TIMUR
( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Oleh
BERNADI MUBAROK
CHRP Batch 24
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA
ATMA JAYA
2013
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Abstrak
Selama ini orang kebanyakan lebih mengetahui tentang konsep – konsep leadership
dari dunia barat, yang belum tentu cocok dengan budaya timur termasuk Indonesia.
Padahal banyak tokoh – tokoh dari negeri timur (China dan Jepang) yang memiliki
konsep – konsep leadership yang tidak kalah bagusnya, namun sayangnya belum bisa
diangkat ke ranah akademis karena jarang yang didukung oleh bukti empiris. Oleh
sebab itu, diperlukan suatu kajian untuk melihat kemungkinan diterapkannya konsep –
konsep leadership negeri timur ( China dan Jepang) di Indonesia. Sebagai langkah awal,
tulisan ini akan melakukan identifikasi berbagai kepemimpinan timur dengan studi
pustaka. Hasil yang didadapatkan dari identifikasi tersebut adalah gaya Leadersip dari dunia
timur (China dan Jepang) yang kemungkinan besar dapat diterapkan lebih cocok di
Indonesia untuk meningkatkan performa karyawan. Oleh karena pola leadership timur
hanya bertumpu pada sosialisasi nilai / value dan role model dari pemimpinnya, maka,
dalam penerapannya masih harus didukung oleh seperangkat alat lainya.
1
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Bab 1
Pendahuluan
Indonesia yang merupakan bagian dari masyarakat dunia timur belakangan ini mulai
menoleh gaya dan kepemimpinan timur, terlebih setelah dunia barat mengadopsi dan
menerapkan teori- teori manajemen timur seperti kaizan, TQM, QCC, dan TQC .Teori
dan konsep manajemen timur lebih banyak digerakkan oleh gaya kepemimpinan yang
bertumpu pada nilai terutama pada role model pemimpinnya, yang sejalan dengan
masyarakat timur yang umumnya patrianalistik (“kebapak-an”)
Selama ini orang kebanyakan lebih mengetahui tentang konsep – konsep leadership
dari dunia barat. Padahal banyak tokoh – tokoh dari negeri timur (China dan Jepang)
yang memiliki konsep – konsep leadership yang tidak kalah bagusnya. Konsep –konsep
leadership ini biasanya mereka terapkan dalam strategi - strategi perang untuk
memenangkan pertempuran ataupun mempertahankan diri dari gempuran musuh.
Sebagai masyarakat yang di dominasi oleh sifat patrineal (garis turunan bapak/ ayah) .
ilmu leadership di timur lebih bertumpu pada nilai dan bersifat role model .
2
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Sifat patrineal ini juga yang membuat banyak tokoh –tokoh dari dunia timur yang
pada umumnya dekat dengan para bawahannya, sehingga, selalu terjalin hubungan
bawahan dan atasan yang harmonis dan selaras. Keharhonisan dan keselaran inilah
yang meningkatkan performa kelompok – kelompok yang mereka pimpin untuk
memenangi sebuah pertempuran. Sifat Patrineal ini sebenarnya juga dimiliki oleh
bangsa Indonesia, sehingga penerapan teori leadership negeri timur sangat potensial
untuk diterapkan di Indonesia.
Yang menjadi masalah adalah konsep kepemimpinan dari timur ini lebih banyak
bersifat empiris dan belum diangkat ke ranah penelitian akademis. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu kajian untuk melihat kemungkinan diterapkannya konsep –konsep
leadership negeri timur ( China dan Jepang) di Indonesia.
1. 4 Metodologi Penelitian
3
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Bab 2
Pembahasan
Wei Liaozi Adalah salah satu penulis teks dari Seven Military Classics of
ancient China. Beliau menulis teks tersebut pada tahun 403-221 SM ( dikutip dari :
http://en.wikipedia.org/wiki/Wei_Liaozi, diakses pata 11 juni 2013)
4
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Zhuge Liang (181–234 AD) adalah ahli strategi militer Tiongkok yang
terkenal pada periode Tiga Kerajaan (220–280 AD). Ia menjabat sebagai perdana
menteri Shu Han dengan kaisarnya bernama Liu Bei. Ia bernama lengkap Zhuge
5
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Kongming dan nama julukannya adalah Wòlóng, juga dikenal sebagai Cukat
Liang atau Kong Beng di kalangan Tionghoa Indonesia. Ia adalah salah satu tokoh
sentral di balik berdirinya Tiga Kerajaan. (dikutip dari :
http://id.wikipedia.org/wiki/Zhuge_Liang, diakses pata 11 juni 2013)
Dalam bukunya Sixteen Strategy ada 16 syarat menjadi leader. yaitu :
1. Menjadi setepat bintang utara
Pemimpin sebaiknya memiliki perencanaan yang matang
2. Jadikan rasa hormat dan kesetiaan penghubung penguasa dan bawahan .
Pemimpin harus bisa menciptakan situasi saling harga menghargai dengan
bawahannya.
3. Menjadi pemimpin yang menguasai situasi dengan baik
Pemimpin harus sigap dalam menghadapi berbagai jenis situasi
4. Menerima ide orang lain , kata-kata manis tak dalam tapi dangkal .
Pemimpin harus mau mendengar saran bawahannya untuk memperbaiki diri
ataupun untuk mengoptimalkan performa timnya
5. Membuat batasan antara yang benar dan yang salah
Pemimpin harus bisa memilih mana hal yang baik dan yang buruk
6. Didiklah rakyat untuk memenangkannya
Pemimpin harus mampu menjelaskan tujuannya dan cara mencapainya
kepada bawahannya sebaik mungkin. Agar orang – orag yang dipimpin
Mengetahui kemana mereka akan menuju dan apa yang mereka bisa
lakukan.
6
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Pemimpin harus bisa adil terhadap orang – orang yang ia pimpin. Salah
satunya adalah memberi kenaikan jabatan orang yang berperforma baik dan
memberi hukuman orang yang berperforma buruk
9. Rencanakan dengan baik dan menangkan dengan strategi yang benar.
Pemimpin harus bisa membuat rencana yang cermat dan tepat sasaran
10. Berilah hadiah dan hukuman untuk membentuk pemerintahan yang bersih.
dan efesien .
11. Jangan menuruti emosi.
12. Berhati-hati saat menghadapi situasi kacau .
Pemimpin harus bisa bersikap hati – hati dalam menghadapi situasi yang
kacaau.
13. Koreksi diri sendiri sebelum mengeluarkan perintah.
14. Bertindak tepat mengatasi masalah sebelum berkembang .
Pemimpin harus bisa menyelesaikan masalah sebaik mungkin. Bahkan sebisa
mungkin masalah tersebut diselesaikan sebelum masalah tersebut membesar.
15. Berpandangan jauh ke depan dan membuat rencana dengan teliti.
16. Membuat komitmen untuk sukses.
Bagian 1 :
7
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
8
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Sun Zi (Hanzi:孫子, hanyu pinyin: (Sūn Zǐ) yang arti nya Filsuf Sun atau
dalam arti sebenarnya adalah Cucu. Huruf China Zi(子), sebenarnya digunakan
untuk mengacu pada seorang filsuf atau anak. (Sūn Zǐ) bukanlah sebuah nama
melain kan sebutan kehormatan untuk seorang pakar. Yang dimaksud dengan Sun
Zǐ (孫子) adalah Sun Wu (孫武)(diperkirakan lahir pada tahun 535 SM) adalah
penulis Sun Zi Bingfa (孫子兵法) (Seni Perang Sunzi), sebuah buku
filsafat militer China kuno yang sangat berpengaruh (sebagian besar isinya tidak
berhubungan langsung dengan taktik). Dia juga salah seorang realis paling awal
dalam bidang ilmu politik.
Dalam bukunya the art of war pada chapter 5 ( Forces). Sunzi menekankan
prinsip – yang dibutuhkan untuk mengarahkan suatu pasukan. Antara lain :
“Mengarahkan dan mengendalikan pasukan besar sama dengan mengarahkan dan
mengendalikan pasukan kecil.” ( bab 5, ayat 3)
“Ini adalah masalah Formasi, komunikasi dan isyarat. “( bab 5, ayat 4)
Dari pernyataan di atas , sun zi secara tegas menjelaskan bahwa seorang
pemimpin harus bisa mengkomunikasikan arahannya secara jelas dan terstruktur
agar mudah dipahami bawahannya.
Dalam ayat yang lain. Namun, masih pada bab yang saman. Beliau
mengatakan :
“Jadi seorang ahli perang harus mampu menggunakan berbagai pendekatan ,
strategi, dan tentara tidak langsung dalam banyak cara yang tidak terbatas, seperti
kekuatan dan unsur alam yang selalu berubah serta seperti sungai yang mengalir
tiada henti “.( bab 5, ayat 9)
Dimaksudkan disini adalah seorang leader harus bisa fleksibel dan kreatif
dalam membuat keputusan – keputusan guna mencapai tujuan organisasinya. Pada
9
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
10
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
para pemimpin memperhatikan dan terlibat dalam proses, mereka juga difokuskan
untuk membantu setiap anggota kelompok berhasil juga.
Istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna
mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.
Misalnya, mengubah energi potensial menjadi energi aktual atau motif berprestasi
menjadi prestasi riil.
Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin
dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara
optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna
sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan, terutama sumber daya
manusianya mulai dari bawaham himgga atasan..
Kepemimpinan transformasional menggiring SDM yang dipimpin ke arah
tumbuhnya sensitivitas pembinaan dan pengembangan organisasi, pengembangam
visi secara bersama, pendistribusian kewenangan kepemimpinan, dan membangun
kultur suatu organisasi yang menjadi keharusan dalam skema restrukturisasi
11
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
i. Charisma
Memberikan visi dan misi yang masuk akal, menimbulkan kebanggaan,
menimbulkan rasa hormat dan percaya.
ii. Inspiration
Mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan simbol untuk
memfokuskan upaya, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang
sederhana.
iii. Intellectual stimulation
Meningkatkan intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara teliti.
iv. Individualized consideration
Memberikan perhatian pribadi, melakukan pelatihan dan konsultasi kepada
setiap bawahan secara individual. tersendiri.
12
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung
pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang
sulit.
Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu:
Task Structure : Keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau
unstructured task
Leader-Member Relationship : Hubungan antara pimpinan dengan bawahan,
apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.
Position Power : Ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power
yaitu:
Legitimate Power : Adanya kekuatan legal pemimpin
Reward Power : Kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan
Coercive Power : Kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman
Expert Power : Kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya
Referent Power : Kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai
pemimpinnya
Information Power : Pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari
bawahannya.
13
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan dalam situsional leadership yaitu:
- Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan
tugas dan kinerja anak buahnya (untuk M1).
- Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka
kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas (untuk M2).
14
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Kemudian menurut Ambar
Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha
dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34)
mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.dan Menurut John Whitmore (1997 : 104) “Kinerja
15
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu
prestasi, suatu pameran umum ketrampikan
2.2 Analisa
2.2.1 Persamaan Konsep Leadership Timur Dan Barat
16
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Setiap organisasi memiliki tujuan atau goal – goal yang berbeda – beda . Tujuan
dan goal – goal organisasi tersebut agar mudah dikomunikasikan dan dikerjakan. Maka,
diturunkan menjadi serangkaian target kinerja
Untuk mencapai target kinerja tersebut dilakukan berbagai cara dan metode. Salah
satu metode tersebut adalah kepemimpinan. Dengan kepemimpinan ( Leadership) yang
baik dan tepat maka target – kinerja akan lebih mudah di capai.
17
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
Bab 3
Kesimpulan
1. Gaya Leadersip dari dunia timur (China dan Jepang) pada dasarnya dapat
diterapkan di Indonesia untuk meningkatkan performa karyawan. Oleh karena pola
leadership timur hanya bertumpu pada sosialisasi nilai / value dan role model dari
pemimpinnya, maka dalam penerapannya masih harus didukung oleh seperangkat
alat lain seperti ;
a. Standard Performa / kinerja baik, sebagai standard input maupun outputnya
b. Proses pencapaian performa, yang dapat menjelaskan bagaimana atasan
memberikan bimbingan kepada bawahannya untuk mencapai standart
performa output yang telah ditetapkan.
c. Pemberian reward atau penalty kepada bawahan yang telah/ tidak mencapai
standart performa yang telah do tentukan
d. Proses penyempurnaan standart dan proses pencapaian performa untuk siklus
berikutnya yang harus lebih baik
18
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
19
IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN
DAFTAR PUSTAKA
Singgih, Moses L.dkk, 2008, ” pengukuran kinerja sumber daya manusia dengan
menggunakan konsep human resource scorecard di pt jb”. Jurusan Teknik
Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Liang, Zhuge, “Sixteen Strategy ebook”
Zi, wei liao : “ the art Of Command Ebook”
http://id.wikipedia.org/wiki/Zhuge_Liang, diakses pata 11 juni 2013
http://en.wikipedia.org/wiki/Wei_Liaozi, diakses pata 11 juni 2013
Tarver, D.E: “The wisdom Of Samurai”. PT Oncor Semesta Ilmu,Depok
Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas Pembelajar ( Kepemimpinan
Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran). Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyono. 2009. Educational Leadership (Mewujudkan Efektivitas Kepemimpinan
Pendidikan). Malang: UIN Malang Press
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/teori-kepemimpinan_20.html, diakses
21 juni 2013
Legino, Supriadi : “ Modul Chrp batch 24 Leadership teori and practices”.
20