Anda di halaman 1dari 11

61

STUDI TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA


DALAM WILAYAH HUKUM KANTOR KEPOLISIAN RESORT POLEWALI
MANDAR

Oleh:
ABDUL MAJID
Mahasiswa Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
MUSTARI
Dosen Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui dan menganalisis bentuk-bentuk
penyalahgunaan narkotika di Polewali Mandar. (2) Mengetahui dan menganalisis penyebab
terjadinya penyalahgunaan narkotika di Polewali Mandar. (3) Mengetahui upaya yang
dilakukan oleh pihak kepolisian dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika di Polewali
Mandar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana desainnya
menjelaskan penanganan penyalahgunaan narkotika di dalam wilayah hukum pada kepolisian
resort Polewali Mandar. Populasi dalam penelitian ini adalah 7 orang pelaku penyalahgunaan
narkotika yang ada di Polewali Mandar. Untuk mendapatkan informasi yang berimbang maka
dianggap perlu menambahkan informan sebanyak 7 orang dari 20 anggota Unit Reserse
Narkotika Kepolisian Resort Polewali Mandar. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik
wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk-bentuk
penyalahgunaan narkotika meliputi pemakai, pengedar dan memberikan kepada orang lain
untuk dikonsumsi serta penggunaan obat yang dilakukan secara terus menerus dan secara
berlebihan yang dapat mengakibatkkan timbulnya rasa candu dan dapat merusak kesehatan.
(2) Penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika yaitu berpengaruh pada beberapa faktor,
diantaranya faktor ekonomi, faktor rasa ingin tahu/coba-coba dan faktor lingkungan. (3) Hal-
hal yang telah dilakukan dari pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dan aparat penegak
hukum (Polres Polewali Mandar) untuk menanggulangi peredaran dan penyalahgunaan
Narkotika yaitu Upaya preventif dan Upaya represif. Upaya preventif yaitu untuk mencegah
penggunaan narkotika di masyarakat umum seperti penyuluhan, membangun kemitraan
dengan masayarakat dan pemertaan jalur peredaran narkotika. Upaya refresif adalah upaya ini
dimaksud sebagai tindakan bekerjanya sanksi pidana terhadap masyarakat berupa pelaksanaan
penindakan terhadap para pelaku dan juga melakukan operasi penyergapan dan
pemberantasan di tempat-tempat kejadian perkara, penangkapan tersangka, proses
penyelidikan, penyidikan selanjutnya melimpahkan berkas perkara ke kejaksaan dan diajukan
ke pengadilan untuk penegakan hukum atau memperberat hukuman.

KATA KUNCI: Penyalahgunaan Narkotika


62

PENDAHULUAN Menurut informasi bahwa kasus-kasus


Penyalagunaan narkotika merupakan tindak penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Polewali
kejahatan yang dapat merusak kesehatan dan Mandar cukup tinggi dan diperoleh informasi salah
menggangu keamanan dan ketertiban dalam faktor yang nenyebabkan terjadinya
masyarakat. Olehnya itu diperlukan pengaturan penyalahgunaan narkotika di Polewali Mandar
dan pengendalian secara terorganisir terhadap adalah desakan ekonomi. Dikatakan desakan
peredaran narkotika yang sudah sangat ekonomi karena masyarakat tergiur atau langsung
menghawatirkan tersebut. Kejahatan narkotika tergoda denga uang yang dihasilkan tanpa perlu
dewasan ini tidak lagi dilakukan secara kerja keras. Oleh karena itu peneliti tertarik
perseorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan issu tersebut dan juga belum maksimalnya
yang secara bersama-sama, bahkan merupakan satu upaya pihak kepolisian dalam menanggulangi
sindikat yang terorganisasi dengan jaringan yang penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Polewali
luas, yang bekerja sama secara rapi dan rahasia, Mandar
baik tingkat nasional maupun internasional.
Fenomena sosial ini sangat menggangu keamanan TINJAUAN PUSTAKA
dan ketertiban masyarakat, khususnya yang tinggal Pengertian Narkotika
di kota Polewali Mandar. Kata Narkotika berasal dari Bahasa Yunani
Narkotika merupakan zat atau obat yang yaitu “Narke” yang berarti terbius sehingga tidak
sangat bermanfaat dan diperlukan untuk merasakan apa-apa. Namun dalam isltilah lain
pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika dikenal dengan kata “narkoties” yang sama artinya
disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai dengan dengan narcisis berarti membius.1. pada mulanya
standar pengobatan dapat menimbulkan akibat zat narkotika ditemukan orang yang
yang sangat merugikan bagi perseorangan atau penggunaannya ditujukan untuk pengobatan, tetapi
masyarakat khususnya generasi muda. Hal ini akan dengan perkembangan teknologi zat tersebut telah
lebih merugikan jika disertai dengan disalahgunakan bagi penggunanya.
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika Sedangkan definisi lainnya dari Biro Bea
yang dapat mengakibatkan bahaya yang lebih besar dan Cukai America Serikat dalam bukunya
bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang “Narkotic Identivication Manual” sebagaimana
pada akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan yang dikutif oleh Djoko Prakoso, Bambang Riyadi
nasional. dan Muchsin menyatakan bahwa yang dimaksud
Peredaran narkotika dewasa ini telah dengan Narkotika adalah Candu, ganja, cocaine,
menjadi bentuk kejahatan yang sangat zat-zat yang bahan mentahnya diambil dari benda-
memperihatinkan bagi bangsa dan Negara, benda tersebut yakni morphine, heroin, kodein,
sehingga dengan adanya Undang-Undang Republik hashish, cocaine dan termasuk juga narkotika
Indonesia Nomor 35 tahun 2009 Tentang sintesis yang menghasilkan zat-zat, obat-obat yang
Narkotika yang mengatur tentang penyalagunaan tergolong dalam hallucinogen depressant dan
narkotika dengan ancaman sanksi pidana dapat stimulant.2
menimbulkan efek jerah bagi pelaku kejahatan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor
narkotika. Melihat kondisi tersebut di atas, untuk 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika telah
mencegah dan menanggulangi dampak kejahatan merumuskan bahwa yang dimaksud dengan
narkotika, peran pemerintah dalam hal ini Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
Kepolisian Resor Kota Polewali Mandar bersama tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun
masyarakat sangat diperlukan dalam rangka semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
terciptanya masyarakat yang tertib, aman dan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
sejahtera lahir dan batin. mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
Keefektifan hukum terhadap dapat menimbulkan ketergantungan yang
penyalahgunaan narkotika di semua daerah, dibedakan kedalam golongan-golongan
khususnya di Kabupaten Polewali Mandar, sangat sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini
diperlukan dalam rangka penegakan hukum, agar
tujuan hukum seperti keadilan, kemanfaatan dan
kepastian hukum bagi terpidana tercapai sehingga 1
. Moh. Taufik Makaro, dkk, Tindak Pidana Narkotika,
hukum benar-benar melindungi masyarakat. Bogor, Ghalia Indonesia, 2005, Hal. 21
2
. Ibid. Hal 18
63

