Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhamad Dion Aditya Nugraha

Nim : 170405358
TUGAS FARMAKOERAPI

Jawab pertanyaan terkait HIV dan malaria berikut dengan ringkas.


1.Sebutkan manifestasi klinis dan temuan hasil pemeriksaan laboratorium pada
malaria berat.
2.Sebutkan kemasan dan cara pemberian kina drip pada pasien malaria berat anak..
3.Seorang pasien anak usia 4 tahun dengan BB 17 kg dibawa ke dokter dengan
kelohan demam sejak 2 hari yang lalu, konjungtiva dan telapak tangan pucat. Orang
tua anak menyampaikan bahwa mereka baru pulang dari perjalanan ke Flores. Hasil
pemeriksaan mikroskopis menunjukkan adanya parasit Plasmodium vivax.
Regimen pengobatan yang direkomendasikan pada pasien tersebut adalah? (Nama
obat, dosis dan lama pemberian).
4.Jelaskan alur tata laksana malaria dengan gagal ginjal
5.Buatlah ringkasan sediaan kombinasi dosis tetap (KDT) ARV yang tersedia.
6.Rekomendasi Toksoplasmosis otak pada pasien HIV AIDS adalah?
7.Sebutkan Imunisasi yang direkomendasikan pada ODHA dewasa
JAWABAN
1. Malaria berat adalah : ditemukannya Plasmodium falciparum stadium aseksual
dengan minimal satu dari manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil
laboratorium (WHO, 2015) :
1. Perubahan kesadaran (GCS<11, Blantyre <3)
2. Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)
3. Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24 jam
4. Distres pernafasan
5. Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler > 3 detik, tekanan sistolik <80
mm Hg (pada anak: <70 mmHg)
6. Jaundice (bilirubin >3mg/dL dan kepadatan parasit >100.000)
7. Hemoglobinuria
8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%
Gambaran laboratorium :
1.Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)
2.Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15 mmol/L).
3.Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis tinggi, <7gr% untuk endemis
sedang-rendah), pada dewasa Hb<7gr% atau hematokrit <15%)
4. Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau 100.000 parasit /μL di daerah
endemis rendah atau > 5% eritrosit atau 100.0000 parasit /μl di daerah
endemis tinggi)
5. Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
6. Hemoglobinuria
7. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%)

2. Kina drip bukan merupakan obat pilihan utama untuk malaria berat. Obat ini
diberikan pada daerah yang tidak tersedia artesunat intramuskular/intravena. Obat ini
dikemas dalam bentuk ampul kina dihidroklorida 25%. Satu ampul berisi 500 mg / 2
ml.
Pemberian kina pada anak :
1) Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgbb (bila umur
2) < 2 bulan : 6 - 8 mg/kg bb) diencerkan dengan Dekstrosa
3) 5 % atau NaCl 0,9 % sebanyak 5 - 10 cc/kgbb diberikan
4) selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai penderita
5) dapat minum obat.
3. SDSD
4.Jelaskan alur tata laksana malaria dengan gagal ginjal
5. Lini Pertama

Untuk anak >5th, ibu hamil, ODHA dengan hepatitis B dan TB.

a. Jangan memulai TDF jikacreatine clearance test (CCT) hitung < 50 ml/menit,
atau pada kasus diabetes lama, hipertensi tak terkontrol dan gagal ginjal.
b. Jangan memulai dengan AZT jika Hb < 10 g/dL sebelum terapi.
c. Kombinasi 3 dosis tetap (KDT) yang tersedia: TDF + 3TC + EFV
Untuk anak <5th

a. Zidovudin (AZT) merupakan pilihan utama. Namun bila Hb anak < 7,5 g/dl maka
dipertimbangkan pemberian Stavudin (d4T).
b. Dengan adanya risiko efek samping pada penggunaan d4T jangka panjang, maka
dipertimbangkan mengubah d4T ke AZT (bila Hb anak > 10 gr/dl) setelah
pemakaian 6 – 12 bulan. Bila terdapat efek anemia berulang maka dapat kembali
ke d4T.
c. Tenofovir saat ini dapat digunakan pada anak usia di atas 2 tahun. Selain itu perlu
dipertimbangkan efek samping osteoporosis pada tulang anak yang sedang
bertumbuh karena penggunaan ARV diharapkan tidak mengganggu pertumbuhan
tinggi badan.
d. EFV dapat digunakan pada anak ≥ 3 tahun atau BB ≥ 10 kg, jangan diberikan
pada anak dengan gangguan psikiatrik berat. EFV adalah pilihan pada anak
dengan TB. Jika berat badan anak memungkinkan, sebaiknya gunakan KDT.
Lini kedua
Untuk remaja dan dewasa

Rifampisin sebaiknya tidak digunakan pada pemakaian LPV/r. Paduan OAT yang
dianjurkan adalah 2SHZE, selanjutnya diteruskan dengan 4HE dengan evaluasi rutin
kelainan mata. Namun, pada infeksi meningitis TB yang perlu tetap menggunakan
rifampisin maka LPV/r dapat digunakan dengan dosis ganda LPV/r 800 mg/200 mg 2x
sehari atau 2 x 2 tablet.
Untuk anak >2th.

Lini ketiga
Untuk dewasa dan anak

6.SDSDS
7.ODHA memiliki respons kekebalan tubuh yang suboptimal terhadap vaksin. ODHA dengan
CD4 rendah maka respons vaksin yang didapat juga akan semakin rendah. Bila didapatkan
CD4 < 200 sel/mm3 ODHA tidak boleh mendapatkan vaksin hidup. Vaksin hidup baru - 94
– aman diberikan bila CD4 sudah meningkat stabil di atas 200 sel/mm3 setelah pemberian
ARV. Vaksin mati dapat digunakan pada CD4 berapapun, namun bila diberikan pada CD4
rendah sebaiknya vaksin diberikan lagi saat CD4 meningkat di atas 200 sel/mm3.
Khusus untuk ODHA koinfeksi HBV, direkomendasikan juga untuk mendapatkan vaksin
HAV. Demikian juga ODHA koinfeksi HCV, direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin
HBV dan HCV.

Anda mungkin juga menyukai