Anda di halaman 1dari 33

Sejarah Dan Perkembangan Android

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Hari Kamis Pukul 07:00-08:40 WIB

Dosen Pengampu :
Septia Luthfi, S.Kom, M.Kom

Oleh :
Kartin Yuliyanti
1102412091
Rombel : 01

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini banyak sekali sistem operasi yang digunakan untuk perangkat mobile atau
handphone. Di awal – awal maraknya telfon genggam, nokia yang menggandeng sistem
operasi symbian dan java menjadi sangat populer di masanya. Cukup lama masa
ketenaran sistem operasi symbian ini, sampai sekarang pun masih banyak yang memakai
handphone bersistem operasi symbian. Namun semenjak munculnya sistem operasi milik
RIM yang bernama blackberry, nama nokia dan symbian mulai agak tenggelam.
Yang masih populer hingga saat ini ada iOS milik apple, lumia bersistem operasi
windows mobile yang menggandeng nokia, blackberry, dan juga operating system open
source milik google yang sangat pesat perkembangannya.

System operasi milik Google ini mengalami perkembangan sangat cepat dan juga
mempunyai jumlah pengguna yang sangat banyak di dunia ini. Dengan mengambil nama
dari jenis makanan desert atau makanan penutup yang memiliki bentuk unik dan
menggugah selera, Android memiliki daya tarik tersendiri, Dalam makalah ini akan
membahas hal-hal yang bersangkutan dengan sejarah berdirinya hingga perkembangan
dan berbagai versi Android.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Android?
2. Bagaimana sejarah berdirinya dan perkembangan Android?
3. Bagaimana perkembangan Android market?
4. Apa saja versi Android yang telah dirilis?
5. Apa saja fitur-fitur yang dimiliki Android?
6. Apa kelebihan dan kekurangan dari Android?
7. Bagaimana pemanfaatan android dan aplikasinya dalam pendidikan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Android
2. Mengetahui sejarah berdirinya dan perkembangan Android
3. Mengetahui perkembangan Android market
4. Mengetahui versi Android yang telah dirilis
5. Mengetahui fitur-fitur yang dimiliki Android
6. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari Android
7. Memanfaatkan Android dan aplikasinya untuk pendidikan
1.4 Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan
yang membutuhkan untuk menjadi bahan bacaan ataupun sebagai pengetahuan
tentang perkembangan teknologi yang tiada henti dari system operasi Android.
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Android

Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang digunakan sebagai pengelola
sumber daya perangkat keras, baik untuk ponsel, smartphone dan juga PC tablet.
Secara umum Android adalah platform yang terbuka (Open Source) bagi para
pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh
berbagai piranti bergerak.
Android merupakan sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler
seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android menyediakan platform terbuka
bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan
oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc.,
pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk
mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34
perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC,
Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.
Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama Open
Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada
perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode–kode Android di bawah lisensi
Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler.
Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang
mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua
adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau
dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).
Sistem operasi Android pertama kali di pakai oleh telepon HTC Dream, yang
dirilis pada 22 Oktober 2008. Pada penghujung tahun 2009 diperkirakan di dunia ini
paling sedikit terdapat 18 jenis telepon seluler yang menggunakan Android. Semenjak
kehadirannya pada 9 Maret 2009, Android telah hadir dengan versi 1.1, yaitu sistem
operasi yang sudah dilengkapi dengan pembaruan estetis pada apalikasinya, seperti
jam alarm, voice search, pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.
Hingga tahun 2012, Android telah berkembang dengan pesat. Dalam kurun 3 tahun
Android telah diproduksi dalam beberapa versi, dan versi terbaru yang masih dalam
produksi akan dirilis disebut sebagai Android versi 4.4 atau Android Kitkat.

Dengan semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset


Android, semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi
mereka kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam
sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug. Sistem
operasi Android dalam situs internet juga dianggap penting untuk menciptakan
aplikasi Android asli, contohnya oleh MySpace dan Facebook.

Android memiliki berbagai keunggulan sebagai software yang memakai basis


kode komputer yang bisa didistribusikan secara terbuka (open source) sehingga
pengguna bisa membuat aplikasi baru di dalamnya. Android memiliki aplikasi native
Google yang terintegrasi seperti pushmail Gmail, Google Maps, dan Google
Calendar.

Para penggemar open source kemudian membangun komunitas yang membangun


dan berbagi Android berbasis firmware dengan sejumlah penyesuaian dan fitur-fitur
tambahan, seperti FLAC lossless audio dan kemampuan untuk menyimpan download
aplikasi pada microSD card. Mereka sering memperbaharui paket-paket firmware dan
menggabungkan elemen-elemen fungsi Android yang belum resmi diluncurkan dalam
suatu carrier-sanction firmware. Beberapa vendor yang mengeluarkan telepon seluler
berbasis Android :HTC, Samsung, LG, Motorola, Sony, Acer, Dell.

2.2 Sejarah Pendirian Android

Pendiri Android Inc yaitu Andrew Andy Rubin yang dijuluki sebagai "Bapak
Android". Ia merupakan pendiri, yang kemudian dibeli Google dan "meledak" jadi
sistem operasi smartphone laris. Sempat jadi Kepala Sistem Operasi Android di
Google, Andy telah mengundurkan diri dari posisi itu. Meskipun demikian, ia
dikabarkan masih di Google, menjabat posisi yang belum diumumkan.
Salah satu kalimat Rubin tentang Android yang terkenal adalah, "Kami tidak sedang
membuat sebuah ponsel Google, kami memungkinkan ribuan orang untuk membuat
ponsel Google!". Kalimat itu seakan menegaskan filosofi di balik ponsel Android.
Terbukti, sekarang ada banyak jenis ponsel, tablet, dan bahkan kamera yang
menjalankan sistem operasi Android.
Karier Rubin di Google dimulai sejak 2005, saat Android Inc dilahap oleh
Google. Namun, sebelum itu, Rubin ternyata sudah pernah bersinggungan dengan
Apple dan Microsoft, dua raksasa yang sekarang juga bersaing dengan Google di
arena smartphone.

Masuk Apple
Sejak kecil, Rubin sudah terbiasa melihat banyak gadget baru. Ini karena
ayahnya, seorang psikolog yang banting setir ke bisnis direct marketing, menyimpan
produk elektronik yang akan dijualnya di kamar Rubin. Ia memiliki minat besar pada
segala hal berbau robot.
Setelah lulus kuliah untuk kali pertama ia bekerja di Carl Zeiss AG, Rubin berada
di sebuah divisi robotika, tepatnya pada komunikasi digital antara jaringan serta
perangkat pengukuran dan manufaktur. Setelah itu, ia sempat bekerja di bidang robot
di sebuah perusahaan di Swiss. Karier Rubin di bidang robotika nampaknya semakin
cerah. Namun, hidupnya berubah gara-gara liburan di Cayman Island tahun 1989.

Saat sedang mengunjungi kepulauan tropis di Jamaika itu, Rubin tak sengaja
bertemu dengan seorang bernama Bill Caswell. Pria ini sedang tidur di tepi pantai,
terusir dari sebuah cottage setelah bertengkar dengan pacarnya. Andy menawarkan
pria itu tempat tinggal. Sebagai balas budi, Casswell menawarkannya pekerjaan.
Kebetulan, pria itu bekerja di Apple.
Di Apple, Rubin mengalami masa-masa yang menyenangkan. Pada saat itu,
Apple masih dalam kondisi baik berkat komputer Macintosh. Budaya Apple pun
menular pada diri Rubin. Di sana ia sempat melakukan kejahilan seperti memprogram
ulang sistem telepon sehingga ia bisa berpura-pura sebagai sang CEO, John
Sculley. Lelucon seperti itu mungkin akan disukai Steve Jobs, pria yang gemar
membuat lelucon lewat telepon. Namun ketika itu adalah periode Apple tanpa Jobs.

Dipindah ke Genereral Magic


Dari bagian manufaktur, Rubin pindah ke bagian riset di Apple. Kemudian, pada
1990, Apple melakukan spin-off untuk membentuk sebuah perusahaan bernama
General Magic dan Rubin ikut di dalamnya. General Magic berfokus pada
pengembangan perangkat genggam dan komunikasi. Para engineer yang gila kerja,
termasuk Rubin, berhasil mengembangkan sebuah peranti lunak bernama Magic Cap.
Sayangnya, Magic Cap tidak mendapat sambutan dari perusahaan handset dan
telekomunikasi. Beberapa yang menerapkan Magic Cap hanya melakukannya
sebentar. General Magic pun akhirnya hancur. Beberapa pengembang di General
Magic, bersama beberapa veteran Apple, kemudian mendirikan Artemis Research.
Perusahaan ini mengembangkan sesuatu bernama WebTV, sebuah upaya awal untuk
menggabungkan internet dengan televisi.

Singgah ke Microsoft
Rubin bergabung dengan Artemis untuk ikut mengembangkan WebTV tersebut.
Saat Microsoft membeli Artemis, di 1997, Rubin pun ikut bergabung dengan
perusahaan raksasa itu. Episode gila khas Rubin kembali terjadi di Microsoft. Rubin
membangun sebuah robot yang dilengkapi kamera untuk mengerjai rekan-rekannya.
Gilanya, robot itu terhubung ke internet dan pada satu insiden sempat dibobol oleh
pihak di luar Microsoft.
Pada 1999, Rubin keluar dari WebTV (dan artinya, ia tak lagi menjadi karyawan
Microsoft). Ia kemudian menyewa sebuah toko di Palo Alto, California, dan
menyebut toko itu sebagai laboratorium. Di tempat yang penuh dengan berbagai
mainan robot koleksi Rubin, lahirlah sebuah ide untuk produk baru. Bersama
beberapa rekannya, Rubin kemudian mendirikan Danger Inc.

Sukses Awal Danger Inc


Sukses diraih Danger melalui sebuah perangkat bernama Sidekick. Aslinya,
perangkat ini dinamai Danger Hiptop. Namun, di pasaran ia dikenal sebagai T-Mobile
Sidekick.
"Kami ingin membuat sebuah perangkat, kira-kira seukuran batang cokelat, dengan
harga di bawah 10 dollar AS, dan bisa digunakan untuk men-scan sebuah benda dan
mendapatkan informasi soal benda itu dari internet. Lalu, tambahkan perangkat radio
dan transmiter, jadilah Sidekick," tutur Rubin soal Sidekick.
Saat ini, Sidekick memang sudah terlihat usang. Namun pada masanya, Sidekick
adalah sebuah benda yang ganjil dengan konsep teknologi yang melampaui zaman.
Perangkat itu, menurut Rubin, merupakan pengakses data dengan kemampuan
telepon. Ketika muncul di pasaran, Sidekick harus menghadapi kenyataan bahwa
PDA sedang kehilangan pasar. Namun, Rubin menegaskan bahwa Sidekick bukanlah
PDA. "Seharusnya, orang-orang bukan bertanya apakah ini PDA atau ponsel. Mereka
harusnya bertanya, apakah ini platform untuk pengembang pihak ketiga? Ini adalah
hal yang baru. Ini adalah untuk kali pertama sebuah ponsel dijadikan platform untuk
pengembang pihak ketiga," kata Rubin.
Sekarang, apa yang dikatakan Rubin bukan hal aneh lagi. Lihat saja Apple dengan
jutaan aplikasi pihak ketiga yang hadir di iPhone.
Hal lain yang dilakukan Danger, yang pada masa itu belum terpikirkan, adalah
menjembatani antara pembuat handset dan penyedia jaringan. Danger memutuskan
untuk berbagi keuntungan dengan T-Mobile dalam layanan Sidekick.
Dengan demikian, Danger tak mengandalkan penjualan handset sebagai sumber
penghasilan satu-satunya, tetapi juga dari layanannya. Ini membuat perusahaan
pembuat perangkat (Danger) memiliki tujuan yang sama dengan penjual perangkat
(operator telekomunikasi T-Mobile).

Menarik Perhatian Microsoft


Microsoft rupanya tertarik untuk memasuki bisnis ponsel dengan lebih agresif
lagi. Rubin meninggalkan Danger karena pada 2008, perusahaan Danger dibeli oleh
Microsoft. Nilai yang ditawarkan pun tidak tanggung-tanggung. Menurut kabar yang
beredar, Microsoft membeli Danger dengan harga 500 juta dollar AS.
Namun, pembelian Danger oleh Microsoft ternyata tidak membawa hasil yang
berbunga-bunga. Para eksekutif yang tersisa dari Danger digabungkan oleh Microsoft
ke dalam Mobile Communication Business, dari divisi Entertainment dan Devices.

Kemudian, mereka diminta mengembangkan sebuah ponsel yang dikenal dengan


sebutan Project Pink. Targetnya, ponsel ini harusnya bisa menjadi pesaing iPhone,
BlackBerry, dan Android.

Kegagalan Proyek Pink


Menurut ComputerWorld, Project Pink menderita penyakit klasik di sebuah
perusahaan besar. Karena proyeknya cukup bergengsi, ia diperebutkan oleh beberapa
pihak. Lebih parahnya lagi, perkembangannya makin melenceng dari yang
diinginkan.
Contohnya, awalnya ponsel itu akan dikembangkan dengan basis Java, tetapi
kemudian diminta untuk menggunakan sistem operasi Microsoft. Sayangnya,
Windows Phone 7, yang seharusnya bisa digunakan untuk Project Pink, belum siap.

Alhasil, saat diluncurkan, ponsel yang akhirnya bernama Microsoft Kin ini
menggunakan sistem operasi Windows untuk ponsel yang "lawas". Sambutan pasar
yang dingin pun membuat Kin akhirnya harus ditutup, hanya beberapa bulan sejak
diluncurkan.

Nasib layanan Sidekick, yang diwarisi Microsoft dari Danger, juga tak terlalu baik.
Dalam satu insiden, yang masih belum diketahui pasti apa penyebabnya, pelanggan
Sidekick tiba-tiba kehilangan semua data mereka. Satu yang perlu diketahui, semua
data pada Sidekick memang disimpan "di awan" (dalam hal ini pada server yang
dikelola Microsoft dan bisa diakses melalui internet). Nah, ketika server itu
mengalami gangguan, semua data pengguna Sidekick pun lenyap.

Memikat Google
Pada awal 2002, Rubin sempat memberikan sebuah kuliah di Stanford mengenai
pengembangan Sidekick. Pasalnya, meski penjualan Sidekick di pasaran tak meledak,
perangkat itu dinilai cukup baik dari sisi engineering.
Sebuah kebetulan bahwa Larry Page dan Sergei Brin, pendiri Google, ikut hadir
dalam kuliah tersebut. Selepas kuliah, Page menemui Rubin untuk melihat Sidekick
dari dekat. Rupanya, Page melihat perangkat itu menggunakan mesin cari Google.
"Keren," ujar Page. Ini adalah sebuah titik tolak bagi Page untuk sebuah ide yang
dalam beberapa tahun kemudian akan terwujud: sebuah ponsel Google.

Mendirikan Android
Lebih kurang dua tahun setelah itu, Rubin telah meninggalkan Danger dan
mencoba melakukan hal-hal baru. Di antaranya mencoba memasuki bisnis kamera
digital sebelum akhirnya ia mendirikan Android.
Rubin menginkubasi Android saat ia menjadi enterpreneur-in-residence bersama
perusahaan modal ventura Redpoint Ventures di 2004. "Android berawal dari satu ide
sederhana: sediakan platform mobile yang tangguh dan terbuka sehingga bisa
mendorong inovasi lebih cepat demi keuntungan pelanggan," ujar Rubin.

Pada Juli 2005, 22 bulan setelah Android berdiri, perusahaan itu ditelan oleh raksasa
Google. Rubin pun memilih untuk bergabung dengan Google. Ketika membeli
Android Inc, Google tidak menyebutkan dengan rinci berapa harga yang dibayarkan
dan apa yang ingin dilakukannya dengan perusahaan itu. Bahkan, Google menyebut
pembelian itu sebagai akuisisi terhadap sumber daya manusia dan teknologinya saja.

Selain Andy Rubin, Google memang meraup banyak orang brilian dari Android. Ini
termasuk Andy McFadden (pengembang WebTV bersama Rubin, dan juga
pengembang Moxi Digital); Richard Miner (mantan Vice President Orange,
perusahaan telekomunikasi); serta Chris White (pendiri Android dan perancang
interface WebTV).

