Anda di halaman 1dari 66

Disampaikan oleh:

HERNIINGSIH
• Spesies
30.000 tumbuhan

• Tumbuhan
940 berkhasiat

• Dimanfaatkan
oleh industri
180 jamu tradisional
 Obat Tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral. Sediaan galenik
(ekstrak/campuran bahan tubuh
hewan), atau campuran dari
bahan-bahan tersebut yang
secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Jamu (empiris)

Obat Herbal
OBAT
Terstandar
TRADISIONAL (Praklinis)

Fitofarmaka
(Praklinis dan
Klinis)

PENYEHAT Melalui STTP (Surat Terdaftar


TRADISIONAL Penyehat Tradisional)
• Aman sesuai dengan • Aman sesuai dengan •Aman sesuai dengan
persyaratan yang persyaratan yang ditetapkan, persyaratan yang
ditetapkan,
ditetapkan, • Klaim khasiat dibuktikan
• Klaim khasiat harus
OBAT HERBAL TERSTANDAR secara ilmiah/ uji pra klinik
•Klaim khasiat dan
keamanannya harus
dibuktikan berdasarkan • Telah dilakukan dibuktikan secara pra klinik

FITOFARMAKA
data empiris standardisasi terhadap dan klinik
• Memenuhi persyaratan bahan baku yang digunakan •Telah dilakukan
mutu yang berlaku. dalam produk jadi. standardisasi terhadap
JAMU

• Tingkat pembuktian : • Memenuhi persyaratan mutu bahan baku dan produk


umum dan medium yang berlaku. jadi.
•Memenuhi persyaratan
• Diawali dengan kata-kata • Tingkat pembuktian : umum
mutu yang berlaku.
“secara tradisional dan medium
•Tingkat pembuktian :
digunakan untuk “ atau • Pada klaim biasanya diawali
medium dan tinggi
yang disetujui waktu Membantu, Meringankan,
•Klaim diawali dengan
Memelihara ‘pengobatan’, ‘pencegahan’
 FOHAI
 dokumen yang berisi kumpulan tanaman
obat asli Indonesia beserta informasi
tumbuhan yang penting tentang tanaman
obat asli Indonesia (tanaman obat pilihan,
aman , berkhasiat dan bermutu)
 acuan tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan tradisional integrasi
dengan menggunakan herbal
 DISLIPIDEMIA  DIABETES  HIPERTENSI
(LEMAK DARAH/ 1. Brotowali
KOLESTEROL) 1. Mengkudu
2. Kayu manis 2. Rosela
1. Alpukat
2. Bawang putih 3. Pare 3. Seledri
3. Daun dewa 4. Salam
4. Kunyit
5. Mengkudu
6. Rosela  ANALGETIK-  OBESITAS
7. Temulawak ANTIPIRETIK 1. Jati belanda
(ANTINYERI) 2. Kemuning
1. Jambu mede
2. Kencur
 ANOREKSIA 3. Pule  HIPERURISEMIA
(SUSAH MAKAN) 4. Sambiloto (ASAM URAT)
1. Temulawak 1. Mengkudu
2. Rosela
3. Seledri
 DIURETIK  NEFROLITIASIS  ANTIEMETIK
(PELURUH KENCING) (BATU GINJAL) (ANTIMUNTAH)
1. Alang-alang
1. Alang-alang 2. Keji beling 1. Jahe
2. Kumis kucing 3. Meniran
3. Meniran 4. Sembung
4. Seledri 5. Tempuyung

 PALIATIF DAN  JANTUNG DAN  GASTRITIS


SUPORTIF KANKER PEMBULUH (RADANG LAMBUNG)
1. Ceplukan DARAH 1. Jahe
2. Keladi tikus 1. Alang-alang 2. Kapulaga
3. Kunyit putih 2. Keji beling 3. Kunyit
4. Manggis 3. Meniran 4. Pegagan
5. Sambiloto 4. Sembung 5. Temu lawak
6. Sirsak 5. Tempuyung 6. Temu mangga
7. Temu Kunci

 PELANCAR ASI  HEMOROID


1. Daun katuk 1. Daun Wungu
2. Torbangun
 ARTRITIS  HEPATOPROTEKTOR  PENYAKIT KULIT
(RADANG SENDI) (HATI) (PANU, KADAS,
1. Cabe 1. Kunyit KURAP)
2. Jahe 2. Meniran 1. Ketepeng china
3. Kayu putih 2. Pegagan
3. Paliasa
4. Sereh 4. Temu lawak

 KONSTIPASI  INSOMNIA  ISPA


(SEMBELIT) 1. Pala (Infeksi Saluran
1. Daun sendok 2. Valerian (Ki Saat) Pernapasan)
2. Daun wungu 1. Sambiloto
3. Lidah buaya

 BATUK  DISFUNGSI EREKSI  GASTROENTERITIS


1. Adas 1. Cabe jawa (INFEKSI USUS)
2. Timi 2. Pasak bumi 1. Daun jambu biji
3. Purwoceng 2. Sambiloto
4. Som jawa
DAUN DEWA PULE MENIRAN

SEMBUNG SAMBILOTO BROTOWALI


JATI BELANDA KEMUNING ROSELLA

TEMPUYUNG KEJI BELING KUMIS KUCING


PEGAGAN DAUN WUNGU TORBANGUN

KELADI TIKUS PALIASA DAUN SENDOK


KETEPENG CINA ADAS TIMI

CABE JAWA SIDAGURI SOM JAWA


ANTING-ANTING VALERIAN KLABET

CIPLUKAN MIANA PURWOCENG


NO KOMODITAS YANG DIGUNAKAN DATA MANFAAT EFEK SAMPING

1 Alpukat Daun, biji Uji Praklinik, Uji Alergi lateks, pisang, melon,
klinik dan pir mungkin sensitif silang
dengan alpukat

2 Daun Jambu Biji Daun Uji Praklinik, Uji Konstipasi, alergi.


klinik
3 Jambu Mede Daun Uji Praklinik, Uji Dosis tinggi (ekstrak > 6 g/kg
klinik BB) menunjukkan efek toksik
berupa asthenia, anoreksia,
diare, dan sinkop.

