PENDAHULUAN
Berdasarkan akreditasi versi 2012 yang mengacu pada JCI, RS Pusri telah menyusun Panduan
Praktik Klinik dan Clinical Pathway dengan lima area prioritas yang ditetapkan oleh Direktur. RS
Pusri menetapkan lima area prioritas sesuai dengan konsep high risk, high volume dan problem
prone. Lima area tersebut terdiri dari area Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Kebidanan dan
Kandungan serta Saraf. Lima area prioritas tersebut adalah Demam Berdarah Dengue, Appendicitis
Akut, Diare Akut Dehidrasi, Sectio Caesaria dan Stroke Non Hemoragik.
TUJUAN
Tujuan dilakukan monitoring lima area prioritas adalah agar masalah-masalah yang ditimbulkan
pada area ini dapat diperbaiki sebagaimana mestinya sehingga pelayanan medis lebih bermutu.
1
BAB II
PENGERTIAN
Clinical pathway adalah alat untuk melaksanakan pelayanan medis yang terpadu untuk
mencapai hasil pelayanan yang diharapkan dengan mempertimbangkan lama waktu
perawatan
2
PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)
KEBIDANAN & PENYAKIT KANDUNGAN
RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG
Sectio Caesaria
ICD 10 : 020.0
1. Pengertian (definisi) Persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui sayatan
pada dinding perut dan dinding rahim yang utuh serta berat
janin ›500 g
2. Anamnesa KU : hamil dengan indikasi sectio sesaria
RPP:
R/ perut mules menjalar ke pinggang makin lama makin sering dan kuat,
keluar air, keluar darah lendir (tanda inpartu)
R/ nyeri perut, warna urine
Gerakan anak masih dirasakan atau tidak?
R/ seksio sesaria sebelumnya (indikasi, insisi, lama penyembuhan luka yang
lalu)
3
Edukasi dan konseling KB
10. Edukasi Konseling untuk mendapat informed consent mengenai penjelasan
partus dengan sectio caesaria atau per abdominam
Masa penyembuhan luka ± 100 hari dan perawatan luka
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Kontrol ke poliklinik
Medika mentosa
Antibiotik
Analgetik
Uterotonik
11. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
12. Lama Perawatan 3-5 hari
13. Tingkat Evidens I/II/III/IV
14. Tingkat Rekomendasi A/B/C
15. PenelaahKritis
16. Kepustakaan 1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Williams obstetrics 23rd. New York: McGraw-Hill Companies Inc; 2005.
2. Himpunan Kedokteran Fetomaternal. Panduan penatalaksanaan kasus
obstetri. Jakarta: Pelawa Sari; 2012.
3. Vaginal Birth After Caesarean Section. ACOG Practice Bulletin; 2004.
4. Jastrow N, Chaillet N, Roberge S, Morency AM, Lacasse Y, Bujold M.
Sonographic lower uterine segment thickness and risk of uterine scar
defect a systematic review. J Obstet Gynaecol Can 2010;32(4):321–327.
5. Birth after previous caesarean birth. RCOG; 2007.
4
STROKE
ICD.
Pengertian (definisi) Stroke adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi
neurologis (definisi neurologik fokal atau global) yang terjadi secara
mendadak, berlangsung selama atau lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak karena berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) atau pecahnya
pembuluh darah secara spontan (stroke perdarahan)
Anamnesis Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba, saat aktifitas / istirahat,
kesadaran baik/ terganggu, nyeri kepala / tidak, muntah / tidak,
kejang/tidak, kelemahan seisi tubuh/tidak, gangguan sensibilitas/tidak,
afasia/tidak, riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung (faktor risiko stroke
lainnya), lamanya (onset), serangan pertama / ulang
Pemeriksaan Fisik Status generalis : kesadaran (Glasgow Coma Scale), vital sign (TD, Nadi,
RR, Temperatur) dan pemeriksaan umum lainnya. Status neurologis :
ditemukan adanya defisit neurologis pada salah satu atau lebih dari
pemeriksaan berikut ini : pemeriksaan saraf-saraf kranialis, fungsi motorik,
sensorik, luhur, vegetatif, gejala rangsang meningeal, gerakan abnormal,
gait dan keseimbangan
Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang (CT Scan Kepala)
Diagnosis 1. Stroke Iskemik
2. Stroke perdarahan
5
b. Stabilisasi hemodinamik dengan cairan isotonis dengan cairan kristaloid
intravena
c. Penatalaksanaan hipertensi pada stroke akut dengan menggunakan
obat antihipertensi golongan Calcium Channel Blocker secara intravena
(Nicardipin atau Diltiazem dengan dosis 5mg/jam 2,5 mg/jam tiap 15
menit sampai 15 mg/jam) dengan ketentuan sebagai berikut :
Pada stroke iskemik akut, TD diturunkan 15% (sistolik maupun
diastolik > 120 mmHG (AHA/ASA, Class I, Level of evidence B)
Pada stroke perdarahan intraserebral akut, apabila TDS>200 mmHg
atau MAP > 150 mmHg, TD diturunkan sampai TDS 140 mmHg.
(AHA/ASA, Class Iia, Level of evidence B)
d. Penatalaksanaan hipotensi pad stroke akut, apabila TDS < 100 mmHg
atau TDD < 70 mmHg dengan pemberian obat vasopressor intravena
(norefinefrin dengan dosis 4 ug/ml dimulai 1 ug/menit dititrasi atau
Dopamin dengan dosis > 10 ug/kgBB/menit)
e. Penatalaksanaan peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) dengan cara :
Elevasi kepala 30 derajat
Posisi pasien menghindari penekanan vena jugular
Hindari pemberian cairan hipotonik atau glukosa
Hindari Hipertermia
Jaga Normovolemia
Osmoterapi dengan pemberian cairan Manitol intravena dengan
dosis 0,25 – 0,5 g/kgBB selama > 20 menit diulang setiap 4-6 jam
dengan target < 310m0sm/L (AHA/ASA, Class III, Level of evidence
C)
f. Pengendalian kejang dengan Diazepam bolus lambat intravena 5-20 mg
dan diikuti Fenitoin loading dose 15-20 mg/kgBB bolus dengan
kecepatan 50 mg/menit jika masih kejang (AHA/ASA, Class I, Level of
evidence C)
g. Pengendalian hiperpireksia dengan antipiretika Asetaminofen 650 mg
jika suhu > 38,5 derajat Celcius dan diatasi penyebabnya (AHA/ASA,
Class I, Level of evidence C)
h. Penatalaksanaan hiperglikemia (BSS > 180 mg/dl) pada stroke akut
dengan titrasi (AHA/ASA, Class I, Level of evidence C). Hipoglikemia
berat (<50mg/dl) diobati dengan Dektrose 40% intravena atau infus
glukosa 10-20%. Target yang harus dicapai adalah normoglikemia
i. Pemberian H2 antagonis (Ranitidin) atau penghambat pompa proton
(Omeprazole) secara intravena dengan dosis 80mg bolus jika terjadi
stress ulcer (Class I, Level of evidence A)
j. Pemberian analgesik dan anti muntah sesuai indikasi
k. Pemberian Neuroprotektor (Citicholin) dengan dosis 2x1000 mg
intravena selama 3 hari dilanjutkan dengan oral 2 x 1000mg selama 3
minggu (ICTUS)
8
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
BEDAH DIGESTIVE
RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG
APPENDISITIS AKUT
ICD: K35
Pengertian (Definisi) Suatu peadangan akut appndik yang ditandai oleh adanya
obstruksi parsial lumen atau tejadinya proses inflamasi aku
dari jaringan sekitar appendiks
Anamnesis Nyeri perut kanan bawah
Mual, muntah, nyeri epigatrium pindah dan menetap di
abdomen kanan bawah
Demam
Nafsu makan bekurang
Pemeriksaan Fisik Nyeri tekan titik Mc. Burney
Rebound of pain
Demam sub febris
Kriteria Diagnosis 1. Klinis
2. Pemeriksaan fisik
3. Laboratorium
4. USG
Diagnosis Appendicitis Akut (ICD: K35)
9
PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)
KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG
DIARE AKUT
ICD 10 : A00-A09
Pengertian (definisi) Kumpulan penyakit dengan gejala diare, yaitu defekasi dengan feses cair atau
lembek dengan/tanpa lendir atau darah, dengan frekuensi 3 kali atau lebih sehari,
berlangsung kurang dari 14 hari, kurang dari 4 episode/bulan.
Perubahan konsistensi feses menjadi lebih lembek/cairdan frekuensi
defekasi lebih seringmenurut ibu
Anamnesis Frekuensi BAB: 3 kali atau lebih, konsistensi feses cair atau lembek
(konsistensi feses cair tanpa ampas walaupun hanya sakali dapat disebut
diare), ada tidaknya darah dan atau lendir, jumlah feses.
Ada tidaknya muntah, gejala-gejala klinik lain (batuk-pilek, panas, kejang,
dan lain-lain), riwayat masukan cairan sebelumnya, minum lahap atau malas
minum.
Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda dehidrasi, komplikasi, penyakit penyulit (bronkopneumoni,
bronkiolitis, malnutrisi, ensefalitis, meningitis, penyakit jantung dan
dekompensasi kordis), dan : keadaan umum (gelisah, cengeng, rewel,
letargi, tampak sakit berat), frekuensi nadi, suhu, tekanan darah, frekuensi
nafas (tanda asidosis atau adanya penyakit penyulit). Pemeriksaan yang
meliputi keadaan umum pasien, status dehidrasi, pemeriksaan abdomen,
ekskoriasi pada bokong, dan manifestasi kulit. Penting untuk mengukur berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, perbandingan berat badan terhadap
tinggi badan, kehilangan berat badan, menilai kurva pertumbuhan, dan
sebagainya
Kriteria Diagnosis 1. Diare kurang dari 14 hari
2. Ada tidaknya darah dalam feses
3. Tanda-tanda dehidrasi (keadaan umum gelisah atau letargi, kelopak mata
cekung, minum lahap atau tidak mau, turgor kembali dibawah 1 detik atau 1
samapi 2 detik atau lebih dari 2 detik)
Diagnosis Diare akut dehidrasi (derajat dehidrasi dibagi menjadi: tanpa dehidrasi,
ringan sedang, dan berat)
Diagnosis Diare akut dehidrasi (atau diare cair akut dehidrasi)
Banding Disentri dehidrasi
Diare prolong dehidrasi
Diare akut dengan penyulit (BP, bronkiolitis, decompensasi kordis, malnutrisi
berat, ensefalitis, dan menengitis)
Pemeriksaan Darah rutin, feses rutin, dan urin rutin atas indikasi
Penunjang Elektrolit dan atau gas darah atas indikasi
Terapi 1. Rehidrasi
2. Obat-obatan
3. Diet
4. Edukasi
Rehidrasi (Terapi cairan dan elektrolit) :
Koreksi cairan dan elektrolit dibedakan 2 macam:
1. Diare akut murni (diare cair akut).
10
2. Diare akut dengan penyulit/komplikasi.
mEq/L. K: 10,4mEq/L, CI: 61,4 mEq/L, HCO 3: 12,6 mEq/L(mirip cairan KAEN
3A).
Terapi medikamentosa :
Diberikan preparat zink elemenal, untuk usia < 6 bulan sebanyak 1 x 10 mg
dan usia ≥ 6 bulan sebanyak 1 x 20 mg selama 10-14 hari. Obat-obatan
antimikroba termasuk antibiotik tidak dipakai secara rutin pada penyakit diare
akut. Patokan pemberian antimikroba/antibiotika adalah sebagai berikut :
1. Kolera.
1. Diare bakterial invasif.
11
2. Diare dengan penyakit penyerta.
3. Diare karena parasit/jamur.
4. Bayi umur kurang dari 3 bulan
Ad. 1. Kolera :
Semua penderita yang secara klinis dicurigai kolera diberi
Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 3 hari.
Edukasi Pendidikan kesehatan dilakukan pada saat visite dan di ruangan khusus
dimana orangtua penderita dikumpulkan.
Pokok ceramah meliputi :
Usaha pencegahan diare dan KKP.
Usaha pertolongan untuk mencegah dehidrasi pada diare dengan
12
menggunakan oralit dan cairan.
Imunisasi.
Keluarga berencana.
Penderita dipulangkan :
Bi1a yakin ibu sudah dapat/sanggup membuat/memberikan oralit
kepada anak dengan cukup wa1aupun diare masih berlangsung.
Kausa diare/penyakit penyerta sudah diketahui dan diobati (tidak
mutlak).
Prognosis Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Tingkat evidens I
Tingkat rekomendasi A
Indikator Medis Gambaran klinis dan derajat dehidrasi
Target Sembuh dalam 3 sampai 5 hari
Kepustakaan 1. Pudjiadi A, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, dkk.
Pedoman pelayanan medis IDAI. IDAI 2010. H 58-62.
2. Nelson Pediatric Text Book King CK, Glass R, Bresee JS, Duggan C.
Managing acute gastroenteritis among children oral rehydration:
maintenance, and nutritional therapy. Centers for disease control and
prevention. MMWR. 2003;52:1-29.
3. Dep Kes RI, Dirjen PP & PL. Keputusan Menteri Kesehatan RI No:
1216/Menkes/SK/XI/2001 Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit
Diare, Edisi ke 5, Tahun 2007
4. Buku ajar IDAI Gastroenterohepatologi
5. Nelson Pediatric Text Book Fortaine O, Newton C. A revolution in the
management of diarrhea. Bull WHO. 2001; 79: 471-9.
6. Santosham M, Duggan C, Brown KH, Greenough III WB. Management of
acute diarrhea. Dalam: Wyllie R, Hyams JS, penyunting. Pediatric
Gastrointestinal and Liver Disease: Pathophysiology, Diagnosis,
Management. Edisi ke-3. Philadelphia: WB Saunders; 2006. H. 557-81.
7. World Health Organization. Guideline for the control of shigellosis,
including epidemics due to shigella dysenteriae type 1. WHO; 2003. H. 1-
70.
Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathway
Seksio Sesaria
16
Diagnosa Utama Kode ICD 10
Diagnosa Penyerta Kode ICD 10
Komplikasi Kode ICD 10
Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathways
Stroke Non Hemorragic
(Trombosis Cerebri)
Rumah Sakit Pusri
17
Nama pasien :
Tanggal lahir pasien :
Nomor rekam medik :
Catatan khusus :
Hari Rawat
Aspek Pelayanan
I II III IV V VI VII
13. Penilaian dan Pemantauan Medis
Anamnesa
Penurunan Kesadaran
Kelemahan separuh tubuh mendadak
Bicara pelo
Sakit kepala
Pemeriksaan Fisik (Tekanan Darah, nadi,
suhu, RR, pupil, GCS, pemeriksaan
neurologis)
14. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan
Assessment gangguan perfusi jaringan
perifer
Assessment gangguan pergerakan
fisik
15. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi,
dsb)
Darah lengkap
Urine Rutin
SGOT , SGPT
Ureum, Kreatinin
Natrium, Kalium, Chloride
Gula Darah Sewaktu
Profil Lipid (Cholesterol total, HDL, LDL,
Trigliseride)
ECG
Rontgen Thorax
CT Scan Kepala tanpa kontras
16. Tatalaksana Medis
Head Up 30 derajat
17. Tatalaksana Keperawatan
Pasang IVFD
Kateter
Oksigen
Suction
Mengukur capillary refill time
(normal 3-5 detik)
Meraba suhu acral
Mengukur kekuatan motorik (nilai
1-5)
Memposisikan pasien setiap 2 jam
miring kiri-kanan
18
dsb)
Cairan isotonis (NACL 0,9% atau
RL)
Injeksi citicholine 3 x 500 mg IV
Amlodipine 5-10 mg/ 1 x 1 tablet
Neurobion amp/ 1x1 amp
7. Nutrisi (enteral, parenteral, diet, pembatasan
cairan, makanan tambahan, dsb)
20
Rumah Sakit Pusri
Nama pasien :
Tanggal lahir pasien :
Nomor rekam medik :
Catatan khusus :
Hari Rawat
Aspek Pelayanan
I II III IV
18. Penilaian dan Pemantauan Medis
Nyeri perut kanan bawah
Nyeri tekan MC Burney, nyeri lepas
Demam
19. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan
Tanda-tanda Vital
Nyeri
Febris
Mual, muntah
20. Pemeriksaan Penunjang (lab, radiologi, dsb)
Darah Rutin (Hb, leukosit, Ht, trombosit, hitung
jenis)
BSS
Golongan darah
Ureum
Kreatinin
ECG
Thorak foto
USG
21. Tatalaksana Medis
Anestesi Umum
Appendiktomi
22. Tatalaksana Keperawatan
Pasang infus
Persiapan operasi
Rawat luka
Lepas infus
23. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi, dsb)
IVFD RL
Ceftriaxon
Ketorolac
24. Nutrisi (enteral, parenteral, diet, pembatasan cairan,
makanan tambahan, dsb)
Puasa 6 jam pra operasi
Diet biasa TKTP
25. Kegiatan (aktifitas, toileting, pencegahan jatuh)
Mobilisasi post operasi
26. Konsultasi dan komunikasi tim (rujuk ke spesialis atau
unit lain, jadwal konfrensi tim)
Anesthesi
Spesialis Obgyn (pasien wanita)
27. Pendidikan dan komunikasi dengan pasien/keluarga
(obat, diet, penggunaan alat, rehabilitasi, dsb)
Penjelasan tentang penyakit dan penatalaksanaannya
Inform Consent (izin pembiusan & izin operasi)
21
Penjelasan kontrol ulang
28. Rencana discharge (penilaian outcome pasien yang harus
dicapai sebelum pemulangan)
Pasca operasi kondisi membaik, tidak ada keluhan
Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathway
Diare Akut Dehidrasi
Alasa
Variasi pelayanan yang
Tanggal Tanda-tangan
diberikan
n
24
Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathways
Demam Berdarah Dengue
(Dewasa)
Rumah Sakit Pusri
Nama pasien :
Tanggal lahir pasien :
Nomor rekam medik :
Catatan khusus :
Hari Rawat
Aspek Pelayanan
I II III IV V VI VII
40. Penilaian dan Pemantauan Medis
• Kesadaran □ □ □ □ □ □ □
• Demam □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian nyeri □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian muntah □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian BAB hitam □ □ □ □ □ □ □
• Manifestasi perdarahan □ □ □ □ □ □ □
• Nyeri perut □ □ □ □ □ □ □
41. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan
• Penilaian keadaan umum □ □ □ □ □ □ □
• Pemeriksaan suhu tubuh □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian nyeri □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian muntah □ □ □ □ □ □ □
• Balans cairan □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian keadaan umum □ □ □ □ □ □ □
42. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi,
dsb)
• Hemoglobin □ □ □ □ □ □ □
• Hematokrit □ □ □ □ □ □ □
• Trombosit □ □ □ □ □ □ □
• Leukosit □
• Pemeriksaan Ig G, Ig M □
43. Tatalaksana Medis
• Infus □ □
26
SOSIALISASI
Sosialisasi dilakukan oleh Komite Medik
Sosialisasi dilaksanakan kepada unit-unit pelaksana teknis dengan melibatkan Kepala
Ruangan, Kepala Instalasi, Kepala Bidang, Ketua SMF, Komite Keperawatan dan Direksi
INDIKATOR KEBERHASILAN
Kelengkapan pengisian clinical pathway (standar 80%)
BAB III
27
MONITORING KELENGKAPAN PENGISIAN CLINICAL PATHWAY
Metode retrospektif dengan menggunakan pedoman Clinical Pathway dengan target 80%
Evaluasi dilakukan di Lima Area Prioritas pada tanggal 1 April – 30 Juni 2016
Total 14 21 30
30
25
25
20
15 14
10 7
5 4 3 3 4 4
1
0
April Mei Juni
Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap
Pada SMF Saraf dengan kasus Stroke non hemoragik pada bulan April - Juni 2016 didapatkan:
28
April Mei Juni Keterangan
Tidak 0 0 0
ada CP
CP diisi 0 0 0
tapi tidak
Tidak ada kasus stroke non
lengkap
hemoragik.
CP diisi 0 0 0
lengkap
Total 0 0 0
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
April Mei Juni
Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap
Pada SMF Bedah dengan kasus appendicitis akut pada bulan April - Juni 2016 didapatkan:
29
April Mei Juni Keterangan
7
6
6
5
Tidak ada CP 0 0 0
4
CP diisi tapi tidak 0 0 0 Pengisian CP
3
lengkap sudah lengkap
2
2 dan sudah
CP diisi lengkap 11 (100%) 2 (100%) 6 (100%) memenuhi
1 standar
0 0 0 0 0 0
0
Total 1 2 6
April Mei Juni
Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap
Pada SMF Anak dengan kasus diare akut dehidrasi pada bulan April - Juni 2016 didapatkan:
Tidak ada 0 0 0
CP
4,5 4
4 tapi 0
CP diisi 0 0
tidak
3,5 3 Pengsisian CP sudah
lengkap
3 lengkap dan memenuhi
2,5
CP diisi 3 (100%) 0 4 (100%) standar
2
lengkap
1,5
Total
1 3 0 4
0,5 0 0 0 0 0 0 0
0
April Mei Juni
30
Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap
MONITORING KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE
Pada SMF Penyakit Dalam dengan kasus demam berdarah dengue pada bulan April -Juni 2016
didapatkan:
Tidak ada CP 0 0 0
18diisi tapi tidak 0 17
CP 0 3 (25%)
16 Terdapat penurunan
lengkap
14 12 kelengkapan pengisian
CP
12diisi lengkap 17 (100%) 12 (100%) 9 (75%) CP dan belum
10 9 memenuhi standar
8
Total 17 12 12
6
4 3
2 0 0 0 0 0
0
April Mei Juni
31
Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap
BAB IV
SIMPULAN
Dari hasil evaluasi clinical pathway pada 5 area prioritas di bulan April - Juni 2016, disimpulkan
bahwa pengisian CP untuk kasus Appendicitis Akut dan Diare Akut sudah lengkap, terjadi
peningkatan dalam pengisian clinical pathway untuk kasus SC dan masih perlu peningkatan
kelengkapan pengisian CP untuk kasus DBD.
SARAN
Dilakukan sosialisasi ulang tentang tata cara pengisian clinical pathway.
Dilakukan rapat bersama Komite Medik, Ketua SMF dan Manajemen untuk membahas PPK
dan CP
32
33