Revolusi "Robot Hijau"


Bersama Google, Android diberi kekuatan ekstra. Perusahaan asal Mountain
View, California, itu kemudian membentuk Open Handset Alliance untuk
mengembangkan perangkat bagi Android.
"Google tak bisa melakukan segalanya, dan kami tidak perlu. Itulah mengapa kami
membentuk Open Handset Alliance dengan lebih dari 34 rekanan," ujar Rubin.

Perangkat Android yang hadir di pasaran memang bukan buatan Google. Petarung
kelas berat Android termasuk Motorola, Samsung, dan HTC yang masing-masing
melemparkan ponsel Android andalan mereka ke pasaran.
"Sekadar melemparkan peranti lunak tidaklah cukup," Rubin menjelaskan. "Anda
perlu handset yang dikembangan untuk peranti lunak ini dan penyedia jaringan yang
mau memasarkannya."
Seperti kata Larry Page, saat mengumumkan mundurnya Rubin dari jabatannya,
awalnya banyak orang menganggap Rubin "gila". "Ia percaya, menerapkan standar
dengan memanfaatkan sistem operasi open source akan mendorong inovasi di industri
mobile. Kebanyakan orang saat itu menganggap ia gila. Tapi kami (pendiri Google,
Page dan Brin) sepakat dengan pemikirannya," ujar Page.
Page mengatakan bahwa saat ini, Android adalah sistem operasi mobile paling banyak
digunakan di dunia. Rekanannya di dunia mencapai 60-an pemanufaktur, 750 juta
perangkat yang telah diaktifkan, dan 25 miliar unduhan aplikasi di Google Play.

"Pencapaian yang melebihi ambisi gila kami saat mengembangkan Android pada
awalnya," kata Page. Apakah kiprah "Bapak Android" berikutnya? Page berharap
Andy Rubin akan memulai babak baru di Google. Ia pun berharap Rubin akan banyak
melontarkan proyek gila lainnya, istilah yang disukai Page: moonshot.
"Andy, more moonshots please!" kata Page
Android adalah salah satu sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux.
Pada awalnya dikembangkan oleh Android Inc. (sebuah perusahaan telepon seluler
yang berada di California, AS), pada bulan Juli 2000.Rumor yang berkembang adalah
bahwa Google akan memasuki pasar telepon seluler, dikarenakan kerjama yang
dilakukan antara Google dengan Android iInc.
Sebuah tim yang memiliki tugas untuk mengembangkan program perangkat seluler
yang didukung oleh kernel Linux akhirnya dibentuk, hal ini menjadikan rumor yang
beredar semakin kuat bahwa memang Google sedang bersiap menghadapi persaingan
dalam pasar telepon seluler.Untuk mempermudah usaha Google untuk
mengembangkan produk Android, maka Google membeli Android Inc dan serta
dibentuklah “Open Handset Alliance” yang tergabung atas 34 perusahaan software,
hardware dan telekomunikasi seperti : Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-
Mobile, Nvidia dan lainnya.
Sekitar September 2007, Google mengajukan hak paten aplikasi telepon seluler
(akhirnya Google mengenalkan Nexus One, salah satu jenis telepon pintar yang
menggunakan Android pada sistem operasinya. Telepon seluler ini diproduksi oleh
HTC Corporation dan tersedia di pasaran pada 5 Januari 2010).
Pada 9 Desember 2008, diumumkan anggota baru yang bergabung dalam program
kerja Android ARM Holdings, Atheros Communications, diproduksi oleh Asustek
Computer Inc, Garmin Ltd, Softbank, Sony Ericsson, Toshiba Corp, dan Vodafone
Group Plc. Seiring pembentukan Open Handset Alliance, OHA mengumumkan
produk perdana mereka, Android, perangkat mobile yang merupakan modifikasi
kernel Linux 2.6.
Sejak tahun 2008, Android secara bertahap telah melakukan sejumlah pembaruan
untuk meningkatkan kinerja sistem operasi, menambahkan fitur baru, dan
memperbaiki bug yang terdapat pada versi sebelumnya. Setiap versi utama yang
dirilis dinamakan secara alfabetis berdasarkan nama-nama makanan pencuci mulut
atau cemilan bergula; misalnya, versi 1.5 bernama Cupcake, yang kemudian diikuti
oleh versi 1.6 Donut. Versi terbaru adalah 4.3 Jelly Bean. Pada tahun 2010, Google
merilis seri Nexus; perangkat telepon pintar dan tablet dengan sistem operasi Android
yang diproduksi oleh mitra produsen telepon seluler seperti HTC, LG, dan Samsung.
HTC bekerjasama dengan Google dalam merilis produk telepon pintar Nexus
pertama, yakni Nexus One. Seri ini telah diperbarui dengan perangkat yang lebih
baru, misalnya telepon pintar Nexus 4 dan tablet Nexus 10 yang diproduksi oleh LG
dan Samsung.
Pada 13 Maret 2013, Larry Page mengumumkan dalam postingan blognya bahwa
Andy Rubin telah pindah dari divisi Android untuk mengerjakan proyek-proyek baru
di Google. Ia digantikan oleh Sundar Pichai, yang sebelumnya menjabat sebagai
kepala divisi Google Chrome yang mengembangkan Chrome OS.
Android dikembangkan secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan
pembaruan siap untuk dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai
diungkapkan kepada publik.
Kode sumber ini hanya akan berjalan tanpa modifikasi pada perangkat tertentu,
biasanya pada seri Nexus. Ada binari tersendiri yang disediakan oleh produsen agar
Android bisa beroperasi. Logo Android yang berwarna hijau dirancang oleh desainer
grafis Irina Blok.
Android terdiri dari kernel yang berbasis kernel Linux versi 3.x (versi 2.6 pada
Android 4.0 Ice Cream Sandwich dan pendahulunya). Peranti tengah, perpustakaan
perangkat lunak, dan API ditulis dalam C, dan perangkat lunak aplikasi berjalan pada
kerangka kerja aplikasi, termasuk perpustakan kompatibel-Java yang berbasis Apache
Harmony. Android menggunakan mesin virtual Dalvik dengan kompilasi tepat waktu
untuk menjalankan 'dex-code' Dalvik (Dalvik Executable), biasanya diterjemahkan
dari kodebit Java. Platform perangkat keras utama pada Android adalah arsitektur
ARM. Ada juga dukungan untuk x86 dari proyek Android-x86, dan Google TV
menggunakan versi x86 khusus Android. Pada tahun 2013, Freescale mengumumkan
melibatkan Android dalam prosesor i.MX buatannya, yakni seri i.MX5X dan
i.MX6X. Pada 2012, prosesor Intel juga mulai muncul pada platform utama Android,
misalnya pada telepon seluler.
Arsitektur kernel Linux pada Android telah diubah oleh Google, berbeda dengan
siklus pengembangan kernel Linux biasa. Secara standar, Android tidak memiliki X
Window System asli ataupun dukungan set lengkap dari perpustakaan GNU standar.
Oleh sebab itu, sulit untuk memporting perpustakaan atau aplikasi Linux pada
Android. Dukungan untuk aplikasi simpel C dan SDL bisa dilakukan dengan cara
menginjeksi shim Java dan menggunakan JNI, misalnya pada port Jagged Alliance 2
untuk Android.
Salah satu fitur yang coba disumbangkan oleh Google untuk kernel Linux adalah
fitur manajemen daya yang disebut "wakelocks", namun fitur ini ditolak oleh
pengembang kernel utama karena mereka merasa bahwa Google tidak menunjukkan
niatnya untuk mengembangkan kodenya sendiri. Pada bulan April 2010, Google
mengumumkan bahwa mereka akan menyewa dua karyawan untuk mengembangkan
komunitas kernel Linux, namun, Greg Kroah-Hartman, pengelola kernel Linux versi
stabil, menyatakan pada bulan Desember 2010; ia khawatir bahwa Google tak lagi
berusaha untuk mengubah kode utama Linux. Beberapa pengembang Android di
Google mengisyaratkan bahwa "tim Android sudah mulai jenuh dengan proses ini",
karena mereka hanyalah tim kecil dan dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang
mendesak demi keberlangsungan Android.
Pada Agustus 2011, Linus Torvalds menyatakan: "akhirnya Android dan Linux
akan kembali pada kernel umum, tapi mungkin hanya untuk empat atau lima tahun
kedepan".
Pada Desember 2011, Greg Kroah-Hartman mengumumkan dimulainya Android
Mainlining Project, yang bertujuan untuk mengembalikan beberapa pemacu, patch,
dan fitur Android pada kernel Linux, yang dimulai dengan Linux 3.3. Setelah upaya
sebelumnya gagal, Linux akhirnya menyertakan fitur wakelocks dan autosleep pada
kernel 3.5. Antarmukanya masih sama, namun implementasi Linux yang baru
memiliki dua mode suspend berbeda: suspend ke penyimpanan (suspend tradisional
yang digunakan oleh Android), dan ke cakram (hibernasi, serupa dengan fitur yang
ada pada desktop). Penyertaan fitur baru ini akan rampung pada Kernel 3.8, Google
telah membuka repositori kode publik yang berisi karya eksperimental mereka untuk
mendesain ulang Android dengan Kernel 3.8.
Memori kilat (flash storage) pada perangkat Android dibagi menjadi beberapa
partisi, misalnya "/system" untuk sistem operasi, dan "/data" untuk pemasangan
aplikasi dan data pengguna. Berbeda dengan distribusi desktop Linux, pemilik
perangkat Android tidak diberikan akses root pada sistem operasi, dan partisi sensitif
seperti /system bersifat read-only. Namun, akses root dapat diperoleh dengan cara
memanfaatkan kelemahan keamanan pada Android, cara ini sering digunakan oleh
komunitas sumber terbuka untuk meningkatkan kinerja perangkat mereka, namun
juga bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan
virus dan perangkat perusak.
Terkait dengan masalah apakah Android bisa digolongkan ke dalam distribusi
Linux masih diperdebatkan secara luas. Linux Foundation dan Chris DiBona, kepala
sumber terbuka Google, mendukung hal ini. Sedangkan yang lainnya, seperti teknisi
Google Patrick Brady, menentangnya, ia beralasan bahwa Android kurang
mendukung sebagian besar perkakas GNU, termasuk glibc.