atau yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan


Menteri Kesehatan. Ganja
Berasal dari bunga dan daun-daun sejenis
Jenis-jenis Narkotika tumbuhan rumput bernama cannabis sativa.
Candu Sebutan lain dari ganja yaitu mariyuana, sejenis
Candu terbagi dalam dua jenis, yaitu dengan mariyuana adalah hashis yang dibuat dari
candu mentah dan candu matang. Untuk candu damar tumbuhan cannabis sativa. Zat kimia adiktif
mentah dapat ditemukan dalam kulit buah, daun utama didalam mariyuana adalah tetra
dan bagian-bagian lainnya yang terbawa sewaktu hydrocannabinol (THC). Pemakaian ganja oleh
pengumpulan getah yang mengering pada kulit seseorang dapat dideteksi melalui air kencing
buah, bentuk candu mentah berupa adonan yang (urine). Para pecandu menghisap mariyuana atau
membeku seperti aspal lunak, berwarna coklat ganja kering dengan rokok atau pipa.7
kehitam-hitaman dan sedikit lengket. Aroma
candu mentah akan menimbulkan rasa mati pada Cocaine
lidah. Sedangkan candu masak merupakan hasil Cocaine adalah obat yang termasuk
olahan dari candu mentah. Candu atau opium ini golongan stimulan saeaf pusat yang mulai
turunannya morphine dan heroin (putau).3 populer tahun 1980-an sampai sekarang. Obat
ini banyak disalahgunakan sehingga
Morphine menimbulkan ketagihan (adiksi) bagi
Pada tahun 1806 seorang berwarga penggunanya. Tanaman coca dapat tumbuh di
negara Jerman bernama Sertuner mengadakan wilayah beriklim tropis. Nama lain dari tanaman
suatu riset pada opium atau candu, dan dia ini yaitu Errythroxylon Coca yang mempunyai
menemukan Morphine yang ternyata lebih 250 spesies. Paling sedikit diproduksi menjadi
addicting. 4 Daya kerjanya 5 sampai 10 kali lebih cocaine dan hanya ada dua jenis yaitu
kuat dari opium. Morphine adalah zat utama erythoroxylon coca dan erhythoroxylon
yang berkhasiat narkotika yang terdapat pada novogranatense yang menghasilkan cukup
candu mentah. Morphien sebagai salah satu cocaine dan sangat laris diperdagangkan di
alkoloid yang terdapat pada candu mentah yang seluruh dunia. Cocaine termasuk tanaman tidak
diperoleh dengan jalan mengolahnya secara berduri dan dapat mencapai ketinggian 2 meter.
kimiawi. Nama Morphine diambil dari nama Daunnya tidak bertangkai, lancip, berbunga
Dewa Yunani bernama Dewa Morpheus atau kecil, buahnya kecil dan keras.
dewa mimpi. 5 Cocaine merupakan tumbuh-tumbuhan
Menurut pharmatalogic principles of yang dapat dijadikan obat perangsang. Daunnya
medical practice by John C. Kranz dan Jeleff yang dapat dipanen dalam setahun mengandung
Carr, bahwa sebagai obat morphine berguna zat berkhasiat narkotik. Coca yang masih mudah
untuk: (1) Menawarkan (menghilangkan) dipetik lalu dikeringkan, kemudian diolah
penderitaan sakit nyeri, hanya cukup dengan 10 dengan kimia lainnya untuk dijadikan obat-obat
gram. (2) Menolak penyakit mejan (diare). (3) yang memberikan rangsangan 8. Ciri-ciri
Batuk kering yang tidak mempan codeine. (4) Cocaine antara lain; (1) Termasuk golongan
Dipakai sebelum diadakan pembedahan. (5) tanaman perdu atau belukar; (2) Di Indonesia
Dipakai dalam pembedahan dimana banyak tumbuh di daerah Malang atau Besuki Jawa
mengeluarkan darah. Karena tekanan darah Timur; (3) Tumbuh sangat tinggi kira-kira 2
berkurang. (6) Sebagai obat tidur bila rasa sakit (dua) meter; (4) Tidak berduri, tidak bertangkai,
menghalang-halangi kemampuan untuk tidur, berhelai daun satu, tumbuh satu-satu pada
bila obat bius yang lebih lembut tidak mampu cabang atau tangkai; (5) Buahnya berbentuk
membuat rasa kantuk (tidur). 6 lonjong berwarna kuning-merah atau merah saja
apabila sudah dimasak. 9
3
. Ibid. Hal. 21-22 Golongan Narkotika
4
. Moh. Taufik Makaro., dkk Log.Cit, Hal. 21
5
. Mardani. Penyalagunaan Narkoba Dalam Perspektif
7
Hukum Islam dan hukum Pidana . Moh. Taufik Makaro., dkk. Lo.Cot. Hal 24
8
Nasional, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2008, Hal 82. ., Op.Cit. Hal 24
6 9
. Op.Cit, Hal. 23 . Ibid. Hal 24
64

