anaknya bahwa ia
bermimpi bertemu dengan seorang
pemuda yang berkata kepadanya:
barang siapa yang dapat mencari buluh
perindu yang dipegangnya, ialah yang
patut menjadi raja di dalam negeri.
Moral Memperdaya orang yang tidak Indera Bangsawan berkata susu
berusaha. itu tidak akan dijual dan hanya
akan diberikan kepada orang yang
menyediakan pahanya diselit besi
hangat.
Edukasi Kewajiban belajar Maka anakanda baginda yang dua
ilmu agama sejak orang itu pun sampailah usia tujuh
usia kecil. tahun dan dititahkan pergi mengaji
kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu
mengaji, mereka dititah pula mengaji
kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir
sekaliannya diketahuinya
Agama

Sosial

Budaya

Moral
Edukasi

Anda mungkin juga menyukai