Pengelolaan memori
Karena perangkat Android umumnya bertenaga baterai, Android dirancang untuk
mengelola memori (RAM) guna menjaga konsumsi daya minimal, berbeda dengan
sistem operasi desktop yang bisa terhubung pada sumber daya listrik tak terbatas.
Ketika sebuah aplikasi Android tidak lagi digunakan, sistem secara otomatis akan
menangguhkannya (suspend) dalam memori – secara teknis aplikasi tersebut masih
"terbuka", namun dengan ditangguhkan, aplikasi tidak akan mengkonsumsi sumber
daya (misalnya daya baterai atau daya pemrosesan), dan akan "diam" di latar
belakang hingga aplikasi tersebut digunakan kembali. Cara ini memiliki manfaat
ganda, tidak hanya meningkatkan respon perangkat Android karena aplikasi tidak
perlu ditutup dan dibuka kembali dari awal setiap saat, tetapi juga memastikan bahwa
aplikasi yang berjalan di latar belakang tidak menghabiskan daya secara sia-sia.
Android mengelola aplikasi yang tersimpan di memori secara otomatis: ketika
memori lemah, sistem akan menonaktifkan aplikasi dan proses yang tidak aktif untuk
sementara waktu, aplikasi akan dinonaktifkan dalam urutan terbalik, dimulai dari
yang terakhir digunakan. Proses ini tidak terlihat oleh pengguna, jadi pengguna tidak
perlu mengelola memori atau menonaktifkan aplikasi secara manual. Namun,
kebingungan pengguna atas pengelolaan memori pada Android telah menyebabkan
munculnya beberapa aplikasi task killer pihak ketiga yang populer di Google Play.

2.3 Perkembangan Android Market


Android Market adalah sebuah toko aplikasi online yang dikembangkan oleh
Google untuk semua perangkat yang menggunakan sistem operasi Android. Android
Market menyediakan aplikasi-aplikasi yang kebanyakan dikembangkan oleh pihak
ketiga, baik versi gratis maupun yang berbayar. Meski Android Market ini dapat
diakses melalui PC/laptop, namun untuk mengunduh atau Download aplikasi-
aplikasi dan game yang ada di Android Market hanya dapat dilakukan melalui
perangkat Android.
Android Market Pertama kali dibuka pada tanggal 22 Oktober 2008, saat ini,
diperkirakan telah ada lebih dari 140.000 aplikasi yang ada di Android Market ,
pertumbuhan jumlah aplikasi ini terbilang sangat cepat. Pada bulan November tahun
2009, jumlah aplikasi yang tersedia di Android Market hanya sekitar 2.300 aplikasi.
Maret 2010, Android Market telah memiliki 30.000 aplikasi. Sementara pada Agustus
2010, telah terdapat lebih dari 80.000 aplikasi yang ada di Android Market. dan
hingga tahun 2011 diperkirakan telah ada 200.000 lebih aplikasi yang ada di android
market.
Dari ratusan ribu aplikasi tersebut terdapat lebih dari setengahnya adalah aplikasi
tidak berbayar alias free (Menurut data yang dikeluarkan Distimo, sebuah firma app
store analytic, pada Juni 2010, 57% aplikasi di Android Market adalah aplikasi tak
berbayar ). Tak heran bila dalam waktu kurang dari dua tahun sejak dibukanya
Android Market, telah ada lebih dari 1 juta kali unduhan .
Meski banyak aplikasi gratis, tidak berarti Android Market tidak mendatangkan
keuntungan bagi para pengembang. Keuntungan tersebut datang dari para pengiklan
yang dapat menyisipkan produk iklannya dalam aplikasi yang mereka buat.
Keuntungan yang didapat para pengembang adalah ketika para pengguna aplikasi
mengklik iklan tersebut, maka pengembang akan mendapat keuntungan sekitar 0,01 –
0,05 USD harga untuk 1x klik iklan. Sedangkan Untuk aplikasi berbayar, Google
menerapkan kebijakan pembagian keuntungan sebesar 70% untuk pengembang dan
30% untuk Google Market.

Mengunduh Berbagai Aplikasi dari Android Market


Android Market dapat diakses dari sebuah perangkat Android versi 2.1 ke atas.
Berikut ini adalah beberapa cara atau langkah-langkah dalam menginstal aplikasi dari
Android Market.
1. Mencari aplikasi yang diinginkan. Kita dapat mencari aplikasi berdasarkan
klasifikasi, ataupun langsung menggunakan fasilitas search.
2. Bila kita mengklik sebuah aplikasi, akan muncul deskripsi tentang deskripsi
tersebut, rating yang diberikan para penggunanya, dan review atau komentar
dari para penggunanya.
3. Bila kita mengklik install, maka aplikasi akan segera diunduh dan proses
unduhan akan berlangsung sebagai background process, sehingga pengguna
dapat kembali berselancar di Android Market.
4. Aplikasi yang telah diunduh dari Android Market akan tampil dalam menu
downloads. Pengguna dapat menghapus aplikasi dari menu ini.
Format aplikasi yang digunakan oleh ponsel Android adalah Android Package
Files (APK). Aplikasi yang diunduh dari Android Market tidak secara
otomatis terinstal manakala telah selesai diunduh. Diperlukan layanan file
manager untuk menginstal aplikasi-aplikasi tersebut. Pada Android versi 2.1
kebawah, aplikasi akan terinstal di memori internal perangkat. Namun, pada
Android versi 2.2, aplikasi dapat diinstal di memori eksternal, sehingga
memori internal perangkat dapat lebih leluasa.

Beberapa website yang menyediakan file installer Android dalam bentuk file APK:
 http://www.aplikasiandroid.info - situs ini berbahasa Indonesia
 http://android.pandaapp.com
 http://android-apk.info
 http://getandroidstuff.com
 http://lisvid.com
 http://www.androiddownloadz.com
 http://www.freeanndroidware.com
 http://www.freewarelovers.com/android
 http://gooapk.net
 http://iportable.net/category/android
2.4 Versi Android
1. Android versi 1.1

Versi ini dirilis pada 9 Maret 2009 oleh Google yang dilengkapi dengan pembaruan
pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan
Gmail, pemutar Youtube, mendukung Wifi juga Bluetooth, dan pemberitahuan email.
2. Android versi 1.5 (Cupcake)
Pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis Android versi terbarunya, yaitu
versi 1.5 dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit). Terdapat
beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur, yakni kemampuan
merekam dan menonton video, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa
langsung dari telepon seluler, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara
otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar pada saat perpindahan anata layar, rotasi
layar secara otomatis, kemampuan copy paste pada saat di browser internet, dan keyboard
pada layar yang dapat disesuaikan dengan system, juga kemampuan keyboard dalam
memprediksi kata-kata.
3. Android versi 1.6 (Donut)
Setelah Android Cupcake, Google juga merilis Android Donut (versi 1.6) pada
bulan 15 September 2009 dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik
dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur
lainnya adalah integrasi antara galeri dengan kamera dengan camcorder, mendukung
CDMA / EVDO - VPN, indikator pemakaian baterai, galeri yang memungkinkan
pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus; kemampuan dial kontak; teknologi text
to change speech (tidak tersedia pada semua ponsel); pengadaan resolusi VWGA.
4. Android versi 2.0/2.1 (Eclair)
Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1
(Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan
kemampuan “turn by turn” pada Google Maps 3.1.2, kemampuan sync untuk email dan
contact, live wallpapers, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5,
daftar kontak yang baru, fitur kamera diperbaruhi, mendukung berbagai ukuran serta
pixel layar, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.
5. Android Versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt)
Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahan-perubahan
umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan Adobe Flash 10.1,
kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5 kali lebih cepat, intergrasi V8 JavaScript
engine yang dipakai Google Chrome yang mempercepat kemampuan rendering pada
browser, pemasangan aplikasi dalam SD Card, kemampuan WiFi Hotspot portabel, dan
kemampuan auto update dalam aplikasi Android Market.
6. Android Versi 2.3 (Gingerbread)
Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3 (Gingerbread) diluncurkan. Perubahan-
perubahan umum yang didapat dari Android versi ini antara lain pada home screen dapat
dipasang shortcuts, mendukung portable wifi hotspot, kemampuan disable jaringan
internet lewat smartphone, mendukung adobe flash, peningkatan kemampuan permainan
(gaming), layar antar muka (User Interface) didesain ulang, download manager baru,
dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization,
headphone virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near Field
Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.
7. Android Versi 3.0 (Honeycomb)
Pada tanggal 22 Februari 2011, Android Honeycomb dirancang khusus untuk
tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada
Honeycomb juga berbeda karena sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga
mendukung multi prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis.
Tablet pertama yang dibuat dengan menjalankan Honeycomb adalah Motorola Xoom.
Adapun fitur yang diperbaruhi, seperti kemampuan multitasking yang disederhanakan,
home screen yang dapat diubah sesuka hati, peningkatan kinerja hardware, dapat meng-
enkripsi semua data pemakai, dan masih banyak lagi.
8. Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)
Diumumkan pada tanggal 19 Oktober 2011, membawa fitur Honeycomb untuk
smartphone dan menambahkan fitur baru termasuk membuka kunci dengan pengenalan
wajah, jaringan data pemantauan penggunaan dan kontrol, terpadu kontak jaringan sosial,
perangkat tambahan fotografi, mencari email secara offline, aplikasi dapat diakses
langsung lewat lock screen, dapat menjalankan aplikasi browser google chrome, dapat
menutup aplikasi yang ada di background, kemampuan memberikan peringatan
pemakaian data yang melewati batas, dan berbagi informasi dengan menggunakan NFC.
9. Android Versi 4.1 (Jelly Bean)
Google mengumumkan peluncuran Android versi 4.1 (Jelly Bean) pada tanggal
27 June 2012, dengan membawa beberapa kelebihan diantaranya: Peningkatan beberapa
fungsi dan performa dari User Interface, peningkatan performa tersebut termasuk "Project
Butter", dimana semakin meningkatnya performa responsifitas dari android tersebut,
maka akan lebih ringan juga halus dalam pengoperasiannya. Juga khusus untuk Tablet
akan memiliki kelebihan “Dual Boot”. Dimana tablet pertama yang memakainya adalah
Nexus 7, yang diluncurkan pada tanggal 13 Juli 2012.
10. Android Versi 4.2 (Jelly Bean)
Google pada awalnya berencana untuk mengumumkan Jelly Bean 4.2 pada sebuah
acara di New York pada tanggal 29 October 2012, akan tetapi terpaksa ditunda akibat
“Badai Sandy”. Pada akhirnya pihak Google mengganti rencana “Live Event” dengan
hanya “Press Release”, dengan membawa "A new flavor of Jelly Bean". Perangkat
pertama yang Android 4.2 adalah LG Nexus 4 dan Samsung Nexus 10, yang mana
diluncurkan pada tanggal 13 November 2012. Pada versi ini ada beberapa peningkatan
fitur, seperti notifikasi pada waktu download, dimana akan diketahui berapa lama waktu
perkiraan untuk download tersebut selesai. Juga akan ada nada baru untuk “wireless
charging” dan “low battery”. Animasi pada galeri akan lebih cepat loading nya.
11. Android Versi 4.4 (Kitkat)
Android 4.4 adalah suksesor dari Android Jelly Bean, yang beberapa waktu lalu di
bocorkan dengan nama Kitkat, meskipun belum ada pernyataan resmi mengenai hal ini.
Pada February 2013, dokumen yang bocor dari pabrik semikonduktor (Qualcomm)
menyatakan bahwa kitkat akan diluncurkan pada kuartal kedua tahun 2013.
Kemungkinan akan membawa peningkatan seperti pengintegrasian social media, built in
video chat, dll.
2.5 Fitur Android
Antarmuka Layar notifikasi pada ponsel Android.
Antarmuka pengguna pada Android didasarkan pada manipulasi langsung,
menggunakan masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia nyata, misalnya
menggesek (swiping), mengetuk (tapping), dan mencubit (pinching), untuk memanipulasi
obyek di layar.[45] Masukan pengguna direspon dengan cepat dan juga tersedia antarmuka
sentuh layaknya permukaan air, seringkali menggunakan kemampuan getaran perangkat
untuk memberikan umpan balik haptik kepada pengguna. Perangkat keras internal seperti
akselerometer, giroskop, dan sensor proksimitas digunakan oleh beberapa aplikasi untuk
merespon tindakan pengguna, misalnya untuk menyesuaikan posisi layar dari potret ke
lanskap, tergantung pada bagaimana perangkat diposisikan, atau memungkinkan
pengguna untuk mengarahkan kendaraan saat bermain balapan dengan memutar
perangkat sebagai simulasi kendali setir.
Ketika dihidupkan, perangkat Android akan boot pada layar depan (homescreen),
yakni navigasi utama dan pusat informasi pada perangkat, serupa dengan desktop pada
komputer pribadi. Layar depan Android biasanya terdiri dari ikon aplikasi dan widget;
ikon aplikasi berfungsi untuk menjalankan aplikasi terkait, sedangkan widget
menampilkan konten secara langsung dan terbarui otomatis, misalnya prakiraan cuaca,
kotak masuk surel pengguna, atau menampilkan tiker berita secara langsung dari layar
depan. Layar depan bisa terdiri dari beberapa halaman, pengguna dapat menggeser bolak
balik antara satu halaman ke halaman lainnya, yang memungkinkan pengguna Android
untuk mengatur tampilan perangkat sesuai dengan selera mereka. Beberapa aplikasi pihak
ketiga yang tersedia di Google Play dan di toko aplikasi lainnya secara ekstensif mampu
mengatur kembali tema layar depan Android, dan bahkan bisa meniru tampilan sistem
operasi lain, misalnya Windows Phone. Kebanyakan produsen telepon seluler dan
operator nirkabel menyesuaikan tampilan perangkat Android buatan mereka untuk
membedakannya dari pesaing mereka.
Di bagian atas layar terdapat status bar, yang menampilkan informasi tentang
perangkat dan konektivitasnya. Status bar ini bisa "ditarik" ke bawah untuk membuka
layar notifikasi yang menampilkan informasi penting atau pembaruan aplikasi, misalnya
surel diterima atau SMS masuk, dengan cara tidak mengganggu kegiatan pengguna pada
perangkat. Pada versi awal Android, layar notifikasi ini bisa digunakan untuk membuka
aplikasi yang relevan, namun setelah diperbarui, fungsi ini semakin disempurnakan,
misalnya kemampuan untuk memanggil kembali nomor telepon dari notifikasi panggilan
tak terjawab tanpa harus membuka aplikasi utama. Notifikasi ini akan tetap ada sampai
pengguna melihatnya, atau dihapus dan di nonaktifkan oleh pengguna.

Jadwal pembaruan

Google menyediakan pembaruan utama bagi versi Android, dengan jangka waktu setiap
enam sampai sembilan bulan. Sebagian besar perangkat mampu menerima pembaruan
melalui udara (OTA) Pembaruan utama terbaru adalah Android 4.3 Jelly Bean.

Dibandingkan dengan sistem operasi seluler saingan utamanya, yaitu iOS,


pembaruan Android biasanya lebih lambat diterima oleh perangkat penggunanya. Untuk
perangkat selain merek Nexus, pembaruan biasanya baru bisa diterima dalam waktu
berbulan-bulan setelah dirilisnya versi resmi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya variasi
perangkat keras Android, sehingga setiap pembaruan harus disesuaikan secara khusus,
misalnya: kode sumber resmi Google hanya berjalan pada perangkat Nexus. Porting
Android pada perangkat keras tertentu yang dilakukan oleh produsen telepon seluler
membutuhkan waktu dan proses, para produsen ini umumnya mengutamakan perangkat
terbaru mereka untuk menerima pembaruan, dan mengenyampingkan perangkat lama.
Oleh sebab itu, telepon pintar lama seringkali tidak diperbarui jika produsen memutuskan
bahwa itu hanya menghabiskan waktu, meskipun sebenarnya perangkat tersebut mampu
menerima pembaruan. Masalah ini diperparah ketika produsen menyesuaikan Android
dengan antarmuka dan aplikasi ciptaan mereka, yang mana ini harus diterapkan kembali
untuk setiap perilisan terbaru. Penundaan lainnya juga bisa disebabkan oleh operator
nirkabel; setelah menerima pembaruan dari produsen ponsel, operator akan
menyesuaikannya dengan kebutuhan mereka, misalnya melakukan pengujian ekstensif
terhadap jaringan sebelum mengirim pembaruan kepada pengguna.

Kurangnya dukungan pasca-penjualan dari produsen ponsel dan operator telah


menimbulkan kritikan dari para konsumen dan media teknologi. Beberapa pengkritik
menyatakan bahwa industri memiliki motif keuangan untuk tidak memperbarui perangkat
mereka, seperti tidak adanya pembaruan bagi perangkat lama dan memperbarui perangkat
yang baru dengan tujuan meningkatkan penjualan, sikap yang mereka sebut "menghina".
The Guardian melaporkan bahwa metode pembaruan yang rumit terjadi karena produsen
ponsel dan operator-lah yang telah merancangnya seperti itu. Pada 2011, Google, yang
bekerjasama dengan sejumlah perusahaan industri, membentuk "Android Update
Alliance", dengan janji bahwa mereka akan memberikan pembaruan secara tepat waktu
bagi setiap perangkat dalam jangka 18 bulan setelah dirilisnya versi resmi. Sejak
didirikan hingga tahun 2013, aliansi ini tak pernah disebut-sebut lagi.

Komunitas sumber terbuka

Android memiliki komunitas pengembang dan penggemar aktif yang


menggunakan kode sumber Android untuk mengembangkan dan mendistribusikan versi
modifikasi Android buatan mereka. Komunitas pengembang ini seringkali memberikan
pembaruan dan fitur-fitur baru bagi perangkat lebih cepat jika dibandingkan dengan
produsen/operator, meskipun pembaruan tersebut tidak menjalani pengujian ekstensif
atau tidak memiliki jaminan kualitas. Mereka berupaya untuk terus memberikan
dukungan bagi perangkat-perangkat lama yang tak lagi menerima pembaruan resmi,
ataupun memodifikasi perangkat Android agar bisa berjalan dengan menggunakan sistem
operasi lain, misalnya HP TouchPad. Komunitas ini seringkali merilis pembaruan bagi
perangkat pra-rooted, dan berisi modifikasi yang tidak cocok bagi pengguna non-teknis,
misalnya kemampuan untuk overclock atau over/undervolt prosesor perangkat.
CyanogenMod adalah perangkat tegar (firmware) komunitas yang paling banyak
digunakan, dan menjadi dasar bagi sejumlah firmware lainnya.

Secara historis, produsen perangkat dan operator seluler biasanya tidak


mendukung pengembangan firmware oleh pihak ketiga. Produsen khawatir bahwa akan
muncul fungsi yang tidak sesuai jika perangkat menggunakan perangkat lunak yang tidak
resmi, sehingga akan menyebabkan munculnya biaya tambahan. Selain itu, firmware
modifikasi seperti CyanogenMod kadang-kadang menawarkan fitur yang membuat
operator harus mengeluarkan biaya premium, misalnya tethering. Akibatnya, kendala
teknis seperti terkuncinya bootloader dan terbatasnya akses untuk root umumnya bisa
ditemui di kebanyakan perangkat Android. Namun, perangkat lunak buatan komunitas
pengembang semakin populer, dan setelah Kongres Pustakawan Amerika Serikat
mengijinkan "jailbreaking" perangkat seluler, produsen ponsel dan operator mulai
memperlunak sikap mereka terhadap pengembang pihak ketiga. Beberapa produsen
ponsel, termasuk HTC, Motorola, Samsung dan Sony, mulai memberikan dukungan dan
mendorong pengembangan perangkat lunak pihak ketiga. Sebagai hasilnya, kendala
pembatasan perangkat keras untuk memasang firmware tidak resmi mulai berkurang
secara bertahap setelah meningkatnya jumlah perangkat yang memiliki kemampuan
untuk membuka bootloader, sama dengan seri ponsel Nexus, meskipun pengguna harus
kehilangan garansi perangkat mereka jika melakukannya. Akan tetapi, meskipun
produsen ponsel telah menyetujui pengembangan perangkat lunak pihak ketiga, beberapa
operator seluler di Amerika Serikat masih mewajibkan ponsel penggunanya untuk
"dikunci".

Kemampuan untuk membuka dan meretas sistem pada telepon pintar dan tablet
terus menjadi sumber perdebatan antar komunitas pengembang dan industri; komunitas
beralasan bahwa pengembangan tidak resmi dilakukan karena industri gagal memberikan
pembaruan yang tepat waktu bagi pengguna, atau untuk tetap melanjutkan dukungan
versi terbaru bagi perangkat mereka.

Keamanan dan privasi

Aplikasi Android berjalan di sandbox, sebuah area terisolasi yang tidak memiliki
akses pada sistem, kecuali izin akses yang secara eksplisit diberikan oleh pengguna
ketika memasang aplikasi. Sebelum memasang aplikasi, Play Store akan menampilkan
semua izin yang diperlukan, misalnya: sebuah permainan perlu mengaktifkan getaran
atau menyimpan data pada Kartu SD, tapi tidak perlu izin untuk membaca SMS atau
mengakses buku telepon. Setelah meninjau izin tersebut, pengguna dapat memilih untuk
menerima atau menolaknya, dan bisa memasang aplikasi hanya jika mereka
menerimanya.
Sistem sandbox dan perizinan pada Android bisa mengurangi dampak kerentanan
terhadap bug pada aplikasi, namun ketidaktahuan pengembang dan terbatasnya
dokumentasi telah menghasilkan aplikasi yang secara rutin meminta izin yang tidak
perlu, sehingga mengurangi efektivitasnya. Beberapa perusahaan keamanan perangkat
lunak seperti Avast, Lookout Mobile Security, AVG Technologies, dan McAfee, telah
merilis perangkat lunak antivirus ciptaan mereka untuk perangkat Android. Perangkat
lunak ini sebenarnya tidak bekerja secara efektif karena sandbox juga bekerja pada
aplikasi tersebut, sehingga membatasi kemampuannya untuk memindai sistem secara
lebih mendalam.