Narkotika golongan I, narkotika ini hanya Edwin H. Sutherland dalam bukunya


dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu Principles of Criminology menyebutkan tujuh
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi unsur kejahatan yang saling bergantungan dan
serta mempunyai potensi sangat tinggi saling mempengaruhi. Suatu perbuatan tidak akan
mengakibatkan ketergantungan disebut kejahatan kecuali apabila memuat semua
Narkotika Golongan II yang disebut dengan tujuh unsur tersebut. Unsur-unsur tersebut adalah:
narkotika golongan II adalah narkotika yang (1) Harus terdapat akibat-akibat tertentu yang
berkhasiat untuk pengobatan yang digunakan nyata atau kerugian. (2) Kerugian tersebut harus
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam dilarang oleh undang-undang, harus dikemukakan
terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu dengan jelas dalam hukum pidana. (3) Harus ada
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi perbuatan atau sikap membiarkan sesuatu
mengakibatkan ketergantungan. Dikatakan sebagai perbuatan yang disengaja atau sembrono yang
pilihan terakhir untuk pengobatan karena setelah menimbulkan akibat-akibat yang merugikan. (4)
pilihan narkotika golongan III hanya tinggal Harus ada maksud jahat (mens rea). (5) Harus ada
pilihan narkotika golongan II. hubungan kesatuan atau kesesuaian persamaan
Narkotika Golongan III adalah narkotika suatu hubungan kejadian diantara maksud jahat
yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dengan perbuatan. (6) Harus ada hubungan sebab
dalam terapi dan/atau pengembangan ilmu akibat diantara kerugian yang dilarang undang-
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan undang dengan perbuatan yang disengaja atas
mengakibatkan ketergantungan. Dibandingkan keinginan sendiri. (7) Harus ada hukuman yang
dengan narkotika golongan I (26 Macam) dan ditetapkan oleh undang-undang.12
narkotika golongan II (87 Macam) untuk narkotika Selanjutnya dapat diuraikan tentang
golongan III tidak banyak macamnya, hanya 14 pengertian kejahatan menurut penggunaannya
macam saja. masing-masing: (1) Pengertian secara praktis: Kita
mengenal adanya beberapa jenis norma dalam
Kejahatan Narkotika masyarakat antara lain norma agama, kebiasaan,
Pengertian Kejahatan kesusilaan dan norma yang berasal dari adat
Menurut Paul Moedikdo Moeliono istiadat. Pelanggaran atas norma tersebut dapat
kejahatan adalah: Perbuatan pelanggaran norma menyebabkan timbulnya suatu reaksi, baik berupa
hukum yang ditafsirkan atau patut ditafsirkan hukuman, cemoohan atau pengucilan. Norma itu
masyarakat sebagai perbuatan yang merugikan, merupakan suatu garis untuk membedakan
menjengkelkan sehingga tidak boleh dibiarkan perbuatan terpuji atau perbuatan yang wajar pada
(negara bertindak).Olehnya itu kejahatan suatu pihak, sedang pada pihak lain adalah suatu
merupakan suatu problem dalam masyarakat perbuatan tercela. Perbuatan yang wajar pada sisi
modem atau tingkah laku yang gagal dan garis disebut dengan kebaikan dan kebalikannya
melanggar hukum dapat dijatuhi hukuman penjara, yang di seberang garis disebut dengan kejahatan.
hukuman mati dan hukuman denda dan (2) Pengertian secara religius: mengidentikkan arti
seterusnya.10 kejahatan dengan dosa. Setiap dosa diancam
Sahetapy dan B. Marjono Reksodiputro dengan hukman api neraka terhadap jiwa yang
Kriminologi adalah: Kejahatan mengandung berdosa. (3) Pengertian dalam arti juridis :
konotasi tertentu, merupakan suatu pengertian dan misalnya dalam Kitab Undang-undang Hukum
penamaan yang relatif, mengandung variabilitas Pidana (KUHP). Walaupun KUHP sendiii tidak
dan dinamik serta bertalian dengan perbuatan atau membedakan dengan tegas antara kejahatan dan
tingkah laku (baik aktif maupun pasif), yang dinilai pelanggaran, tapi KUHP memisahkan kejahatan
oleh sebagian mayoritas atau minoritas masyarakat dan pelanggaran dalam 2 buku yang berbeda.
sebagai suatu perbuatan anti sosial, suatu Menurut Memorie van Toelichting, sebagai dasar
perkosaan terhadap skala nilai sosial dan atau dari pembedaan antara kejahatan dan pelanggaran
perasaan hukum yang hidup dalam masyarakat adalah pembedaan antara rechtsdelicten (delik
sesuai dengan ruang dan waktu.11 hukum) dan wetsdelicten (delik undang-undang).
Pelanggaran termasuk dalam wetsdelicten, yaitu
10
. Hukum online.Com, Selasa 8 Juli 2014.
11 12
Sahetapy dan B. Marjino Reksodiputro, Paradox dalam Edwin H. Sutherland, Principles of Criminology (1998
Kriminologi (Bandung : Remaja Karya, 1995), hlm. 27. :35). Hukum online com. Selasa 8 Juli 2014.
65

peristiwa-peristiwa yang untuk kepentingan umum Teknik pengumpulan data dilakukan


dinyatakan oleh undang-undang sebagai suatu hat menggunakan (a)Wawancara. melalui wawancara
yang terlarang. Misalnya mengendarai sepeda pada langsung dan terbuka dalam bentuk tanya jawab
malam hari tanpa lampu merupakan suatu delik kepada Kasat narkotika, Kaur Bin Ops Narkoba,
undang-undang karena undang-undang Anggota Bin Ops Narkoba, Paur RapKum dan
menyatakannya sebagai perbuatan yang terlarang. pelaku kejahatan narkotika. (b) Dokumnetasi.
Sedangkan kejahatan termasuk dalam rehtsdelicten Pengumpulan data yang dilakukan dengan
(delik hukum), yaitu peristiwa-peristiwa yang melakukan penelusuran terhadap dokumen-
berlawanan atau bertentangan dengan asas-asas dokumen resmi yang ada di Polres Polewali
hukum yang hidup dalam keyakinan manusia dan Mandar yang erat kaitannya dengan objek
terlepas dari undang-undang. Contohnya adalah penelitian seperti dokumen jumlah kejahatan
pembunuhan dan pencurian. Walaupun perbuatan pertahun, jenis-jenis narkotika yang sering di
itu (misalnya) belum diatur dalam suatu undang- konsumsi oleh pelaku kejahatan narkotika yang
undang, tapi perbuatan itu sangat bertentangan terjadi dari tahun 2009-2013 dan serta profil lokasi
dengan hati nurani manusia, sehingga dianggap penelitian.
sebagai suatu kejahatan. Teknik analisis data mencakup semua data
penelitian yang telah diperoleh dari kedua macam
Bentuk-bentuk Kejahatan Narkotika teknik pengumpulan data (wawancara dan
Bentuk-bentuk kejahatan narkotika: (1) dokumentasi), sehingga membentuk deskriptif
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum yang mendukung kualifikasi kajian ini.
memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan narkotika. (2) Setiap orang yang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, Berdasarkan statistik kriminal di Polres
mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Polewali Mandar yang diperoleh pada tanggal 04
Narkotika. (3) Setiap orang yang tanpa hak atau September 2014 menun jukkan bahwa terhitung
melawan hukum menawarkan untuk dijual, dari tahun 2009 sampai 2013 tercatat 84 orang
menjual, membeli, menerima, menjadi perantara tersangka. Kejahatan narkotika yang terjadi di kota
dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Polewali Mandar terbukti merusak generasi
Narkotika. (4) Setiap orang yang tanpa hak atau bangsa, untuk itu perlu perhatian khusus dalam
melawan hukum membawa, mengirim, menangani masalah tersebut.
mengangkut, atau mentransito Narkotika. (5) Dari sudut pandang sosiologis, masyarakat
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum dapat mempengaruhi kondisi suatu tempat tertentu.
menggunakan Narkotika terhadap orang lain atau Apalagi menyangkut kejahatan narkotika,
memberikan Narkotika. masyarakat memberikan informasi kepada pihak
kepolisian sebagai bentuk kontribusi masyarakat
METODE PENELITIAN terhadap penegakan hukum untuk memerangi
Variabel dalam penelitian ini adalah peredaran narkotika di Kota Polewali Mandar.
tentang penyalahgunaan narkotika yang tejadi di Penanganan masalah narkotika pada
Kabupaten Polewali Mandar (studi pada Kantor dasarnya menjadi tugas dan tanggungjawab
Kepolisian Resort Polewali Mandar). Populasi berbagai instansi pemerintah di samping
dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku keikutsertaan masyarakat sesuai dengan ketentuan
kejahatan narkotika yang berada di wilayah hukum peraturan perundang-undangan yang berlaku.
polres Polewali Mandar adalah tersangka yang Namun demikian, agar penanganan masalah
ditahan di Polres Polewali Mandar yang berjumlah narkotika dapat dilakukan secara terpadu dan
7 orang maka dari itu penelitian ini penelitian mencapai hasil yang maksimal, perlu dilakukan
populasi kordinasi dalam menetapkan kebijaksanaan
Desain Penelitian ini adalah penelitian nasional dibidang narkotika. Pelaksanaan
deskriptif kualitatif, dimana desainnya menjelaskan koordinasi ini sama sekali tidak mengurangi tugas
mengenai bagaimana penanganan penyalahgunaan dan tanggungjawab instansi pemerintah untuk
narkotika yang terkhusus kepada pihak kepolisian melakukan penanganan tindak kejahatan narkotika
dan pelaku penyalahgunaan narkotika pada sebagai bentuk upaya untuk mengurangi angka
kepolisian resort polewali mandar. kejahatan narkoba.
66

dalam tindak kejahatan narkotika merupakan


Tindak Kejahatan Narkotika di Kota Polewali sesuatu yang perlu diperhatikan secara serius oleh
Mandar Berdasarkan Tingkat Usia semua pihak, baik pemerintah, penegak hukum dan
Tindak kejahatan narkotika di kota masyarakat sehingga peredaran narkotika lebih
Polewali Mandar telah melibatkan semua jenis mudah untuk ditanggulangi.
usia, baik remaja maupun dewasa. Keterlibatan Berdasarkan data yang diperoleh yang
semua jenis usia tersebut dalam tindak kejahatan diperoleh dari Reserse Kriminal Narkoba Polres
narkotika telah meresahkan masyarakat di kota Polewali Mandar tanggal 04 September 2014,
Polewali Mandar. Apalagi adanya pelaku yang terdapat 75 orang pelaku laki-laki dewasa dan 5
masih dalam usia anak-anak akan menjadi orang pelaku perempuan dewasa. Sedangkan dari
perhatian serius baik dari keluarga, masyarakat, anak perempuan tercatat ada nihil sedangkan anak
swasta maupun pemerintah dan Lembaga Swadaya laki-laki ada 4 orang yang terlibat dalam tindak
Masyarakat (LSM) seperti lembaga perlindungan kejahatan narkotika terhitung sejak tahun 2009
anak atau lembaga anti narkotika. Dengan adanya sampai 2013. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
upaya secara terpadu oleh semua pihak, maka akan bahwa pelaku kejahatan narkotika di kota Polewali
mengurangi tingkat kejahatan narkotika di kota Mandar dilakukan oleh semua jenis kelamin baik
Polewali Mandar. Berikut ini akan digambarkan laki-laki maupun perempuan sedangkan pelaku
kejahatan narkotika di kota Polewali Mandar kejahatan narkotika mayoritas dilakukan oleh laki-
berdasarkan jenis usia terhitung dari tahun 2009 laki dewasa.
samapi 2013.
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa Tindak Kejahatan Narkotika di Kota Polewali
pelaku kejahatan atau pengguna narkotika berusia Mandar Berdasarkan Pekerjaan.
10 sampai 16 tahun berjumlah 4 orang, pada usia Kejahatan narkotika di kota Polewali
17 sampai 20 tahun berjumlah 7 orang, serta pada Mandar sudah memasuki semua jenis kelamin dan
usia 21 sampai 25 tahun sebanyak 17 orang usia bahkan pelaku kejahatan narkotika sudah
sedangkan pada usia 26 sampai 30 tahun berjumlah memasuki semua golongan pekerjaan baik dari
26 orang dan usia 31 tahun ke atas sebanyak 30 pengangguran, pelajar, pegawai negeri, pegawai
orang dari jumlah keseluruhan pengguna narkotika swasta, wiraswasta juga terlibat dalam tindak
yang berjumlah 84 orang. kejahatan narkotika di Kota Polewali Mandar
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan data yang diperoleh Terdapat
pelaku kejahatan narkotika yang terjadi di kota ada 4 orang pelaku kejahatan narkotika adalah
Polewali Mandar tidak mengenal usia. Tindak yang masih berstatus pelajar atau orang yang masih
kejahatan narkotika di kota Polewali Mandar duduk di bangku sekolah menengah 4 orang, 8
terhitung tahun 2009 sampai 2013 telah didominasi orang mahasiswa, 6 orang pelaku dari Pegawai
usia pelaku 30 tahun ke atas sebanyak 30 orang. Negeri Sipil (PNS), 17 orang pegawai swasta, 21
Hal tersebut dikarenakan pada usia 31 tahun ke orang bekerja diwiraswasta, 1 orang buruh harian,
atas mayoritas memiliki kemapanan dalam bidang dan 27 orang pengangguran. Sehingga jika dilihat
ekonomi sehingga dengan mudah melakukan dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
kejahatan narkotika. Keterlibatan semua jenis usia kejahatan narkotika yang terjadi di kota Polewali
dalam kejahatan narkotika di kota Polewali Mandar dalam kurung waktu lima tahun terakhir
Mandar telah menambah keprihatinan masyarakat ini, bukan hanya melibatkan kalangan generasi
sehingga diperlukan langkah serius oleh muda, tetapi telah merambah dan melibatkan
pemerintah maupun masyarakat untuk memerangi kalangan generasi tua dengan berbagai profesinya,
kejahatan narkotika. seperti kalangan pengusaha/wiraswasta, pegawai
negeri sipil (PNS), tetapi yang paling banyak
Tindak Kejahatan Narkotika di Kota Polewali melakukan tindak kejahatan narkotika di kota
Mandar Berdasarkan Jenis Kelamin. Polewali Mandar adalah pekerja swasta dan
Kejahatan narkotika di kota Polewali ppengangguran.
Mandar sangat memperihatinkan, apalagi pelaku Kejahatan narkotika bukan hanya dilakukan
kejahatan tidak hanya dilakukan oleh laki-laki oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi tapi
dewasa atau anak-anak tetapi juga dilakukan oleh pengangguran pun ikut dalam aksi kejahatan
perempuan. Keterlibatan laki-laki dan perempuan tersebut. Ini dikarenakan iming-iming penghasilan
67

yang banyak sehingga mereka lebih memilih dia antar bahkan memakai sama-sama
13
sebagai pengedar yang sekaligus juga sebagai bandarnya”. . Lebih lanjut pelaku Rusdi Hariman
pemakai narkotika. menyatakan bahwa: “saya mulai memakai narkoba
sekitar dua tahun lalu. Kebetulan teman bawa
Tindak Kejahatan Narkotika di Kota Polewali sabu-sabu jadi aku coba juga. Setiap dia mau
Mandar Berdasarkan Latar Belakang memakai dia selalu pangggil saya akhirnya saya
Pendidikan sudah kecanduan”. 14
Tingkat pendidikan dapat berpengaruh Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat
terhadap tingkah laku seseorang. Tetapi pendidikan disimpulkan bahwa di kabupaten Polewali Mandar
yang tinggi tidak bisa menjamin seseorang tidak sudah banyak yang mengkonsumsi narkotika jenis
melakukan suatu tindak kejahatan. Begitupun ganja dan sabu-sabu.
dengan tindak kejahatan narkotika tidak
memandang seseorang berpendidikan rendah atau Mengedarkan Narkotika/Pengedar
tinggi karena setiap orang pastinya memiliki sifat- Narkotika merupakan barang yang sangat
sifat jahat dalam dirinya tergantung pribadinya berbahaya tetapi sangat menggiurkan untuk
yang bisa mengimbangi atau meminimalisir dijadikan sebagai sumber pengahasilan dengan
kejahatan yang ada dalam diri seseorang. Tetapi cara berprofesi sebagai penjual/pengedar. Hal ini
seseorang yang pendidikan tinggi akan dikarenakan akan memberikan keuntungan yang
mempertimbangkan dengan baik untuk melakukan sangat besar. Tetapi keuntungan yang sangat besar
kejahatan dikarenakan memiliki kesadaran bahwa tersebut tidak sepadam dengan sanksi hukum yang
menggunakan narkotika merupakan bentuk di diterima sebagai pelaku kejahatan narkotika
kejahatan. Berikut ini akan digambarkan kejahatan dengan ancaman penjara minimal 5 tahun
narkotika di kota Polewali Mandar berdasarkan maksimal 20 tahun dan denda minimal
latar belakang pendidikannya. 1.000.000.000. (satu millyar) (Pasal 114 UU. No.
Dapat disimpulkan bahwa pelaku kejahatan 35 tahun 2009 Tentang Narkotika).
narkotika bukan dikarenakan masalah faktor Berdasarkan hasil waawancara dengan
rendahnya pendidikan seseorang. Hal tersebut Yustinus, Kanit Reserse Narkoba Polres Polewali
ditunjukkan oleh data tersebut di atas bahwa yang Mandar mengenai adanya bandar narkotika di
paling banyak melakukan kejahatan narkotika wilayah kerjanya. Beliau menerangkan bahwa:
adalah mayoritas memiliki latar belakang “Narkoba memang sangat-sangat nikmat bagi
pendidikan menengah atas yang berjumlah 34 penikmatnya jadi, ketika pemakai ini mulai
orang dan perguruan tinggi/S1 28 orang sedangkan kecanduan maka disitupulalah penghasilan bandar
yang tidak bersekolah hanya dilakukan oleh pelaku semakin meningkat karena otomatis pecandu ini
kejahatan sebanyak 5 orang dalam interval waktu akan mengkonsumsi barang itu terus-menerus
dari tahun 2009 sampai 2014. dengan, olehnya itu, pengedar itu merupakan
kejahatan yang lebih tinggi dibanding pemakai
Bentuk-Bentuk Penyalahgunaan Narkotika karena dianggap membantu dalam memudahkan
Yang Terjadi di Kabupaten Polewali Mandar pemakai untuk mengkonsumsi narkoba”. 15
Lebih lanjut Andi Firmansyah, penyidik
Mengkonsumsi Narkotika/Pemakai narkotika Polres Polewali Mandar menyatakan
bahwa: “...Pengedar itu sangat lihai mencari
Pada awalnya, narkotika digunakan untuk
pembeli, terkadang dari teman-keteman saja. Jadi
keperluan medis, sebagai bahan campuran obat-
awal-awalnya itu dia panggil saja temannya untuk
obatan dan berbagai penggunaan medis lainnya.
memakai sudah itu temannya merasa suka dia akan
Narkotika banyak digunakan dalam keperluan
membeli, terkadang bandar dia kasih mengutang
operasi medis, karena narkotika memberikan efek
saja dulu kalau memang temannya ini belum punya
nyaman dan dapat menghilangkan rasa sakit
sementara waktu, sehingga pasien dapat dioperasi
tanpa merasa sakit. 13
. Hasil Wawancara. A.M. Pelaku Kejahatan Narkotika di
Selanjutnya menurut pelaku kejahatan Polewali Mandar. 22 September 2014.
14
narkotika yang berinisial A.M. menyatakan bahwa . Hasil Wawancara. Rusdi Hariman pelaku Kejahatan
“saya memakai ganja karena mudah didapat, Narkotika di Polewali Mandar Senin, 22 September 2014
15
. Hasil Wawancara Yustinus, Kanit Reserse Narkotika
tinggal SMS saja teman barangnya sudah langsung Polres Polewali Mandar. 24 September 2014.
68

uang tetapi pas kecanduan semua barang temannya dapat memenuhi kebutuhannya dengan mudah.
yang kecanduan habis dia ambil. Jadi Demikian pula sebaliknya apabila keadaan
memangpengedar memang lebih ganas dibanding ekonomi kurang baik maka pemenuhan kebutuhan
pemamakai makanya kita polisi kalau sudah sangat sulit adanya, karena itu orang akan berusaha
menangkap pemakai narkoba cepat-cepat kita usut untuk dapat keluar dari himpitan ekonomi.
pengedar sampai produsennya.16
Faktor Ingin Tahu atau Coba-Coba
Memberikan Narkotika Pelaku kejahatan dengan motif seperti ini
Memberikan narkotika dimaksudkan adalah biasanya dilakukan oleh pengguna pemula atau
memberikan narkotika kepada orang lain untuk pada usia anak-anak atau remaja. Dengan rasa
digunakan. Tindakan tersebut merupakan bentuk keinginantahuan yang sangat tinggi pada usia
kejahatan narkotika sebagaiman dalam pasal 115 anak-anak atau remaja membuat kejahatan
Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika di Poewali Mandar semakin meningkat
narkotika menyatakan bahwa “Setiap orang yang dari 4 (empat) tahun terakhir ini.
tanpa hak atau melawan hukum membawa,
mengirim, mengangkut, atau mentransito Faktor lingkungan
Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana Faktor lingkungan ini terdiri dari tempat
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling tinggal, lingkungan sekolah atau tempat kerja dan
lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling lingkungan pergaulan lainnya. Ketiga lingkungan
sedikit Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta tersebut dapat memberikan pengaruh negatif
rupiah) dan paling banyak Rp. 8.000.000.000,00 seseorang, artinya akibat yang ditimbulkan oleh
(delapan miliar rupiah). interaksi lingkungan tersebut seseorang dapat
Berdasarkan hasil wawancara dengan melakukan perbuatan baik dan dapat pula
Afrizal, penyidik narkoba bahwa „‟terkadang sebaliknya.
memberikan narkoba secara cuma-cuma kepada
teman itu biasanya sebagai pancingan saja, untuk Upaya Penanggulangan Peredaran dan
kedua kalinya mereka sudah membeli barangnya.17 Penyalahgunaan Narkotika
Kemudian lebih lanjut pelaku yang bernama
Fitrawan mengatakan “dulunya saya memakai itu Upaya Penanggulangan Secara Preventif
karena dikasih sama teman tapi sudahnya itu saya Upaya penanggulangan secara preventif
sendiri yang beli sama teman saya”.18 meliputi segala upaya untuk mencegah
Jenis kejahatan penyalahgunaan narkotika penyalahgunaan Narkotika atau zat sejenisnya
dalam kurun waktu 2009 - 2013 yang paling dikalangan masyarakat umum. Kemudian
dominan yang terjadi di wilayah hukum Polres mempersempit ruang geraknya dan mengurangi
Polewali Mandar adalah kasus penyalahgunaan pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan lainnya
narkotika jenis shabu dengan angka 56 kasus, Menurut Paulus Selan, Paur RapKum
selebihnya Narkotika jenis ganja. (Perwira Urusan Penerapan Hukum) Resesre
Kriminal narkoba Polres Polewali Mandar bahwa
Penyebabkan Terjadinya Penyalahgunaan bentuk-bentuk upaya preventif dalam
19
Narkotika di Polewali Mandar penanggulangan narkotika adalah : (1)
Penyuluhan; Sosialisasi dilakukan untuk
Faktor Ekonomi melakukan pencegahan dengan menanamkan
Keadaan ekonomi pada dasarnya dapat bahaya Sosialisasi laten narkoba di masyarakat
dibedakan menjadi dua yaitu keadaan ekonomi dan generasi muda khususnya pelajar. (2)
yang baik dan keadaan ekonomi yang kurang atau Membangun Kemitraan dengan Masyarakat;
miskin. Pada keadaan ekonomi yang baik orang Membangun kemitraan dengan masayarakat untuk
mengurangi ruang gerak pelaku kejahatan
16
narkotika sehingga masyarakat terlibat aktif dalam
. Hasil Wawancara A. Firmansyah, Penyidik Narkotika memberikan informasi kepad pihak yang berwajib
Polres Polewali Mandar. 24 September 2014.
17
. Hasil wawancara Briptu Afrizal, Penyidik Narkoba di
19
Polres Polewali Mandar, Kamis, 11 Desember 2014 . Paulus Selan, Paur RapKum (Perwira Urusan Penerapan
18
. Hasil Wawancara Dengan Fitrawan pemakai Narkoba. Hukum) Resesre Kriminal Narkoba Polres Polewali Mandar.
Kamis, 11 Desember 2014 Senin 22 september 2014.
69

dalam hal ini kepolisian Polewali Mandar tentang dikarenakan masih banyaknya kasus kejahatan
keberadaan narkoba. (3) Pemetaan Jalur Peredaran narkotika yang tidak sampai di pengadilan.
Narkoba; Pemetaan jalur Peredaran dimaksudkan
untuk memberikan kemudahan dalam PENUTUP
penaggulangan peradaran narkotika di Polewali Setelah membahas tentang penyalagunaan
Mandar. Narkotika di Kabupaten Polewali Mandar, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1)
Upaya Penanggulangan Secara Represif Bentuk-bentuk penyalahgunaan narkotika meliputi
Upaya penanggulangan secara refresif (a) Pemakai. (b) Pengedar dan memberikan
dimaksud suatu tindakan bekerjanya sanksi pidana kepada orang lain untuk dikonsumsi. (2) Penyebab
terhadap masyarakat, karena telah melakukan terjadinya kejahatan narkotika yaitu (a) Faktor
tindakan kejahatan Narkotika sebagai kelanjutan ekonomi, (b) rasa ingin tahu/coba-coba, dan (3)
dari pola penggunaannya. Menurut Rahma faktor lingkungan. (3) Upaya penanggulangan
Hidayat, anggota penyidik Reserse kriminal peredaran Narkotika oleh Polres Polewali Mandar:
Narkoba Polres Polewali Mandar bahwa upaya (a) Upaya preventif seperti penyuluhan,
refresif yang dilakukan dalam menanggulangi membangun kemitraan dengan masayarakat dan
penyalagunaan narkotika yaitu: (1) Penindakan pemertaan jalur peredaran narkotika. (b) Refresif
Melalui Penyergapan; Penindakan melalui seperti upaya ini dimaksud sebagai tindakan
penyergapan ke tempat kejadian perkara dilakukan bekerjanya sanksi pidana terhadap masyarakat
setelah beberapa hari sebelumnya dilakukan berupa pelaksanaan penindakan terhadap para
pengintaian atau mata oleh intelijen sehinggga pelaku dan juga melakukan operasi penyergapan
dapat menyita barang bukti. (2) Penindakan dan pemberantasan di tempat-tempat kejadian
Melalui penindakan Hukum; Penindakan melalui perkara, penangkapan tersangka, proses
penindakan hukum dilakukan ketika pelaku sudah penyelidikan, penyidikan selanjutnya
memasuki tahap pengadilan atau terdakwa. Pelaku melimpahkan berkas perkara ke kejaksaan dan
dikenakan sanksi maksimal sehingga diajukan ke pengadilan untuk penegakan hukum
memunculkan efek jerah bagi pelaku.20 atau memperberat hukuman.
Data penyelesaian kasus narkotika di Polres
Polman, pada tahun 2009 mencapai 75% dari 8 DAFTAR PUSTAKA
kasus laporan masuk dan 6 kasus yang
terselesaikan. Tahun 2010 mencapai 82,3% dari 17 Achmad Ali, 1996, Menguak Tabir Hukum (
kasus laporan masuk dan 14 kasus yang selesai. suatu kajian filosofis dan sosiologi ).
Tahun 2011 mencapai 100% dari 10 kasus laporan Jakarta , Chandra Pratama.
masuk dan 10 kasus yang terselesaikan. Tahun Ahamir Anshory, 2001, Budaya Hukum dan
2012 mencapai 83,3% dari 23 kasus laporan masuk Aplikasinya, Gramedia Pustaka,
dan 20 kasus yang selesai dan pada tahun 2013 Jakarta.
mencapai 96,1% dari 26 kasus laporan masuk dan Bambang sugono, 2002, Metodologi Penelitian
25 kasus yang terselesaikan. Berdasarkan dari data Hukum, Jakarta, raja grafindo
persentase tersebut dari setiap tahunnya rata-rata persada.
mengalami peningkatan keberhasilan penyelesaian Bonger.WA.1982, Pengantar Tentang
dari kasus narkotika di Polres Polman hingga Kriminologi, penerbit PT.
mencapai 89,2% dari penyelesaian kasus 5 tahun pembangunan Ghalia Indonesia.
terakhir. Dadang Hawari, 1991. Penyalahgunaan
Berdasarkan data di atas, penulis narkotika dan zat Aditif. Jakarta,
menyimpulkan bahwa upaya kepolisian dalam Kedok UI.
menanggulanginpperedaran Narkotika belum Darmono, 2006. Toksikologi Narkoba dan
maksiimal dikarenakan masih adanya kasus Alkohol ”Pengaruh
kejahatan narkotika yang tidak diselesaikan. Hal Nerotoksisitasnya Pada Saraf Otak”.
ini menjadi perhatian serius dalam penegakan Universitas Indonesia(UI-Pres).
hukum di Indonesia khususnya di Polewali Mandar Jakarta
Gatot supramono, 2004.Hukum Narkotika
20
. Rahma Hidayat, Anggota Penyidik Reserse kriminal Indonesia. Jakarta, Djambtan.
Narkoba Polres Polewali Mandar. Selasa 23 September 2014.
70

Hari sasangka,2003. Narkotika Dan 26 –


4 1 6 5 7 7 26
Psikotropika Dalam Hukum Pidana, 30
cetakan I bandung, mandar maju. 30
Herman soparman,2000Narkoba Telah Merubah 5 3 3 4 9 11 30
Keatas
Rumah Kami Menjadi Neraka, Jumlah 8 17 10 23 26 84
Jakarta , Bina karya. Sumber Data : Reserse Narkoba Polres Polewali
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2003, Mandar Tanggal 4 September 2014.
Metodologi Penelitian Sosial. Bumi
Aksara. Jakarta. Tabel 3. Jumlah Pelaku Kejahatan Narkotika
J.E. Sahetapy, B.Marjono Reksodiputra, 1995. Dilihat Dari Jenis Kelamin Terhitung dari
Paradox dalam kriminologi, remaja Tahun 2009 Sampai 2013.
karya. Bandung. Jenis Tahun
Kirana raharja, Ekstasi Sebagai Gaya N Juml
Kelami 200 201 201 201 201
Hidup.Bandung , Misan o ah
n 9 0 1 2 3
Mardani, 2008. Penyalahgunaan Narkoba Laki-
Dalam Perspektif Hukum Islam dan 1 Laki 7 15 8 22 23 75
Hukum Pidana Nasional, PT. Raja Dewasa
grafindo persada. Jakarta. Peremp
Moh Taufik Makaro dkk, 2005 Tindak Pidana 2 uan 1 1 2 - 1 5
Narkotika.Ghalia Indonesia. Bogor Dewasa
Ninik widianti, 1987, kejahatan dalam Anak
masyrakat dan pencegahannya, Bina 3 Laki- - 1 - 1 2 4
aksara, Jakarta. Laki
Sukardi. 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan. Anak
Bumi Aksara. Jakarta. 4 Peremp - - - - - -
Siswanto sunarsono, 2004, Penegakan Hukum uan
Psikotropika, Dalam Kajian Jumlah 8 17 10 23 26 84
Sosiologi Hukum, raja Grafindo Sumber Data : Reserse Narkoba Polres Polewali
persada. Mandar Tanggal 04 September 2014
Suharsimi Arikunto.2010 Manajemen Penelitian.
Rineka Cipta. Jakarta. Tabel 4. Jumlah Kejahatan Narkotika Berdasarkan
UU Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Pekerjaan Pelaku Terhitung Tahun 2009
Negara Republik Indonesia. Sampai 2013.
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
TAHUN
Narkotika.Hukum online.Com. N PEKERJ JUM
20 20 20 20 20
O AAN LAH
09 10 11 12 13
LAMPIRAN:
Pelajar/Se
1 1 1 - - 2 4
Tabel 2. Jumlah Kasus Kejahatan Narkotika kolah
Berdasarkan Tingkat Usia Terhitung Mahasisw
2 - 2 1 3 2 8
Sejak Tahun 2009 Sampai 2013 a
Jumla Pegawai
Tahun 3 2 1 - 3 - 6
h Negeri
N Pegawai
Tingk Juml 4 - 3 - 6 8 17
o 200 201 201 201 201 Swasta
at ah
9 0 1 2 3 Wiraswas
Usia 5 2 5 5 3 6 21
10 – ta
1 1 1 - - 2 4 Petani/Ne
16 6 - - - - - -
17 – layan
2 - 2 - 2 3 7 Buruh
20 7 - - - 1 - 1
21 – Harian
3 3 5 1 5 3 17 8 Pengangg 3 5 4 7 8 27
25
71

uran Sumber : Reserse Narkoba Polres Polewali Mandar


Jumlah 8 17 10 23 26 84 Tanggal 04 September 2014.
Sumber Data : Reserse Narkoba Polres Polewali
Mandar Tanggal 04 September 2014 Tabel 8. Data Penyelesaian Kasus Narkotika di
Polres Polewali Mandar Tahun 2009 – 2013
Tabel 5. Jumlah Pelaku Kejahatan Narkotika di
Persentase
Kota Polewali Mandar Berdasarkan No. Tahun Laporan Selesai
%
Latar Belakang Pendidikan Terhitung
Dari Tahun 2009 Sampai 2013. 1. 2009 8 kasus 6 kasus 75 %
Pendidik Tahun 2. 2010 17 kasus 14 kasus 82,3 %
N Juml
an 20 20 20 20 20
o ah 3. 2011 10 kasus 10 kasus 100 %
Pelaku 09 10 11 12 13
Tidak 4. 2012 23 kasus 20 kasus 83,3 %
1 2 1 - - 2 5
Sekolah
2 SD 3 1 3 1 1 9 5. 2013 26 kasus 25 kasus 96,1 %
SMP/Sede
3 1 2 1 2 2 8 Jumlah 84 kasus 75 kasus 89,2 %
rajat
SMA/Sed Sumber : Polres Polman
4 7 5 6 7 9 34
erajat
Perguruan
5 5 7 3 4 9 28
Tinggi
Jumlah 8 17 10 23 26 84
Sumber Data : Reserse Narkoba Polres Polewali
Mandar Tanggal 04 September 2014.

Tabel 6. Jumlah Pelaku Penyalagunaan Narkotika


Di Polewali Mandar Dalam Interval
Waktu 2009 Sampai 2013.
Kejaha Juml
Tahun
tan ah
N
Narkoti 200 201 201 201 201
o
ka 9 0 1 2 3
Pemaka
1 12 16 15 20 21 84
i
Pengeda
2 2 3 1 3 5 12
r
Jumlah 8 17 10 23 26 84
Sumber Data : Reserse Narkoba Polres Polewali
Mandar Tanggal 04 September 2014.

Tabel 7. Jenis-jenis Narkotika Yang Menjadi


Barang Bukti Dalam Interval Tahun 2009
sampai 2013 di Polewai Mandar.
Jum Barang Bukti
Jenis
N lah Jum
Nark
o. Pela 20 20 20 20 20 lah
otika
ku 09 10 11 12 13
25 35 27 43 41 171
1 Shabu 56
g g g g g g
7 21 14 19 27 88
2 Ganja 28
kg kg kg kg kg kg

Anda mungkin juga menyukai