4 Manggis Kulit buah Uji Praklinik Minum jus manggis setiap hari
selama 12 bulan, dapat
mengalami asidosis laktat
berat, diduga akibat alpha-
mangostin
menyebabkan disfungsi
mitokondria.

5 Sirsak Daun dan buah Uji Praklinik Gangguan pergerakan dan


mieloneuropati dengan gejala
serupa
penyakit Parkinson.
NO KOMODITAS YANG DATA MANFAAT EFEK SAMPING
DIGUNAKAN
1 Kemuning Daun Uji Praklinik Belum diketahui

2 Kumis Kucing Daun Uji Praklinik, Uji Tidak ada efek samping
klinik pada penggunaan secara
benar sesuai
dengan dosis terapi

3 Lidah Buaya Daun Uji Praklinik, Uji Spasme dan nyeri perut
klinik bisa terjadi pada
pemberian dosis
tunggal. Penggunaan
berlebih menimbulkan
gejala mual dan
diare hebat.
NO KOMODITAS YANG DIGUNAKAN DATA MANFAAT EFEK SAMPING
1 Bawang Putih Umbi lapis Uji Praklinik, Uji klinik Gastritis. Makan umbi segar, ekstrak
atau minyak dalam
keadaan perut kosong dapat
menimbulkan heartburn, nausea,
vomitus dan diare. Nafas dan keringat
bau bawang putih. Orang
yang belum pernah memakai obat ini
mengalami sedikit alergi.
2 Pare Buah Uji klinik Koma hipoglikemi dan konvulsi pada
anak, peningkatan kadar
glutamil transferase dan fosfatase
alkali, sakit kepala.
3 Seledri Herba Uji Praklinik, Uji klinik Penderita yang sensitif terhadap
tanaman Apiaceae bisa
menyebabkan dermatitis alergika.
Beberapa senyawa kumarin
kemungkinan mempunyai efek
tranquilizer.
4 Cabe Buah Uji praklinik Uji topikal dengan campuran
mengandung 1-5% ekstrak buah
Capsicum selama 48 jam,
menginduksi eritema samar pada 1
dari 10 sukarelawan. Uji topikal
berulang dengan ekstrak buah
Capsicum 0,025% pada 103 subjek
tidak menimbulkan iritasi
atau dermatitis kontak alergik.
5 Cabe Jawa Buah Uji Praklinik, Uji klinik Dapat menimbulkan respiratory
distress syndrome bila
terinhalasi.
NO KOMODITAS YANG DIGUNAKAN DATA MANFAAT EFEK SAMPING
1 Daun dewa Daun Uji Praklinik Gangguan hati
2 Kunyit Rimpang Uji Praklinik, Uji klinik Mual
3 Mengkudu Buah Uji Praklinik, Uji klinik Sedasi, mual, muntah, alergi
4 Rosela Kelopak bunga Uji Praklinik, Uji klinik Walaupun rosela sering digunakan
sebagai teh, data keamanan
yang dilaporkan masih terbatas.
5 Temulawak Rimpang Uji Praklinik Hingga saat ini belum ditemukan efek
samping yang berarti.
Tidak dapat digunakan pada penderita
radang saluran empedu
akut
6 Brotowali Batang Uji Praklinik, Uji klinik Belum diketahui
7 Kayu Manis kulit batang Uji Praklinik, Uji klinik Dapat mencegah pembekuan darah
karena itu hati-hati bila
dikombinasi dengan obat pengencer
darah. Alergi (dermatitis,
stomatitis, gingivitis, glositis, perioral
dermatitis, cheilitis).
8 Salam Daun Uji Praklinik, Uji klinik Belum diketahui
10 Anting - anting Akar Uji Praklinik Sejauh ini tidak dijumpai efek samping
kecuali pemberian dosis
tinggi menyebabkan iritasi pada lambung
dan usus. Dermatitis
kontak dengan getah tanaman segar.
11 Sidaguri Herba Uji Praklinik Belum diketahui
12 Pala Biji Uji Praklinik Radang kulit pada yang peka, diare dan
rasa panas di
perut/lambung. Dosis berlebih dapat
menimbulkan delusi,
halusinasi dan rasa tidak nyaman.
NO KOMODITAS YANG DIGUNAKAN DATA MANFAAT EFEK SAMPING
13 Valerian Akar dan daun Uji Praklinik, Uji klinik Penggunaan kronik dapat menimbulkan
efek samping ringan
seperti sakit kepala, ketegangan, rasa
tidak nyaman dan
insomnia.
14 Ketepeng Cina Daun Uji Praklinik, Uji klinik Penelitian 10 tahun sebagai terapi
dermatitis fungal di kulit di
India melaporkan tidak ada efek samping.
15 Torbangun Daun Uji Praklinik, Uji klinik Meningkatkan risiko perdarahan, hentikan
paling sedikit 2
minggu sebelum operasi atau cabut gigi.
16 Klabet Biji Uji klinik Keringat, urin, ASI yang berbau sirup
maple, diare ringan,
alergi.
17 Kencur Rimpang Uji Praklinik, Uji klinik Heart burn, alergi
