Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK PGRI 8

Bidang Keahlian : Semua Bidang Keahlian

Program Keahlian : Semua Program Keahlian

Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraam (PPKn)

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Alokasi Waktu : 4JP (2 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif
melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian
secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI-3:Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasitentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
kajianPPKn pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
KI-4:Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian PPKn
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur
sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
B. Kompetisi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1.1 Mengidentifikasi konsep hak dan
kewajiban manusia
3.1.2 Mengidentifikasi substansi Hak dan
Kewajiban Asasi Manusia dalam perspektif
3.1 Menganalisis pelanggaran hak asasi Pancasila
manusia dalam perspektif pancasila dalam 3.1.3 Menguraikan kasus-kasus pelanggaran
kehidupan berbangsa dan bernegar hak asasi manusia
3.1.4 Menguraikan kasus-kasus pelanggaran
HAM terkait dengan lingkungan
3.1.5 Menguraikan upaya Penegakan HAM.
4.1.1 Membuat analisis tentang pelanggaran
hak asasi manusia Pendahuluan INDENTITAS
MODUL KOMPETENSI DASAR dalam
perspektif pancasila dalam kehidupan
4.1 Menyaji hasil analisis pelanggaran hak berbangsa dan bernegara
asasi manusia dalam perspektif pancasila 4.1.2 Mengkomunikasikan hasil telaah isi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. analisis tentang pelanggaran hak asasi manusia
dalam perspektif pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

C. Materi Pembelajaran
 Konsep hak dan kewajiban manusia
 Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam perspektif Pancasila
 Kasus-kasus pelanggaran HAM
 Upaya Penegakan HAM

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Tujuan Pembelajaran :

 Melalui pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat menjelaskan pengertian HAM
dengan tepat
 Melalui pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapan mengindentifikasi Hak dan
Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila dengan tepat
 Melalui pembelajaran ini dharapkan peserta didik dapat menyebutkan Kasus Pelanggaran
HAM di Indonesia dengan tepat
 Melalui pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat menguraikan upaya – upaya
pengakkan HAM di Indonesia dengan tepat
Langkah Kegiatan :

1. Makna Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia

 Pengertian HAM

Beberapa pengertian dikemukakan oleh para tokoh atau yang terdapat dalam dokumen
HAM dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. John Locke (Two Treaties on Civil Government) Hak asasi manusia adalah hak
yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan
tidak dapat diganggu gugat (bersifat mutlak).
b. Koentjoro Poerbapranoto (1976) Hak asasi adalah hak yang bersifat asasi.
Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia nenurut kodratnya yang tidak dapat
dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci.
c. UU No. 39 Tahun 1999 (Tentang Hak Asasi Manusia) Hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia

 Macam-macam Hak Asasi

Hak-hak asasi manusia mencakup beberapa bidang berikut:

a. Hak-hak Asasi Pribadi yaitu meliputi kebebasan menyatakan pendapat,


kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya.
b. Hak-hak Asasi Ekonomi, yaitu hak untuk memiliki, membeli, dan menjual, serta
memanfaatkan sesuatu.
c. Hak-hak Asasi Politik, yaitu hak ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih
dan memilih dalam suatu pemilu), hak untuk mendirikan parpol, dan sebagainya.
d. Hak-hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan.
e. Hak-hak Asasi Sosial dan Kebudayaan, yaitu meliputi hak untuk memilih
pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya
f. Hak-hak Asasi manusia untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan (procedural rights). Misalnya, peraturan dalam hal penahanan,
penangkapan, penggeledahahan, peradilan dan sebagainya.
 Makna Kewajiban Asasi Manusia

Setiap orang selain mendapatkan hak, setiap orang juga mempunyai kewajiban. Kewajiban
secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab. Dengan demikian, kewajiban asasi dapat diartikan sebagai kewajiban dasar
setiap manusia. Ketentuan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia menyatakan, kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang
apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksananya dan tegaknya hak asasi manusia.

Hak dan kewajiban asasi juga tidak dapat dipisahkan, karena bagaimana pun dari kewajiban
itulah muncul hak-hak dan sebaliknya. Akan tetapi, sering terjadi pertentangan karena hak dan
kewajiban tidak seimbang. Misalnya, setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk
mendapatkan penghidupan yang layak, akan tetapi, pada kenyataannya banyak warga negara
yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Hal ini disebabkan oleh
terjadinya ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada maka
akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

2. Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Pancasila

Salah satu karakteristik hak dan kewajiban asasi manusia adalah bersifat universal. Artinya, hak
dan kewajiban asasi merupakan sesuatu yang dimiliki dan wajib dilakukan oleh 2. 2. Substansi
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila setiap manusia di dunia tanpa membeda-
bedakan suku bangsa, agama, ras, maupun golongan. Oleh karena itu, setiap negara wajib
menegakkan hak asasi manusia.

Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusian. Pancasila sangat


menghormati hak dan kewajiban asasi setiap warga negara maupun bukan warga negara
Indonesia. Bagaimana Pancasila menjamin itu semua? Pancasila menjamin hak dan kewajiban
asasi manusia melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai Pancasila dapat
dikategorikan menjadi tiga, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis. Ketiga kategori
nilai Pancasila tersebut mengandung jaminan atas hak asasi manusia, sebagaimana dipaparkan
berikut ini:
A. Hak dan kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila. Nilai dasar berkaitan
dengan hakikat kelima sila Pancasila yaitu: nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal,
sehingga di dalamnya terkandung citacita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar.
Nilai dasar ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara.Hubungan
antara hak dan kewajiban asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan secara singkat
sebagai berikut:
 Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama,
melaksanakan ibadah dan kewajiban untuk menghormati perbedaan agama.
 Kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang
sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan hukum.
 Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga
negara dengan semangat gotong royong, saling membantu, saling menghormati,
rela berkorban, dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan. Hal ini sesuai dengan prinsip hak asasi
manusia bahwa hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam
semangat persaudaraan.
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan
bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk
bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, atau pun
intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan
dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-
besarnya pada masyarakat

B. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Pancasila. Nilai
instrumental merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila. Nilai instrumental
sifatnya lebih khusus dibandingkan dengan nilai dasar. Dengan kata lain, nilai
instrumental merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila. Perwujudan nilai
instrumental pada umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sampai dengan peraturan
daerah. Hak dan kewajiban asasi manusia juga dijamin dan diatur oleh nilai-nilai
instrumental Pancasila. Adapun, peraturan perundangundangan yang menjamin hak asasi
manusia di antaranya sebagai berikut.
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama Pasal 28
A – 28 J.
 Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam
Tap MPR tersebut terdapat Piagam HAM Indonesia.
 Ketentuan dalam undang-undang organik, yaitu:
i. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998 tentang
Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang
Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia.
ii. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia.
iii. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia.
iv. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang
KovenaInternasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik.
v. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang
Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
 Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu)
Nomor 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
 Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah.
i. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara
Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang Berat.
ii. Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi,
Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
 Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Kepres).
i. Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia.
ii. Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi
Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan untuk
Berorganisasi.
iii. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan
Pengadilan HAM pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan
Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Medan, dan Pengadilan Negeri
Makassar.
iv. Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres
Nomor 53 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi
Manusia Ad Hoc pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
v. Keputusan Presiden Nomor Nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2004 – 2009
C. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila.
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat
dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat.
Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka. Hak asasi manusia
dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar dan instrumental
Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga
negara. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila setiap warga negara menunjukkan sikap
positif dalam kehidupan sehari hari.

Gambar : Upaya bela negara (sumber: https://www.gurugeografi.id/2017/10/hak-


dankewajiban-warga-negara.html)

Sikap yang ditunjukkan yang berkaitan dengan penegakan Hak Asasi Manusia.
1) Ketuhanan Yang Maha Esa :
o Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat beragama sehingga
terbina kerukunan hidup
o Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai agama dan
kepercayaannya Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada
orang lain
2) Kemanusian yang Adil dan Beradab :
o Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antara sesama manusia
o Saling mencintai sesama manusia
o Tenggang rasa kepada orang lain
o Tidak semena-mena kepada orang lain
o Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
o Berani membela kebenaran dan keadilan
o Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
3) Persatuan Indonesia :
o Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan
o Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
o Cinta tanah air dan bangsa
o Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
o Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
o Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
o Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
o Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama
o Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
o Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
o Menghormati hak-hak orang lain - Suka memberi pertolongan kepada
orang lain Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain
o Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah
o Rela bekerja keras Menghargai hasil karya orang lain

3. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia

A. Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Pelanggaran HAM disebabkan oleh faktor - faktor berikut.

 Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari
diri pelaku pelanggar HAM, di antaranya sebagai berikut
 Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.
 Rendahnya kesadaran HAM
 Sikap tidak toleran.
 Faktor eksternal yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong seseorang
atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, di antaranya sebagai berikut.
 Penyalahgunaan kekuasaan
 Ketidaktegasan aparat penegak hukum.
 Penyalahgunaan teknologi.
 Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi.
B. Bentuk Pelangggaran Hak Asasi Manusia

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pernah mendengar berita tentang kasus pembunuhan,
pemerkosaan, penculikan, dan sebagainya. Tidak menutup kemungkinan kita pun pernah melihat
bahkan terlibat dalam kasus pengeroyokan, pelecehan, penghinaan, atau juga diperlakukan tidak
adil oleh orang lain. Pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya terjadi dalam dua bentuk,
yaitu :

a. Diskriminasi, yaitu suatu pembatasan, pelecehan atau pengucilan yang langsung maupun
tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,
kelompok, golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan dan politik yang berakibat
pengurangan, penyimpangan atau penghapusan hak asasi manusia dan kebebasan dasar
dalam kehidupan baik secara individual maupun kolektif dalam semua aspek kehidupan.
b. Penyiksaan, adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga
menimbulkan rasa sakit atau penderitaan baik jasmani maupun rohani.

Berdasarkan sifatnya pelanggaran dapat dibedakan menjadi, yaitu :

a. Pelanggaran HAM Biasa Merupakan sebuah kasus pelanggaran HAM yang ringan
dimana tidak sampai mengancam keselamatan jiwa orang. Akan tetapi, ini tetap saja
termasuk dalam kategori berbahaya apabila dalam jangka waktu yang lama. Sehingga
sangat penting untuk segera diatasi supaya tidak ada pelanggaran yang lainnya. Beberapa
contoh pelanggaran HAM ringan yakni pencemaran lingkungan secara sengaja,
b. penggunaan bahan berbahaya pada makanan yang disengaja. 2. Pelanggaran HAM Berat.
Yaitu pelanggaran HAM yang mengancam nyawa manusia seperti pembunuhan,
penganiayaan, perampokan, perbudakan, penyanderaan.

Menurut UU. RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, Pelanggaran HAM
Berat dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
 Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara :
i. membunuh anggota kelompok;
ii. mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota
Kelompok.
iii. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya
iv. tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok;
v. memindahkan paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain
 Kejahatan kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa :
i. Pembunuhan, pemusnahan, perbudakan
ii. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
iii. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar (asasasas) ketentuan pokok hukum
internasional;

C. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia

a) Contoh kasus pelanggaran HAM yang berkaitan dengan lingkungan :


