Anda di halaman 1dari 24

1

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI Penggunaan obat bebas secara tidak tepat, tanpa informasi yang
akurat dan memadai dapat menyebabkan masalah kesehatan baru.
Informasi obat yang tercantum pada kemasan obat, sering tidak
diperhatikan dan dipahami dengan baik oleh masyarakat. Selain itu,
masyarakat belum memahami cara menyimpan dan membuang
3 KATA PENGANTAR obat secara benar di rumah tangga.
Menteri Kesehatan RI telah mencanangkan Gerakan Masyarakat
SAMBUTAN Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat) pada tanggal 13
DIRJEN 4 November 2015, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
FARMALKES Nomor HK.02.02/Menkes/427/2015. GeMa CerMat merupakan upaya
5 CARA MEMILIH OBAT
bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui rangkaian
CARA kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian, kesadaran,
MENDAPATKAN 15 pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan
2 OBAT 2 obat secara tepat dan benar. 3
CARA Salah satu kegiatan GeMa CerMat yaitu penyebaran informasi tentang
24 MENGGUNAKAN Penggunaan Obat secara Benar dan Rasional. Untuk itu Direktorat
CARA OBAT Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
MENYIMPAN 40 Kesehatan melakukan penyusunan Buku Saku Cara Cerdas Gunakan
OBAT
42 CARA Obat bagi tenaga kesehatan (Agent of Change GeMa CerMat) yang
MEMBUANG dapat digunakan untuk menjelaskan kepada masyarakat.
OBAT Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
TANYA 43 diselesaikannya buku ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan
LIMA O
45 TIM disampaikan kepada pihak yang telah membantu. Semoga buku ini
PENYUSUN dapat bermanfaat, sehingga mendukung program Indonesia Sehat.

Jakarta, November 2017


Direktur Pelayanan Kefarmasian

Dra. R. Dettie Yuliati, Apt, M.Si


NIP. 19581215 198911 2 001
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Penggunaan obat secara tidak rasional dapat mengakibatkan terapi


kurang efektif dan efisien. Menurut WHO, lebih dari 50% obat di dunia
diresepkan dan digunakan secara tidak tepat. Ketidakrasionalan
penggunaan obat dapat berupa penggunaan obat secara berlebihan CARA MEMILIH OBAT
(overuse), penggunaan obat yang kurang (underuse) dan penggunaan
obat tidak tepat indikasi, dosis, cara dan lama pemakaian (misuse).
Di lain pihak, perkembangan ilmu pengetahuan di bidang farmasi yang
pesat diikuti dengan semakin meningkatnya kecerdasan masyarakat, Sebelum dan saat menggunakan obat, kita harus
gencarnya promosi/iklan obat dan tingginya biaya pelayanan kesehatan. mengenali jenis obat yang akan digunakan berdasarkan
Hal ini meningkatkan dilakukannya swamedikasi oleh masyarakat. penggolongannya. Penggolongan obat dapat dibagi
Swamedikasi yang dilakukan secara tidak tepat dan tidak disertai
berdasarkan:
informasi yang memadai, dapat menyebabkan tujuan pengobatan tidak
tercapai. Oleh karena itu perlu dilakukan edukasi dan pemberdayaan A. Berdasarkan nama.
4 masyarakat dalam menggunakan obat secara benar. Peran tenaga 3 5
kefarmasian terutama Apoteker perlu ditingkatkan dalam memberikan B. Berdasarkan bentuk sediaan.
pelayanan informasi obat bagi masyarakat. Khususnya bagi Agent
of Change (AoC) GeMa CerMat, hendaknya dapat menjadi panduan C. Berdasarkan cara penggunaan.
dalam melakukan edukasi bagi masyarakat tentang penggunaan obat
secara benar, termasuk dalam memilih, mendapatkan, menggunakan,
D. Berdasarkan penandaan.
menyimpan dan membuang obat dengan benar. E. Berdasarkan efek farmakologi.
Akhirnya, saya menyambut baik disusunnya buku saku “Cara Cerdas
Gunakan Obat” ini, dalam rangka Gerakan Masyarakat Cerdas
Penggolongan obat berdasarkan efek farmakologi tidak
Menggunakan Obat (GeMa CerMat) yang telah dicanangkan oleh dibahas secara terperinci dalam buku saku ini.
Menteri Kesehatan RI pada tanggal 13 November 2015, semoga
bermanfaat.

Jakarta, November 2017


Direktur Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD


NIP. 195805031983032001
OBAT GENERIK
A. Penggolongan Obat Berdasarkan Nama
a. Obat generik berlogo b. Obat generik
bermerek
Obat dapat digolongkan Obat dengan nama resmi yang
berdasarkan nama yang ditetapkan dalam Farmakope Obat generik yang
diberikan pada kemasan Indonesia (FI) untuk zat menggunakan nama
yang telah mendapatkan berkhasiat yang dikandung dagang dari produsen
izin edar dari instansi yang Nama (zat aktif). obat.
berwenang. Dagang R

NAMA GENERIK Contoh: parasetamol, Obat generik


Di Produksi oleh
amoksisilin, mikonazol. bermerek ini
seringkali keliru
Perusahaan Farmasi
lokasi

Obat generik berlogo harganya


disebut sebagai obat
lebih terjangkau, dengan
OBAT PATEN paten, padahal bukan.
mutu dan khasiat yang sama
Obat yang masih memiliki hak paten dan hanya dapat dengan obat generik bermerek Contoh*:
6 7
diproduksi oleh produsen pemegang hak paten, diedarkan (branded generic) atau inovator Panamol (zak aktif
dengan nama paten (merek) dari produsen. yang kandungan dan dosisnya parasetamol),
sama. Kesamaan kualitas Amoxsin (zat aktif
Jika masa paten sudah berakhir, obat paten dapat
obat generik dan bermerek amoksisilin), Daktaren
diproduksi oleh produsen lain dan disebut obat generik.
ini dibuktikan dengan (zat aktif mikonazol).
Obat generik dapat diberi nama sesuai zat berkhasiat yang
studi bioavailabilitas dan
dikandungnya, dikenal sebagai “obat generik berlogo”
bioekuivalen (BA/BE).
(OGB) atau nama dagang (merek), dikenal sebagai “obat
generik bermerek”/branded generic.
Obat paten disebut juga sebagai obat inovator atau * nama merek
originator. merupakan rekaan
B. Penggolongan Obat Berdasarkan C. Penggolongan Obat Berdasarkan
Bentuk Sediaan Cara Penggunaan

Berdasarkan saluran atau organ tubuh tempat dilalui obat,


Obat dapat berupa berbagai bentuk sediaan sesuai dapat digolongkan menjadi:
dengan tujuan penggunaan dan organ tubuh tempat obat
digunakan. Setiap bentuk sediaan obat akan memerlukan 1. Obat Dalam
bahan tambahan tertentu yang akan membantu obat Obat yang digunakan dengan
untuk dapat mencapai aliran darah agar memberikan efek cara ditelan yaitu melalui
pengobatan sesuai kebutuhan. Berdasarkan konsistensi mulut atau saluran cerna.
dari zat pembentuk, sediaan obat dapat digolongkan Contoh: tablet, kapsul,
menjadi: sirup, obat tetes mulut.
1. Bentuk padat
2. Obat Luar
Contoh: tablet, kapsul, serbuk, pil,
Obat yang digunakan dengan cara tidak ditelan
8 supositoria, ovula. 9
atau diaplikasikan pada bagian luar tubuh.

2. Bentuk setengah padat Contoh: salep kulit, salep mata, injeksi,


suppositoria, ovula, obat tetes mata, obat tetes
Contoh: salep, krim, gel/jeli. telinga.
Hindari penggunaan obat dalam untuk
3. Bentuk cair
bagian luar badan, atau sebaliknya, obat luar jangan
Contoh: sirup, suspensi, eliksir, infus, ditelan (melalui saluran cerna).
injeksi, obat tetes, emulsi.
Baik obat dalam maupun obat luar diproduksi oleh
pabrik dengan menggunakan zat-zat
4. Bentuk gas tambahan yang disesuaikan dengan
Contoh: inhalasi, organ tubuh yang akan dilalui oleh
aerosol, turbuhaler. obat.
D. Penggolongan Obat 2. Obat Bebas Terbatas
Berdasarkan Penandaan Obat bebas terbatas sebetulnya
merupakan Obat Keras, namun masih
Berdasarkan tingkat keamanan dan cara dapat dibeli bebas tanpa resep dokter.
memperolehnya, obat dibedakan dengan tanda logo Penggunaannya harus memperhatikan
berwarna tertentu pada kemasan, yaitu: peringatan pada kemasan.
Pada kemasan diberi tanda lingkaran
1. Obat Bebas biru dengan garis tepi berwarna hitam
dan kotak berwarna hitam berisi
Obat yang dapat dibeli tanpa resep peringatan dengan tulisan putih, P
dokter. No.1 s/d P No.6.
Pada kemasan diberi tanda lingkaran P. No. 1 P. No. 2
hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Hanya untuk kumur, jangan ditelan
10 Bacalah aturan memakainya 11
Contoh: parasetamol, bedak salisil.
P. No. 3 P. No. 4
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari badan Hanya untuk dibakar

P. No. 5 P. No. 6
Awas ! Obat Keras Awas ! Obat Keras
Tidak boleh ditelan Obat wasir, jangan ditelan

Contoh: dimenhidrinat (obat


antihistamin / antialergi), pirantel
pamoat (obat kecacingan),
tetrahidrozolin
Nama hidroklorida (obat
Dagang R

Nama
NAMA GENERIK Dagang tetes mata).
R

NAMA GENERIK
Di Produksi oleh
Di Produksi oleh
Perusahaan Farmasi
lokasi Perusahaan Farmasi
lokasi
3. Obat Keras 4. Obat Psikotropika

K K
Obat yang hanya dapat dibeli dengan Obat keras yang berkhasiat
resep dokter. mempengaruhi susunan syaraf pusat,
dapat menyebabkan perubahan
Pada kemasan diberi tanda lingkaran
mental dan perilaku, dan hanya dapat
merah dengan garis tepi berwarna
dibeli dengan resep dokter.
hitam dan huruf K di tengah yang
menyentuh garis tepi. Penggunaan obat psikotropika diawasi
dengan ketat dan dilaporkan secara
rutin kepada Kementerian Kesehatan
RI sesuai ketentuan dan peraturan
perundangan Undang-Undang Nomor
5 tahun 1997 tentang Psikotropika.

12 Pada kemasan diberi tanda lingkaran 13


merah dengan garis tepi berwarna
hitam dan huruf K di tengah yang
menyentuh garis tepi.

Contoh: semua golongan


antibiotik, obat hipertensi, obat jantung,
obat diabetes.
5. Obat Narkotika
Obat yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran
dan menimbulkan ketergantungan
yang hanya dapat dibeli dengan resep
dokter. CARA MENDAPATKAN OBAT
Penggunaan obat narkotika diawasi
dengan ketat dan dilaporkan secara
rutin kepada Kementerian Kesehatan
A. Cara mendapatkan obat berdasarkan
RI sesuai ketentuan dan peraturan penandaan pada kemasan
perundangan Undang-Undang Nomor
35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Obat dapat diperoleh di sarana pelayanan kefarmasian
14 Pada kemasan diberi tanda palang sesuai dengan golongan berdasarkan penandaan. 15
berwarna merah di dalam lingkaran
Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas dapat diperoleh di
bergaris tepi merah. apotek atau toko obat berizin. Obat Keras dapat diperoleh
di apotek atau di fasilitas pelayanan kesehatan dengan
menggunakan resep dokter.
Hindari pembelian obat dari sarana tidak resmi atau tidak
mendapatkan izin sebagai pengecer obat, termasuk
melalui media online.
Pembelian obat melalui fasilitas pelayanan kesehatan,
apotek, atau toko obat berizin akan dijamin keamanannya
oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian
penanggungjawab sarana, yang telah mendapatkan surat
izin praktek pelayanan kefarmasian.
Pastikan obat yang diterima saat NAMA OBAT
membeli atau dari fasilitas pelayanan
Nama obat yang tercantum pada kemasan obat paten
kesehatan memiliki kemasan dan
dan generik bermerek yaitu nama dagang (merek)
kondisi obat yang dalam kondisi baik
yang diberikan oleh produsen/pabrik obat yang
dan utuh.
memproduksinya.
Perhatikan hal-hal ini untuk obat
Di bawah nama dagang tercantum nama generik dengan
dengan resep dokter yaitu kelengkapan
ukuran lebih kecil (minimal 80 % dari nama dagang),
informasi pada etiket: nama pasien,
merupakan nama obat yang terkandung di dalamnya.
tanggal dan aturan pakai.
Sedangkan pada kemasan obat generik berlogo, hanya
tercantum nama generik, yang merupakan nama obat
yang terkandung (zat berkhasiat obat)
sama dengan nama yang tercantum pada
B. Informasi pada kemasan obat komposisi.
16 Saat mendapatkan obat, bacalah dengan cermat dan Nama generik merupakan 17
perhatikan informasi pada kemasan obat sebelum nama resmi yang tercantum
digunakan, yaitu: dalam Farmakope Indonesia
yaitu buku standar yang
memuat semua nama obat
yang beredar.

KOMPOSISI (kandungan obat)


Informasi tentang zat aktif yang terkandung di dalam
sediaan obat, disebut juga zat aktif atau zat berkhasiat.
Komposisi dapat berupa :
Zat tunggal
Contoh: Parasetamol, Amoksisilin, Deksametason.
Kombinasi dari berbagai macam zat aktif Beberapa informasi penting yang harus diperhatikan:
dan bahan tambahan lain. Obat diminum sampai habis sesuai jadwal dan aturan
Contoh: obat pilek (fenilpropanolamin pakai, contoh: antibiotik.
+ klorfeniramin maleat + parasetamol
Obat diminum jika perlu, contoh: obat
+ salisilamid), multivitamin dan mineral.
penurun panas.
Obat dikunyah terlebih dahulu, contoh:
tablet kunyah antasida.
INDIKASI Obat ditaruh di bawah lidah, contoh: obat
Informasi mengenai khasiat obat yang jantung (isosorbid dinitrat).
merupakan tujuan utama pemberian obat. Obat dikocok dahulu, contoh: suspensi
Contoh: parasetamol memiliki indikasi/ (antasida/obat maag) dan emulsi
khasiat sebagai penurun panas (antipiretik (multivitamin + minyak ikan).
dan pereda rasa sakit (analgetik).
Obat dalam bentuk tablet/kapsul sebaiknya
18 19
diminum dengan segelas air putih.
Obat tertentu dapat dipengaruhi oleh
ATURAN PAKAI makanan/minuman. Tidak semua obat harus diminum
Informasi mengenai cara penggunaan sesudah makan, juga terkadang ada obat yang tidak
obat, yang meliputi waktu dan berapa kali boleh diminum bersamaan dengan obat lain. contoh:
obat tersebut digunakan dalam sehari. Kaptopril (diminum waktu perut kosong, yaitu 1
jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan),
Contoh:
Metoklopramid (untuk antimual-muntah, diminum 1
2 x 1 tablet / kapsul / sendok takar jam sebelum makan), Griseofulvin (diminum bersama
artinya setiap 12 jam. makanan berlemak), Tetrasiklin (tidak boleh diminum
3 x 1 tablet / kapsul / sendok takar bersama susu atau antasida/obat maag).
artinya setiap 8 jam.
Obat tertentu dapat mempengaruhi kerja obat lain,
1 sendok takar = 5 ml, gunakan alat
sehingga tidak boleh diberikan bersamaan, contoh:
penakar yang disediakan.
simetidin dengan antibiotik.
WAKTU MINUM OBAT KONTRAINDIKASI
Obat harus diminum sesuai Kondisi tertentu yang menyebabkan penggunaan obat
dengan waktu terapi terbaik. tersebut tidak dianjurkan atau dilarang, karena dapat
Pagi hari, contoh: vitamin, meningkatkan risiko membahayakan pasien.
diuretik. Contoh: penderita dengan gangguan
Malam hari, contoh: antikolesterol (simvastatin), fungsi hati yang berat tidak
anticemas (alprazolam). boleh minum parasetamol, ibu
Sebelum makan, contoh: obat maag (antasida) dan hamil dan menyusui tidak boleh
obat anti mual diminum ½ - 1 jam sebelum makan. minum obat cacing, penderita
dengan gangguan jantung dan
Bersama dengan makanan, contoh: obat diabetes ginjal tidak boleh minum obat
(glimepirid). tertentu.
Sesudah makan, contoh: obat penghilang rasa sakit
(asam mefenamat) bisa segera setelah makan sampai
20 dengan ½ - 1 jam sesudah makan. 21

C. Hal - hal yang perlu


diperhatikan pada kemasan obat
EFEK SAMPING OBAT
Efek obat yang seringkali merugikan Cara penyimpanan
atau tidak diharapkan yang terjadi Informasi tentang suhu dan cara
pada penggunaan dalam dosis yang penyimpanan obat yang dapat
dianjurkan. Efek samping tidak selalu menjamin kestabilan obat selama
muncul, dapat berbeda pada masing - penyimpanan.
masing orang dan tidak dapat diprediksi
kemunculannya. Contoh: obat harus disimpan di tempat
sejuk pada suhu 25°C atau 25 – 30 °C, artinya suhu ruangan
Contoh: CTM menyebabkan mengantuk, biasa. Obat yang disimpan pada suhu 2 – 8 °C, artinya
Metformin menyebabkan mual, Pseudoefedrin disimpan dalam lemari pendingin, tapi bukan di freezer.
menyebabkan jantung berdebar.
Nomor Izin Edar (NIE) / Nomor Registrasi Cairan selain sirup Antibiotik dan sediaan setengah padat
Yaitu tanda yang menunjukkan obat telah (krim, salep, dan gel): 6 bulan, atau menurut tanggal
mendapatkan izin dari pemerintah untuk kedaluwarsa bila lebih dekat waktunya.
diedarkan di Indonesia sehingga obat Obat Tetes Mata: 30 hari. Khusus dosis tunggal (minidose)-
dijamin aman, berkhasiat, dan bermutu. hanya untuk sekali pakai: maksimal 3 x 24 jam.
Contoh: Reg. No. DTL8513507010A1. Sediaan padat (tablet, kapsul, kaplet dan pil): 1 tahun atau
menurut tanggal kedaluwarsa bila lebih dekat waktunya.

Masa daluwarsa (kedaluwarsa)


Yaitu waktu yang menunjukkan batas akhir Peringatan dan Perhatian
obat masih berkhasiat dan aman digunakan, Yaitu hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
selama kemasan utama masih belum dibuka. menggunakan obat.
Penulisan dapat berupa tanggal, bulan, dan
Contoh:
tahun, atau hanya bulan dan tahun.
Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan
Contoh: Juli 2015, 19 OCT 15, 08 17
22 fungsi hati dan ginjal. 23
Obat yang telah dibuka kemasannya dapat rusak sebelum
Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai
masa daluwarsa. Simpanlah dengan cara yang benar dan
kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
perhatikan tanda-tanda kerusakan obat seperti perubahan
wujud, warna, rasa, bau, kekentalan, dll. Tidak dianjurkan pada anak usia di bawah 6 tahun, wanita
hamil dan menyusui, kecuali atas petunjuk dokter.
Selama tidak ada kerusakan, obat yang telah dibuka
kemasannya dapat digunakan berpatokan pada masa Jangan melampaui dosis yang dianjurkan.
pakai obat atau Beyond Use Date (BUD), yaitu batas waktu
penggunaan produk obat yang masih bisa ditolerir setelah
diracik atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak. Tanda peringatan P1 s/d P6
Beberapa pabrik telah mencantumkan BUD pada kemasan Yaitu tanda peringatan yang P. No. 2
Awas ! Ob
at Keras
elan
P. No. 1 jangan dit
obat. dicantumkan pada kemasan Awas ! Ob
at Keras
ran mema
kainya
Hanya un
tuk kumur,

Bacalah atu
obat bebas terbatas, agar P. No. 4
Jika tidak tertera informasi pada kemasan, masa pakai obat P. No. 3 Awas ! Ob
at Keras
tuk dibak
ar
penggunaan obat berhati- Awas ! Ob
at Keras Hanya un
yang telah dibuka kemasannya:
badan
luar dari
tuk bagian
Hanya un
hati. P. No. 6
Awas ! Ob
at Keras
elan
Sirup Antibiotik yang telah dilarutkan: 7 hari. P. No. 5
Awas ! Ob
at Keras
ditelan
Obat wasir,
jangan dit

Tidak boleh
5. Tidak menggunakan obat orang lain meski gejala
sakitnya sama.
6. Tanyakan pada Apoteker untuk mendapatkan
informasi penggunaan obat yang lebih lengkap.

CARA MENGGUNAKAN OBAT


B. Penggunaan Antibiotik secara Bijak

A. Hal-hal yang harus diperhatikan ANTIBIOTIK adalah obat yang digunakan untuk
sebelum menggunakan obat mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab infeksi.
1. Baca aturan pakai sebelum menggunakan obat. Pada saat infeksi bakteri jahat/patogen, dalam jumlah
2. Gunakan obat sesuai aturan pakai: banyak berada dalam tubuh, sistem kekebalan tidak
mampu melawannya, sehingga antibiotik harus diberikan 25
24 a. Dosis.
- Dosis secara bijak dan sesuai dengan bakteri penyebabnya.
Misal: gunakan sendok - Rentang Waktu Antibiotik hanya diperlukan untuk mengatasi infeksi
takar yang tersedia. - Lama bakteri, tidak berguna untuk mengobati infeksi yang
Penggunaan
b. Rentang waktu. Obat disebabkan oleh virus.
Misal: Antibiotik 3 x 1, Bakteri Resisten yaitu bakteri penyebab infeksi yang
artinya diminum setiap 8 jam. dulunya bisa dimatikan dengan antibiotik
c. Lama penggunaan obat. Misal: tertentu, kemudian tidak dapat lagi
Antibiotik digunakan 3-5 hari. dimatikan dengan antibiotik tersebut
3. Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas dengan dosis sesuai ketentuan.
tidak digunakan secara Saat ini bermunculan bakteri resisten
terus-menerus. Jika sakit berlanjut atau bahkan multi-resisten. Pasien
segera hubungi dokter. yang terinfeksi bakteri multiresisten
4. Hentikan penggunaan obat apabila timbul efek sering kali sulit disembuhkan atau
yang tidak diinginkan, segera ke fasilitas pelayanan berakhir dengan meninggal.
kesehatan.
Penyebab bakteri berubah menjadi resisten Waspada efek samping antibiotik
1. Dipicu oleh penggunaan antibiotik yang tidak ada 1. Gangguan atau iritasi lambung.
indikasi, tidak tepat jenis, tidak tepat dosis, terlalu lama 2. Gangguan fungsi hati.
atau terlalu singkat (irrational use).
3. Gangguan fungsi ginjal.
2. Sering menggunakan antibiotik.
4. Gangguan pada sumsum tulang berakibat kekurangan
3. Konsumsi makanan yang mengandung residu sel darah.
antibiotik.
5. Golongan tetrasiklin, menimbulkan warna coklat pada
4. Tertular pasien infeksi bakteri resisten. gigi, sehingga tidak boleh diminum pada wanita hamil,
menyusui maupun anak kecil yang gigi susunya belum
tanggal.
Hal-hal yang harus diperhatikan 6. Alergi:
saat menggunakan antibiotik a. Gatal.
1. Antibiotik hanya digunakan untuk b. Warna merah di kulit.
26 c. Bengkak pada mata atau bibir. 27
infeksi bakteri.
d. Sumbatan saluran nafas.
2. Apabila sakit infeksi akibat virus e. Syok.
jangan meminta dokter untuk f. Diare.
meresepkan antibiotik.
3. Antibiotik harus dengan resep dokter dan
digunakan sesuai petunjuk dokter dan apoteker. Sakit infeksi virus yang
tidak memerlukan antibiotik
4. Tanyakan pada dokter, apakah diagnosa penyakit
1. Batuk, pilek tanpa sesak.
Anda dan apakah ada infeksi bakteri.
2. Influenza.
5. Jangan membeli antibiotik tanpa resep dokter atau
3. Cacar air, gondong, campak.
menggunakan resep lama.
4. Luka kecil.
6. Jangan memberi antibiotik kepada orang lain. 5. Demam berdarah.
6. Diare cair tanpa darah.
7. Hepatitis.
Tanyakan pada apoteker 3. Tablet Bukal
informasi tentang antibiotik Adalah tablet yang digunakan di
1. Jenis dan jumlah obat yang diterima. antara pipi dan gusi.
2. Aturan minum obat. a. Minum atau berkumurlah dengan
sedikit air untuk melembabkan jika
3. Waktu atau interval. mulut kering.
4. Cara menyimpan obat. b. Letakkan tablet di antara pipi dan
5. Kemungkinan efek samping. gusi atas atau gusi bawah.
6. Risiko alergi. c. Tutup mulut dan jangan menelan sampai tablet
larut dengan sempurna.
d. Jangan makan, minum atau merokok selama tablet
C. Cara penggunaan obat belum larut.
berdasarkan bentuk sediaan e. Jangan berkumur atau mencuci mulut selama 15
menit setelah tablet larut dengan sempurna.
28 29
1. Tablet/Kapsul/Pil
4. Tablet Sublingual
Tablet/kapsul/pil ditelan langsung
dengan air putih (air minum). Adalah tablet yang digunakan di
bawah lidah.
2. Tablet Salut a. Minum atau berkumurlah dengan
Adalah tablet yang dilapisi dengan bahan sedikit air untuk melembabkan jika
tertentu untuk tujuan khusus, mulut kering.
misalnya salut gula, salut selaput, b. Letakkan tablet di bawah lidah.
salut enterik. c. Tutup mulut dan jangan menelan sampai tablet
Tablet ditelan secara utuh, jangan larut dengan sempurna.
dibagi atau digerus/dihancurkan. d. Jangan makan, minum atau merokok selama tablet
belum larut.
e. Jangan berkumur atau mencuci mulut selama 15
menit setelah tablet larut dengan sempurna.
5. Tablet Effervescent 9. Serbuk (obat luar)
Adalah tablet yang digunakan setelah a. Taburkan serbuk secukupnya pada bagian
dilarutkan dalam air. yang sakit secukupnya (tipis dan merata).
a. Masukkan tablet ke dalam ½-1 gelas b. Hindari terkena air.
air putih (air minum biasa).
b. Tunggu sampai tablet larut. 10. Sirup/Suspensi/Emulsi
c. Minum sampai habis. a. Kocok dahulu suspensi/emulsi sebelum
d. Tambahkan air putih (air minum diminum.
biasa) sedikit ke dalam gelas dan minum lagi untuk b. Gunakan sendok takar, pipet
memastikan bahwa seluruh obat terminum. takar atau tutup takar. Minum
sesuai dosis dan cara pakai.
6. Tablet kunyah c. Perhatikan dengan baik volume
Adalah tablet yang digunakan dengan pada sendok/tutup botol
cara dikunyah terlebih dahulu. penakar, atau alat penetes
30 a. Kunyah tablet dengan baik untuk mendapatkan dosis yang tepat 31
kemudian telan.
b. Minum air putih (air minum biasa) 11. Sirup kering
untuk memastikan bahwa seluruh Adalah obat serbuk yang harus
obat telah tertelan seluruhnya. dilarutkan terlebih dahulu dengan air
0m
l
10 5ml
sebelum digunakan.
7. Tablet hisap 7 ml
50 ml
25
Biasanya saat di apotek, obat serbuk
Adalah tablet yang digunakan dengan cara dihisap kering diserahkan dalam kondisi sudah
dalam mulut. dilarutkan dalam air.
Hisap tablet di dalam mulut sampai habis. Jika harus melarutkan sendiri, gunakan air
minum (air yang sudah dimasak/air mineral) sampai
8. Serbuk oral
SerObat

pada batas yang tertera pada botol atau tanyakan


buk

a. Larutkan serbuk dalam sedikit air putih pada apoteker di apotek. Kocok sampai serbuk kering
(air minum biasa), minum sampai habis. tercampur air atau terlarut dengan sempurna.
b. Jangan melarutkan serbuk obat dalam
susu, teh, kopi atau minuman bersoda.
Suspensi atau larutan ini harus dihabiskan dan hanya h. Cuci tangan dengan air dan sabun untuk
dapat digunakan maksimal 7 (tujuh) hari setelah membersihkan sisa obat yang mungkin menempel.
dilarutkan. Setelah 7 (tujuh) hari, kekuatan obat akan i. Setelah dibuka, tetes mata hanya boleh digunakan
menurun atau sudah mulai rusak. selama 1 bulan. Tetes mata minidose hanya boleh
untuk sekali pakai, hanya bisa digunakan maksimal
12. Salep/Gel/Krim 3 x 24 jam sejak kemasan dibuka.
a. Bersihkan bagian kulit yang sakit.
b. Oles tipis pada bagian kulit yang sakit. 14. Salep Mata
c. Hindari terkena air. a. Cuci tangan dengan air dan sabun.
b. Hindari kontak langsung ujung tube
13. Tetes Mata
dengan mata, tangan atau permukaan
a. Cuci tangan dengan air dan sabun. lainnya.
b. Pastikan kondisi ujung botol tidak c. Tengadahkan kepala ke belakang, tarik
rusak dan berkerak. kelopak bawah mata menggunakan
32 c. Tengadahkan kepala ke jari telunjuk sehingga kelopak mata 33
belakang, tarik kelopak bawah membentuk kantong.
mata menggunakan jari
d. Pegang tube salep sedekat mungkin dengan
telunjuk sehingga kelopak mata
kelopak mata tanpa menyentuhnya.
membentuk kantung.
d. Pegang botol tetes dengan posisi tegak lurus e. Tekan tube salep secara perlahan sampai jumlah
sedekat mungkin dengan kelopak mata yang dekat salep sepanjang kira-kira 1 cm ke dalam kantung
pangkal hidung tanpa menyentuh bulu mata atau kelopak bawah mata.
kulit. f. Kedipkan mata secara perlahan, kemudian tutup
e. Tekan botol tetes secara perlahan sampai jumlah mata selama 2-3 menit.
tetes yang diperlukan. g. Bersihkan salep mata berlebih dengan tisu.
f. Tutup mata selama 1-2 detik. h. Untuk menghindari kontaminasi, segera pasang
g. Jangan menyeka atau membilas ujung botol tetes kembali tutup tube.
agar tidak terkontaminasi dan tetap steril. i. Cuci tangan dengan air dan sabun untuk
membersihkan sisa obat yang mungkin menempel.
15. Tetes Telinga i. Pasang kembali tutup botol tetes telinga dengan
a. Cuci tangan dengan air rapat, jangan menyeka atau membilas ujung botol
dan sabun. tetes.

b. Pastikan kondisi ujung j. Cuci tangan dengan air dan sabun untuk
botol atau pipet tetes tidak membersihkan sisa obat yang mungkin menempel.
rusak. k. Jika perlu, minta bantuan orang lain untuk
c.
Bersihkan telinga bagian luar dengan meneteskan tetes telinga.
menggunakan air hangat atau kain lembab dengan
16. Tetes Hidung
hati-hati, kemudian keringkan.
a. Bersihkan hidung yang sakit.
d. Genggam botol obat tetes telinga dengan tangan
selama 1-2 menit, untuk menghangatkan. b. Duduk dan tengadah, atau berbaring dengan
meletakkan bantal di bawah punggung, kepala
e. Kocok perlahan. tegak ke atas.
f. Miringkan kepala sehingga telinga yang sakit c. Masukkan ujung penetes obat ke dalam lubang
34 menghadap ke atas. hidung. 35

- Untuk anak >3 tahun dan dewasa: tarik daun d. Teteskan obat sesuai dosis yang disarankan dokter.
telinga ke atas dan ke belakang untuk e. Tekuk kepala ke depan ke arah lutut dan gerakan
meluruskan saluran telinga. dengan pelan ke kiri dan ke kanan. Tetaplah dalam
- Untuk anak <3 tahun: tarik daun telinga ke posisi ini selama 1 menit.
bawah dan ke belakang untuk meluruskan f. Setelah beberapa detik, duduklah tegak kembali,
saluran telinga. obat akan mengalir turun ke dalam saluran nafas.
g. Teteskan obat sesuai dengan dosis pada lubang g. Bilas penetes obat dengan air hangat. Segera tutup
telinga. botol obat tetes.
h. Tekan secara lembut anak telinga atau gunakan h. Cuci tangan sampai bersih.
kapas steril untuk menyumbat lubang telinga
agar obat dapat mencapai dasar saluran telinga.
Pertahankan posisi kepala 2-3 menit.
17. Ovula k. Bersihkan aplikator dengan air hangat dan sabun,
Adalah obat yang digunakan melalui vagina. Obat keringkan dan jaga agar tetap bersih.
ovula akan meleleh pada suhu tubuh. l. Cuci tangan dengan sabun untuk membersihkan
a. Pastikan ovula dalam keadaan siap pakai. obat yang mungkin menempel.
b. Ovula digunakan dengan segera agar tidak
18. Supositoria
melunak.
Adalah obat yang digunakan melalui anus,
c. Keluarkan ovula dari kemasan dan basahi sedikit
bentuk peluru, mudah meleleh pada suhu
dengan air bersih.
tubuh.
d. Jika menggunakan aplikator, letakkan ovula pada
a. Cuci tangan sampai bersih dengan
lubang yang terdapat pada aplikator. Pastikan
sabun.
bahwa sisi ovula yang diletakkan pada aplikator
adalah sisi tumpulnya. b. Jika supositoria melunak, taruh di
dalam air dingin atau masukkan ke dalam lemari
e. Berbaring dengan satu tangan menopang berat
pendingin selama 30 menit agar mengeras kembali.
36 tubuh dan tangan lainnya memegang aplikator 37
yang sudah dipasangi ovula. c. Keluarkan supositoria dari kemasan dan basahi
sedikit dengan air bersih.
f. Kedua kaki ditekuk dengan posisi terbuka untuk
mempermudah penggunaan ovula. d. Atur posisi tubuh berbaring menyamping dengan
kaki bagian bawah diluruskan, sementara kaki
g. Masukkan ujung lancip ovula dengan bantuan
bagian atas ditekuk ke arah perut.
aplikator ke lubang vagina. Kurang lebih sedalam
jari tengah atau batas penanda pada aplikator. e. Angkat bagian atas pantat untuk menjangkau
daerah anus.
h. Setelah aplikator berada di dalam vagina, tekan
tombol untuk melepaskan ovula. f. Masukan supositoria, ditekan dan ditahan dengan
jari telunjuk sampai betul-betul masuk ke bagian
i. Jika tidak menggunakan aplikator, masukkan ujung
dalam anus (sekitar 2 cm dari lubang anus) sampai
lancip ovula ke dalam vagina kurang lebih sedalam
supositoria tidak terdorong keluar lagi.
telunjuk.
g. Tahan posisi tubuh agar tetap berbaring
j. Rapatkan kedua kaki untuk beberapa detik.
menyamping dengan kedua kaki menutup selama
Tetaplah duduk sekitar 5 menit untuk mencegah
kurang lebih 5 menit.
ovula keluar kembali.
19. Inhaler i. Jika membutuhkan semprotan berikutnya, tunggu
Adalah obat yang digunakan sampai 30 detik, dan kocok kembali inhaler, ulangi
dengan dihirup melalui hidung atau langkah d sampai h.
mulut. j. Gunakan sesuai dosis.
k. Tutup kembali mulut inhaler dan simpan di tempat
Inhaler mulut
yang kering.
a. Duduk tegak atau berdiri dengan
dagu terangkat. l. Setelah selesai, berkumur-kumur, dan catat dosis
yang sudah terpakai.
b. Buka tutup inhaler dan kocok
dengan teratur. Inhaler hidung
c. Untuk penggunaan pertama, sebelum digunakan a. Duduk atau berdiri tegak.
semprotkan inhaler ke telapak tangan untuk
mengecek apakah inhaler berfungsi. b. Buka tutup inhaler.
d. Tarik nafas dalam dan buang perlahan. c. Hirup inhaler dalam-dalam melalui lubang hidung.
38 39
e. Masukkan inhaler ke dalam mulut (di antara gigi d. Gunakan setiap kali diperlukan.
atas dan bawah), kemudian tutup mulut dengan
e. Tutup kembali mulut inhaler dan simpan di tempat
merapatkan bibir (jangan digigit).
yang kering.
f. Sambil menarik nafas, secara bersamaan tekan
bagian tombol inhaler untuk melepaskan obat.
g.
Lanjutkan untuk bernapas dalam untuk
memastikan obat dapat mencapai paru-paru.
Baca dengan cermat informasi
h. Tahan napas selama kurang lebih 10 detik (atau tentang cara penggunaan obat
selama kondisi senyaman yang terasa) lalu buang pada kemasan atau tanyakan
napas perlahan. pada Apoteker di apotek
5. Jangan menyimpan obat di dalam mobil dalam jangka
lama karena suhu tidak stabil dalam mobil dapat
merusak obat.
6. Perhatikan tanda-tanda kerusakan obat dalam
penyimpanan. Misal: perubahan warna, bau,
penggumpalan. Obat yang telah rusak harus dibuang,
CARA MENYIMPAN OBAT walaupun belum kedaluwarsa.

Di rumah tangga, obat harus disimpan dengan cara yang


B. Cara penyimpanan obat
benar, sesuai petunjuk penyimpanan pada kemasan obat.
secara khusus
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan
obat selama penyimpanan, agar obat masih dapat
1. Tablet dan kapsul tidak disimpan di tempat
memberikan efek sesuai tujuan pengobatan.
panas atau lembab.
40 2. Obat sirup tidak disimpan dalam lemari pendingin. 41

A. Cara penyimpanan obat 3. Obat untuk vagina (ovula) dan anus (suppositoria)
secara umum disimpan di lemari pendingin (bukan pada bagian
freezer) agar tidak meleleh pada suhu ruangan.
1. Jangan melepas etiket pada wadah obat, karena 4. Obat bentuk aerosol/spray tidak disimpan di tempat
tercantum nama, cara penggunaan, dan informasi bersuhu tinggi, karena dapat meledak.
penting lainnya.
5. Insulin yang belum digunakan disimpan di lemari
2. Perhatikan dan ikuti aturan penyimpanan pada pendingin. Setelah
kemasan atau tanyakan pada Apoteker di apotek. digunakan disimpan di
3. Letakkan obat jauh dari jangkauan anak. suhu ruangan.

4. Simpan obat dalam kemasan asli dan wadah tertutup 6.


Obat yang telah
rapat. rusak harus dibuang
walaupun belum
kadaluwarsa.
Ketika Anda mendapatkan obat,
Ayo Tanya Lima O
CARA MEMBUANG OBAT
1. Obat ini apa nama dan kandungannya?
Di rumah tangga, obat harus dibuang dengan cara Nama obat pada kemasan dapat berupa nama generik
yang benar, agar tidak merusak lingkungan dan saja, atau nama dagang (merek) diikuti nama zat
berkhasiat (nama generik).
ekosistem serta tidak dimanfaatkan oleh oknum yang
tidak bertanggungjawab untuk dipergunakan atau Nama generik adalah nama zat berkhasiat dalam obat.
diperjualbelikan kembali. Kandungan obat (komposisi) dapat terdiri dari satu jenis
obat/zat bekhasiat (tunggal) atau beberapa obat/zat
berkhasiat (kombinasi).
Cara membuang obat
Komposisi biasanya mencantumkan nama generik
42
dengan benar di rumah tangga 43
atau nama kimia.
1. Pisahkan isi obat dari kemasan.
2. Lepaskan etiket dan tutup dari wadah/botol/tube. 2. Obat ini apa khasiatnya?
3. Buang kemasan obat (dus/blister/strip/bungkus lain) Khasiat atau indikasi obat adalah efek positif yang telah
setelah dirobek atau digunting. terbukti dan diharapkan muncul pada pengobatan.
4. Buang isi obat sirup ke saluran pembuangan air Khasiat obat ditentukan oleh kandungan zat berkhasiat
(jamban) setelah diencerkan. Hancurkan botolnya dan (komposisi), bukan oleh merek obat.
buang di tempat sampah.
3. Obat ini berapa dosisnya?
5. Buang obat tablet atau kapsul di tempat sampah
Dosis merupakan takaran untuk menghasilkan khasiat
setelah dihancurkan dan dimasukkan ke dalam plastik
yang diharapkan pada satu kali penggunaan atau interval
serta dicampur dengan tanah atau air. waktu yang ditentukan.
6. Gunting tube salep/krim terlebih dahulu dan buang Dosis disesuaikan dengan usia, berat badan, tingkat
secara terpisah dari tutupnya di tempat sampah. keparahan penyakit, dan tujuan pengobatan.
7. Buang jarum insulin setelah dirusak dan dalam keadaan Penggunaan obat melebihi dosis yang dianjurkan dapat
tutup terpasang kembali. berakibat terjadinya keracunan.
4. Obat ini bagaimana cara menggunakannya? TIM PENYUSUN
Materi Publikasi Penggunaan Obat Rasional
SK Nomor : HK.02.02/III/0319/2017
Cara penggunaan obat (aturan pakai) disesuaikan dengan
bentuk sediaan obat, informasi tambahan yang diberikan,
dan kondisi khusus yang dibutuhkan. Pengarah : Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD
Aturan pakai meliputi lama pemakaian obat (durasi) dan Penanggung Jawab : Dra. R. Dettie Yuliati, Apt, MSi
berapa kali obat digunakan dalam satu hari (frekuensi). Ketua : Drs. Heru Sunaryo, Apt
Misal: Sekretaris : Erie Gusnellyanti, S.Si, Apt, MKM
3 kali sehari artinya diminum setiap 8 jam. Tim Narasumber : Sekretariat :
Tablet, kaplet atau kapsul ditelan dengan bantuan air 1. Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt 1. Fachriah Syamsuddin, S.Si., Apt
minum. 2. Dr. Adji Prayitno, Apt 2. I Gusti Ayu Trisnadewi, S.Farm., Apt
3. Dr. Zulazmi Mamdy, MPH 3. Tri Ratna Rejeki, S.Farm., Apt
Sirup kering dilarutkan dulu dengan air matang sesuai
4. Dra. Anis J. Boesrahassan, Apt 4. Utami Tri Adiningsih, S.Farm., Apt
volume yang ditentukan sebelum digunakan sesuai
5. Dra. Azizahwati, Apt 5. Devina Liretha, S.Farm., Apt
takaran. 6. Dr. Purnamawati, Sp.A (K),MMPed
Salep dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.
44 Anggota Tim : 45
Supositoria dimasukkan ke dalam anus.
1. Candra Lesmana, S.Farm, Apt (Kepala Seksi Pemantauan Penggunaan Obat
Obat tetes mata diteteskan secara tegak lurus pada Rasional)
kelopak mata. 2. dr. Ananta (Kasubag Advokasi Hukum dan Humas Setditjen Kefarmasian dan Alkes)
3. Ayu Ramadaniaty, S.Farm, Apt (Kasubag Tata Usaha Direktorat Pelayanan
Kefarmasian)
5. Obat ini apa efek sampingnya? 4. Aji Muhawarman, ST, MKM (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat)
Efek samping setiap kemungkinan efek tambahan obat 5. drg. Widya Garini, M.Kes (Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat)
yang dapat merugikan. 6. Dra. Dyah Juliana Pudjiati, Apt., M.Kes (PP Ikatan Apoteker Indonesia)
Bacalah dengan teliti informasi pada kemasan atau brosur 7. Dra. Tresnawati, Apt (PP Ikatan Apoteker Indonesia)
obat. Saat di apotek, tanyakan pada Apoteker informasi 8. Nofa Stefanus, S.Si., Apt (PP Ikatan Apoteker Indonesia)
yang lebih jelas tentang efek samping obat 9. Indri Mulyani B, Apt (Puskesmas Kembangan, Jakarta Barat)
Selain efek samping, penggunaan obat dapat 10. Vida Aulia Budiany, MA (Yayasan Orang Tua Peduli)
memunculkan kejadian tidak diduga. 11. Vania Gones, S.Farm., M.Phil., Apt (Indonesian Young Pharmacist Group)
12. Niko Rupoko Putro, S.Farm, Apt (Indonesian Young Pharmacist Group)
Gunakanlah obat sesuai dengan petunjuk dan jika ragu 13. Rudi (Advo Humas Setditjen Kefarmasian dan Alkes)
tanyakan pada dokter atau apoteker. 14. Alam Herlambang (Desain Grafis)
15. Choirun Nikmah, S.Ds (Desain Grafis)
46

Anda mungkin juga menyukai