18 Pule Kulit kayu Uji Praklinik Pada dosis tinggi dapat menyebabkan
gangguan jantung dan
hipotensi berat karena kandungan
reserpin.
19 Sambiloto Herba Uji Praklinik, Uji klinik Alergi pada pasien yang peka terhadap
famili Acanthaceae.
Pernah ada laporan urtikaria setelah
minum rebusan sambiloto.
Aman dan ditoleransi baik pada dosis
yang direkomendasikan.
Dosis besar menimbulkan rasa tidak enak
di abdomen, vomitus
dan anoreksia, mungkin karena rasa pahit
andrographolide.
20 Jati Belanda Daun Uji Praklinik, Uji klinik Kemungkinan dapat terjadi diare karena
iritasi lambung
21 Alang-Alang Akar (rimpang) Uji Praklinik, Uji klinik Pusing, mual, ingin defekasi
NO KOMODITAS YANG DIGUNAKAN DATA MANFAAT EFEK SAMPING
22 Meniran Herba Uji Praklinik, Uji klinik Pemakaian secara luas tidak dilaporkan
mempunyai efek
samping berbahaya. Hipotensi,
hipoglikemia, gangguan
keseimbangan elektrolit.
23 Keji Beling Daun Uji Praklinik Belum diketahui
24 Sembung Daun Uji klinik Dapat terjadi alergi pada pemakaian
topikal seperti rasa
terbakar, gatal, urtikaria, eritema
edematosis, erupsi papular.
25 Tempuyung Daun Uji Praklinik Belum diketahui
26 Jahe Rimpang Uji klinik Sedikit nyeri abdomen, rasa tidak enak di
ulu hati atau heart
burn dan dermatitis kontak.
27 Ceplukan Daun Uji Praklinik Belum ada data
28 Keladi Tikus Umbi Uji Praklinik Nausea, vomitus, diare sedikit, letargi
29 Pasak Bumi Batang dan akar. Uji Praklinik, Uji klinik Insomnia, gelisah, dan tidak sabar.
30 Katuk Daun Uji Praklinik, Uji klinik Sukar tidur, anoreksia dan bronkiolitis
obliterans (dosis 150 mg
setelah penggunaaan selama 7 bulan
terutama yang dikonsumsi
sebagai jus mentah).
31 Kunyit Putih Rimpang Uji Praklinik Belum diketahui
32 Temu Kunci Rimpang Penelitian dilakukan untuk Konsumsi harian tidak lebih dari 30 g.
mengevaluasi aktivitas Konsumsi berlebih (> 50
anti g/hari selama seminggu berturut-turut),
kanker pinostrobin yang bisa memicu terjadinya
diisolasi dari Kaempferia kemandulan pada wanita.
pandurata
terhadap kultur sel
myeloma.
33 Miana Herba, akar Uji Praklinik, Uji klinik Aritmia, flushing, hipotensi, sakit kepala.
NO KOMODITAS YANG DIGUNAKAN DATA MANFAAT EFEK SAMPING
34 Pegagan Herba Uji klinik Infertilitas, alergi kulit pada pemakaian
topikal, dan efek
sedatif/menekan sistem saraf.
35 Kapulaga Biji Uji Praklinik Sangat sedikit. Alergi (dermatitis kontak),
meningkatkan risiko
perdarahan, hipotensi, dapat memicu
kolik pada pasien dengan
gangguan empedu.
36 Temu Mangga Rimpang Uji Praklinik Belum diketahui
37 Kayu Putih Daun dan kulit batang Uji Praklinik, Uji klinik Umumnya pemberian topikal tidak
merangsang, tidak
menimbulkan alergi, dan tidak fototoksik.
38 Sereh Daun Uji Praklinik Belum diketahui
39 Daun Sendok Daun Uji klinik Belum diketahui
40 Daun Wungu Daun Uji Praklinik Belum diketahui
41 Adas Manis Buah Uji Praklinik, Uji klinik Kadang terjadi alergi pada mukosa
saluran pernafasan yang
dapat menimbulkan asma, mual.
Toksisitas anethole pernah dilaporkan
dengan gejala hipertonia, pergerakan
okular atipik,
twitching, sianosis, anoreksia dan
vomitus.
42 Timi Daun Uji Praklinik, Uji klinik Dermatitis kontak.
43 Purwoceng Herba dan akar Uji Praklinik, Uji klinik Belum diketahui
44 Som Jawa Akar Uji Praklinik Belum diketahui
BAGIAN YANG DIAMBIL WAKTU PENGAMBILAN
Daun Daun tanpa tangkai Sebelum berbunga
Minyak atsiri Daun Sebelum jam 10 tidak boleh
setelah hujan
Tanaman Tanaman Mendekati berbunga
Rimpang Yang dekat dengan Stop tumbuh dipanen setelah
batang/dekat tanah cuaca panas
Batang Batang Batang utama
Akar Akar Telah berumbi
Buah Buah Matang
Biji Biji Buah matang tapi belum pecah
Kulit Kulit kayu Pertengahan batang dan kulit
kayu tidak pecah
Kayu Batang yang berkayu Pohon yang sudah panen
Bunga Bunga Saat berbunga diambil pagi hari
1
• PENYIAPAN TANAH