Hasil penelitian perusahaan keamanan Trend Micro menunjukkan bahwa


penyalahgunaan layanan premium adalah tipe perangkat perusak (malware) paling umum
yang menyerang Android; pesan teks akan dikirim dari ponsel yang telah terinfeksi ke
nomor telepon premium tanpa persetujuan atau sepengetahuan pengguna. Perangkat
perusak lainnya akan menampilkan iklan yang tidak diinginkan pada perangkat, atau
mengirim informasi pribadi pada pihak ketiga yang tak berwenang. Ancaman keamanan
pada Android dilaporkan tumbuh secara eksponensial, namun teknisi di Google
menyatakan bahwa perangkat perusak dan ancaman virus pada Android hanya dibesar-
besarkan oleh perusahaan antivirus untuk alasan komersial, dan menuduh industri
antivirus memanfaatkan situasi tersebut untuk menjual produknya kepada pengguna.
Google menegaskan bahwa keberadaan perangkat perusak berbahaya pada Android
sebenarnya sangat jarang, dan survei yang dilakukan oleh F-Secure menunjukkan bahwa
hanya 0,5% dari perangkat perusak Android yang berasal dari Google Play.

Google baru-baru ini menggunakan pemindai perangkat perusak Google Bouncer


untuk mengawasi dan memindai aplikasi di Google Play. Tindakan ini bertujuan untuk
menandai aplikasi yang mencurigakan dan memperingatkan pengguna atas potensi
masalah pada aplikasi sebelum mereka mengunduhnya. Android versi 4.2 Jelly Bean
dirilis pada tahun 2012 dengan fitur keamanan yang ditingkatkan, termasuk pemindai
perangkat perusak yang disertakan dalam sistem; pemindai ini tidak hanya memeriksa
aplikasi yang dipasang dari Google Play, namun juga bisa memindai aplikasi yang
diunduh dari situs-situs pihak ketiga. Sistem akan memberikan peringatan yang
memberitahukan pengguna ketika aplikasi mencoba mengirim pesan teks premium, dan
memblokir pesan tersebut, kecuali jika pengguna mengijinkannya.

Telepon pintar Android memiliki kemampuan untuk melaporkan lokasi titik akses Wi-Fi,
terutama jika pengguna sedang bepergian, untuk menciptakan basis data yang berisi
lokasi fisik dari ratusan juta titik akses tersebut. Basis data ini membentuk peta elektronik
yang bisa memosisikan lokasi telepon pintar. Hal ini memungkinkan pengguna untuk
menjalankan aplikasi seperti Foursquare, Google Latitude, Facebook Places, dan untuk
mengirimkan iklan berbasis lokasi. Beberapa perangkat lunak pemantau pihak ketiga juga
bisa mendeteksi saat informasi pribadi dikirim dari aplikasi ke server jarak jauh. Sifat
sumber terbuka Android memungkinkan kontraktor keamanan untuk menyesuaikan
perangkat dengan penggunaan yang sangat aman. Misalnya, Samsung bekerjasama
dengan General Dynamics melalui proyek "Knox" Open Kernel Labs.

Lisensi

Kode sumber untuk Android tersedia di bawah lisensi perangkat lunak sumber
terbuka dan bebas. Google menerbitkan sebagian besar kode (termasuk kode jaringan dan
telepon) di bawah Lisensi Apache versi 2.0. Sisanya, perubahan kernel Linux berada di
bawah GNU General Public License versi 2. Open Handset Alliance mengembangkan
perubahan kernel Linux dengan kode sumber terbuka yang dipubikasikan setiap saat.
Selebihnya, Android dikembangkan secara pribadi oleh Google, dengan kode sumber
yang diterbitkan untuk umum ketika versi baru diluncurkan. Biasanya Google
bekerjasama dengan produsen perangkat keras untuk mengembangkan sebuah perangkat
"andalan" (misalnya seri Google Nexus) yang disertai dengan versi baru Android,
kemudian menerbitkan kode sumbernya setelah perangkat tersebut dirilis.

Pada awal 2011, Google memilih untuk menahan sementara kode sumber Android untuk
tablet yang dirilis dengan versi 3.0 Honeycomb. Menurut Andy Rubin dalam sebuah
posting blog resmi Android, alasannya karena Honeycomb dirilis untuk berjalan pada
produk Motorola Xoom, dan Google tidak ingin pihak ketiga "memperburuk pengalaman
pengguna" dengan mencoba mengoperasikan versi Android yang ditujukan untuk tablet
pada telepon pintar. Kode sumber tersebut akhirnya dipublikasikan pada bulan November
2011 dengan dirilisnya Android 4.0 Ice Cream Sandwich.

Meskipun bersifat terbuka, produsen perangkat tidak bisa menggunakan merek dagang
Android Google seenaknya, kecuali Google menyatakan bahwa perangkat tersebut sesuai
dengan Compatibility Definition Document (CDD) mereka. Perangkat juga harus
memenuhi lisensi persyaratan aplikasi sumber tertutup Google, termasuk Google Play
Richard Stallman dan Free Software Foundation telah mengkritik mengenai rumitnya
permasalahan merek Android ini, dan merekomendasikan sistem operasi alternatif seperti
Replicant. Mereka berpendapat bahwa pemacu peranti dan perangkat tegar yang
diperlukan untuk mengoperasikan Android bersifat eksklusif, dan Google Play juga
menawarkan perangkat lunak berbayar.

2.6 Kelebihan dan kekurangan Android


2.6.1 Kelebihan Android
a. Open Source. Sistem operasi android berbasis open source, karena basis dari
android ini adalah kernel Linux yang merupakan sistem operasi komputer yang
juga open source (sistem operasi terbuka ). Pihak google mengeluarkan source
code Android yang bertujuan untuk memudahkan para pengembang aplikasi
dalam membuat aplikasi untuk android.
b. Banyak aplikasi yang berkualitas dan gratis. Karena android memiliki sifat open
source, para pengembang dan progammer sangat bersemangat untuk membuat
aplikasi yang dapat berjalan di android. Ada banyak aplikasi gratis yang tersedia
di android market, meskipun gratis namun tetap berkualitas. Android market
menyediakan banyak sekali aplikasi bagi android, mulai dari game, sosial media,
entertaiment, office, tweaking, dll.
c. Aplikasi selalu upgrade. Aplikasi yang sudah ada dari versi pertama terus
dikembangkan atau di upgrade pengembangnya. Ini memberi bukti bahwa
pengembang sangat serius dan gigih terhadap aplikasi mereka. Karena jika tidak
selalu upgrade ber resiko kehilangan konsumen, sebab versi android sendiri
mengalami perkembangan sangat cepat, sekarang saja sudah upgrade ke 4.2.2 jika
aplikasi tidak upgrade makan akan ditinggal konsumen
d. Banyaknya pilihan perangkat. Android tidak hanya diproduksi oleh satu vendor
saja, google memperbolehkan vendor mana saja yang ingin menggunakan sistem
operasi Android. Ada samsung, htc, sony, dll.
e. Harga yang terjangkau. Banyaknya pilihan smartphone dengan sistem operasi
android mengakibatkan persaingan antar vendor. Dan itu akan membuat masing-
masing vendor untuk merilis perangkat android yang ditujukan untuk semua
kalangan dari kalngan bawah sampai kalangan atas.
f. Fasilitas penuh USB
g. Mudah dalam hal notifikasi. Memberitahukan tentang adanya sms, email, tau
artikel terbaru dari RSS Reader.
h. Mendukung semua layanan google.
i. Install ROM modifikasi. Jika mendapat ROM yang tidak resmi artinya tidak
sesuai dengan spesifikasi ponsel yang dimiliki, tak perlu khawatir karena ada
banyak custom ROM yang bias dipakai di ponsel Android dan tidak
membahayakan perangkat anda.

2.6.2 Kelemahan Android


a. Terhubung dengan internet. Harus ada koneksi internet GPRS, agar perangkat
siap untuk online sesuai kebutuhan.
b. Perusahaan lambat mengeluarkan versi resmi dari Android. Meskipun kadang
tidak ada perbedaan mencolok dalam hal UI.
c. Android market kurang control dari pengelola, kadang masih terdapat malware.
d. Sebagai penyedia layanan langsung, terkadang pengguna sangat sulit sekali
terhubung dengan pihak google.
e. Boros baterai. Karena OS ini banyak process di background yang mengakibatkan
baterai cepat habis.
f. Sering terdapat iklan karena mudah dan gratis.
2.7.Android dan Aplikasi untuk Dunia Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, android bias menjadi pilihan yang mendidik anak-anak
dalam mencari sumber informasi dari internet global yang dapat diakses melalui berbagai
macam aplikasi yang disuguhkan sebagai sarana untuk belajar apapun yang mereka ingin
ketahui. Seperti kamus, ensiklopedia, dan ebook. Terlebih dengan adanya program
AIVC (Artificial Intelligence Voice Command) yang memungkinkan kita berbicara
dengan ponsel kita sendiri dalam Bahasa Inggris. Hal ini sangat bermanfaat untuk
mengetahui kemampuan pronunciation kita saat berbicara bahasa Inggris.
Tersedia juga aplikasi-aplikasi yang dikhususkan melatih kinerja otak, seperti IQ
tester yang bisa mengasah kemampuan visual, auditorial, dan kinestetik untuk mengasah
otak kanan dan otak kiri untuk konsentrasi dalam bekerja. Adapula aplikasi Evernote
yang memudahkan kita untuk mencatat berbagai hal-hal penting yang terjadi disertai
dengan gambar, video ataupun audio, dengan adanya fitur clouds storage, kita tidak perlu
takut lagi kehilangan catatan-catatan tersebut karena segalanya sudah terhubung pada
server internet dan aplikasinya pun rata-rata melakukan backup otomatis pada
catatan/dokumen yang sudah kita tulis.

2.7.1 Aplikasi-Aplikasi Android Untuk Pendidikan

Memperoleh pendidikan bisa menjadi hal yang mahal. Berkat internet, pendidikan
yang baik bisa lebih mudah diakses dari sebelumnya, dan tidak harus menghabiskan
biaya yang besar. Telah banyak organisasi yang mempublikasikan materi pendidikan
secara gratis, dan ini adalah hal yang menarik. Nah, pertanyaannya adalah apakah cara
terbaik untuk dapat melihat konten ini? Berikut ini adalah aplikasi-aplikasi Android yang
akan memperluas pikiran anda dan untuk mendapatkan pendidikan tingkat universitas
secara gratis.
Grace
Grace adalah aplikasi yang relatif baru, yang dirilis pada bulan Maret tahun ini
oleh Mobispectra Technologies. Jika anda ingin mengatur semua video pendidikan dalam
satu tempat, Grace adalah aplikasi yang tepat.
Keuntungan menggunakan aplikasi ini adalah, anda bisa membuka video-video tersebut
di dalam aplikasi dengan cepat. Jika biasanya anda akan diarahkan ke couple luar ketika
akan membuka video YouTube, maka tidak begitu halnya dengan Grace. Aplikasi Grace
memainkan video melalui aplikasi YouTube anda, tetapi diembed ke dalam aplikasi
Grace. Jadi pastikan anda telah menginstal aplikasi tersebut di perangkat Android anda.
Hal ini juga memungkinkan anda untuk membuka Wikipedia dalam aplikasi untuk
menemukan informasi yang relevan dengan cepat.
Di bawah video adalah bagian untuk membuat catatan, dan jika anda memberikan
izin untuk mengakses akun Google Drive, anda dapat menyimpan semua catatan anda
sebagai record teks ke Drive anda. Catatan anda akan diberi judul “Name Of The Video
Notes” di dalam folder “grace-app”, yang membuatnya sangat mudah ditemukan. Jika
anda ingin membuat catatan dengan cara ini, mungkin anda tertarik dengan Kingsoft
Office dan Google Drive untuk aplikasi Android. Dengan kedua aplikasi tersebut, akan
mudah untuk membuka kembali catatan anda dan mengeditnya.
Aplikasi ini juga memiliki interface yang cantik, dengan menggunakan styling Android
modern, yang hampir identik dengan aplikasi YouTube itu sendiri. Ditambah lagi, karena
anda dapat menambahkan konten apapun yang anda sukai, maka anda dapat mengikuti
semua saluran YouTube reguler, dan anda tidak akan menemukan iklan dalam aplikasi
ini.

Mobento
Aplikasi-aplikasi Android ini memungkinkan anda untuk mengunduh video ke
perangkat Android untuk melihatnya secara offline. Aplikasi Grace tidak bisa melakukan
hal ini. Jika Grace memiliki fitur tersebut, maka kita mungkin tidak membutuhkan
Mobento. Namun kedua aplikasi ini layak dimiliki. Anda dapat mengunduh aplikasi
Mobento dari Google.
Mobento bekerja sedikit berbeda dari Grace. Anda tidak bisa menambahkan konten anda
sendiri di sini. Mobento berisi konten dari Khan Academy, TED Talks, Yale dan sumber
lainnya. Anda dapat mencari konten yang anda inginkan dengan fitur pencarian yang
unik dari aplikasi ini, yang memungkinkan anda untuk melihat seberapa sering sebuah
kata diucapkan. Misalnya anda mencari kata “light and energy” bar berwarna merah dan
biru akan muncul di samping setiap hasil pencarian. Semakin besar bar biru, maka
semakin jarang kata “light” diucapkan, jika bar merah yang lebih besar maka semakin
sering kata “energy” diucapkan. Ini adalah cara menarik untuk menemukan konten yang
anda inginkan.
Sayangnya UI Mobento lebih buruk dari Grace. Warna dasarnya adalah cokelat, dan
stylingnya yang akan mengingatkan anda pada Android 2.3 Gingerbread, yang
tampilannya tidak begitu bagus. Untungnya, aplikasi ini bebas dari iklan.

Sparknotes
Sparknotes adalah sumber daya yang pale mendidik untuk segala jenis literatur,
mulai dari Brave New World Aldous Huxley hingga Crito dari Plato. Aplikasi ini sendiri
sederhana. Sama seperti halnya Mobento, aplikasi ini juga menggunakan styling Android
2.3 Gingerbread, dan disertai iklan yang berjalan di bagian bawah layar. Font pada
aplikasi ini dapat diubah ukurannya. Salah satu penduan belajar dapat diunduh ke
perangkat anda untuk penggunaan offline, dan sepenuhnya gratis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem operasi milik Google yaitu Android , telah menjadi salah satu sistem
operasi terfavorit dengan jumlah pengguna terbanyak disamping sistem operasi lainnya
seperti iOS, BlackBerry OS dan juga Symbian.
Berbagai fitur yang di kembangkan dalam Android membuat
Itulah mengapa Android menjadi salah satu system paling popular karena OS android ini
bersifat open source atau terbuka sehingga para pengembang atau pihak ketiga dapat
berpartisipasi untuk membuat dan mengembangkan berbagai jenis aplikasi sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan penggunanya. Fakta menarik dari android adalah OS ini telah
dilengkapi dengan berbagai macam aplikasi yang sangat berguna dan menarik. Maka dari
itu, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi para penggunanya di seluruh dunia,
dibuatlah Android Market yang dirilis oleh google.
3.2 Saran
Perkembangan system operasi Android ini memang sangatlah cepat, dalam kurun
beberapa tahun bahkan beberapa bulan, telah muncul Android dalam berbagai versi
dengan fitur-fitur yang berbeda dan terus meningkatkan kemampuan masing-masing
versi. Akan tetapi, dari hal ini membuat pengguna merasa kesulitan atau kebingungan
untuk memastikan versi mana yang hendak digunakan. Cepatnya perilisan versi Android
dalam waktu yang singkat membuat penggunanya kerepotan dalam memilih dan
menerapkannya.
Hal lain yang lebih penting, perkembangan teknologi yang pesat akan sangat berguna jika
kita memanfaatkan secara maksimal dalam berbagai bidang di kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.gadgeds.info/2012/01/kelebihan-dan-kekurangan-android.html
id.wikipedia.org
http://solution-solusinya.blogspot.com/2013/04/sejarah-lengkap-dan-
perkembangan-google.html
http://androidadp.blogspot.com/2013/03/kelebihan-android.html
https://www.facebook.com/notes/rizaldo-diaz-devivar/android-sistem-operasi-
smartphone-sebagai-sarana-belajar-yang-menyenangkan/10151179292455213
http://www.noorjihan.com/daftar-dan-kumpulan-aplikasi-aplikasi-android-untuk-
pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai