PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan akreditasi versi 2012 yang mengacu pada JCI, RS Pusri telah
menyusun Panduan Praktik Klinik dan Clinical Pathway dengan lima area prioritas
yang ditetapkan oleh Direktur. RS Pusri menetapkan lima area prioritas sesuai
dengan konsep high risk, high volume dan problem prone. Lima area tersebut terdiri
dari area Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Kebidanan dan Kandungan serta Saraf.
Lima area prioritas tersebut adalah Demam Berdarah Dengue, Appendicitis Akut,
Diare Akut Dehidrasi, Sectio Caesaria dan Stroke Non Hemoragik.
B. TUJUAN
Tujuan dilakukan monitoring lima area prioritas adalah agar masalah-masalah yang
ditimbulkan pada area ini dapat diperbaiki sebagaimana mestinya sehingga
pelayanan medis lebih bermutu.
1
BAB II
DEFINISI
Clinical pathway adalah alat untuk melaksanakan pelayanan medis yang terpadu
untuk mencapai hasil pelayanan yang diharapkan dengan mempertimbangkan
lama waktu perawatan
2
Alur Pelaporan Clinical Pathway
SOSIALISASI
Sosialisasi dilakukan oleh Komite Medik
Sosialisasi dilaksanakan kepada unit-unit pelaksana teknis dengan melibatkan
Kepala Ruangan, Kepala Instalasi, Kepala Bidang, Ketua SMF, Komite
Keperawatan dan Direksi
INDIKATOR KEBERHASILAN
Kelengkapan pengisian clinical pathway (standar 80%)
3
BAB III
HASIL KEGIATAN
4
MONITORING KASUS SECTIO CAESARIA
Pada SMF Kandungan dan Kebidanan dengan kasus Sectio Caesaria pada bulan Juli
-September 2016 didapatkan:
40 37
35
30
25 22
20
14
15
10 6
5 2 1 2 3 2
0
Juli Agustus September
Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap
Pada SMF Saraf dengan kasus Stroke non hemoragik pada bulan Juli - September 2016
didapatkan:
5
Juli Agustus September Keterangan
Tidak ada CP 0 0 0
CP diisi tapi 0 0 0
tidak lengkap
CP diisi 0 3 0
lengkap Pengisian CP sudah
sesuai standar.
Total 0 3 0
Jumlah 1 3 2
Kasus
Stroke
3,5
3
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0 0 0 0 0 0 0 0
0
Juli Agustus September
Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap
Pada SMF Bedah dengan kasus appendicitis akut pada bulan Juli - September 2016
didapatkan:
6
Juli Agustus September Keterangan
Tidak ada 0 0 0
CP
CP diisi 0 0 0
tapi tidak Pengisian CP sudah
lengkap lengkap dan sudah
memenuhi standar
CP diisi 2 (100%) 0 4 (100%)
lengkap
Total 2 0 4
4,5 4
4
3,5
3
2,5 2
2
1,5
1
0,5 0 0 0 0 0 0 0
0
Juli Agustus September
Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap
Pada SMF Anak dengan kasus diare akut dehidrasi pada bulan Juli - September 2016
didapatkan:
7
Tidak ada 0 0 0
CP
CP diisi tapi 0 0 0
tidak Pengisian CP sudah
lengkap lengkap dan sudah
CP diisi 5 (100%) 4 (100%) 6 (100%) memenuhi standar
lengkap
Total 5 4 6
7
6
6
5
5
4
4
3
2
1
0 0 0 0 0 0
0
Juli Agustus September
Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap
Pada SMF Penyakit Dalam dengan kasus demam berdarah dengue pada bulan Juli -
September 2016 didapatkan:
8
CP diisi tapi tidak 3 (42,86%) 0 0
lengkap peningkatan
kelengkapan
CP diisi lengkap 4 (57,14%) 6 (100%) 4 (100%) pengisian CP dan
belum memenuhi
Total 7 6 4 standar
7
6
6
5
4 4
4
3
3
2
1
0 0 0 0 0
0
Juli Agustus September
Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap
BAB IV
PENUTUP
SIMPULAN
Dari hasil evaluasi clinical pathway pada 5 area prioritas Juli - September 2016:
1. Pengisian CP untuk kasus SC, Appendicitis Akut, Stroke Non Hemoragik dan
Diare dengan Dehidrasi sudah lengkap dan memenuhi standar.
2. Pengisian CP lengkap untuk kasus DBD, Juli 57% dan Agustus – September
9
sudah 100%.
SARAN
Dilakukan sosialisasi ulang tentang tata cara pengisian clinical pathway.
Dilakukan rapat bersama Komite Medik, Ketua SMF dan Manajemen untuk
membahas PPK dan CP.
Sectio Caesaria
ICD 10 : 020.0
1. Pengertian (definisi) Persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui sayatan
pada dinding perut dan dinding rahim yang utuh serta berat
janin ›500 g
10
2. Anamnesa KU : hamil dengan indikasi sectio sesaria
RPP:
R/ perut mules menjalar ke pinggang makin lama makin sering dan kuat,
keluar air, keluar darah lendir (tanda inpartu)
R/ nyeri perut, warna urine
Gerakan anak masih dirasakan atau tidak?
R/ seksio sesaria sebelumnya (indikasi, insisi, lama penyembuhan luka yang
lalu)
11
Uterotonik
11. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
12. Lama Perawatan 3-5 hari
13. Tingkat Evidens I/II/III/IV
14. Tingkat Rekomendasi A/B/C
15. PenelaahKritis
16. Kepustakaan 1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Williams obstetrics 23rd. New York: McGraw-Hill Companies Inc; 2005.
2. Himpunan Kedokteran Fetomaternal. Panduan penatalaksanaan kasus
obstetri. Jakarta: Pelawa Sari; 2012.
3. Vaginal Birth After Caesarean Section. ACOG Practice Bulletin; 2004.
4. Jastrow N, Chaillet N, Roberge S, Morency AM, Lacasse Y, Bujold M.
Sonographic lower uterine segment thickness and risk of uterine scar
defect a systematic review. J Obstet Gynaecol Can 2010;32(4):321–327.
5. Birth after previous caesarean birth. RCOG; 2007.
STROKE
ICD.
Pengertian (definisi) Stroke adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi
neurologis (definisi neurologik fokal atau global) yang terjadi secara
mendadak, berlangsung selama atau lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak karena berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) atau pecahnya
pembuluh darah secara spontan (stroke perdarahan)
Anamnesis Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba, saat aktifitas / istirahat,
kesadaran baik/ terganggu, nyeri kepala / tidak, muntah / tidak,
kejang/tidak, kelemahan seisi tubuh/tidak, gangguan sensibilitas/tidak,
12
afasia/tidak, riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung (faktor risiko stroke
lainnya), lamanya (onset), serangan pertama / ulang
Pemeriksaan Fisik Status generalis : kesadaran (Glasgow Coma Scale), vital sign (TD, Nadi,
RR, Temperatur) dan pemeriksaan umum lainnya. Status neurologis :
ditemukan adanya defisit neurologis pada salah satu atau lebih dari
pemeriksaan berikut ini : pemeriksaan saraf-saraf kranialis, fungsi motorik,
sensorik, luhur, vegetatif, gejala rangsang meningeal, gerakan abnormal,
gait dan keseimbangan
Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang (CT Scan Kepala)
Diagnosis 1. Stroke Iskemik
2. Stroke perdarahan
13
Pada stroke perdarahan intraserebral akut, apabila TDS>200 mmHg
atau MAP > 150 mmHg, TD diturunkan sampai TDS 140 mmHg.
