A. LATAR BELAKANG
Televisi dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak
menguasai waktu, atau menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang. Artinya, siaran
dari suatu media televise dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancarannya
(menguasai ruang), tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai waktu).
Kelebihan televise dibandingkan dengan media massa lainnya adalah karena media
televise merupakan media yang menyampaikan informasi dengan menggunakan audio
(suara) dan visual (gambar). Dan untuk menghasilkan kualitas gambar dan suara bias
diterima baik di masing-masing pesawat televisi (audien), maka diperlukan komunikasi
dan juga teknologi yang baik.
Salah satu yang berperan penting dalam penyajian program acara adalah sebuah
studio produksi. Ciptono Setyobudi mengatakan, studio merupakan system yang cukup
berperan dalam sebuah stasiun televisi. Sebagai sub-sistem yang terintegrasi secara total,
bagian studio memberikan andil untuk penyediaan program-program regular baik yang
bersifat live event atau recording program. (2005:31)
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan paper yang berjudul Analisa Blog Diagram Studio I
Televisi merupakan salah satu bentuk tugas dari mata kuliah Teknik Peralatan Video dan
Jaringan Video, dengan Bapak Karna, S.PT., M.Sn. sebagai dosen pengampu. Selain itu,
materi yang terdapat dalam paper ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang
peralatan dan jalur kerja dalam jaringan studio produksi televisi, serta memberikan
gambaran mengenai desain blog diagram untuk mengetahui alur dari jaringan masukan
dan keluaran dalam studio produksi.
a. Studio Produksi
Sebuah ruangan yang digunakan untuk membuat produksi siaran televisi baik secara
langsung maupun tidak langsung (melalui proses editing). Dalam proses produksi
biasanya menggunakan dua sampai tiga buah kamera, dan pengambilan objek
dilakukan oleh kameraman atas instruksi pengarah acara di ruang pengendali, melalui
intercom yang disalurkan ke headphone pada setiap kameraman. Dari setiap hasil
pengambilan gambar pada kamera disalurkan ke monitor tv masing-masing kamera,
serta disalurkan ke video mixer yang sudah dilengkapi dengan fasilitas switcher dan
wiper transisi. Dengan demikian pengarah acara dapat melihat hasil pengambilan
gambar melalui monitor tv yang diset di ruang kendali. Suara objek dapat ditangkap
oleh microphone yang dipasang pada objek langsung, dan disalurkan langsung ke
VTR atau dapat juga melalui audio mixer.
Master Control Room atau disebut juga ruang kendali siaran merupakan ruangan
yang berisikan perangkat teknis utama penyiaran dalam mengontrol segala proses
siaran stasiun televisi. Ruangan ini menjadi pusat dari segala kegiatan produksi dalam
stasiun penyiaran televisi. Materi siaran antara lain berupa iklan, logo stasiun televisi,
program-program acara, dan running text, semuanya telah disiapkan di ruang kendali
ini.
c. I/F (Interface)
Interface (antarmuka) merupakan media penghubung sumber daya yang mengalir dari
satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari suatu satu subsistem
akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung.
d. Telecine
Telecine adalah singkatan dari telecinema yaitu film yang disiarkan jarak jauh.
Telecine mengerjakan transfer data dari film ke bentuk video digital dan disalurkan
ke studio pemancar untuk dipancarkan kepada masyarakat, tayangannya direkam
menggunakan kamera video dan disalurkan ke VTR (Video Tape Recorder) atau
computer untuk disimpan dan sewaktu-waktu dapat disalurkan ke pemancar untuk
disiarkan kembali.
e. CG (Character Generator)
g. Monitor Televisi
Monitor ini berfungsi sebagai display camera untuk memonitori hasil pengambilan
gambar setiap kamera, sehingga diketahui kualitasnya agar dapat dipilih untuk
direkam pada master VTR. Oleh karena itu kamera dipasang satu monitor. Selain
untuk monitor kamera, master VTR juga membutuhkan satu monitor untuk
mengetahui gambar dari kamera mana yang sedang direkam di VTR.
h. Video Switcher
Video Switcher digunakan untuk menerima masukan dari setiap kamera yang
digunakan untuk shoting dan meneruskan ke VTR untuk direkam. Alat ini juga
berfungsi untuk memilih gambar dari kamera mana yang akan direkam ke VTR, dan
mengatur efek apa yang akan digunakan sebagai transisi perpindahan gambar dari
kamera yang satu ke kamera yang lain.
VTR adalah peralatan yang digunakan untuk merekam (record) dan memutar
(playback) gambar dan suara untuk keperluan siaran. Bagian ini merupakan tempat
penyediaan materi-materi program siaran yang berbentuk tape atau kaset siap tayang
seperti sinetron, iklan, serta bumper program. VTR berfungsi merekam dan melihat
rekaman pada proses produksi, dapat juga digunakan untuk meng- capture
(mengubah rekaman dari data analog ke data digital). Kaset-kaset tersebut di barcode
atau dikomputerisasikan sehingga terdapat pembagian segmen untuk sebuah program
acara. Kemudian setelah dibagi, di input ke mesin pemutar program.
VTR menerima masukan gambar dari video mixer dan masukan suara dari audio
mixer, atau langsung dari microphone yang dipasang pada objek. Keluaran dari VTR
dihubungkan ke pesawat pemancar yang ada di ruang pemancar untuk dipancarkan
sebagai siaran langsung atau direkam pada miniDV, diedit dan dijadikan dalam
bentuk kaset atau keping VCD/DVD untuk program siaran tidak langsung.
Perangkat ini berfungsi untuk mengubah input analog menjadi kode-kode digital,
maupun sebaliknya.
l. Patching
m. Transmitter
Alat ini berguna untuk memancarkan program siaran dari studio ke pemancar dengan
lokasi yang berbeda.
n. Terminate (75 Ω)
Terminate berfungsi untuk mengunci hasil looping, jadi tidak dapat dilakukan looping
lagi setelah ditutup.
o. DVJP
q. Trunk
Siaran langsung dari luar studio umumnya menggunakan jalur Fiber Optic, Satelit
atau Microwave Link sebagai sarana untuk mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio.
Sinyal-sinyal yang berasal dari luar ini dipilih melalui Switcher Routing Video/ Video
Selector dan kemudian harus disinkronkan terlebih dahulu dengan standar sinyal yang
ada di dalam studio. Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal video ini
disebut Frame Synchronizer. Selanjutnya, untuk mengukur kualitas sinyal-sinyal dari luar
itu digunakan peralatan video monitoring berupa Waveform dan Vector Scope. Siaran
langsung dari dalam studio misalnya adalah siaran berita, wawancara atau dialog. Di
dalam siaran berita sering kali disisipi dengan laporan langsung dari lokasi. Maka sinyal
dari lokasi ini harus dikirim dulu ke studio, kemudian digabungkan dengan pembaca
berita (terkadang disisipi text dan gambar-gambar grafik), baru kemudian diteruskan ke
Master Switcher untuk disisipi logo, running text atau iklan dan selanjutnya output
program dari Master Switcher dikeluarkan ke DVDA untuk langsung dikeluarkan ke
produksi acara dan program continuity, selain itu output dari DVDA ke DVDA dengan
menggunakan patching yang lalu di converter dari digital ke analog sebelum diinputkan
ke ruang editing, transmitter, observasi, dan sebagainya sesuai yang terdapat dalam blog
diagram.
E. KESIMPULAN
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Setyobudi, Ciptono. 2005 Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Hal. 2.
2. Setyobudi, Ciptono. 2005 Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Hal. 31.
3. http://kuliah.andifajar.com/adc-analog-to-digital-converter/
4. https://trans7makassar.files.wordpress.com/2013/02/modul-switcher-router-
_editing_-rev01.pdf
5. http://id.termwiki.com/ID/character_generator_(CG)
6. http://bedalyzone.blogspot.com/2014/03/master-control-room-televisi.html
7. http://www.academia.edu/7326728/Perlengkapan_dan_Jalur_Kerja_Studio_Televisi_
and_Radio
8. http://bangunsebayu.blogspot.com/2012/10/perlengkapan-jalur-kerja-studio.html