Anda di halaman 1dari 2

Materi 2 Anatomi & Fisiologi Hewan Unggas

Ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja organ, jaringan, sel dari hewan.
Tujuan mempelajari anatomi fisiologi pada hewan yaitu harus menentukan sediaan apa yang
diberikan pada hewan yang akan diberikan, lalu dapat menyiapkan bahan aktifnya yang
diberikan, bentuk sediaan yang cocok untuk memilih yang tepat untuk diberikan dan
menyapkan bahan tambahannya seperti mudah tercampur dengan makanan ataupun minuman
si hewan, lalu dapat mengevaluasi efektivitas sediaannya atau biofarmasetika sediaan tersebut.

Fungsi fisiologi dalam tubuh bermacam-macam termasuk juga hewan. Pertama fungsi
nutritif atau vegetative berkaitan dengan makanan dan minum yang dapat menyerap sari-sari
makanan yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup si hewan, fungsi ini dapat
memahami jalur dan sistem saluran cerna, lalu mempelajari fungsi masing-masing organ
saluran cerna, lalu baru dapat menyesuaikan dengan tujuan pengobatan, bahan aktif, bentuk
sediaan yang dibuat atau digunakan kepada si hewan tersebut. Lalu ada fungsi responsif yang
berhubungan dengan panca indra organ tubuh yang penyesuaiannya terhadap lingkungan,
disamping fungsi responsive berdasarkan panca indra ada juga fungsi dari sistem sel yang
masing-masing selnya menyesuaikan, respon tubuh dapat memberikan respon dengan
lingkungan darri udara panas ataupun dingin, tubuh hewan dapat homeostatis yang dimana
hewan akan beradaptasi terhadap lingkungan, lalu sediaan bentuk obat dapat disesuaikan
dalam kondisi tertentu si hewan, factor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kondisi
anatomi fisiologi si hewan. Lalu ada fungsi reproduktif yaitu dapat memperbanyak keturunan si
hewan dari mulai meperbanyak telur seperti unggas atau beranak seperti mamalia, sistem
hormonal hewan sangat diperhatikan untuk hewan.

Kelompok anatomi fisiologi hewan dibagi dari 3 yaitu unggas, mamalia, dan hewan air.
Unggas dibagi beberapa macam seperti burung,ayam, itik, bebek, dan angsa.

Dalam anatomi burung bagian utamanya pertama ada paruh untuk untuk mengambil
makanan karena tidak ada gigi didalam paruh maka makanan langsung ditelam tidak pernah
dikunyah, beberapa hewan yang paruhnya tajam dapat memptpng ataupun mencabik-cabik
makanannya dengan sedikit demi sedikit dan ditelan bulat-bulat lalu masuk ke tembolok
(dimana enzim-enzim penghancur makanan) lalu masuk ke organ digesti dimana bagian yang
keras dan lapisan yang kasar untuk digerus sehingga makanan menjadi benar-benar hancur, lalu
masuk ke usus halus untuk di absorbsi lalu di rebsorbsi di usus besar yang cairannya ditarik
kembali sehingga makanan yang encer menjadi padat lalu dikeluarkan melalui anus. Tidak
hanya burung saja tapi hampir semua unggas sama saja dalam pencernaan makanannya

Jaridiambil kesimpulan bahwa unggas memakan yang berupa seperti biji-bijian yang ditelan
bulat-bulat lalu masuk tembolok dicerna dengan enzim-enzim lalu masuk ke rongga digestif
(empedal) diteruskan ke usus halus untuk penyerapan lalu ke usus besar dan dibuang melalui
anus.

Di hewan unggas bernafas melalui paru-paru yang bekerja baik pad saat istirahat maupun
pada saat terbang yang mengikuti kepakan sayapnya. Lalu ada jantung dan sirkulasi darah yang
dimana unggas merupaka hewan berdarah panas, dimana darah diedarkan oleh jantung melalui
bilik kiri ke seluruh masuk serambi kanan ke paru-paru lalu kembali ke serambi kiri.

Kepenringan formulasi farmasi veteriner dalam mempelajari hewan unggas yaitu untuk
mempertimbangkan dalam pemberian obat, lalu arah pengobatannya, dan untuk pemanfaatan
unggas dalam hal bertelur ditingkatkan fungsi reproduktifnya atau dalam hal daging yang harus
ditingkatkannya fungsi nutritifnya.

Anda mungkin juga menyukai