(AHA/ASA, Class Iia, Level of evidence B)
d. Penatalaksanaan hipotensi pad stroke akut, apabila TDS < 100 mmHg
atau TDD < 70 mmHg dengan pemberian obat vasopressor intravena
(norefinefrin dengan dosis 4 ug/ml dimulai 1 ug/menit dititrasi atau
Dopamin dengan dosis > 10 ug/kgBB/menit)
e. Penatalaksanaan peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) dengan cara :
Elevasi kepala 30 derajat
Posisi pasien menghindari penekanan vena jugular
Hindari pemberian cairan hipotonik atau glukosa
Hindari Hipertermia
Jaga Normovolemia
Osmoterapi dengan pemberian cairan Manitol intravena dengan
dosis 0,25 – 0,5 g/kgBB selama > 20 menit diulang setiap 4-6 jam
dengan target < 310m0sm/L (AHA/ASA, Class III, Level of evidence
C)
f. Pengendalian kejang dengan Diazepam bolus lambat intravena 5-20 mg
dan diikuti Fenitoin loading dose 15-20 mg/kgBB bolus dengan
kecepatan 50 mg/menit jika masih kejang (AHA/ASA, Class I, Level of
evidence C)
g. Pengendalian hiperpireksia dengan antipiretika Asetaminofen 650 mg
jika suhu > 38,5 derajat Celcius dan diatasi penyebabnya (AHA/ASA,
Class I, Level of evidence C)
h. Penatalaksanaan hiperglikemia (BSS > 180 mg/dl) pada stroke akut
dengan titrasi (AHA/ASA, Class I, Level of evidence C). Hipoglikemia
berat (<50mg/dl) diobati dengan Dektrose 40% intravena atau infus
glukosa 10-20%. Target yang harus dicapai adalah normoglikemia
i. Pemberian H2 antagonis (Ranitidin) atau penghambat pompa proton
(Omeprazole) secara intravena dengan dosis 80mg bolus jika terjadi
stress ulcer (Class I, Level of evidence A)
j. Pemberian analgesik dan anti muntah sesuai indikasi
k. Pemberian Neuroprotektor (Citicholin) dengan dosis 2x1000 mg
intravena selama 3 hari dilanjutkan dengan oral 2 x 1000mg selama 3
minggu (ICTUS)
14
dibandingkan dengan pemakaian Clopidogel saja, sehingga pemakaian
rutin seperti ini tidak direkomendasikan untuk stroke iskemik atau TIA
(AHA/ASA, Class III. Level of evidence A)
Pada penderita tidak toleran dengan Aspirin, Clopidogrel 75 mg atau
extended release dipyridamole 2x200 mg dapat digunakan (AHA/ASA,
Class lia, Level of evidence B)
Trombolitik (harus memenuhi kriteria inklusi) : pemberian iv rTPA dosis
0,9mg /kgBB (maksimum 90mg), 10% dari dosis total diberikan sebagai
bolus inisial, dan sisanya sebagai infus selama 60 menit.
Direkomendasikan secepat mungkin dalam rentang waktu 3 jam
(AHA/ASA, Class I, Level of evidence A)
Antikoagulan (heparin, LMWH, heparinoid) atau antagonis vitamin K
(warfarin) direkomendasikan untuk stroke iskemik atau TIA yang disertai
dengan fibrilasi atrial intermitten atau permanen yang paroksismal (target
INR 2,5 dengan rentang 2,0-3,0) (AHA/ASA, Clas I, Level of evidence A)
Pemberian Statin dengan efek penurunan lipid direkomendasikan pada
stroke iskemik dan TIA yang disertai aterosklerosis tanpa PJK dengan
LDL 100mg/dl (AHA, ASA, Class I, Level of evidence B)
B. Pendarahan Subarachnoid :
Untuk mencegah vasospasme dengan pemberian Nimodipine dimulai
dengan dosis 1-2 mg/jam iv pada hari ke-3 atau secara oral 60 mg setiap
6 jam selama 21 hari (AHA/ ASA, Class I, Level of evidence A)
Terapi antifibrinolitik dengan Asam Traneksamat loading dose 1 gr
intravena kemudian dilanjutkan 1 g setiap 6 jam selama 72 jam untuk
mencegah perdarahan ulang(rebleedin)
C. Perdarahan Intraserebral :
Konservatif :
Memperbaiki faal hemostasis (bila ada gangguan faal hemostasis)
Operatif : dilakukan pad aksus yang indikatif / memungkinkan :
Volume perdarahan lebih dari 30 cc atau diameter > 3 cm pada fossa
posterior
Letak lobar dan kortikal dengan tanda-tanda peninggian TIK akut dan
ancaman herniasi otak
Perdarahan serebellum
Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau serebellum
GCS > 7
Rehabilitasi untuk stroke :
a. Direkomendasikan untuk memulai rehabilitasi dini setelah kondisi
medis stabil (AHA/ASA, Class III, Level of evidence C)
b. Setelah keluar dari unit stroke, direkomendasikan untuk melanjutkan
rehabilitasi dengan berobat jalan selama tahun pertama setelah
stroke (AHA/ASA, Class II, Level of evidence A)
c. Direkomendasikan untuk meningkatkan durasi dan intensitas
rehabilitasi (AHA / ASA, Class II, Level of evidence B)
15
c. Mengendalikan stress dengan berpikir positif bertujuan respon relaksasi
yang menurunkan denyut jantung dan tekanan darah
d. Pengendalian faktor-faktor resiko yang telah diketahui dengan obat-obat
yang telah diberikan selama dirawat dan rutin kontrol berobat pasca
dirawat.
e. Memodifikasi gaya hidup (olahraga, tidak merokok, tidak mengkonsumsi
alkohol, penurunan berat badan pada obesitas)
f. Melanjutkan fisioterapi dengan berobat jalan
Prognosis Ad Vitam
Tergantung berat stroke dan komplikasi yang timbul
Ad Functionam
Penilaian dengan parameter :
Activity Daily Living (Barthel Index)
NIH Stroke Scale (NIHSS)
Penelaah Kritis AHA / ASA
Perdossi Pokdi Stroke
Indikator Medis Semua faktor-faktor resiko pada penderita stroke telah diidentifikasi dan
diatasi dengan pendekatan multidisiplin
Perbaikan klinis penderita stroke pasca perawatan dengan parameter : ADL
(Activity Daily Living/ Barthel Index) dan NIHSS (NIH Stroke Scale)
Pencegahan dan pengurangan komplikasi neurologis maupun non neurologis
akibat stroke baik pada fase akut maupun kronis
Konseling terhadap pasien stroke dan keluarga tentang perawatan di rumah
(home care) dan kontrol rutin pasca perawatan untuk pencegahan sekunder
stroke
Kepustakaan Standar pelayanan Medis Neurologis 2006
Standar pelayanan Operasional 2006
AHA / ASA Guideline Stroke 2011
APPENDISITIS AKUT
ICD: K35
Pengertian (Definisi) Suatu peadangan akut appndik yang ditandai oleh adanya
obstruksi parsial lumen atau tejadinya proses inflamasi aku
dari jaringan sekitar appendiks
Anamnesis Nyeri perut kanan bawah
Mual, muntah, nyeri epigatrium pindah dan menetap di
abdomen kanan bawah
Demam
16
Nafsu makan bekurang
Pemeriksaan Fisik Nyeri tekan titik Mc. Burney
Rebound of pain
Demam sub febris
Kriteria Diagnosis 1. Klinis
2. Pemeriksaan fisik
3. Laboratorium
4. USG
Diagnosis Appendicitis Akut (ICD: K35)
17
Panduan Praktik Klinik Diare Akut:
DIARE AKUT
ICD 10 : A00-A09
Pengertian (definisi) Kumpulan penyakit dengan gejala diare, yaitu defekasi dengan feses cair atau
lembek dengan/tanpa lendir atau darah, dengan frekuensi 3 kali atau lebih sehari,
berlangsung kurang dari 14 hari, kurang dari 4 episode/bulan.
Perubahan konsistensi feses menjadi lebih lembek/cairdan frekuensi
defekasi lebih seringmenurut ibu
18
Anamnesis Frekuensi BAB: 3 kali atau lebih, konsistensi feses cair atau lembek
(konsistensi feses cair tanpa ampas walaupun hanya sakali dapat disebut
diare), ada tidaknya darah dan atau lendir, jumlah feses.
Ada tidaknya muntah, gejala-gejala klinik lain (batuk-pilek, panas, kejang,
dan lain-lain), riwayat masukan cairan sebelumnya, minum lahap atau malas
minum.
Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda dehidrasi, komplikasi, penyakit penyulit (bronkopneumoni,
bronkiolitis, malnutrisi, ensefalitis, meningitis, penyakit jantung dan
dekompensasi kordis), dan : keadaan umum (gelisah, cengeng, rewel,
letargi, tampak sakit berat), frekuensi nadi, suhu, tekanan darah, frekuensi
nafas (tanda asidosis atau adanya penyakit penyulit). Pemeriksaan yang
meliputi keadaan umum pasien, status dehidrasi, pemeriksaan abdomen,
ekskoriasi pada bokong, dan manifestasi kulit. Penting untuk mengukur berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, perbandingan berat badan terhadap
tinggi badan, kehilangan berat badan, menilai kurva pertumbuhan, dan
sebagainya
Kriteria Diagnosis 1. Diare kurang dari 14 hari
2. Ada tidaknya darah dalam feses
3. Tanda-tanda dehidrasi (keadaan umum gelisah atau letargi, kelopak mata
cekung, minum lahap atau tidak mau, turgor kembali dibawah 1 detik atau 1
samapi 2 detik atau lebih dari 2 detik)
Diagnosis Diare akut dehidrasi (derajat dehidrasi dibagi menjadi: tanpa dehidrasi,
ringan sedang, dan berat)
Diagnosis Diare akut dehidrasi (atau diare cair akut dehidrasi)
Banding Disentri dehidrasi
Diare prolong dehidrasi
Diare akut dengan penyulit (BP, bronkiolitis, decompensasi kordis, malnutrisi
berat, ensefalitis, dan menengitis)
Pemeriksaan Darah rutin, feses rutin, dan urin rutin atas indikasi
Penunjang Elektrolit dan atau gas darah atas indikasi
Terapi 1. Rehidrasi
2. Obat-obatan
3. Diet
4. Edukasi
Rehidrasi (Terapi cairan dan elektrolit) :
Koreksi cairan dan elektrolit dibedakan 2 macam:
1. Diare akut murni (diare cair akut).
2. Diare akut dengan penyulit/komplikasi.
19
ml/kgBB dalam 5 jam
Umur 1 tahun ke atas: 30 ml/kgBB dalam 30 menit pertama, selanjutnya 70
ml/kgBB dalam 2,5 jam
Monitoring rehidrasi dilakukan setiap jam, jika tanda-tanda dehidrasi hilang,
rehidrasi dihentikan.
Ad 2. Pada diare akut dengan penyulit :
Menggunakan modifikasi Sutejo dengan cairan yang mengandung: Na: 63,3
mEq/L. K: 10,4mEq/L, CI: 61,4 mEq/L, HCO 3: 12,6 mEq/L(mirip cairan KAEN
3A).
Terapi medikamentosa :
Diberikan preparat zink elemenal, untuk usia < 6 bulan sebanyak 1 x 10 mg
dan usia ≥ 6 bulan sebanyak 1 x 20 mg selama 10-14 hari. Obat-obatan
antimikroba termasuk antibiotik tidak dipakai secara rutin pada penyakit diare
akut. Patokan pemberian antimikroba/antibiotika adalah sebagai berikut :
1. Kolera.
1. Diare bakterial invasif.
2. Diare dengan penyakit penyerta.
3. Diare karena parasit/jamur.
4. Bayi umur kurang dari 3 bulan
Ad. 1. Kolera :
Semua penderita yang secara klinis dicurigai kolera diberi
Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 3 hari.
20
Ad. 2. Diare bakterial invasif :
Secara klinis didiagnosis jika :
Panas lebih dari 38,5oC dan meteorismus.
Ada lendir dan darah dalam tinja secara makroskopis maupun
mikroskopis.
Leukosit dalam tinja secara mikroskopis lebih dari 10/lpb atau
++
Antibiotika yang dipakai sementara menunggu hasil kultur :
K1inis diduga ke arah Shigella (setiap diare yang disertai
darah dapat dianggap shigelosis, jika tidak ada tanda klinis
yang khas untuk penyakit lainya atau belum dapat dibutikan
infeksi lainnya, melalui kultur) diberi Nalidixid acid
55mg/kgBB/hari diberi 4 dosis selama 10 hari atau
Ciprofloxacin 30 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 5 hari.
Jika tidak ada perbaikan dalam 48 jam, antibiotik diganti
dengan ceftriakson 100 mg/KgBB/ hari sekali sehari atau
Azitromizin
K1inis diduga ke arah Salmonella diberikan Kloramfenikol
100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 10 hari.
Klinis diduga amubiasis, segera dilakukan pemeriksaan
preparat langsung tinja: jika ditemukan bentuk trofozoit
dengan RBC di dalam sitoplasmanya diberikan metronidazol
dengan dosis 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Edukasi Pendidikan kesehatan dilakukan pada saat visite dan di ruangan khusus
dimana orangtua penderita dikumpulkan.
Pokok ceramah meliputi :
Usaha pencegahan diare dan KKP.
Usaha pertolongan untuk mencegah dehidrasi pada diare dengan
menggunakan oralit dan cairan.
Imunisasi.
Keluarga berencana.
21
Penderita dipulangkan :
Bi1a yakin ibu sudah dapat/sanggup membuat/memberikan oralit
kepada anak dengan cukup wa1aupun diare masih berlangsung.
Kausa diare/penyakit penyerta sudah diketahui dan diobati (tidak
mutlak).
Prognosis Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Tingkat evidens I
Tingkat rekomendasi A
Indikator Medis Gambaran klinis dan derajat dehidrasi
Target Sembuh dalam 3 sampai 5 hari
Kepustakaan 1. Pudjiadi A, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, dkk.
Pedoman pelayanan medis IDAI. IDAI 2010. H 58-62.
2. Nelson Pediatric Text Book King CK, Glass R, Bresee JS, Duggan C.
Managing acute gastroenteritis among children oral rehydration:
maintenance, and nutritional therapy. Centers for disease control and
prevention. MMWR. 2003;52:1-29.
3. Dep Kes RI, Dirjen PP & PL. Keputusan Menteri Kesehatan RI No:
1216/Menkes/SK/XI/2001 Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit
Diare, Edisi ke 5, Tahun 2007
4. Buku ajar IDAI Gastroenterohepatologi
5. Nelson Pediatric Text Book Fortaine O, Newton C. A revolution in the
management of diarrhea. Bull WHO. 2001; 79: 471-9.
6. Santosham M, Duggan C, Brown KH, Greenough III WB. Management of
acute diarrhea. Dalam: Wyllie R, Hyams JS, penyunting. Pediatric
Gastrointestinal and Liver Disease: Pathophysiology, Diagnosis,
Management. Edisi ke-3. Philadelphia: WB Saunders; 2006. H. 557-81.
7. World Health Organization. Guideline for the control of shigellosis,
including epidemics due to shigella dysenteriae type 1. WHO; 2003. H. 1-
70.
22
Panduan Praktik Klinik Demam Berdarah Dengue:
23
Diagnosis Deman berdarah dengue
Diagnosis Banding Demam dengan manifestasi trombositopenia
Pemeriksaan Penunjang Hb, Ht, lekosit, trombosit, serologi dengue
Terapi Nonfarmakologis :
- Tirah baring
- Diet nasi biasa
Farmakologis
- Parasetamol bila demam
- Cairan intravena : Ringer laktat atau ringer asetat 4 – 6 jam / kolf
- Koloid plasma ekspander pada DBD stadium III dan IV
- Bila diperlukan tranfusi trombosit dan komponen darah sesuai indikasi
pertimbangan heparinisasi pada DBD stadium III dan IV dengan
koagulasi intravaskuler diseminata (KID)
Edukasi 1. Istirahat
2. Banyak Minum
3. Awasi tanda-tanda pendarahan
Prognosis Prognosisi jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad bonam, karena hal ini tergantung
dari derajat beratnta penyakit
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah kritis PETRI
Indikator medis
Lama Perawatan 7 – 10 hari
Kepustakaan 1. Kemenkes RI. Tat Laksana Demam berdarah Denque, Jakarta
2. Chen, Kpohan, HT, Sinto, R, Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah
Denque, Medicinus, Jakarta 2009, Vol 22; p3-7
3. WHO, Dengue Haemorhagis Fever; diagnosis, treatment, prevention and control
2 nd Edition, Genive, 1977
24
Clinical Pathway Sectio Caesaria:
Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathway
Seksio Sesaria
25
Memantau tanda-tanda infeksi
Pemantauan perdarahan
3. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi, dsb)
Hemoglobin
Leukosit
Hematocrit
Trombosit
Clotting time
Bleeding Time
BSS
Urine rutin
Golongan darah
Cross Match
HbsAg
USG kebidanan
4. Tatalaksana Medis
Sectio Caesarea
Spinal Anestesi/ Anestesi Umum
Resusitasi Bayi
5. Tatalaksana Keperawatan/ Kebidanan
IVFD
Kateter
Pemeriksaan DJJ
Cukur pubis
IMD
Imunisasi Hepatitis B 0
Skin test
Ganti verban
6. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi, dsb)
IVFD RL: NaCl = 1:1 gtt 30/menit
Cefotaxim 3x 1 gr IV
Asam traneksamat 3x1 ampul IV
Ketorolac 3x1 ampul IV
Oksitoxin 1 ampul
Anestesi Umum
Midazolam IV 0,1-0,4 mg/kgBB
Bupivacaine 0,5% 12-14mg
Injeksi Vit. K
Imunisasi hepatitis B
Ciprofloksasin 2x 500mg tab
Asam Mefenamat 3x 500mg tab
Fe tablet 1x1 tab
7. Nutrisi (enteral, parenteral, diet, pembatasan carian,
makanan tambahan, dsb)
26
Puasa 6 jam pre operasi
NB TKTP
8. Kegiatan (aktifitas, toileting, pencegahan jatuh)
Rawat Inap
Perawatan Bayi
Mobilisasi perlahan
Mobilisasi Penuh
9. Konsultasi dan komunikasi tim (rujuk ke spesialis atau
unit lain, jadwal konfrensi tim)
Konsul Anak
10. Konseling psikososial (kepastian dan kenyamanan bagi
pasien/keluarga)
Konseling kontrasepsi
11. Pendidikan dan komunikasi dengan pasien/keluarga
(obat, diet, penggunaan alat, rehabilitasi, dsb)
Penjelasan tentang operasi dan
Penatalaksanaannya ( Informed Consent)
Persiapan Operasi
Izin Operasi
Izin Anestesi
Edukasi IMD
Edukasi tentang perawatan luka
Edukasi Kontrol ke poliklinik
Edukasi Imunisasi dasar bayi
12. Rencana discharge (penilaian outcome pasien yang harus
dicapai sebelum pemulangan)
Nyeri berkurang
Perdarahan
Tidak ada syok
Tidak ada infeksi
27
Clinical Pathway Stroke Non Hemorrhagic:
Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathways
Stroke Non Hemorragic
(Trombosis Cerebri)
Rumah Sakit Pusri
Nama pasien :
Tanggal lahir pasien :
Nomor rekam medik :
Catatan khusus :
Hari Rawat
Aspek Pelayanan
I II III IV V VI VII
13. Penilaian dan Pemantauan Medis
Anamnesa
Penurunan Kesadaran
Kelemahan separuh tubuh mendadak
Bicara pelo
Sakit kepala
Pemeriksaan Fisik (Tekanan Darah, nadi,
suhu, RR, pupil, GCS, pemeriksaan
neurologis)
28
14. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan
Assessment gangguan perfusi jaringan
perifer
Assessment gangguan pergerakan
fisik
15. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi,
dsb)
Darah lengkap
Urine Rutin
SGOT , SGPT
Ureum, Kreatinin
Natrium, Kalium, Chloride
Gula Darah Sewaktu
Profil Lipid (Cholesterol total, HDL, LDL,
Trigliseride)
ECG
Rontgen Thorax
CT Scan Kepala tanpa kontras
16. Tatalaksana Medis
Head Up 30 derajat
17. Tatalaksana Keperawatan
Pasang IVFD
Kateter
Oksigen
Suction
Mengukur capillary refill time
(normal 3-5 detik)
Meraba suhu acral
Mengukur kekuatan motorik (nilai
1-5)
Memposisikan pasien setiap 2 jam
miring kiri-kanan
29
Mobilisasi aktif 45-60 derajat
Mobilisasi aktif 90 derajat
9. Konsultasi dan komunikasi tim (rujuk ke
spesialis atau unit lain, jadwal konfrensi tim)
Konsul penyakit dalam
10. Konseling psikososial (kepastian dan
kenyamanan bagi pasien/keluarga)
11. Pendidikan dan komunikasi dengan
pasien/keluarga (obat, diet, penggunaan
alat, rehabilitasi, dsb)
Edukasi keluarga untuk
memposisikan pasien
Edukasi keluarga untuk melatih
gerak sendi pasif pada pasien
Edukasi keluarga tentang diet
pasien
12. Rencana discharge (penilaian outcome
pasien yang harus dicapai sebelum pemulangan)
a. Tekanan darah mulai turun
b. Tidak terjadi penambahan
kelumpuhan
c. perbaikan kesadaran
30
Clinical Pathway Appendisitis Akut:
Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathways
Appendisitis Akut
31
Mual, muntah
20. Pemeriksaan Penunjang (lab, radiologi, dsb)
Darah Rutin (Hb, leukosit, Ht, trombosit, hitung
jenis)
BSS
Golongan darah
Ureum
Kreatinin
ECG
Thorak foto
USG
21. Tatalaksana Medis
Anestesi Umum
Appendiktomi
22. Tatalaksana Keperawatan
Pasang infus
Persiapan operasi
Rawat luka
Lepas infus
23. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi, dsb)
IVFD RL
Ceftriaxon
Ketorolac
24. Nutrisi (enteral, parenteral, diet, pembatasan cairan,
makanan tambahan, dsb)
Puasa 6 jam pra operasi
Diet biasa TKTP
25. Kegiatan (aktifitas, toileting, pencegahan jatuh)
Mobilisasi post operasi
26. Konsultasi dan komunikasi tim (rujuk ke spesialis atau
unit lain, jadwal konfrensi tim)
Anesthesi
Spesialis Obgyn (pasien wanita)
27. Pendidikan dan komunikasi dengan pasien/keluarga
(obat, diet, penggunaan alat, rehabilitasi, dsb)
Penjelasan tentang penyakit dan penatalaksanaannya
Inform Consent (izin pembiusan & izin operasi)
Penjelasan kontrol ulang
28. Rencana discharge (penilaian outcome pasien yang harus
dicapai sebelum pemulangan)
Pasca operasi kondisi membaik, tidak ada keluhan
32
Tanggal masuk Tanggal keluar
Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathway
Diare Akut Dehidrasi
33
Observasi nyeri
Obsrvasi Vital Sign
31. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi, dsb)
Hb
Leukosit
Hitung jenis
Urine Rutin
Feces rutin
32. Tatalaksana Keperawatan
Pasang infus
Kompres (bila demam)
33. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi, dsb)
RL 4 Kolf/Hari (Dehidarasi berat target
120 ml/kgbb/4 jam & Dehidrasi Ringan Sedang
75 ml/kgbb/4 Jam)
Kaen 3A
Oralit
Zinc tablet/ syrup 1x...mg ( < 6bln =10 mg,
> 6 bln =20 mg )
Paracetamol ( 10-15 mg/kgbb/kali bila perlu)
Alasa
Variasi pelayanan yang
Tanggal Tanda-tangan
diberikan
n
34
Tanggal masuk Tanggal keluar
Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathways
Demam Berdarah Dengue
(Dewasa)
Rumah Sakit Pusri
Nama pasien :
Tanggal lahir pasien :
Nomor rekam medik :
Catatan khusus :
Hari Rawat
Aspek Pelayanan
I II III IV V VI VII
40. Penilaian dan Pemantauan Medis
• Kesadaran □ □ □ □ □ □ □
• Demam □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian nyeri □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian muntah □ □ □ □ □ □ □
35
• Penilaian BAB hitam □ □ □ □ □ □ □
• Manifestasi perdarahan □ □ □ □ □ □ □
• Nyeri perut □ □ □ □ □ □ □
41. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan
• Penilaian keadaan umum □ □ □ □ □ □ □
• Pemeriksaan suhu tubuh □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian nyeri □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian muntah □ □ □ □ □ □ □
• Balans cairan □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian keadaan umum □ □ □ □ □ □ □
42. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi,
dsb)
• Hemoglobin □ □ □ □ □ □ □
• Hematokrit □ □ □ □ □ □ □
• Trombosit □ □ □ □ □ □ □
• Leukosit □
• Pemeriksaan Ig G, Ig M □
43. Tatalaksana Medis
• Infus □ □
36
• Penjelasan tentang penyakit, banyak □
minum dan awasi tanda-tanda perdarahan
• Penjelasan tentang kontrol ulang □
12. Rencana discharge (penilaian outcome
pasien yang harus dicapai sebelum pemulangan)
• Peningkatan kesadaran /perbaikan □ □ □ □ □ □
• Tidak demam □ □ □ □
• Trombosit mulai meningkat □ □ □ □
> 100.000/mm3
• Hematokrit normal □ □ □ □
Variasi pelayanan yang Tanggal Alasan Tanda-tangan
diberikan
37