o Kasus Pencemaran Laut Timor
o Pembakaran Hutan di Jambi dan Riau
b) Contoh kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia :
o Kerusuhan Tanjung Priok tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini 24
orang tewas, 36 orang luka berat, dan 19 orang luka ringan. Keputusan
majelis hakim terhadap kasus ini menetapkan 14 terdakwa seluruhnya
dinyatakan bebas.
o Penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia tanggal 27 Juli 1996.
Dalam kasus ini lima orang tewas, 149 orang luka-luka, dan 23 orang
hilang. Keputusan majelis hakim terhadap kasus ini menetapkan empat
terdakwa dinyatakan bebas dan satu orang terdakwa divonis 2 (dua) bulan
10 hari
o Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998.
Dalam kasus ini 4 (empat) orang mahasiswa tewas. Mahkamah Militer
yang menyidangkan kasus ini memvonis dua terdakwa dengan hukuman 4
(empat) bulan penjara, empat terdakwa divonis 2 – 5 bulan penjara dan
sembilan orang terdakwa divonis penjara 3 – 6 tahun.
o Tragedi Semanggi I pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus ini
enam orang mahasiswa tewas. Kemudian terjadi lagi tragedi Semanggi II
pada tanggal 24 September 1999 yang mengakibatkan seorang mahasiswa
tewas.
o Penculikan aktivis pada 1997/1998. Dalam kasus ini 23 orang dinyatakan
hilang (9 orang di antaranya telah dibebaskan, dan 13 orang belum
ditemukan sampai saat ini.
4. Upaya Penegakkan HAM di Indonesia
1. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM Pemerintah Indonesia dalam
proses penegakkan HAM telah melakukan langkah-langkah strategis,
diantaranya :
i. Komnas HAM dibentuk pada tanggal 7 Juli 1993 melalui Kepres Nomor
50 tahun 1993. Keberadaan Komnas HAM selanjutnya diatur dalam
Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
pasal 75 sampai dengan pasal 99.
 Melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah
 Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi 3
 Menyampaian rekomendasi pada suatu kasus pelanggaran HAM
kepada pemerintah dan DPR untuk ditindaklanjuti
 Memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan
sengkketa di pengadilan.
ii. Pembentukan Instrumen HAM Instrumen HAM merupakan alat untuk
menjamin proses perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia.
Instrumen HAM biasanya berupa peraturan perundang-undangan dan
lembaga-lembaga penegak HAM, seperti KOMNAS HAM dan Pengadilan
HAM. Instrumen HAM yang berbentuk peraturan perundang-undangan
dibentuk untuk menjamin kepastian hukum serta memberikan arahan
dalam proses penegakkan HAM
iii. Pembentukan Pengadilan HAM Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2000. Pengadilan
HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang
diharapkan dapat melindungi hak asasi manusia baik perseorangan
maupun masyarakat dan menjadi dasar dalam penegakan, kepastian
hukum, keadilan dan perasaan aman, baik perseorangan maupun
masyarakat.Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
Disamping itu, berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran
HAM yang dilakukan oleh warga negara Indonesia dan terjadi di luar
batas teritorial wilayah Indonesia.

2. Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia


i. Upaya pencegahan HAM Berikut ini tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus pelanggaran HAM :
 Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan
 Meningkatkan kualitas pelayanan public
 Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga –
lembaga politik
ii. Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di pengadilan
HAM
Pada dasarnya, secara tidak langsung Peradilan HAM
mempertahankan harga diri bangsa kita sebagai bangsa yang merdeka
terutama di bidang peradilan dan menjamin terwujudnya nilai
Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.
iii. Perilaku yang mendukng upaya penegakan HAM di Indonesia
Upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil
tanpa didukung oleh sikap dan perilaku warga negaranya yang
mencerminkan perhormatan terhadap hak asasi manusia. Sebagai warga
negara dari bangsa yang dan negara yang beradab sudah sepantasnya sikap
dan perilaku kita mencerminkan sosok manusia beradab yang selalu
menghormati keberadaan orang lain secara kaffah. Sikap tersebut dapat
kalian tampilkan dalam perilaku di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa, dan negara

RANGKUMAN

Faktor Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Faktor Internal :

1. Sikap egois dan mementingkan diri sendiri


2. Rendahnya kesadaran HAM
3. Sikap tidak toleran

Faktor Eksternal :

1. Penyalahgunaan kekuasaan
2. Ketidaktegasan apparat penegak hukum
3. Penyalahgunaan teknologi
4. Kesenjangan social dan ekonomi
Instrumen Penegakkan Hak Asasi Manusia :

1. UUD NRI 1945 Bab XA


2. TAP MPR No XVII/MPR/1998
3. UU No. 26 Tahun 200 tentang Pengadilan HAM
4. Kepres No 50 tahun 1993 tentang komnas HAM
5. ICESCR yang diratifikasi dengan UU RI No 12 tahun 2005
6. ICCPR yang diratifikasi dengan UU RI No 11 tahun 2005

Latihan Essay
Kerjakan semua soal di bawah ini di kertas, kemudian cocokan dengan alternatif
penyelesaiannya!

1. Bagaimana keterkaitan antara hak asasi manusia dengan kewajiban asasi


manusia?
Altenatif penyelesaian

2. Mengapa antara hak asasi manusia dengan kewajiban asasi manusia dalam
perwujudanya harus diharmonisasikan?
Altenatif penyelesaian

3. Apa yang akan terjadi apabila dalam proses penegakkan hak asasi
manusia, Pancasila tidak dijadikan dasar atau landasan ?
Altenatif penyelesaian

4. Dibandingkan dengan hak-hak yang lain, hak asasi manusia memiliki ciri-
ciri khusus. Apasajakah ciri khusu HAM itu ?
Altenatif penyelesaian

5. Apa upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam pencegahan HAM?


Altenatif penyelesaian
Latihan Pilihan Ganda III
Mendapatkan pendidikan dan bantuan pendidikan oleh negara
1. merupakan bagian dari .........negara

A hak
B tugas
C kewajiban
D pelaksanaan
E Pengabdian

Kasus tidak membayar pajak, melawan hukum, tidak menjaga


2. ketertiban, adalah sikap ....
A Pelanggaran Hak
B Pengingkaran Hak
C Hak dan Kewajiban
D Pengingkaran Kewajiban
E Pelanggaran Kewajiban

Andi menerima bantuan dan mendapatkan biaya pendidikan dari


3. pemerintah. Peristiwa tersebut adalah contoh pemenuhan....
A Hak negara
B Hak warga negara
C Kewajiban negara
D Kewajiban warga negara
E Hak dan kewajiban warga negara

Hak untuk ditaati hukum dan pemerintahan, Hak untuk dibela, Hak
4. untuk dipertahankan adalah merupakan dari.....
A Hak Negara
B Hak Warga Negara
C Kewajiban Negara
D Kewajiban Warga Negara
E Hak dan Kewajiban Warga Negara

Yang bukanmerupakan faktor pelanggaran hak dan pengingkaran


5. kewajiban warga negara adalah:....
A Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
B Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara
C Ketidaktegasan aparat penegak hukum
D Sikap toleransi antar warga
E Penyalahgunaan kekuasaan

Hak yang paling mendasar dari semua hak manusia adalah ...
6.
A Hak untuk hidup
B Hak untuk memilih
C Hak untuk memeluk agama
D Hak memperoleh keadilan
E Hak atas rasa aman

Hak asasi untuk tetap ada selama manusia itu hidup, merupakan
7. ciri-ciri HAM secara ....
A Umum
B Universal
C Hakiki
D Tidak dapat dicabut
E Tidak dapat dibagi

KONFLIK POSO
8. KONFLIK AMBON
Apa persamaan dari kedua konflik tersebut ?
A Konflik adat
B Konflik antar etnis
C Konflik antar budaya
D Konflik antar agama
E Konflik perebutan wilayah

Pelanggaran HAM disebabkan oleh faktor internal dan eksternal,


9. yang merupakan faktor internal adalah ....
A Sikap tidak toleran
B Penyalahgunaan kekuasaan
C Ketidaktegasan aparat penegak hukum
D Penyalahgunaan teknologi
E Kesenjangan sosial

10. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke


kelompok lain termasuk jenis pelanggaran ….
A kejahatan terhadap kemanusiaan
B diskriminasi
C penganiayaan
D penyiksaan
E kejahatan genosida

⌂ Daftar Isi

e-Modul 2019
Direktorat Pembinaan SMA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Penilaian Diri I
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggungjawab!
No. Pertanyaan Jawaban

Apakah anda berupaya tidak mengolokolokan


01. Ya Tidak
teman yang melakukan kesalahan ?

Apakah anda dapat mengidentifikasi bentuk


02. pelanggaran HAM yang sering terjadi di negara Ya Tidak
kita?

Apakah anda selalu bertutur kata yang sopan


03. Ya Tidak
kepada orang lain ?

Apakah anda dapat menentukan subtansi/dasar


04. Ya Tidak
hukum perlindungan terhadap hak warga negara ?

Apakah anda selalu senyum dan mengucapkan


05. Ya Tidak
salam ketika bertemu teman dan guru ?

Jakarta, 5 Januari 2020

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah,

Drs. Sri Rahayu Miftahul Janah, S.Pd


NIP................................ NIP ................................

Anda mungkin juga menyukai