Anda di halaman 1dari 4

SOP ANEMIA DEFISIENSI BESI

Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,


Ketua Pokja UKP Ketua Akreditasi Ka. UPT Puskesmas
Pondok Kacang Timur

(dr.Sodiqa Aksiani) (dr.Iwan Darmawan) (Erni, S.ST, MA)


NIP. 19690616 199203 2 006
Anemia Defisiensi Besi
No. Dokumen : ??/sop. -Pkmpkt/2018
No.Revisi : ??
Tanggal Terbit : ?? 2018
SOP
Halaman : 2/4

UPT Puskesmas
Pondok Kacang Erni, S.ST, MA
NIP. 19690616 199203 2 006
Timur
1. Pengertian Anemia Defisiensi Besi adalah penurunan jumlah massa eritrosit
sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen
dalam jumlah cukup ke jaringan perifer.
2. Tujuan Petugas dapat melakukan pengelolaan penyakit yang meliputi :
1. Anamnesa (subjektif)
2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana (objektif)
3. Penegakkan diagnosa (Assessment)
4. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor ???? tentang Standar dan SOP
Layanan Klinis
4. Referensi Permenkes no 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Alat dan 1. Stetoskop
Bahan 2. Tensimeter
3. Alat Tulis
4. Form Pemeriksaan Laboratorium
5. Air
6. Sabun
7. Hand Sanitizer
6. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien (Subjective)
Keluhan :
a. Lemah
b. Lesu
c. Letih
d. Lelah
e. Penglihatan berkunang-kunang
f. Pusing
g. Telinga berdenging
h. Penurunan konsentrasi
i. Sesak nafas
Faktor Risiko :
a. Ibu hamil
b. Remaja putri
c. Status gizi kurang
d. Faktor ekonomi kurang
e. Infeksi kronik
f. Vegetarian

2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik (Objective)


a. Petugas melakukan cuci tangan / menggunakan Hand
Sanitizer sebelum memeriksa pasien
b. Pemeriksaan fisik :
 Gejala umum :
Pucat dapat terlihat pada : konjungtiva, mukosa mulut,
telapak tangan, dan jaringan di bawah kuku.
 Gejala anemia defisiensi besi :
- Disfagia
- Atrofi papil lidah
- Stomatitis angularis
- Koilonikia
c. Pemeriksaan penunjang :
 Pemeriksaan darah : hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht),
leukosit, trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah tepi
(apusan darah tepi), MCV, MCH, MCHC, feses rutin, dan
urin rutin
 Pemeriksaan khusus (dilakukan di layanan sekunder) :
Serum iron, TIBC, Saturasi transferin, dan Feritin serum

3.Penegakkan diagnosis (Assessment) dilakukan dengan


anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

Diagnosis Klinis :
Anemia adalah suatu sindrom yang dapat disebabkan oleh
penyakit dasar sehingga penting menentukan penyakit dasar
yang menyebabkan anemia. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil
pemeriksaan darah dengan kriteria Hb kurang dari kadar Hb
normal
Nilai rujukan kadar hemoglobin normal menurut WHO :
a. Laki-laki : > 13 g/dl
b. Perempuan : > 12 g/dl

Diagnosis Banding :
a. Anemia defisiensi vitamin B12
b. Anemia aplastik
c. Anemia hemolitik
d. Anemia pada penyakit kronik
4. Penatalaksanaan (Plan)

Setelah penegakkan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus 3


x 200 mg (200 mg mengandung 66 mg besi elemental).

Konseling dan Edukasi


a. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga tentang
perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta
meningkatkan kualitas hidup pasien.
b. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat berupa
mual, muntah, heartburn, konstipasi, diare, serta BAB
kehitaman.
c. Bila terjadi efek samping obat maka segera ke pelayanan
kesehatan.

Kriteria Rujukan
a. Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb < 8 g/dl.
b. Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb segera dirujuk.
c. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb < 7 g/dl)
d. anemia megaloblastik.
e. Jika didapatkan kegawatan (misalnya perdarahan aktif atau
distress

7. Diagram Alir
8. Unit Terkait 1. UGD
2. Poli Umum
3. Poli Anak
4. Apotik
5. Laboratorium
9. Dokumen 1. Status Pasien / Rekam Medis
Terkait 2. Buku Register Pasien Poli

10. Rekaman No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Histori
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai