Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan akreditasi versi 2012 yang mengacu pada JCI, RS Pusri telah
menyusun Panduan Praktik Klinik dan Clinical Pathway dengan lima area prioritas
yang ditetapkan oleh Direktur. RS Pusri menetapkan lima area prioritas sesuai
dengan konsep high risk, high volume dan problem prone. Lima area tersebut terdiri
dari area Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Kebidanan dan Kandungan serta Saraf.
Lima area prioritas tersebut adalah Demam Berdarah Dengue, Appendicitis Akut,
Diare Akut Dehidrasi, Sectio Caesaria dan Stroke Non Hemoragik.

B. TUJUAN
Tujuan dilakukan monitoring lima area prioritas adalah agar masalah-masalah yang
ditimbulkan pada area ini dapat diperbaiki sebagaimana mestinya sehingga
pelayanan medis lebih bermutu.

C. LIMA AREA PRIORITAS

1. Kebidanan dan Kandungan: Sectio Caesaria

2. Saraf: Stroke Non Hemoragik

3. Bedah: Appendisitis Akut

4. Anak: Diare Akut

5. Penyakit Dalam: Demam Berdarah Dengue

1
BAB II
DEFINISI

 Clinical pathway adalah alat untuk melaksanakan pelayanan medis yang terpadu
untuk mencapai hasil pelayanan yang diharapkan dengan mempertimbangkan
lama waktu perawatan

 Untuk kendali mutu dan kendali biaya

2
Alur Pelaporan Clinical Pathway

SOSIALISASI
 Sosialisasi dilakukan oleh Komite Medik
 Sosialisasi dilaksanakan kepada unit-unit pelaksana teknis dengan melibatkan
Kepala Ruangan, Kepala Instalasi, Kepala Bidang, Ketua SMF, Komite
Keperawatan dan Direksi

INDIKATOR KEBERHASILAN
 Kelengkapan pengisian clinical pathway (standar 80%)

3
BAB III
HASIL KEGIATAN

MONITORING KELENGKAPAN PENGISIAN CLINICAL PATHWAY


 Metode retrospektif dengan menggunakan pedoman Clinical Pathway dengan
target 80%
 Evaluasi dilakukan di Lima Area Prioritas pada tanggal 1 Juli – 30 September 2016

4
MONITORING KASUS SECTIO CAESARIA
Pada SMF Kandungan dan Kebidanan dengan kasus Sectio Caesaria pada bulan Juli
-September 2016 didapatkan:

Juli Agustus September Keterangan

Tidak ada CP 6 (20%) 1 (5,88%) 3 (7,14%)

CP diisi tapi 2 (6,67%) 2 (11,76%) 2 (4,76%) Terdapat peningkatan


tidak lengkap kelengkapan pengisian
CP namun masih
CP diisi 22 (73,33%) 14 (82,35%) 37 (88,09%) belum memenuhi
lengkap standar
Total 30 17 42

40 37
35
30
25 22
20
14
15
10 6
5 2 1 2 3 2
0
Juli Agustus September

Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap

MONITORING KASUS STROKE NON HEMORAGIK

Pada SMF Saraf dengan kasus Stroke non hemoragik pada bulan Juli - September 2016
didapatkan:

5
Juli Agustus September Keterangan

Tidak ada CP 0 0 0
CP diisi tapi 0 0 0
tidak lengkap
CP diisi 0 3 0
lengkap Pengisian CP sudah
sesuai standar.
Total 0 3 0

Jumlah 1 3 2
Kasus
Stroke

3,5
3
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0 0 0 0 0 0 0 0
0
Juli Agustus September

Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap

MONITORING KASUS APPENDICITIS AKUT

Pada SMF Bedah dengan kasus appendicitis akut pada bulan Juli - September 2016
didapatkan:

6
Juli Agustus September Keterangan

Tidak ada 0 0 0
CP
CP diisi 0 0 0
tapi tidak Pengisian CP sudah
lengkap lengkap dan sudah
memenuhi standar
CP diisi 2 (100%) 0 4 (100%)
lengkap
Total 2 0 4

4,5 4
4
3,5
3
2,5 2
2
1,5
1
0,5 0 0 0 0 0 0 0
0
Juli Agustus September

Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap

MONITORING KASUS DIARE AKUT DEHIDRASI

Pada SMF Anak dengan kasus diare akut dehidrasi pada bulan Juli - September 2016
didapatkan:

Juli Agustus September Keterangan

7
Tidak ada 0 0 0
CP
CP diisi tapi 0 0 0
tidak Pengisian CP sudah
lengkap lengkap dan sudah
CP diisi 5 (100%) 4 (100%) 6 (100%) memenuhi standar
lengkap
Total 5 4 6

7
6
6
5
5
4
4
3
2
1
0 0 0 0 0 0
0
Juli Agustus September

Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap

MONITORING KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE

Pada SMF Penyakit Dalam dengan kasus demam berdarah dengue pada bulan Juli -
September 2016 didapatkan:

Juli Agustus September Keterangan

Tidak ada CP 0 0 0 Masih belum ada

8
CP diisi tapi tidak 3 (42,86%) 0 0
lengkap peningkatan
kelengkapan
CP diisi lengkap 4 (57,14%) 6 (100%) 4 (100%) pengisian CP dan
belum memenuhi
Total 7 6 4 standar

7
6
6
5
4 4
4
3
3
2
1
0 0 0 0 0
0
Juli Agustus September

Tidak ada CP
CP diisi tapi tidak lengkap
CP diisi lengkap

BAB IV
PENUTUP

SIMPULAN

Dari hasil evaluasi clinical pathway pada 5 area prioritas Juli - September 2016:
1. Pengisian CP untuk kasus SC, Appendicitis Akut, Stroke Non Hemoragik dan
Diare dengan Dehidrasi sudah lengkap dan memenuhi standar.
2. Pengisian CP lengkap untuk kasus DBD, Juli 57% dan Agustus – September

9
sudah 100%.

SARAN
 Dilakukan sosialisasi ulang tentang tata cara pengisian clinical pathway.
 Dilakukan rapat bersama Komite Medik, Ketua SMF dan Manajemen untuk
membahas PPK dan CP.

Panduan Praktik Klinik Sectio Caesaria:

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


KEBIDANAN & PENYAKIT KANDUNGAN
RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG

Sectio Caesaria
ICD 10 : 020.0
1. Pengertian (definisi)  Persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui sayatan
pada dinding perut dan dinding rahim yang utuh serta berat
janin ›500 g

10
2. Anamnesa KU : hamil dengan indikasi sectio sesaria
RPP:
R/ perut mules menjalar ke pinggang makin lama makin sering dan kuat,
keluar air, keluar darah lendir (tanda inpartu)
R/ nyeri perut, warna urine
Gerakan anak masih dirasakan atau tidak?
R/ seksio sesaria sebelumnya (indikasi, insisi, lama penyembuhan luka yang
lalu)

R/ jarak antara kehamilan sekarang dengan SC sebelumnya


R/ HPHT
3. Pemeriksaan Fisik Status Obstetri
PL: Leopold I, II, III, IV, DJJ, TBJ, kontraksi uterus
VT: portio konsistensi, posisi, pendataran, pembukaan, ketuban +/-,
bagian terbawah janin, penurunan, penunjuk.
4. Kriteria Diagnosis  Anamnesis
 Pengukuran tebal SBR (Segmen Bawah Rahim)
5. Diagnosis Hamil dengan indikasi seksio sesaria / pro SC
6. Diagnosis Banding -

7. Pemeriksaan - Ultrasonografi (biometri janin)


Penunjang - Ultrasonografi transvaginal untuk pengukuran tebal SBR
- Laboratorium darah rutin, kimia darah
8. Prosedur Tindakan  Prosedur tindakam SC secara SSTP
 Perawatan rumah sakit
 Hanya dilakukan apabila akan dilakukan seksio primer atau
jika tranportasi sulit, tingkat pendidikan pasien rendah
 Perawatan pasca seksio ± 3-5 hari
 Penyulit
 Ruptura uteri: histerorapi - histerektomi
 Kematian janin, kematian ibu
 Plasenta akreta, perkreta, inkreta: histerektomi
 Endometritis, infeksi subkutis
 Perdarahan
9. Pasca Prosedur  Perawatan pasca bedah
Tindakan  Pemberian antibiotik injeksi, dilanjutkan antibiotik oral
 Ruborantia
 Edukasi dan konseling KB
10. Edukasi  Konseling untuk mendapat informed consent mengenai penjelasan
partus dengan sectio caesaria atau per abdominam
 Masa penyembuhan luka ± 100 hari dan perawatan luka
 Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
 Kontrol ke poliklinik
 Medika mentosa
 Antibiotik
 Analgetik

11
 Uterotonik
11. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
12. Lama Perawatan 3-5 hari
13. Tingkat Evidens I/II/III/IV
14. Tingkat Rekomendasi A/B/C
15. PenelaahKritis
16. Kepustakaan 1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Williams obstetrics 23rd. New York: McGraw-Hill Companies Inc; 2005.
2. Himpunan Kedokteran Fetomaternal. Panduan penatalaksanaan kasus
obstetri. Jakarta: Pelawa Sari; 2012.
3. Vaginal Birth After Caesarean Section. ACOG Practice Bulletin; 2004.
4. Jastrow N, Chaillet N, Roberge S, Morency AM, Lacasse Y, Bujold M.
Sonographic lower uterine segment thickness and risk of uterine scar
defect a systematic review. J Obstet Gynaecol Can 2010;32(4):321–327.
5. Birth after previous caesarean birth. RCOG; 2007.

Panduan Praktik Klinik Stroke:

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


PENYAKIT NEUROLOGI
RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG

STROKE
ICD.
Pengertian (definisi) Stroke adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi
neurologis (definisi neurologik fokal atau global) yang terjadi secara
mendadak, berlangsung selama atau lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak karena berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) atau pecahnya
pembuluh darah secara spontan (stroke perdarahan)
Anamnesis Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba, saat aktifitas / istirahat,
kesadaran baik/ terganggu, nyeri kepala / tidak, muntah / tidak,
kejang/tidak, kelemahan seisi tubuh/tidak, gangguan sensibilitas/tidak,

12
afasia/tidak, riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung (faktor risiko stroke
lainnya), lamanya (onset), serangan pertama / ulang
Pemeriksaan Fisik Status generalis : kesadaran (Glasgow Coma Scale), vital sign (TD, Nadi,
RR, Temperatur) dan pemeriksaan umum lainnya. Status neurologis :
ditemukan adanya defisit neurologis pada salah satu atau lebih dari
pemeriksaan berikut ini : pemeriksaan saraf-saraf kranialis, fungsi motorik,
sensorik, luhur, vegetatif, gejala rangsang meningeal, gerakan abnormal,
gait dan keseimbangan
Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang (CT Scan Kepala)
Diagnosis 1. Stroke Iskemik
2. Stroke perdarahan

Diagnosis Banding 1. Ensefalopati toksik atau metabolik


2. Kelainan non neurologis/ fungsional (contoh : kelainan jiwa)
3. Bangkitan epilepsi yang disertai paresis Todd’s
4. Migren Hemiplegic
5. Lesi struktural intracranial (hematoma subdural, tumor otak, AVM)
6. Infeksi ensefalitis, abses otak
7. Trauma kepala
8. Ensefalopati hipertensif
9. Sklerosis multiple
Pemeriksaan  Laboratorium : darah perifer lengkap, faal hemostatis (PT,APTT, Fibrinogen,
Penunjang INR, D-dimer), BSS, Fungsi Ginjal (Ureum, kreatinin, asam urat), fungsi
jantung (CK-NAK, CK-MB), fungsi hati (SGOT, SGPT), Profil lipid (kolesterol
total, LDL, HDL, Trigliserida), elektrolit, analisa gas darah (AHA/AS, Class I,
Level of evidence B)
 EKG (AHA/AS, Class I, Level of evidence B)
 Rontgen Thorak (AHA/ASA, Class I, Level of evidence B)
 CT Scan kepala tanpa kontras sebagai golden standar (AHA/ASA, Class II,
Level of evidence A)
 MRI kepala (AHA/ASA, Class II, Level of evidence A )
 MRA (AHA/ASA, Class I, Level of evidence A)
 CT Angiografi (AHA / ASA, Class II, Level of evidence A)
 Pungsi Lumbal
 Echocardiography (TTE dan atau TEE) (AHA/ASA, Class III, Level of
evidence B)
 Carotid Doppler (USG Carotis)
 Transcranial Doppler /TCD (AHA/ASA, Class II, Level of evidence A)
Terapi Panatalaksanaan Umum Stroke Akut :
a. Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
b. Stabilisasi hemodinamik dengan cairan isotonis dengan cairan kristaloid
intravena
c. Penatalaksanaan hipertensi pada stroke akut dengan menggunakan
obat antihipertensi golongan Calcium Channel Blocker secara intravena
(Nicardipin atau Diltiazem dengan dosis 5mg/jam 2,5 mg/jam tiap 15
menit sampai 15 mg/jam) dengan ketentuan sebagai berikut :
 Pada stroke iskemik akut, TD diturunkan 15% (sistolik maupun
diastolik > 120 mmHG (AHA/ASA, Class I, Level of evidence B)

13
 Pada stroke perdarahan intraserebral akut, apabila TDS>200 mmHg
atau MAP > 150 mmHg, TD diturunkan sampai TDS 140 mmHg.
(AHA/ASA, Class Iia, Level of evidence B)
d. Penatalaksanaan hipotensi pad stroke akut, apabila TDS < 100 mmHg
atau TDD < 70 mmHg dengan pemberian obat vasopressor intravena
(norefinefrin dengan dosis 4 ug/ml dimulai 1 ug/menit dititrasi atau
Dopamin dengan dosis > 10 ug/kgBB/menit)
e. Penatalaksanaan peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) dengan cara :
 Elevasi kepala 30 derajat
 Posisi pasien menghindari penekanan vena jugular
 Hindari pemberian cairan hipotonik atau glukosa
 Hindari Hipertermia
 Jaga Normovolemia
 Osmoterapi dengan pemberian cairan Manitol intravena dengan
dosis 0,25 – 0,5 g/kgBB selama > 20 menit diulang setiap 4-6 jam
dengan target < 310m0sm/L (AHA/ASA, Class III, Level of evidence
C)
f. Pengendalian kejang dengan Diazepam bolus lambat intravena 5-20 mg
dan diikuti Fenitoin loading dose 15-20 mg/kgBB bolus dengan
kecepatan 50 mg/menit jika masih kejang (AHA/ASA, Class I, Level of
evidence C)
g. Pengendalian hiperpireksia dengan antipiretika Asetaminofen 650 mg
jika suhu > 38,5 derajat Celcius dan diatasi penyebabnya (AHA/ASA,
Class I, Level of evidence C)
h. Penatalaksanaan hiperglikemia (BSS > 180 mg/dl) pada stroke akut
dengan titrasi (AHA/ASA, Class I, Level of evidence C). Hipoglikemia
berat (<50mg/dl) diobati dengan Dektrose 40% intravena atau infus
glukosa 10-20%. Target yang harus dicapai adalah normoglikemia
i. Pemberian H2 antagonis (Ranitidin) atau penghambat pompa proton
(Omeprazole) secara intravena dengan dosis 80mg bolus jika terjadi
stress ulcer (Class I, Level of evidence A)
j. Pemberian analgesik dan anti muntah sesuai indikasi
k. Pemberian Neuroprotektor (Citicholin) dengan dosis 2x1000 mg
intravena selama 3 hari dilanjutkan dengan oral 2 x 1000mg selama 3
minggu (ICTUS)

A. Stroke Iskemik / Infark :


 Aspirin dengan dosis awal 325 mg dalam 24 – 48 jam pada stroke iskemik
akut (AHA/ASA, Class I, Level of evidence A)
 Pasien stroke iskemik atau TIA yang tidak mendapatkan antikoagulan
harus diberikan antiplatelet Aspirin (80-325 mg) atau Clopidogrel 75 mg,
atau terapi kombinasi Aspirin dosis rendah 25 mg dengan extended
release dipyridamole 200 mg (AHA/ASA, Class I, Level of evidence A)
 Clopidogrel 75mg lebih baik dibandingkan dengan aspirin saja (AHA/ASA,
Class II b, Level of evidence B)
 Kombinasi Aspirin dan Clopidogel tidak direkomendasikan pada pasien –
pasien stroke iskemik akut, kecuali pada pasien dengan indikasi spesifik
(misalnya angina tidak stabil atau non Q wqve atau recent stenting),
pengobatan diberikan sampai 9 bulan sesudah kejadian (AHA/ ASA,
Class I,Level of evidence A)
 Penambahan Aspirin pada terapi Clopidogrel yang diberikan pada
populasi resiko tinggi akan meningkatkan resiko perdarahan bila

14
dibandingkan dengan pemakaian Clopidogel saja, sehingga pemakaian
rutin seperti ini tidak direkomendasikan untuk stroke iskemik atau TIA
(AHA/ASA, Class III. Level of evidence A)
 Pada penderita tidak toleran dengan Aspirin, Clopidogrel 75 mg atau
extended release dipyridamole 2x200 mg dapat digunakan (AHA/ASA,
Class lia, Level of evidence B)
 Trombolitik (harus memenuhi kriteria inklusi) : pemberian iv rTPA dosis
0,9mg /kgBB (maksimum 90mg), 10% dari dosis total diberikan sebagai
bolus inisial, dan sisanya sebagai infus selama 60 menit.
Direkomendasikan secepat mungkin dalam rentang waktu 3 jam
(AHA/ASA, Class I, Level of evidence A)
 Antikoagulan (heparin, LMWH, heparinoid) atau antagonis vitamin K
(warfarin) direkomendasikan untuk stroke iskemik atau TIA yang disertai
dengan fibrilasi atrial intermitten atau permanen yang paroksismal (target
INR 2,5 dengan rentang 2,0-3,0) (AHA/ASA, Clas I, Level of evidence A)
 Pemberian Statin dengan efek penurunan lipid direkomendasikan pada
stroke iskemik dan TIA yang disertai aterosklerosis tanpa PJK dengan
LDL 100mg/dl (AHA, ASA, Class I, Level of evidence B)
B. Pendarahan Subarachnoid :
 Untuk mencegah vasospasme dengan pemberian Nimodipine dimulai
dengan dosis 1-2 mg/jam iv pada hari ke-3 atau secara oral 60 mg setiap
6 jam selama 21 hari (AHA/ ASA, Class I, Level of evidence A)
 Terapi antifibrinolitik dengan Asam Traneksamat loading dose 1 gr
intravena kemudian dilanjutkan 1 g setiap 6 jam selama 72 jam untuk
mencegah perdarahan ulang(rebleedin)
C. Perdarahan Intraserebral :
Konservatif :
 Memperbaiki faal hemostasis (bila ada gangguan faal hemostasis)
Operatif : dilakukan pad aksus yang indikatif / memungkinkan :
 Volume perdarahan lebih dari 30 cc atau diameter > 3 cm pada fossa
posterior
 Letak lobar dan kortikal dengan tanda-tanda peninggian TIK akut dan
ancaman herniasi otak
 Perdarahan serebellum
 Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau serebellum
 GCS > 7
 Rehabilitasi untuk stroke :
a. Direkomendasikan untuk memulai rehabilitasi dini setelah kondisi
medis stabil (AHA/ASA, Class III, Level of evidence C)
b. Setelah keluar dari unit stroke, direkomendasikan untuk melanjutkan
rehabilitasi dengan berobat jalan selama tahun pertama setelah
stroke (AHA/ASA, Class II, Level of evidence A)
c. Direkomendasikan untuk meningkatkan durasi dan intensitas
rehabilitasi (AHA / ASA, Class II, Level of evidence B)

Edukasi Bertujuan melakukan pencegahan sekunder (serangan ulang stroke)


dengan memberikan konseling kepada penderita dan keluarganya,
diantaranya :
a. Pengaturan diet denganmengkonsumsi makanan rendah lemak jenuh
dan kolesterol, tinggi serat, tinggi protein , mengandung antioksidan
b. Istirahat yang teratur dan tidur yang cukup

15
c. Mengendalikan stress dengan berpikir positif bertujuan respon relaksasi
yang menurunkan denyut jantung dan tekanan darah
d. Pengendalian faktor-faktor resiko yang telah diketahui dengan obat-obat
yang telah diberikan selama dirawat dan rutin kontrol berobat pasca
dirawat.
e. Memodifikasi gaya hidup (olahraga, tidak merokok, tidak mengkonsumsi
alkohol, penurunan berat badan pada obesitas)
f. Melanjutkan fisioterapi dengan berobat jalan
Prognosis  Ad Vitam
Tergantung berat stroke dan komplikasi yang timbul
 Ad Functionam
Penilaian dengan parameter :
 Activity Daily Living (Barthel Index)
 NIH Stroke Scale (NIHSS)
Penelaah Kritis  AHA / ASA
 Perdossi Pokdi Stroke
Indikator Medis  Semua faktor-faktor resiko pada penderita stroke telah diidentifikasi dan
diatasi dengan pendekatan multidisiplin
 Perbaikan klinis penderita stroke pasca perawatan dengan parameter : ADL
(Activity Daily Living/ Barthel Index) dan NIHSS (NIH Stroke Scale)
 Pencegahan dan pengurangan komplikasi neurologis maupun non neurologis
akibat stroke baik pada fase akut maupun kronis
 Konseling terhadap pasien stroke dan keluarga tentang perawatan di rumah
(home care) dan kontrol rutin pasca perawatan untuk pencegahan sekunder
stroke
Kepustakaan  Standar pelayanan Medis Neurologis 2006
 Standar pelayanan Operasional 2006
 AHA / ASA Guideline Stroke 2011

Panduan Praktik Klinik Appendisitis Akut:

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)


BEDAH DIGESTIVE
RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG

APPENDISITIS AKUT
ICD: K35
Pengertian (Definisi) Suatu peadangan akut appndik yang ditandai oleh adanya
obstruksi parsial lumen atau tejadinya proses inflamasi aku
dari jaringan sekitar appendiks
Anamnesis Nyeri perut kanan bawah
Mual, muntah, nyeri epigatrium pindah dan menetap di
abdomen kanan bawah
Demam

16
Nafsu makan bekurang
Pemeriksaan Fisik  Nyeri tekan titik Mc. Burney
 Rebound of pain
 Demam sub febris
Kriteria Diagnosis 1. Klinis
2. Pemeriksaan fisik
3. Laboratorium
4. USG
Diagnosis Appendicitis Akut (ICD: K35)

Diagnosis Banding  Adenitis mesentrik


 Gastroentriti akut
 Divertikulitis meckel
 Intusepsi
 Ilues akut atau enteritis reginal
 Ilkus peptik perforasi
 PID,KET, Kista, ovarium torsi
 Torsio testis, epidedimis
Pemeriksaan Pemeriksaan darah. ( HB, leukosit, trombosit, hematokrit, diff
Penunjang count
USG
Terapi  Appendiktomi
Edukasi Diet
Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
Tingkat Evidens
Tingkat
Rekomendasi
Penelaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan

17
Panduan Praktik Klinik Diare Akut:

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG

DIARE AKUT
ICD 10 : A00-A09

Pengertian (definisi) Kumpulan penyakit dengan gejala diare, yaitu defekasi dengan feses cair atau
lembek dengan/tanpa lendir atau darah, dengan frekuensi 3 kali atau lebih sehari,
berlangsung kurang dari 14 hari, kurang dari 4 episode/bulan.
Perubahan konsistensi feses menjadi lebih lembek/cairdan frekuensi
defekasi lebih seringmenurut ibu

18
Anamnesis Frekuensi BAB: 3 kali atau lebih, konsistensi feses cair atau lembek
(konsistensi feses cair tanpa ampas walaupun hanya sakali dapat disebut
diare), ada tidaknya darah dan atau lendir, jumlah feses.
Ada tidaknya muntah, gejala-gejala klinik lain (batuk-pilek, panas, kejang,
dan lain-lain), riwayat masukan cairan sebelumnya, minum lahap atau malas
minum.
Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda dehidrasi, komplikasi, penyakit penyulit (bronkopneumoni,
bronkiolitis, malnutrisi, ensefalitis, meningitis, penyakit jantung dan
dekompensasi kordis), dan : keadaan umum (gelisah, cengeng, rewel,
letargi, tampak sakit berat), frekuensi nadi, suhu, tekanan darah, frekuensi
nafas (tanda asidosis atau adanya penyakit penyulit). Pemeriksaan yang
meliputi keadaan umum pasien, status dehidrasi, pemeriksaan abdomen,
ekskoriasi pada bokong, dan manifestasi kulit. Penting untuk mengukur berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, perbandingan berat badan terhadap
tinggi badan, kehilangan berat badan, menilai kurva pertumbuhan, dan
sebagainya
Kriteria Diagnosis 1. Diare kurang dari 14 hari
2. Ada tidaknya darah dalam feses
3. Tanda-tanda dehidrasi (keadaan umum gelisah atau letargi, kelopak mata
cekung, minum lahap atau tidak mau, turgor kembali dibawah 1 detik atau 1
samapi 2 detik atau lebih dari 2 detik)
Diagnosis Diare akut dehidrasi (derajat dehidrasi dibagi menjadi: tanpa dehidrasi,
ringan sedang, dan berat)
Diagnosis Diare akut dehidrasi (atau diare cair akut dehidrasi)
Banding Disentri dehidrasi
Diare prolong dehidrasi
Diare akut dengan penyulit (BP, bronkiolitis, decompensasi kordis, malnutrisi
berat, ensefalitis, dan menengitis)
Pemeriksaan Darah rutin, feses rutin, dan urin rutin atas indikasi
Penunjang Elektrolit dan atau gas darah atas indikasi
Terapi 1. Rehidrasi
2. Obat-obatan
3. Diet
4. Edukasi
Rehidrasi (Terapi cairan dan elektrolit) :
Koreksi cairan dan elektrolit dibedakan 2 macam:
1. Diare akut murni (diare cair akut).
2. Diare akut dengan penyulit/komplikasi.

Ad 1. Diare akut murni


Diare akut dehidrasi ringan sedang menggunakanoralit pada dengan
dosis 75 ml/kgBB/4 jam, jika gagal upaya rehidrasi oral (URO)
mengunakan IVFD dengan cairan ringer laktat dosis 75 ml/kgBB/4
jam
Diare akut dehidrasi berat dapat mengunakan salah satu cara
1. Cairan ringer laktat dengan dosis 30 ml/jam/kgBB sampai tanda-tanda
dehidrasi hilang(target 4jam atau 120 ml/kgBB).
2. Umur 1 sampai 11 bulan: 30 ml/kgBB dalam satu jam pertama, selanjutnya 70

19
ml/kgBB dalam 5 jam
Umur 1 tahun ke atas: 30 ml/kgBB dalam 30 menit pertama, selanjutnya 70
ml/kgBB dalam 2,5 jam
Monitoring rehidrasi dilakukan setiap jam, jika tanda-tanda dehidrasi hilang,
rehidrasi dihentikan.
Ad 2. Pada diare akut dengan penyulit :
Menggunakan modifikasi Sutejo dengan cairan yang mengandung: Na: 63,3

mEq/L. K: 10,4mEq/L, CI: 61,4 mEq/L, HCO 3: 12,6 mEq/L(mirip cairan KAEN

3A).

Koreksi diberikan secara intravena dengan kecepatan :

Diare akut dengan penyulit dengan dehidrasi ringan-sedang :

4 jam I : 50 cc/kg BB.

20 jam II : 150 cc/kgBB.


Atau dapat diberikan dengan kecepatan yang sama 200 cc/kgBB/hari
Diare akut dengan penyulit dehidrasi berat :
4 jam I : 60 cc/kg BB.
20 jam II : 190 cc/kgBB.
Rehidrasi yang diberikan perhari tetap dimonitoring. Rehidrasi dihentikan jika
status rehidrasi telah tercapai (tidak ada tanda-tanda dehidrasi). Diare akut
dengan penyulit dengan dehidrasi ringan-sedang memerlukan cairan
rehidrasi antara 150 – 200 ml/kgBB/hari sedangkan dehidrasi berat 250
ml/kgBB/hari. Kebutuhan cairan rehidrasi untuk anak yang lebih besar (lebih
dari 10 kg) kurang dari nilai tersebut, sebagai patokan praktisnya adalah
dehidrasi ringan-sedang memerlukan 1,5 sampai 2 kali kebutuhan
maintenance (misalnya anak 20 kg, kebutuhan maitenancenya adalah 1500
mlyang berarti kebutuhan rehidrasinya 2250-3000ml), sedangkan dehidrasi
berat 2,5 kali maintenance.

Terapi medikamentosa :
Diberikan preparat zink elemenal, untuk usia < 6 bulan sebanyak 1 x 10 mg
dan usia ≥ 6 bulan sebanyak 1 x 20 mg selama 10-14 hari. Obat-obatan
antimikroba termasuk antibiotik tidak dipakai secara rutin pada penyakit diare
akut. Patokan pemberian antimikroba/antibiotika adalah sebagai berikut :
1. Kolera.
1. Diare bakterial invasif.
2. Diare dengan penyakit penyerta.
3. Diare karena parasit/jamur.
4. Bayi umur kurang dari 3 bulan

Ad. 1. Kolera :
Semua penderita yang secara klinis dicurigai kolera diberi
Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 3 hari.

20
Ad. 2. Diare bakterial invasif :
Secara klinis didiagnosis jika :
Panas lebih dari 38,5oC dan meteorismus.
Ada lendir dan darah dalam tinja secara makroskopis maupun
mikroskopis.
Leukosit dalam tinja secara mikroskopis lebih dari 10/lpb atau
++
Antibiotika yang dipakai sementara menunggu hasil kultur :
 K1inis diduga ke arah Shigella (setiap diare yang disertai
darah dapat dianggap shigelosis, jika tidak ada tanda klinis
yang khas untuk penyakit lainya atau belum dapat dibutikan
infeksi lainnya, melalui kultur) diberi Nalidixid acid
55mg/kgBB/hari diberi 4 dosis selama 10 hari atau
Ciprofloxacin 30 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 5 hari.
Jika tidak ada perbaikan dalam 48 jam, antibiotik diganti
dengan ceftriakson 100 mg/KgBB/ hari sekali sehari atau
Azitromizin
 K1inis diduga ke arah Salmonella diberikan Kloramfenikol
100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 10 hari.
 Klinis diduga amubiasis, segera dilakukan pemeriksaan
preparat langsung tinja: jika ditemukan bentuk trofozoit
dengan RBC di dalam sitoplasmanya diberikan metronidazol
dengan dosis 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis.

Ad. 3. Penyakit penyerta diobati sebagaimana mestinya.

Ad. 4 Untuk penyakit parasit diberikan :


 Amubiasis diberikan Metronidazole 50 mg/kbBB/hari dibagi
dalam 3 dosis selama 5-7 hari.
 Helminthiasis: untuk Ascaris/Ankylostoma/Oxyuris: Pyrantel
Pamoate 10 mg/kgBB/hari dosis tungga1 atau albendazole
400 mg dosis tunggal untuk anak lebih dari 2 tahun.
Untuk Trichuris : Mebendazole 2 X l00 mg selama 3 hari.
 Giardiasis : Metronidazole 15 mg/kgBB/hari selama 5 hari.
Untuk penyebab jamur diberikan :
Candidiasis diberikan Nistatin :
- Kurang dari 1 tahun : 4 X 100.000 IU se1ama 5 hari.
- Lebih dari 1 tahun : 4 X 300.000 IU se1ama 5 hari.

Edukasi Pendidikan kesehatan dilakukan pada saat visite dan di ruangan khusus
dimana orangtua penderita dikumpulkan.
Pokok ceramah meliputi :
 Usaha pencegahan diare dan KKP.
 Usaha pertolongan untuk mencegah dehidrasi pada diare dengan
menggunakan oralit dan cairan.
 Imunisasi.
 Keluarga berencana.

21
Penderita dipulangkan :
 Bi1a yakin ibu sudah dapat/sanggup membuat/memberikan oralit
kepada anak dengan cukup wa1aupun diare masih berlangsung.
 Kausa diare/penyakit penyerta sudah diketahui dan diobati (tidak
mutlak).
Prognosis Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Tingkat evidens I
Tingkat rekomendasi A
Indikator Medis Gambaran klinis dan derajat dehidrasi
Target Sembuh dalam 3 sampai 5 hari
Kepustakaan 1. Pudjiadi A, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, dkk.
Pedoman pelayanan medis IDAI. IDAI 2010. H 58-62.
2. Nelson Pediatric Text Book King CK, Glass R, Bresee JS, Duggan C.
Managing acute gastroenteritis among children oral rehydration:
maintenance, and nutritional therapy. Centers for disease control and
prevention. MMWR. 2003;52:1-29.
3. Dep Kes RI, Dirjen PP & PL. Keputusan Menteri Kesehatan RI No:
1216/Menkes/SK/XI/2001 Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit
Diare, Edisi ke 5, Tahun 2007
4. Buku ajar IDAI Gastroenterohepatologi
5. Nelson Pediatric Text Book Fortaine O, Newton C. A revolution in the
management of diarrhea. Bull WHO. 2001; 79: 471-9.
6. Santosham M, Duggan C, Brown KH, Greenough III WB. Management of
acute diarrhea. Dalam: Wyllie R, Hyams JS, penyunting. Pediatric
Gastrointestinal and Liver Disease: Pathophysiology, Diagnosis,
Management. Edisi ke-3. Philadelphia: WB Saunders; 2006. H. 557-81.
7. World Health Organization. Guideline for the control of shigellosis,
including epidemics due to shigella dysenteriae type 1. WHO; 2003. H. 1-
70.

22
Panduan Praktik Klinik Demam Berdarah Dengue:

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG

DEMAM BERDARAH DENGUE


ICD. 10. A.90 dan A.91
Pengertian (definisi) Penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus serta memenuhi kriteria WHO
untuk demam berdarah dengue (DBD)
Anamnesa Demam 2 – 7 hari, bifasik. Terdapat manifestasi perdarahan bintik-bintik merah di
kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, BAB hitam
Pemeriksaan Fisik - Demam atau riwayat demam akut, antara 2 – 7 hari, bifasik
- Terdapat minimal satu dari manfestasi pendarahan berikut ini :
- Uji torniquet positif (> 20 petekie dalam 2,54 cm2)
- Petekie, ekimosis, atau purpura
- Dapat dijumpai efusi pleura, efusi perikard, asites
Kriteria Diagnosis 1. Gambaran klinis :
Demam 2 – 7 hari,bifasik
2. Laboratorium :
- Trombositopenia (< 100.000 / mm3)
- Hematokrit meningkat > 20%
- Hematokrit turun hingga > 20% dari hematokrit awal

23
Diagnosis Deman berdarah dengue
Diagnosis Banding Demam dengan manifestasi trombositopenia
Pemeriksaan Penunjang Hb, Ht, lekosit, trombosit, serologi dengue
Terapi Nonfarmakologis :
- Tirah baring
- Diet nasi biasa
Farmakologis
- Parasetamol bila demam
- Cairan intravena : Ringer laktat atau ringer asetat 4 – 6 jam / kolf
- Koloid plasma ekspander pada DBD stadium III dan IV
- Bila diperlukan tranfusi trombosit dan komponen darah sesuai indikasi
pertimbangan heparinisasi pada DBD stadium III dan IV dengan
koagulasi intravaskuler diseminata (KID)
Edukasi 1. Istirahat
2. Banyak Minum
3. Awasi tanda-tanda pendarahan
Prognosis Prognosisi jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad bonam, karena hal ini tergantung
dari derajat beratnta penyakit
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah kritis PETRI
Indikator medis
Lama Perawatan 7 – 10 hari
Kepustakaan 1. Kemenkes RI. Tat Laksana Demam berdarah Denque, Jakarta
2. Chen, Kpohan, HT, Sinto, R, Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah
Denque, Medicinus, Jakarta 2009, Vol 22; p3-7
3. WHO, Dengue Haemorhagis Fever; diagnosis, treatment, prevention and control
2 nd Edition, Genive, 1977

24
Clinical Pathway Sectio Caesaria:

Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathway
Seksio Sesaria

Rumah Sakit Pusri


Nama pasien :
Tanggal lahir pasien :
Nomor rekam medik :
Catatan khusus :
Hari Rawat
Aspek Pelayanan I II III IV
1. Penilaian dan Pemantauan Medis
 Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik    
 Memeriksa tanda vital    
 Memeriksa usia kehamilan (Leopold I-IV) 
 Rencana insisi 
 Melakukan visite anestesi (visite pre operasi) 
 Merencanakan anestesi (spinal/general) 
2. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan/Kebidanan
 Pemantauan keluhan nyeri    

25
 Memantau tanda-tanda infeksi   
 Pemantauan perdarahan    
3. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi, dsb)
 Hemoglobin 
 Leukosit 
 Hematocrit 
 Trombosit 
 Clotting time 
 Bleeding Time 
 BSS 
 Urine rutin 
 Golongan darah 
 Cross Match 
 HbsAg 
 USG kebidanan 
4. Tatalaksana Medis
 Sectio Caesarea 
 Spinal Anestesi/ Anestesi Umum 
 Resusitasi Bayi 
5. Tatalaksana Keperawatan/ Kebidanan
 IVFD   
 Kateter  
 Pemeriksaan DJJ 
 Cukur pubis 
 IMD 
 Imunisasi Hepatitis B 0 
 Skin test 
 Ganti verban 
6. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi, dsb)
 IVFD RL: NaCl = 1:1 gtt 30/menit 
 Cefotaxim 3x 1 gr IV 
 Asam traneksamat 3x1 ampul IV 
 Ketorolac 3x1 ampul IV 
 Oksitoxin 1 ampul 
 Anestesi Umum 
 Midazolam IV 0,1-0,4 mg/kgBB 
 Bupivacaine 0,5% 12-14mg 
 Injeksi Vit. K 
 Imunisasi hepatitis B 
 Ciprofloksasin 2x 500mg tab   
 Asam Mefenamat 3x 500mg tab   
 Fe tablet 1x1 tab   
7. Nutrisi (enteral, parenteral, diet, pembatasan carian,
makanan tambahan, dsb)

26
 Puasa 6 jam pre operasi 
 NB TKTP    
8. Kegiatan (aktifitas, toileting, pencegahan jatuh)
 Rawat Inap    
 Perawatan Bayi    
 Mobilisasi perlahan 
 Mobilisasi Penuh  
9. Konsultasi dan komunikasi tim (rujuk ke spesialis atau
unit lain, jadwal konfrensi tim)
 Konsul Anak 
10. Konseling psikososial (kepastian dan kenyamanan bagi
pasien/keluarga)
 Konseling kontrasepsi 
11. Pendidikan dan komunikasi dengan pasien/keluarga
(obat, diet, penggunaan alat, rehabilitasi, dsb)
 Penjelasan tentang operasi dan 
Penatalaksanaannya ( Informed Consent)
 Persiapan Operasi 
 Izin Operasi 
 Izin Anestesi 
 Edukasi IMD 
 Edukasi tentang perawatan luka 
 Edukasi Kontrol ke poliklinik 
 Edukasi Imunisasi dasar bayi 
12. Rencana discharge (penilaian outcome pasien yang harus
dicapai sebelum pemulangan)
 Nyeri berkurang   
 Perdarahan 
 Tidak ada syok 
 Tidak ada infeksi 

Variasi pelayanan yang


Tanggal Alasan Tanda-tangan
diberikan

Tanggal masuk Tanggal keluar

Diagnosa Utama Kode ICD 10


Diagnosa Penyerta Kode ICD 10
Komplikasi Kode ICD 10

Tindakan Utama Kode ICD 9


Tindakan Lain Kode ICD 9

27
Clinical Pathway Stroke Non Hemorrhagic:

Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathways
Stroke Non Hemorragic
(Trombosis Cerebri)
Rumah Sakit Pusri

Nama pasien :
Tanggal lahir pasien :
Nomor rekam medik :
Catatan khusus :
Hari Rawat
Aspek Pelayanan
I II III IV V VI VII
13. Penilaian dan Pemantauan Medis
 Anamnesa 
Penurunan Kesadaran 
Kelemahan separuh tubuh mendadak 
Bicara pelo 
Sakit kepala 
 Pemeriksaan Fisik (Tekanan Darah, nadi,       
suhu, RR, pupil, GCS, pemeriksaan
neurologis)

28
14. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan
 Assessment gangguan perfusi jaringan       
perifer
 Assessment gangguan pergerakan       
fisik
15. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi,
dsb)
 Darah lengkap 
 Urine Rutin 
 SGOT , SGPT 
 Ureum, Kreatinin 
 Natrium, Kalium, Chloride 
 Gula Darah Sewaktu 
 Profil Lipid (Cholesterol total, HDL, LDL, 
Trigliseride)
 ECG 
 Rontgen Thorax 
 CT Scan Kepala tanpa kontras  
16. Tatalaksana Medis
Head Up 30 derajat 
17. Tatalaksana Keperawatan
 Pasang IVFD       
 Kateter       
 Oksigen       
 Suction       
 Mengukur capillary refill time       
(normal 3-5 detik)
 Meraba suhu acral       
 Mengukur kekuatan motorik (nilai       
1-5)
 Memposisikan pasien setiap 2 jam       
miring kiri-kanan

 Melatih gerakan sendi pasien       


secara pasif (fisioterapi)

6. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi,


dsb)
 Cairan isotonis (NACL 0,9% atau     
RL)
 Injeksi citicholine 3 x 500 mg IV     
 Amlodipine 5-10 mg/ 1 x 1 tablet       
 Neurobion amp/ 1x1 amp       
7. Nutrisi (enteral, parenteral, diet, pembatasan
cairan, makanan tambahan, dsb)

diet nasi biasa/ bubur rendah garam       


8. Kegiatan (aktifitas, toileting, pencegahan
jatuh)
 Rawat inap       

29
 Mobilisasi aktif 45-60 derajat 
 Mobilisasi aktif 90 derajat 
9. Konsultasi dan komunikasi tim (rujuk ke
spesialis atau unit lain, jadwal konfrensi tim)
Konsul penyakit dalam
10. Konseling psikososial (kepastian dan
kenyamanan bagi pasien/keluarga)
11. Pendidikan dan komunikasi dengan
pasien/keluarga (obat, diet, penggunaan
alat, rehabilitasi, dsb)
 Edukasi keluarga untuk  
memposisikan pasien
 Edukasi keluarga untuk melatih  
gerak sendi pasif pada pasien
 Edukasi keluarga tentang diet  
pasien
12. Rencana discharge (penilaian outcome
pasien yang harus dicapai sebelum pemulangan)
a. Tekanan darah mulai turun  
b. Tidak terjadi penambahan      
kelumpuhan
c. perbaikan kesadaran     

Variasi pelayanan yang Tanggal Alasan Tanda-


diberikan tangan

Tanggal masuk Tanggal keluar

Diagnosa Utama Kode ICD 10


Diagnosa Penyerta Kode ICD 10
Komplikasi Kode ICD 10

Tindakan Utama Kode ICD 9


Tindakan Lain Kode ICD 9

30
Clinical Pathway Appendisitis Akut:

Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathways
Appendisitis Akut

Rumah Sakit Pusri


Nama pasien :
Tanggal lahir pasien :
Nomor rekam medik :
Catatan khusus :
Hari Rawat
Aspek Pelayanan
I II III IV
18. Penilaian dan Pemantauan Medis
 Nyeri perut kanan bawah 
 Nyeri tekan MC Burney, nyeri lepas 
 Demam 
19. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan
 Tanda-tanda Vital    
 Nyeri    
 Febris    

31
 Mual, muntah   
20. Pemeriksaan Penunjang (lab, radiologi, dsb)
 Darah Rutin (Hb, leukosit, Ht, trombosit, hitung 
jenis)
 BSS 
 Golongan darah 
 Ureum 
 Kreatinin 
 ECG 
 Thorak foto 
 USG 
21. Tatalaksana Medis
 Anestesi Umum 
 Appendiktomi 
22. Tatalaksana Keperawatan
 Pasang infus 
 Persiapan operasi   
 Rawat luka 
 Lepas infus 
23. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi, dsb)
 IVFD RL   
 Ceftriaxon   
 Ketorolac   
24. Nutrisi (enteral, parenteral, diet, pembatasan cairan,
makanan tambahan, dsb)
 Puasa 6 jam pra operasi 
 Diet biasa TKTP   
25. Kegiatan (aktifitas, toileting, pencegahan jatuh)
 Mobilisasi post operasi   
26. Konsultasi dan komunikasi tim (rujuk ke spesialis atau
unit lain, jadwal konfrensi tim)
 Anesthesi 
 Spesialis Obgyn (pasien wanita) 
27. Pendidikan dan komunikasi dengan pasien/keluarga
(obat, diet, penggunaan alat, rehabilitasi, dsb)
 Penjelasan tentang penyakit dan penatalaksanaannya 
 Inform Consent (izin pembiusan & izin operasi) 
 Penjelasan kontrol ulang 
28. Rencana discharge (penilaian outcome pasien yang harus
dicapai sebelum pemulangan)
 Pasca operasi kondisi membaik, tidak ada keluhan 

Variasi pelayanan yang Tanggal Alasan Tanda-


diberikan tangan

32
Tanggal masuk Tanggal keluar

Diagnosa Utama Kode ICD 10


Diagnosa Penyerta Kode ICD 10
Komplikasi Kode ICD 10

Tindakan Utama Kode ICD 9


Tindakan Lain Kode ICD 9

Clinical Pathway Diare Akut Dehidrasi:

Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathway
Diare Akut Dehidrasi

Rumah Sakit Pusri


Nama pasien :
Tanggal lahir pasien :
Nomor rekam medik :
Catatan khusus :
Hari Rawat
Aspek Pelayanan
I II III IV
29. Penilaian dan Pemantauan Medis
 Anamnesis konsistensi BAB, gangguan pencernaan dan 
nyeri perut
 Pemeriksaan tanda dehidrasi 
 Vital Sign    
30. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan
 Ukur output dan intake cairan  

33
 Observasi nyeri 
 Obsrvasi Vital Sign    
31. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi, dsb)
 Hb 
 Leukosit 
 Hitung jenis 
 Urine Rutin 
 Feces rutin 
32. Tatalaksana Keperawatan
 Pasang infus 
 Kompres (bila demam)  
33. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi, dsb)
 RL 4 Kolf/Hari (Dehidarasi berat target 
120 ml/kgbb/4 jam & Dehidrasi Ringan Sedang
75 ml/kgbb/4 Jam)
 Kaen 3A    
 Oralit    
 Zinc tablet/ syrup 1x...mg ( < 6bln =10 mg,    
> 6 bln =20 mg )
 Paracetamol ( 10-15 mg/kgbb/kali bila perlu)   

34. Nutrisi (enteral, parenteral, diet, pembatasan carian,


makanan tambahan, dsb)
 Cair (ASI/PASI)    
 Bubur saring    
 Biasa (TKTP)    
35. Kegiatan (aktifitas, toileting, pencegahan jatuh)
 Rawat inap    
36. Konsultasi dan komunikasi tim (rujuk ke spesialis atau unit
lain, jadwal konfrensi tim)
37. Konseling psikososial (kepastian dan kenyamanan bagi
pasien/keluarga)
38. Pendidikan dan komunikasi dengan pasien/keluarga (obat,
diet, penggunaan alat, rehabilitasi, dsb)
 Penjelasan tentang penyakit 
 Cara Pemberian oralit dan zinc  
 Penjelasan kontrol ulang 
39. Rencana discharge (penilaian outcome pasien yang harus
dicapai sebelum pemulangan)
 Frekuensi BAB berkurang   
 Nyeri perut berkurang   
 Tanda dehidrasi   

Alasa
Variasi pelayanan yang
Tanggal Tanda-tangan
diberikan
n

34
Tanggal masuk Tanggal keluar

Diagnosa Utama Kode ICD 10


Diagnosa Penyerta Kode ICD 10
Komplikasi Kode ICD 10

Tindakan Utama Kode ICD 9


Tindakan Lain Kode ICD 9

Clinical Pathway Demam Berdarah Dengue:

Nomor CP :
Tanggal berlaku :
Nomor revisi :
Clinical Pathways
Demam Berdarah Dengue
(Dewasa)
Rumah Sakit Pusri

Nama pasien :
Tanggal lahir pasien :
Nomor rekam medik :
Catatan khusus :
Hari Rawat
Aspek Pelayanan
I II III IV V VI VII
40. Penilaian dan Pemantauan Medis
• Kesadaran □ □ □ □ □ □ □
• Demam □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian nyeri □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian muntah □ □ □ □ □ □ □

35
• Penilaian BAB hitam □ □ □ □ □ □ □
• Manifestasi perdarahan □ □ □ □ □ □ □
• Nyeri perut □ □ □ □ □ □ □
41. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan
• Penilaian keadaan umum □ □ □ □ □ □ □
• Pemeriksaan suhu tubuh □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian nyeri □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian muntah □ □ □ □ □ □ □
• Balans cairan □ □ □ □ □ □ □
• Penilaian keadaan umum □ □ □ □ □ □ □
42. Pemeriksaan Penunjang medik (lab, radiologi,
dsb)
• Hemoglobin □ □ □ □ □ □ □
• Hematokrit □ □ □ □ □ □ □
• Trombosit □ □ □ □ □ □ □
• Leukosit □
• Pemeriksaan Ig G, Ig M □
43. Tatalaksana Medis
• Infus □ □

44. Tatalaksana Keperawatan


• Memasang infus □ □
• Observasi vital sign □ □ □ □ □ □ □
• Observasi balans cairan □ □ □ □ □ □ □
6. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi,
dsb)
• Infus Ringer laktat/ringer asetat 4-6 □ □ □ □ □ □ □
jam/kolf
• Paracetamol 3 x 500 mg □ □ □ □ □ □ □
7. Nutrisi (enteral, parenteral, diet, pembatasan
cairan, makanan tambahan, dsb)

• Diet makanan lunak (sampai demam turun) □ □ □ □ □ □ □


• Diet Nasi Biasa □ □ □ □ □ □ □
8. Kegiatan (aktifitas, toileting, pencegahan
jatuh)
• Rawat inap □ □ □ □ □ □ □
9. Konsultasi dan komunikasi tim (rujuk ke
spesialis atau unit lain, jadwal konfrensi tim)
10. Konseling psikososial (kepastian dan
kenyamanan bagi pasien/keluarga)
11. Pendidikan dan komunikasi dengan
pasien/keluarga (obat, diet, penggunaan
alat, rehabilitasi, dsb)

36
• Penjelasan tentang penyakit, banyak □
minum dan awasi tanda-tanda perdarahan
• Penjelasan tentang kontrol ulang □
12. Rencana discharge (penilaian outcome
pasien yang harus dicapai sebelum pemulangan)
• Peningkatan kesadaran /perbaikan □ □ □ □ □ □
• Tidak demam □ □ □ □
• Trombosit mulai meningkat □ □ □ □
> 100.000/mm3
• Hematokrit normal □ □ □ □
Variasi pelayanan yang Tanggal Alasan Tanda-tangan
diberikan

Tanggal masuk Tanggal keluar

Diagnosa Utama Kode ICD 10


Diagnosa Penyerta Kode ICD 10
Komplikasi Kode ICD 10

Tindakan Utama Kode ICD 9


Tindakan Lain Kode ICD 9

37

Anda mungkin juga menyukai