2
• PEMBENIHAN

3
• PENANAMAN

4
• PEMELIHARAAN

5
• PANEN DAN PASCAPANEN
• Lahan dibersihkan dari bebatuan atau •Memilih pot disesuaikan dengan jenis
gulma dan sisa tanaman lain dan tinggi rendahnya tanaman yang
Lahan digemburkan atau diolah dengan akan ditanam
cangkul atau garpu
•Media tanam dibuat dari campuran
• Membuat saluran air tanag gembur dengan kompos atau
• Membuat lubang tanam (tanaman pupuk kandnag dengan perbandingan
tahunan 30 x 30 cm atau 30 x 40 cm 1:1 atau 2:1, kemudian diaduk rata
dan tanaman semusim 20 x 20 cm
•Pada dasar pot diberi batu kerikil
• Lubang tanam dibiarkan terbuka 7 hari
sehingga kelebihan air dapat dicegah
untuk membuang racun dan
mengaktifkan mikroba •Media dalam pot dibiarkan selama 3
• Tanah bekas galian dicampur kompos hari untuk membuang racun dan
atau pupuk kandang dengan mengaktifkan mikroba
perbandingan 3:1 atau 2:1

LAHAN POT
Alami

a. Tunas b. Rimpang c. Umbi batang d. Umbi lapis


Vegetatif

Buatan a. Cangkok
Sumber b. Stek
Benih

c. Sambung d. Okulasi

•Perbanyakan dilakukan dengan


biji
Generatif
•Biji diperoleh dari tanaman
induk yang sehat dan memiliki
hasil baik
 Penyemaian dilakukan pada pot atau
bedengan yang terlindung dari sinar
matahari langsung. Seminggu sebelum
dipindahkan, tanaman terpapar sinar
matahari dapat beradaptasi dengan
lingkungan tumbuh
 Media penyemaian: campuran tanah
gembur dengan kompos atau pupuk
kandang dengan perbandingan 2:1
atau 1:1
 Media tanam disiram sampai basah
 Biji dibenamkan kurang lebih 1—3 cm
 Disiram pagi dan sore untuk menjaga
media tetap lembap/basah
 Benih dipindahkan ke lahan setelah
1—2 bulan di persemaian atau tumbuh
3—4 lembar daun.
 Benih yang telah siap tanam, dapat langsung ditanam di lahan yang telah
disiapkan, sebelumnya maka media tanam disiram air terlebih dahulu;
 Melakukan penanaman pada awal musim penghujan;
 Waktu penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari sehingga dapat terhindar
dari sengatan terik sinar matahari dan juga mengurangi penguapan pada tanaman
yang baru saja ditanam;
 Sebelum penanaman di dalam pot, benih yang sudah tumbuh di persemaian dapat
ditanam langsung di dalam pot yang sudah berisi media tanam;
 Untuk penanaman di dalam pot, benih yang sudah tumbuh di persemaian dapat
ditanam langsung di dalam pot yang sudah berisi media tanam;
 Untuk penanaman di lahan/tanah pekarangan atau halaman dilaukan dengan cara
mengeluarkan bibit dari polybag ke dalam lobang tanam yang telah disiapkan
dengan jarak tanam yang sudah dutentukan;
 Untuk penanaman dengan menggunakan rimpang, maka benih harus dalam posisi
rebah dan tunas menghadap ke atas;
 Memadatkan tanah disekitar benih agar tanaman kokoh.
 Penyiraman; frekuensinya dapat
diatur sesuai dengan kondisi
kelembaban tanah. Penyiraman
sebaiknya dilakukan setiap hari,
pada pagi dan sore hari. Sistem
pembuangan air pun juga perlu
diperhatikan karena beberapa
jenis tanaman obat tidak tahan
terhadap genangan air.

 Penyulaman; yaitu penanaman


kembali tanaman yang rusak,
mati, atau tumbuh tidak normal.

 Pemupukan; dalam hal ini


sebaiknya pupuk yang digunakan
adalah pupuk organik, karena
pupuk anorganik dikhawatirkan
dapat menimbulkan pengaruh
kurang baik bagi senyawa aktif
pada tanaman obat.
 Penyiangan; dilakukan agar tidak ada
kompetisi antara tanaman budidaya
dan gulma dalam mendapatkan hara
dan cahaya matahari.

 Pembumbunan; dilakukan dengan


tujuan untuk memperkokoh tanaman,
menutup bagian tanaman di dalam
tanah seperti rimpang, umbi atau
akar, serta memperbaiki aerasi tanah.

 Pengendalian OPT; dapat dilakukan


secara mekanis dan penyemprotan
pestisida. Pengendalian mekanis
dilakukan dengan cara menangkap
OPT dan membuang bagian tanaman
yang terserang penyakit. Pengendalian
dengan pestisida diutamakan
menggunakan pestisida alami.
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman yang mencakup kebutuhan hara yang diperlukan
tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik

Adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya


terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman
atau hewan yang telah melalui proses rekayasa untuk
Organik memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Bentuk = Padat & Cair
Contoh = Kotoran sapi, ayam, pembusukan tanaman
Pupuk

Adalah pupuk hasil rekayasa secara kimia, fisik,


dan biologis, dan merupakan hasil industri
Anorganik
(pabrik).
Contoh : NPK. Urea, Phospat
a. Pupuk Kandang
Berasal dari kotoran hewan ternak yang sudah bercampur dengan
jerami/dedak. Mengadnung Nitrogen, Fosfor, Kalium, Magnesium.
Cara pembuatan: kotoran hewan difermentasi di tempat teduh sampai
masak.
Tanda pupuk kandang sudah masak:
 suhunya tidak panas Pupuk kandang

 Warna kehitaman
 Rumput dan kotoran sudah tidak jelas
 Mudah ditaburkan
b. Pupuk Hijau
Pupuk hijau berasal dari daun-daunan yang mudah membusuk di
dalam tanah, tetapi dalam bentuk masih belum membusuk.
Pupuk hijau
Biasanya tanaman kacang-kacangan (kacang tanah, turi, kedelai, dan
lamtoro) yang banyak mengandung unsur N dan mudah terurai.
c. Pupuk Kompos
Pupuk yang dibuat dari berbagai campuran bahan, seperti sampah sisa
makanan, daun-daun, rumput, jerami, dan sedikit kotoran hewan
ternak yang ditimbun lama membusuk dan hancur.
Kandungannya hampir sama dengan pupuk kandang, namun kadarnya
lebih rendah. Kompos

Pupuk a, b, c sebagai pupuk dasar  diberikan


sebanyak 0,5—1 kg setiap lubang tanam
Caranya:
1. Masukkan sisa sampah organik pada
kantong plastik yang telah dilubangi
sekelilingnya
2. Tambahkan gula, EM4, dan air bersih.
Aduk rata.
 Bahan:
3. Ikat plastik, masukkan ke dalam ember dan
• Sisa sampah organik (sayuran, tutup.
hewan)
4. Biarkan selama 3 minggu. Kompos yang
• Gula 0,5 kg matang dicirikan dengan tidak berbau.
• EM4 100 ml 5. Bahan padat dalam plastik bis menjadi
• Ember bekas cat ukuran 25 kg pupuk organik padat, sedangkan cairan
• Plastik besar yang tertampung di dalam ember bisa
• Air bersih 10 liter menjadi pupuk organik cair
 Bahan:
• 0,5 kg pepaya matang / kulitnya
• 0,5 kg pisang matang / kulitnya
• 0,5 kg nanas matang / kulitnya
• 0,25 kg kacang panjang
• 0,25 kg kangkung
• 1,5 kg kg batang pisang muda
• 1 kg gula pasir
• 0,5 lt air kelapa

 Cara Pembuatan:
1. Haluskan semua bahan dan campur rata
2. Masukkan ke dalam wadah dan tutup selama
7 hari
3. Ambil airnya tiap minggu  airnya bisa
bertahan hingga 6 bulan

 Cara Pemakaian:
Campurkan 3—10 ml air EM4 + 1 liter air
 siap digunakan
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, atau membasmi
organisme pengganggu tanaman (OPT) hama dan
penyakit.

Insektisida = serangga Kimia (Sintesis)  Meracuni


Fungisida = jamur,
cendawan Pestisida Nabati (Organik)  Membuat
hama tidak nafsu makan dan
Bakterisida = bakteri mengganggu reproduksi
hama
Pestisida Herbisida = gulma

Rodentisida = hewan
pengerat

Nematisida = cacing

Helisida = siput, bekicot


Bahan Pestisida Nabati : Jahe, bawang merah, bawang putih, nimba,
tembakau, puntung rokok

Jahe + Bawang Putih + Cabai


25 gr jahe 1. Rendam bawang putih dalam minyak tanah selama 24 jam
50 gr bawang putih 2. Blender rendaman bawang putih bersama jahe, cabai
3. Tambahkan sabun colek dan air
25 gr cabai hijau
4. Aduk rata
10 ml minyak tanah
12 ml sabun colek
3 lt air

 Kutu kebul, Ulat grayak, Lalat buat, dan Thrips

Daun Sirsak
100 lembar daun sirsak tumbuk
1. Campur semua bahan
5 lt air
2. Biarkan selama semalaman
15 gr deterjen
3. Saring
Daun Pepaya
1 kg daun pepaya dirajang kecil  1 lt larutan diencerkan
10 lt air dengan 10—15 lt air
2 sdm minyak tanah
50 gr deterjen
Bawang Putih / Bawang Merah (1:19)
100 gr bawang putih 1. Haluskan bawang putih
2. Rendam dalam minyak sayur, biarkan semalaman
10 ml minyak sayur
3. Campur dengan deterjen dan air
1 sdt detergen 4. Saring
1 lt air
 Aplikasi = campurkan 1 pesnab : 10 air

Daun Sirih
1 kg daun sirih
3 butir bawang merah 1. Tumbuk bahan
5 batang serai 2. Tambahkan air, lalu saring
8 lt air 3. Siap digunakan
50 gr deterjen

Puntung Rokok
100 gram puntung rokok 1. Masukkan puntung rokok ke dalam air
600 ml air 2. Diamkan selama 10 hari
 BAHAN TANAM
 Potongan umbi beserta batang tanaman

minimal berumur 10 bulan yang dibuang


bagian daunnya

 Jika diambil dari pasar, batang serai diakarkan terlebih dahulu


dengan cara direndam dalam air
 PERSIAPAN LAHAN & PENANAMAN
• Lahan dibersihkan dari sisa tanaman
sebelumnya dan digemburkan dengan cara
dicangkul dengan kedalaman 30 cm
• Lahan dibuat bedengan selebar 100—120
cm dengan panjang menyesuaikan kondisi
lahan. Jarak antarbedengan 50 cm.
• Buat lubang tanam 30x30x30 cm di
tengah bedengan dengan jarak 100 cm.
• Berikan pupuk kandang atau kompos
sebagai pupuk dasar sebanyak 1
kg/lubang tanam.
• Tanam bibit di atas pupuk dasar dan
timbun dengan tanah.

 MEDIA TANAM DALAM POT


• Campuran tanah dan pupuk
kandang/kompos (2 : 1)
 PERAWATAN
• Penyiraman dilakukan jika tanah mulai terlihat kering
• Pupuk susulan diberikan tiga kalo, yaitu pada umur 1,2, dan 4 bulan:
Urea 5—10 gram/tanaman, ZA 20—30 gram/tanaman, dan KCl 10—
20 gram/tanaman.
• Penyiangan rumput dilakukan 2 bulan sekali hingga tanaman berumur
6 bulan.
• Pembumbunan pertama dilakukan pada tanaman berumur 1
bulan,selanjutnya dilakukan bersamaan dengan penyiangan rumput.
• Pemangkasan daundilakukan pada tanaman yang sudah tua (di atas 6
bulan dan setelah 12 bulan). Tujuan pemangkasan adalah untuk
memperoleh rimpang/umbi yang besar.

 PANEN DAN PASCAPANEN


• Umur panen 8—10 bulan setelah
tanam.
• Panen dilakukan secara berkala,
yakni dengan mencabut beberapa
bagian rimpang umbi beserta
batangnya.
• Batang yang dipanen dibersihkan dari
tanah dan kotoran, pelepah kering
dibuang, dan sebagian daun
dipangkas.
• Batang yang telah bersih selanjutnya
diikat untuk langsung dijual ke pasar.
 BAHAN TANAM (BIBIT)
 Bahan tanam atau bibit berupa potongan rimpang yang sudah tua,
sehat, dan memiliki mata tunas. Setiap potongan minimum memiliki
3 mata tunas atau berukuran 40-60 gram.

 PERSIAPAN LAHAN & PENANAMAN


• Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya dan
digemburkan dengan cara dicangkul dengan kedalaman 30 cm
• Lahan dibuat bedengan selebar 100—120 cm dengan panjang
menyesuaikan kondisi lahan. Jarak antarbedengan 50 cm.
• Buat lubang tanam dengan jarak 50 x 50 cm atau 60 x 60 cm.
• Berikan pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk dasar
sebanyak 0,5—1 kg/lubang tanam.
• Tanam bibit di atas pupuk dasar dengan posisi tunas
menghadap ke atas, lalu timbun dengan tanah. Penanaman
sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.
 MEDIA TANAM DALAM POT
• Campuran tanah dan pupuk kandang/kompos (2 : 1)
 PERAWATAN
• Pada umur 2—3 bulan, berikan pupuk susulan berupa pupuk urea
20 gram/pohon, TSP 10 gram/pohon, dan ZK 10 gram/pohon.
Caranya, cangkul tanah di sekitar tanaman, berikan pupuk ke
dalam lubang, kemudian urug kembali dengan tanah.
• Pada umur 4 bulan, berikan K2O sebanyak 112 kg/ha, dengan
cara ditebar di sela-sela tanaman secara merata.
• Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman berumur 2—4
minggu kemudian dilanjutkan setiap 3—6 minggu sekali,
tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh.
Setelah berumur 6—7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan
penyiangan lagi, sebab rimpang sudah mulai besar. Pada saat
penyiangan rumput sekaligus dilakukan pembumbunan.

 PANEN DAN PASCAPANEN


• Jahe dan lengkuas bisa dipanen pada usia
sekitar 10 bulan.
• Pemanenan dilakukan dengan cara
membongkar seluruh rimpang
menggunakan garpu dan cangkul secara
hati-hati agar rimpang tidak rusak,
kemudian batang dipotong.
• Setelah panen, rimpang dibersihkan dari
tanah dan kotoran yang menempel
menggunakan ari mengalir
 BIBIT
1. Generatif (Biji)  berbuah setelah berumur 5-6 tahun

2. Vegetatif (Okulasi)  berbuah setelah berumur 2—3 tahun

Cat: Beli bibit di tempat pembibitan yang terpercaya


Pilih yang sehat dan sudah berumur 4—5 bulan

 MEDIA TANAM
• Campuran tanah dan pupuk
kandang/kompos (2 : 1)
• Masukkan media ke dalam pot pada
3—6 hari sebelum tanam, lalu letakkan
di tempat terbuka
• Pilih pot berdiameter minimal 40 cm
 PENANAMAN
• Lepaskan polybag bibit dengan hati-
hati lalu letakkan bibit tepat di tengah
pot, timbun kembali dan padatkan.
Setelah itu lakukan penyiraman
secukupnya.
PERAWATAN
• Penyiraman rutin sehari dua kali hingga tanaman berumur 2 bulan,
selanjutnya cukup sehari sekali
• Siangi tanaman pengganggu yang tumbuh di sekitar tanaman di pot.
Bersamaan dengan itu, lakukan pembubunan untuk mengemburkan
tanah dan menaikan tanah ke arah batang tanaman jeruk.
• Pemupukan: pada umur 1 bulan, berikan NPK 5—10 gram/tanaman;
pada umur 6 bulan dan 12 bulan, berikan NPK 15—20 gram/tanaman.
Selanjutnya, pemupukan bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan
dosis yang sama.
• Pangkas cabang-cabang air yang tidak produktif (biasanya di batang
bawah) untuk mempercepat pembuahan.

 PANEN
• Ciri jeruk lemon yang siap
panen yaitu buah sudah
berubah warna menjadi kuning
cerah. Pemanenan buah jeruk
lemon dapat dilakukan dengan
tangan ataupun menggunakan
gunting.
 Umur panen dan bagian yang akan dipanen juga mempengaruhi cara
panen dan pengelolaan pascapanen.
 Daun; Pemanenan daun tanaman obat harus dilakukan dengan hati-hati
karena daun bertekstur lunak dan mudah rusak. Umur petik daun tiap
tanaman juga berbeda, ada yang dipanen saat daun masih muda,
seperti: kumis kucing dan teh. Ada pula tanaman yang dipanen saat
daun sudah tua, contohnya: sirih dan mint. Daun yang dipanen untuk
diambil minyak atsirinya juga harus dilakukan dengan hati-hati dan
harus langsung diolah saat masih segar, agar tidak menghilangkan
kandungan minyaknya.
 Rimpang; Umumnya dapat dipanen pada umur 8-12 bulan. Ketika daun
tanaman sudah mulai menguning dan mengering, rimpang tanaman siap
dipanen.
 Biji; Banyak mengandung tepung, protein dan minyak. Kadar air biji saat
dipanen berbeda-beda bergantung pada umur panen tanaman obat
tersebut. Makin tua umur biji, makin rendah kadar airnya. Sebaiknya
hindari tempat lembap untuk penyimpanan.
 Akar; Untuk akar yang mengandung banyak air pengeringannya
silakukan secara perlahan-lahan guna mengindari pembusukan dan
fermentasi.
1. Mempertahankan dan menjaga
kualitas bahan simplisia
 Mencegah kerusakan
fisiologis
 Mencegah kerusakan
mikrobiologis
 Mencegah kontaminasi hama
 Mencegah/menghilangkan
kontaminasi kimia
2. Meningkatkan daya simpan
bahan simplisia untuk proses
lebih lanjut
3. Meningkatkan nilai jual bahan
simplisia
Tahapan Pembuatan Simplisia

1.
Pengum 2.
pulan Sortasi
Bahan Basah
Baku

4.
3. Pengubah
Pencucian an Bentuk
Lanjutan...

5. Pengeringan 6. Sortasi kering

7. Pengemasan
8. Penyimpanan
1. Sortasi Basah

Kegiatan memilah bahan baku dalam keadaan basah dari


bahan yang tidak diinginkan berupa :

 Bahan tanaman lain yang bukan tanaman dimaksud untuk menjamin


bahan baku betul2 murni
 Bahan tanaman lain yang tidak dikehendaki (akar, ranting dan batang
dipisahkan dari daun)
 Kotoran : tanah, pasir, kerikil, serangga, bagian serangga, kotoran
hewan sehingga bahan baku benar benar bersih
 Bahan organik lain seperti ilalang, tanaman gulma, dsb.
Maksimum 2 %
 Memilah bahan baku berdasarkan ukuran (grading) sehingga
diperoleh bahan baku dengan ukuran yang seragam ( biji2an, buah)
 sarung tangan plastik untuk menjamin kebersihan produk

Tujuan: Mengurangi jumlah pengotor/ bahan asing yang


masih terikut dalam bahan baku akibat proses panen dan
pengumpulan bahan yang kurang tepat
 Pemeriksaan awal bahwa bahan simplisia dalam keadaan segar
(baru panen) dan tidak banyak yang busuk
 Pemisahan bahan simplisia yang layak pasar (marketable) dengan
yang tidak layak pasar
 Membersihkan bahan simplisia dari kotoran/benda asing lain yang
berukuran besar
 Membersihkan bahan simplisia dari yang busuk, tanah, pasir
maupun gulma yang menempel
 Memastikan bahan simplisia benar-benar segar, tidak rusak, tidak
busuk, sudah bebas dan bersih dari kotoran
 Menimbang bahan simplisia hasil penyortiran.
 Mencatat berat simplisia hasil penyortiran.
 Membuat catatan/laporan jika ada hal-hal yang menyimpang
selama penyortiran.
Tujuan

1. Menghilangkan kotoran-kotoran yang


melekat pada bahan tanaman Penampilan fisik
2. Mengurangi kontaminan mikroba yang simplisia lebih
menyebabkan pembusukan pada bahan menarik
tanaman
3. Menghilangkan residu pestisida

Air Bersih
•Bebas dari :
(air minum)
Mikroba patogen: Pseudomonas,
1. Mata air Enterobacter, dsb
2. Air sumur Mikroba indikator pencemar:
3. Air PAM Escherichia coli
Bebas logam berat
Tidak berwarna, Tidak berbau
Manual

Singkat
1. Menggunakan air mengalir –
kotoran tidak menempel
kembali
Mencegah menurunnya
2. Perendaman berulang (daun,
kualitas bahan baku
biji)
3. Penyemprotan untuk kotoran
yang kuat melekat (batang, Zat aktif larut dalam air
rimpang/umbi)
4. Penyikatan-sikat halus bagian
yang sulit dibersihkan
(rimpang/umbi)
Tujuan
1. Membuang sisa air pencucian
2. Memudahkan perajangan
3. Mempercepat pengeringan

Bahan tidak mudah ditumbuhi


bakteri dan jamur

Bahan dihamparkan pada rak – rak dari


kawat kasa/ nyiru /keranjang plastik
berlubang sehingga air sisa pencucian
dapat menetes
Tujuan

1 . Memudahkan proses
pengeringan Bahan (agak keras-besar)
2. Memudahkan proses
pengemasan dan
1. Akar
penyimpanan
2. Kayu
3. Memudahkan proses
3. Batang
pengolahan selanjutnya
4. Buah
(ekstraksi)
5. Umbi
6. Kulit kayu
Ukuran Rajangan

Terlalu tipis – Kehilangan zat aktif (mudah menguap)


Simplisia mudah patah/remuk
Terlalu tebal – pengeringan lama
mudah kontaminasi mikroba
bahan mudah busuk

Arah Rajangan
Membujur (Split)
Sel sel tidak pecah, minyak atsiri tidak mudah
menguap
Melintang (Slice) -> lebih cepat kering
Ketebalan antara 3-4 mm
Arah Rajangan

Membujur , dikerat di kedua sisi – kulit batang dilepaskan


panjang 5-15 cm lebar 2,5 cm

Manual
Menggunakan mesin perajang

Mata pisau tajam -> Tidak merusak penampilan fisik


Pisau bersih -> Mikroba pembusuk tidak tumbuh
Terbuat dari bahan stainless steel – Tidak berkarat
Karat -> Merusak Zat aktif
Logam berbahaya
Proses penghilangan sebagian besar air dari bahan dengan
menggunakan panas hingga mencapai kadar air yang
dibutuhkan

Kadar air simplisia ≤ 10 %

Tujuan
• Mengurangi aktivitas air
• Menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba patogen
angka kamir ≤ 104, (Aspergillus flavus ---> aflatoksin, 30 bpj),
• Menghambat terurainya zat aktif krn aktifitas enzim
• Memperpanjang umur simpan
• Meningkatkan kualitas simplisia
Sinar matahari

• Memanfaatkan energi panas matahari


langsung
• (Petani /pengumpul)
• Ketebalan hamparan diperhatikan
• Kulit kayu, Batang, Biji, rimpang
• Sederhana, mudah dan murah
• Kurang higienis (terbuka)
• Mudah terkontaminasi oleh mikroba udara
• Bergantung kepada iklim/cuaca
.

Tujuan
Memisahkan kotoran, bahan organik asing, pengotor fisik,
dan simplisia yang rusak akibat proses penanganan
sebelumnya

Ditimbang Simplisia layak pasar


/tidak layak pasar

% Rendemen ?
Tujuan
 Mempermudah penyimpanan dalam gudang
 Melindungi simplisia pada saat pengangkutan,
dan distribusi, penyimpanan
 Mengefisienkan proses pengiriman
 Melindungi simplisia dari ganguan luar
 (suhu, kelembaban, sinar).
 Melindungi simplisia dari pencemaran mikroba
 Melindungi simplisia dari serangan berbagai jenis serangga
 Melindungi simplisia dari kerusakan mekanik
 Menarik perhatian konsumen
 Bahan pengemas terjamin kebersihannya
 Kering
 Bahan pengemas: bahan plastik
 Silika gel untuk menyerap udara
 Seal menggunakan Pengemas Vakum
 Pelabelan
(identitas, jumlah, kualitas, tanggal
produksi, dan tanggal kadaluarsa)
Fakto Penyebab Kerusakan Simplisia:

 Kadar air
 Kelembaban
 Sinar mata hari langsung
 Oksigen - udara
 Reaksi kimia
 Hama (kutu, rayap,tikus,kecoa )
 Kapang (mycotoxin)
Persyaratan Gudang

 Bersih
 Tertutup
 Penerangan memadai
 Sirkulasi udara bagus
 Tidak lembab (30-55 %)
 Tidak kena sinar matahari langsung
 Digunakan alas kayu untuk meletakkan
simplisia

Sistim “Fisrt in-First Out” (FIFO)


Pengeluara simplisia “Mendahulukan yang disimpan lebih awal”
Pengawasan Mutu
1. Penanaman (GAP)
2. Pengolahan (GHP)
3. Penyimpanan pada Jarak Waktu Tertentu

Tujuan
Teknis Pengawasan Mutu bertujuan agar simplisia yang
digunakan adalah benar, bersih, aman, dan berkhasiat
1. Keterulangan keaslian simplisia
2. Varietas tumbuhannya
3. Faktor lingkungan
4. Bagian tumbuhan yang diambil
5. Waktu panen
6. Perlakuan pascapanen
7. Alat yang dipakai pascapanen
8. Pestisida yang dipakai
a. Dikonsumsi b. Pemakaian Luar
• Rebus = daun dewa = darah tinggi • Tapal = bawang putih = bisul
• Seduhan = stevia = diabetes • Balur = bawang merahh = sakit perut
• Perasan = jeruk nipis • Oles = lidah buaya = gigitan nyamuk
• Mandi = daun pandan, jeruk purut

c. Penguapan Hal Yang Harus Diperhatikan

• Ratus = sirih, kayu manis, cengkeh • Merebus menggunakan api kecil


= keputihan • Alat bersih dan higienis (kuali tanah liat
• Ratus daun serai = relaksasi atau stainles steel
• Sauna = serai wangi = menghilangkan • Merebus air disisakan setengahnya
pegal dan menyegarkan badan • Diseduh suh harus 80 C
Contoh Produk Olahan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai