Anda di halaman 1dari 2

Nama : Bagus Galih Pratama

NIM : 20190102018

UAS Pemeriksaan Akuntansi 1

1. Opini audit terdiri dari :


• Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) –WTP
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan
data secara real dan wajar. Dalam semua hal yang material, hasil usaha, posisi keuangan,
serta arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Ini adalah pendapat yang dikemukakan dalam laporan auditor dalam bentuk baku.
Kriteria pendapat wajar tanpa pengecualian antara lain.
1. Laporan keuangan lengkap
2. Tiga standar umum telah dipenuhi
3. Bukti yang cukup telah diakumulasi untuk menyimpulkan bahwa tiga standar lapangan
telah dipatuhi
4. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP (Generally Accepted Accounting
Principles)
5. Tidak terdapat keadaan yang memungkinkan auditor untuk menambahkan paragraf
penjelas atau modifikasi laporan.
• Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified Unqualified
Opinion)-- WTP-DPP

Keadaan tertentu membuat auditor harus menambahkan suatu paragraph penjelasan (atau
bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.

Auditor menyampaikan pendapat ini jika:

1. Kurang konsistennya suatu entitas dalam menerapkan GAAP

2. Keraguan besar akan konsep going concern Auditor ingin menekankan suatu hal

• Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) –WDP

Pendapat wajar disertai pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di seluruh Indonesia, kecuali untuk dampak
hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Suatu laporan yang diterbitkan dengan
qualified opinion apabila auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah
disajikan secara wajar tetapi ada pembatasan ruang lingkup audit atau data keuangan
menunjukan kelalaian dalam mengikuti GAAP/PSAK

• Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) –TW


Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan yang tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
Suatu laporan yang diterbitkan mendapat opini tidak wajar apabila auditor yakin bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga
tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan perusahaan atau hasil operasi dan arus kas sesuai
dengan GAAP.
2.
• Materialitas Keseluruhan (Overall Materiality)

Materialitas Keseluruhan didasarkan atas apa yang layaknya diharapkan berdampak terhadap
terhadap keputusan yang dibuat pengguna laporan keuangan. Jika auditor memperoleh informasi
yang menyebabkan ia menentukan angka materialitas yang berbeda dari yang ditetapkannya
semula, angka materialitas semula seharusnya direvisi.

• Overall Performance Materiality

Overall performance materiality ditetapkan lebih rendah dari overall materiality. Performance
materiality memungkinkan auditor menanggapi penilaian risiko tertentu (tanpa mengubah overall
materiality) dan menurunkan ke tingkat rendah yang tepat (appropriately low level)probabilitas
salah saji yang tidak dikoreksi dan salah saji yang tidak terdeteksi secara agregat (aggregate of
uncorrected and undetected misstatement) melampaui overall materiality. Performance
materiality perlu diubah berdasarkan temuan audit.

3. Menurut saya, KAP ABC perlu mengirimkan surat konfirmasi kepada seluruh pelanggan
perusahaan kliennya, karena auditor juga perlu menguji eksistensi dan keakuratan data yang ada.
Konfirmasi yang digunakan menurut saya adalah dengan menggunakan konfirmasi positif unutk
mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang disajikan dalam konfirmasi tersebut sudah
benar (dengan menyebutkan nominal). Jika hasil dari konfirmasi ternyata memiliki perbedaan
maka auditor harus menentukan dan mempelajari apa penyebab perbedaan tersebut. perbedaan
dalam konfrimasi yang sering terjadi , antara lain :
• Pembayaran telah dilakukan sebelum tanggal konfirmasi dilakukan
• Barang belum diterima, hal ini disebabkan perusahaan mencatat penjualan pada tanggal
pengiriman dan pelanggan mencatat akuisisi ketika barang diterima
• Barang telah dikembalikan, perusahaan lalai untuk mencatat memo kredit yang bisa
dikarenakan perusahaan mencatat retur dan pengurangan penjualan di waktu yang berbeda atau
bisa juga dicatat dengan tidak tepat
• Kesalahan klerikal dan jumlah yang diperdebatkan, biasanya disebabkan pernyataan dari
pelanggan karena adanya kerusakan barang, kesalahan harga , dll

Anda mungkin juga menyukai