Anda di halaman 1dari 4

Perencanaan Personal dan Perekrutan Sumber Daya Manusia

A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berahir bila rencana
tersebut telah ditetapkan; rencana harus diimplementasikan. Setiap saat
selama proses implementasi dan pengawasan, rencanarencana mungkin
melakukan modifikasi agar tetap berguna. “perencanaan kembali” kadang-
kadang dapat menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh karena itu
perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibbilitas, agar mampu
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin.1
Perencanaan menurut Newman, dikutip oleh Manullang : “Planning is
deciding in advance what is to be done.” Jadi, perencanaan adalah penentuan
terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan. Sedangkan Beishline menyatakan
bahwa fungsi perencanaan memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tentang siapa, apa, apabila, dimana, bagaimana, dan mengapa. 2
Robbins dan Coulter dikutip dari Ernie Tisnawati mendefinisikan
perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan
organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut
secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh
untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi
hingga tercapainya tujuan organisasi.3 Sebelum manajer dapat
mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka harus membuat
rencana-rencana yang memberikan tujuan dan arah organisasi. Dalam
perencanaan, manajer memutuskan “apa yang harus dilakukan, kapan
melakukannya, bagaimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya.” 4
Selanjutnya Husaini Usman mendefinisikan perencanaan sebagai
sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada

1
T. Hani Handoko, Manajemen personalia dan sumber daya manusia. ( yogyakarta : BPFE, 2012)
hal . 78
2
Manullang, Dasar-dasar menejemen, ( yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2012) hal. 39
3
Ernie trisnawati dan Kurniawan Sule, Pengantar Manajemen, ( Jakarta : Kencana, 2008) hal. 96
4
Hani handoko, Manajemen, hal 77
suatu priode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. 5 Senada
dengan itu Engkoswara dan Aan Komariah mendefinisikan perencanaan
pendidikan adalah proses menetapkan keputusan yang berkaitan dengan
tujuan-tujuan yang akan dicapai, sumber-sumber yang akan diberdayakan,
dan teknik/metode yang dipilih secara tepat untuk melaksanakan tindakan
selama kurun waktu tertentu agar penyelenggaraan sistem pendidikan dapat
dilaksanakan secara efektif, efesien, dan bermutu.6
Perencanaan merupakan satu hal penting yang perlu dibuat untuk
setiap usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan. Karena seringkali
pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan
tanpa adanya perencanaan. Kesulitan tersebut dapat berupa penyimpangan
arah ari tujuan, atau ada pemborosan modal yang mengakibatkan gagalnya
semua kegiatan dalam mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan pendapat di atas, terlihat bahwa perencanaan adalah
gambaran tentang apa-apa yang akan dilakukan mulai dari penetapan tujuan,
strategi untuk mencapai tujuan hingga sistem perencanaan untuk
mengkordinasikan dan mengintegrasikan seluruh pekerjaan organisasi
sehingga tujuan bisa tercapai. Hal ini sekaligus menjawab juga apa saja yang
harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan siapa yang akan melakukannya.
Perencanaan ini sangat penting karena berfungsi sebagai pengarah
bagi kegiatan, target-target, dan hasil-hasilnya di masa depan sehingga
apapun kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan tertib. Perencanaan
selalu terkait dengan masa depan, dan masa depan selalu tidak pasti, banyak
faktor yang berubah dengan cepat. Tanpa perencanaan sekolah atau lembaga
pendidikan akan kehilangan kesempatan dan tidak dapat menjawab
pertanyaan tentang apa yang akan dicapainya. Oleh karena itu rencana harus
dibuat agar semua tindakan terarah dan terfokus pada tujuan yang hendak
dicapai. Perencanaan selalu dibuat oleh siapapun baik perorangan maupun

5
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik,dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006,
hlm. 49
6
Enkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011, hlm. 132
lembaga pendidikan.7 Perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan
keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan.8
Menurut Stoner, perencanaan merupakan kegiatan yang terbagi dalam 4
tahap dan berlaku untuk semua kegiatan perencanaan pada unsur jenjang
organisasi.9
Tahap 1: Menetapkan serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan
keputusan-keputusan tentang apa yang dibutuhkan oleh organisasi atau
kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan
menggunakan sumber dayanya secara tidak efektif. Identifikasi prioritas dan
menentukan tujuan yang spesifik sehingga memungkinkan organisasi
menggunakan sumber dayanya secara efektif.
Tahap 2: Merumuskan keadaan sekarang. Sejauh mana posisi organisasi dari
tujuannya? Sumber dayasumber daya apa yang tersedia untuk pencapaian
tujuan? Hanya dengan menganalisis kondisi organisasi saat ini, rencana dapat
dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan selanjutnya.
Komunikasi yang terbuka dengan para anggota organisasi, data keuangan,
dan statistik diperlukan pada tahap ini.
Tahap 3: Identifikasi segala kemudahan dan hambatan. Faktor internal dan
eksternal apa saja yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya?
Faktor apa saja yang dapat menimbulkan masalah? Walaupun sulit dilakukan,
antisipasi situasi, problem dan kesempatan yang mungkin terjadi di masa
mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4: Mengembangkan serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Tahap akhir ini melibatkan pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk
mencapai tujuan, evaluasi alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik
di antara alternatif yang ada untuk pencapaian tujuan. Faktor waktu
mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam tiga hal.
Pertama, waktu sangat diperlukan untuk melaksanakan perencanaan efektif.
7
Marno Dan Triyo Supriyatno, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung:
Refika Aditama, hlm. 13
8
Sondan. P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara, 2008, hlm. 41
9
Agus Sabardi, Manajemen Pengantar Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2001, hlm.
55.
Kedua, waktu sering diperlukan untuk melanjutkan setiap langkah
perencanaan tanpa informasi lengkap tentang variabel-variabel dan alternatif-
alternatif, karena waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan semua kemungkinan. Ketiga, jumlah (atau rentangan)
waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai