MEKANIKA TANAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
AZHAR 218190037
AHMAD 218190044
RAHIMA 218190043
ALHAMDI ALDHI 218190045
SUKMAWATI 218190048
MIRSANDY PERMANA P 218190050
MUH. FAIZAL 218190056
MUH. RIDHA ABD. RAHIM 218190060
ILHAM 218190066
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Analisa saringan adalah mengayak atau menggetarkan contoh tanah yang
telah kering sebanyak 1250 gram melalui satu set saringan (No. 4, 8, 12, 16, 40,
100, 200, dengan pan) di atas mesin pengguncang, dimana lubang-lubang
saringan makin kecil secara berurutan selama 15 menit. Kemudian masing-masing
tanah yang tertahan dalam saringan ditimbang beratnya. Metode yang digunakan
adalah sistem AASHTO dan sistem Unified.
Adapun Fungsi dari analisa saringan adalah menentukan variasi ukuran
partikel-partikel yang ada pada tanah, variasi tersebut dinyatakan dalam
persentase dari berat kering total.Karena sifat-sifat tanah tergantung pada ukuran
butirnya, sehingga Untuk membedakan serta menunjukkan dengan tepat masing-
masing sifat tanah ini telah digunakan metode sistimatik sehingga tanah-tanah
tertentu dapat dipilih dengan tepat.
B. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat Yang Digunakan
a. Satu unit saringan no.4,8, 12,16,40, 50, 100, 100, 200 dengan pan.
b. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
c. Motoriseddynamicsievesshaker.
d. Oven laboratorium.
e. Timbangan
1
2. Prosedur Percobaan
a. Menyiapkan contoh tanah sebanyak 1250 gram.
b. Tanah dibersihkan sampai terhindar dari kotoran
c. Sampel yang sudah bersih di oven selama 24 jam
d. Timbang saringan satu per satu, lalu susun menurut ukuran saringan.
Mulai dari pan, lubang saringan terkecil dan seterusnya sampai lubang
saringan terbesar.
e. Masukkan tanah pada saringan teratas kemudian tutup. Pasang saringan
pada mesin saringan lalu hidupkan motor pengguncang selama 15 menit.
f. Biarkan selama beberapa menit untuk memberi kesempatan debu-debu
mengendap
g. Buka saringan tersebut, kemudian timbang isi saringan masing-masing.
2
2. Tabel Saringan
3. Analisa Data
a. Berat tertahan = ( berat saringan + tertahan ) – ( berat saringan )
Nomor saringan 4 = 601.5 – 414.9 = 186.6
8 = 692.3 – 408.2 = 284.1
12 = 590.5 – 406.2 = 184.3
16 = 546.8 – 405.3 = 141.5
40 = 672.2 – 405.5 = 266.7
50 = 425.5 – 393.1 = 32.4
3
100 = 463.2 – 390.0 = 73.2
200 = 397. 2 – 372.0 = 25.2
Pan = 491.9 – 436.0 = 55.9
b. Ʃ berat tertahan
Nomor saringan 4 = 186.6
8 = 186.6 + 284.1 = 470.7
12 = 470.7 + 184.3 = 468.4
16 = 468.4 + 141.5 = 325.8
40 = 325.8 + 266.7 = 408.2
50 = 408.2 + 32.4 = 299.1
100 = 299.1 + 73.2 = 105.6
200 = 105.6 + 25.2 = 98.4
Pan = 98.4 + 55.9 = 81.1
4
50 = 14.944% -2.592 % =12.352 %
100 = 12.352% - 5.856% =6.496 %
200 = 6.496% - 2.016% =4.48 %
Pan = 4.48% - 4.472% = 0.008%
D. KESIMPULAN
Dalam percobaan ini diproleh 3.288 % yang lolos saringan No. 200 serta
di peroleh 2.696% yang tertahan saringan No. 200, sehingga tanah
tersebut termasuk jenis tanah granuler (lolos saringan No. 200 < 35 %),
(Lihat Tabel 7 SISTEM AASHTO).
Termasuk jenis tanah berbutir halus < 50% melalui saringan no.200 dalam
kategori lempung tak anorganik dengan plastisitas rendah sampai dengan
sedang lempung berkerikil, lempung berpasir, lempung berlanau, lempung
“kurus” (lean clays). (Sumber: Braja M.Das (1995), Mekanika Tanah, Jilid
I. Hal 71, Erlangga, Surabaya.
E. Dokumentasi Percobaan
5
Gambar saringan gradasi Gambar alat timbangan
6
penimbangan Penyaringan sampel
7
Proses penimbangan sampel
8
BAB II
BERAT JENIS TANAH
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berat jenis (spesific gravity) tanah (Gs) didefinisikan sebagai perbandingan antara
berat volume butiran padat (ys) dengan berat volume air (yw) pada temperatur
tertentu. Biasanya diambil pada temperatur 27,5 ºC. Rumus untuk mencari berat
jenis adalah: Gs = ys / yw
Gs tidak berdimensi. Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar antara 2,65
sampai 2,7 seperti pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1. Berat jenis tanah
Tabel Pembagian Jenis Tanah Berdasarkan Berat Jenis
Type Tanah Gs
Sand (Pasir) 2,65 – 2,67
Silty Sand (Pasir Berlanau) 2,67 – 2,70
Inorganic Clay (Lempung Inorganik) 2,70 – 2,80
Soil with mica or iron 2,75 – 3,00
Gambut <2
Humus Soil 1,37
Grafel > 2,7
9
B. ALAT YANG DIGUNAKAN DAN PROCEDUR PERCOBAAN
3. Alat Yang Digunakan
a. Saringan No. 4
b. Picno 1A dan 2C
c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
d. Oven laboratorium
e. Alat vacum
2. Prosedur Pekerjaan
a. Mengambil tanah kering yang telah diayak dengan ayakan standar No. 4.
b. Picnometer ditimbang terlebih dahulu harus dalam keadaan normal.
c. Diisi material atau sampel yang telah di ayak dengan standar perkiraan
untuk picnometer 1A dengan berat 207,5 gram dan picno 2C dengan berat
234,4 gram terus diisi dengan air.
d. Setelah diisi air tabung picnometer di vakum. Lamanya tergantung dari alat
vakum, jika alat vakumnya bagus digunakan waktunya bisa mencapai 15
menit.
e. Setelah di vakum ditimbang/ukur.
10
Tabel Faktor Koreksi ()
Type Tanah Gs
Sand (Pasir) 2,65 – 2,67
Silty Sand (Pasir Berlanau) 2,67 – 2,70
Inorganic Clay (Lempung Inorganik) 2,70 – 2,80
Soil with mica or iron 2,75 – 3,00
Gambut <2
Humus Soil 1,37
Grafel > 2,7
11
1. Berat Tanah, (I) = (berat tanah kering + labu - berat labu ukur )
= 95.2 – 55.9
= 39.3 gram
Berat Tanah, (II) = (berat tanah kering + labu - berat labu ukur )
= 94.3– 55.7
= 38.6 gram
a. Pengujian 1
39.3
0.9982
= 118. 142. X
39.3 + - 3
7 2
2.48
=
2
b. Pengujian II
0.998
38.6 X
23
=
38. 114 137
+ -
6 .2 .3
=2.4
85
12
Berat Jenis Rata-rata, Gs Gs1 + Gs2
= 2
2.482 + 2.485
=
2
= 2.4835
E. KESIMPULAN
F. DOKUMENTASI PERCOBAAN
13
Gambar labu ukur proses pemanasan sampel
BAB III
14
A. PENDAHULUAN
Batas plastis adalah kadar air terendah dimana tanah dianggap dalam
keadaan plastis. Untuk menentukan kadar air pada percobaan batas plastis dapat
ditentukan dengan menggulung contoh tanah yang lolos saringan No. 4 dengan
telapak tangan pada plat kaca sehingga diameter dari batang tanah yang dibentuk
demikian mencapai 1/8 inci atau 3,3 mm sampai terlihat tanah menjadi retak atau
pecah, kemudian masukkan dalam oven selama 24 jam untuk mengetahui kadar
airnya. Metode yang digunakan adalah ASTM Test Designation D-424
Batas plastis didefenisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam presentase,
dimana tanah apabila dibentuk, diolah menjadi bentuk baru tanpa retak-retak.
Kadar terendah dimana tanah dianggap dalam keadaan plastis disebut batas plastis
(PL) dari tanah itu. Indeks plastisitas (PI) adalah perbedaan antara batas cair dan
batas plastisitassuatu tanah. PI = LL – PL. Pemeriksaan batas plastis berfungsi
menentukan kadar minimum dan indeks plastisitassuatu tanah.
Batas plastis ini diperlukan untuk mengetahui keadaan suatu tanah memiliki kadar
air yang memungkinkan tanah itu masih berada dalam keadaan plastis ke keadaan
semipadat.
15
1. Alatbatascair standard (Atterberg)
2. Alatpembuatalur
Grooving tool (ASTM) untuktanahkepasiran
Grooving tool (Cassagrande) untuktanahkohesif
3. Spatula
4. Botol, berisi air suling (Botolsemprot)
5. Plat kaca
6. Tin box (cawan)
7. Desikator
8. Oven
9. Timbangandenganketelitian 0,01 gram
B. Prosedur Percobaan
a) Mengambil tanah kering yang telah diayak dengan ayakan standar no. 40
dan dicampur dengan air supaya homogen.
b) Contoh tanah adukan diambil sedikit dan ditaruh diatas plat kaca, kemudian
dibentuk seperti kelereng dan digulung sehingga tanah tersebut akan putus pada
waktu mencapai diameter 3 mm dan apabila digulung lagi akan menjadi hancur.
c) Gulungan tanah itu dimasukan kedalam wadah kemudian ditimbang dan
selanjutnya dimasukankedalam oven selama 24 jam dengan temperatur 105
derajat celcius yang dalam keadaan konstan.
d) Percobaan ini minimum dilakukan 2 kali guna mengontrol percobaan
sehingga
C. PEMBAHASAN
a. Batas plastis benda uji ditentukan berdasarkan nilai kadar air benda tersebut.
b. Sampel tanah dinyatakan Non Plastis (NP) apabila nilai batas cair dan batas
plastis tidak bias dipadatkan.
c. Dari hasil nilai batas cair dan batas plastis dapat dihitung nilai indeks plastisitas
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
PI = LL — PL
Dengan:
PI = indeksplastisitas
16
LL = batascair
PL = batasplastis
Tabel hasil Pengamatan Batas Plastis
A Nomor tin box A B
D. ANALISIS DATA
a. Percobaan 1
1. Berat Air = (Berat tin box +tanah basah) – (Berat tin box +tanah kering)
= 31.3 – 27.7
= 3.6 gram
Jadi, berat air yang terdapat pada sampel adalah 3.6 gram
2. Berat Tanah Kering = (Berat tin box + tanah kering) – Berat tin box
= 27.7 – 13.7
= 14 gram
Jadi, berat tanah apabila di keringkan adalah 14 gram
berat Air
3. Kadar Air = x 100%
Berat Tana h Kering
3.6
= x 100%
14
= 25.71%
Jadi, kadar air yang terkandungdalamsampeltersebutadalah 25.71%.
b. Percobaan 2
17
1. Berat Air = (Berat tin box +tanah basah) – (Berat tin box +tanah kering)
= 36.6 – 32.2
= 4.4 gram
Jadi, berat air yang terdapat pada sampel adalah 4.4 gram
2. Berat Tanah Kering = (Berat tin box + tanah kering) – Berat tin box
= 32.2 – 14.4
= 17.8 gram
Jadi, berat tanah apabila di keringkan adalah 17.8 gram
berat Air
3. Kadar Air = x 100%
Berat Tana h Kering
4.4
= x 100%
17.8
= 24.71%
= 25.21 %
c. Index Plastisitas (PI) = Batas Cair(LL) – Batas Plastis(PL)
= 77.32 % - 25.21 %
= 52.11 %
E. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, diperoleh kadar air dari sampel yang digunakan yaitu
25.71% dan 24.71% dan batas plastis 25.21%
F. DOKUMENTASI PERCOBAAN
18
19
Proses pengambilan sampel
BAB VI
TEST KEPADATAN TANAH
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemadatan adalah suatu proses menaikkan berat unit tanah dengan memaksa
butiran-butiran tanah menjadi lebih rapat dan mengurangi pori-pori udara. Tingkat
kepadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan. Bila air
ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan
berfungsi sebagai unsur pembasah (pelumas) pada pertikel-partikel tanah. Karena
adanya air, partikel-partikel tanah tersebut akan lebih mudah bergerak dan
bergeseran satu sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih rapat/padat.
Pemeriksaan komposisi berfungsi untuk mendapatkan harga kepadatan kering dan
kadar air optimum dalam suatu kepadatan dengan energi tertentu.
20
d. Alat penumbuk berat 4,54Kg
e. Pengikis, sendok, pahat, dan palu.
f. Cawan.
g. Ayakan / saringan no. 4.
h. Oven.
i. Alatperatadaribesi.
j. Gelas ukur
2. Prosedur Percobaan
a. Persiapan Percobaan
a) Contoh tanah dari lapangan dijemur sampai kering udara sebanyak 10
Kg.
b) Contoh tanah tersebut dibagi dalam 5 bagian, masing-masing 2 kg
ditambah air yang berbeda cc nya.
c) Sebuah contoh tanah ditambah air kira-kira dalam keadaan plastis. Cara
plastis untuk memperkirakan keadaan ini adalah pada waktu mencampur
tanah digunakan dengan tangan, bila tanah tepat dalam keadaan
menggumpal maka itulah kira-kira dalam keadaan plastis.
d) Dua contoh tanah ditambah air kurang dari keadaan plastis dan dua
lainnya ditambah air lebih dari keadaan plastis.
e) Setelah tanah tercampur merata, ke lima contoh tanah disimpan dalam
kantong plastik agar airnya tidak menguap selama 24 jam sehingga
airnya dapat tercampur tanah dengan merata.
b. ProsedurPercobaan
Dalam setiap mould tanahdibagidalam 3 lapis. Ditumbuksebanyak 25
kali dengan hammer 10 lbdengantinggi 12 inci.
Penumbukandenganelectrik yang
dapatmenumbukdengantinggijatuhtetapdanpenumbukansecarameratadiper
mukaan, karenadasardari mould dapatberputar.
Contohtanah yang sudahditumbukdiratakandenganpengikissesuaidengan
mould.
21
Mould dan contoh tanah ditimbang.
Tanah dikeluarkan dari mould dan diperiksa kadar airnya pada bagian atas
dan bawah mould kemudian masukkan dalam kontainer dan dioven
selama 24 jam.
Mould ditimbang untuk mengetahui berat tanahnya.
D. ANALISA DATA
a. Berat Tanah Basah
Sampel A = (Berat Tanah Basah + Berat Mould) - (Berat Mould)
= 5340.6 – 3679.6
= 1661
Sampel B = (Berat Tanah Basah + Berat Mould) - (Berat Mould)
= 5118.0 – 3394.1
= 1723.9
Sampel C = (Berat Tanah Basah + Berat Mould) - (Berat Mould)
= 5667.0 – 3679.6
= 1987.4
b. Volume Mould
22
Sampel A = πr² * t
= 11.8 * 52 * 10
= 2950
Sampel B = πr² * t
= 11.8 * 52 * 10
= 2950
Sampel C = πr² * t
= 11.8 * 52 * 10
= 2950
c. Berat Air
Sampel A = (Tanah basah+mould) – (Tanah kering+mould)
= 5340 – ( 2.000 + 3679 )
= 339
Sampel B = (Tanah basah+mould) – (Tanah kering+mould)
= 5118 – ( 2.000 + 3394 )
= 276
Sampel C = (Tanah basah+mould) – (Tanah kering+mould)
= 5667 – ( 2.000 + 3679 )
= 12
d. Kadar air
Berat Air
Kadar Air A = x 100%
Berat Tanah Kering
339
= x 100%
2000
= 16.95 %
Berat Air
Kadar Air B = x 100%
Berat Tanah Kering
276
= x 100%
2000
= 13.8 %
Berat Air
Kadar Air C = x 100%
Berat Tanah Kering
23
12
= x 100%
2000
= 0.6 %
24
E. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil percobaan pemadatan tanah di atas maka dapat kita
simpulkan bahwa semakin banyak berat air maka kadar airnya akan semakin
berkurang apabila air tidak ditambahkan.
F. DOKUMENTASI PERCOBAAN
25
Penumbukan sampel untuk Penimbangan sampel untuk
pemadatan tanah pemadatan tanah
BAB V
PERCOBAAN KADAR AIR TANAH
1. PERHITUNGAN
Inventarisasi :
TanggalPercobaan : 25 Juni 2020
Diketahui :
a. Berat Tin Box (A) = 14.4
b. Berat Tin Box (B) = 13.7
c. Berat Tin Box + Tanah Basah (A) = 95.5
d. Berat Tin Box + Tanah Basah (B) = 111.4
e. Berat Tin Box + Tanah Kering (A) = 89.2
f. Berat Tin Box + Tanah Kering (B) = 103.3
Ditanyakan :
a. Berat air
b. Berat tanah kering
c. Kadar air ()
d. Rata – rata (w)
Penyelesaian :
a. Berat air
26
Sampel A = (Berat Tin Box + Tanah Basah) - (Berat Tin
Box + Tanah Kering)
= 95.5– 89.2
= 6.3
Sampel B = (Berat Tin Box + Tanah Basah) – (Berat Tin
Box + Tanah Kering)
= 111.4 – 103.3
= 8.1
c. Kadar air
b erat air
Sampel A = x 100 %
berat tanah kering
6.3
= x 100 %
74.9
= 8.41 %
berat air
Sampel B = x 100 %
berat tanah kering
8.1
= x 100 %
89.6
= 9.04 %
27
d. Kadar air rata-rata
( kadar air ( A )) +(kadar air ( B ) )
=
2
8.41+9.04
=
2
= 12.93 %
Gra
A Berat Tin Box 14.3 13.7
m
Gra
B Berat Tin Box + Tanah Basah 95.5 111.4
m
Gra
C Berat Tin Box + Tanah Kering 89.2 103.3
m
Gra
D Berat Air = ( B - C ) 6.3 8.1
m
28
Gra
E Berat Tanah Kering = ( C - A ) 74.9 89.6
m
DOKUMENTASI PERCOBAAN
29
Proses pengambilan sampel menggunakan speedy moisture tester
BAB VI
DYNAMIC CONE PENETRATION (DCP)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengujian cara dinamis ini di kembangkan oleh TRLL (Transport and Road
Research Laboratory), Crowthorne, inggris dan mulai diperkenalkan di indonesia
sejak tahun 1985 / 1986. Pengujian dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR
(California BearingRatio) tanah dasar, timbunan, dan atau suatu sistem
perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data kekuatan tanah sampai
kedalaman + 70 cm dibawa permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan
tanah dasar, pengujian ini dilakukan dengan mencatat data masukkanya konus
yang tertentu dimensi dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari
palu/hammer yang berat dan tinggi jatuh tertentu pula.
Pengujian ini biasanya digunakan untuk keperluan perkerasan jalan, untuk
mendapatkan nilai CBR lapangan suatu subgrade untuk dasar perkerasan jalan.
2. Maksud Dan Tujuan Penelitian
30
Pengujian ini dilakukan untuk dapat mengetahui kekuatan suatu tanah pada
kedalaman ± 1.0 meter, yang dapat dikorelasi dengan nilai CBR lapangan
25
X1
X1 -
Xo
a. Ulangi lagi prosedur 3 dan 4 berulang kali sampai batas kedalaman yang
akan diperiksa. Masukkan data X2, X3,..........Xn pada baris n=2,
n=3,........n=n
b. Isilah kolom ke 3 pada formulir data yaitu selisih antara X1 dengan Xo
(1,2,3,4,......n) . isilah kolom ke 4 (tumbukan per 25 mm)dengan rumus.
25
Xn
Xn-1 - Xn
31
C. DATA HASIL PERCOBAAN
Data Hasil Pengamatan DCP
DCP Data
Titik 1 Titik 2
Pukulan Pukulan
Kedalaman (cm) Kedalaman (cm)
Ke- Ke-
1 2.5 1 1.1
2 3.7 2 2.5
3 4.6 3 3.5
4 5.5 4 3.9
5 6.1 5 4.3
6 7 6 4.8
7 8 7 5.3
8 8.5 8 5.7
9 8.8 9 6
10 9.1 10 6.5
Sumber : Pengelolahan Data 2020
D. ANALISA DATA
A. Penetrasi
Menghitung DCP di titk 1
DCP = ( Pembacaan DCP ke n – Pembacaan DCP Sebelumnya)
= (2.5 - 0)
= 2.5
Menghitung DCP di titk 2
DCP = (Pembacaan DCP ke n – Pembacaan DCP Sebelumnya)
= (1.1 -0)
= 1.1
B. Menetukan penetrasi per 25 mm
Penetrasi 25 mm = (25 / Penetrasi) x Jumlah tumbukan
= (25 / 2.5) x 1
= 10
Penetrasi 25 mm = (25 / Penetrasi) x Jumlah tumbukan
32
= (25 /1.1 ) x 1
= 22.72
E. KESIMPULAN
berdasarkan dari data dapat disimpulkan bahwa antara jumlah tumbukan dengan
penetrasi dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah tumbukan maka
semakin dalam penetrasi yang diukur
F. DOKUMENTASI PERCOBAAN
33
Proses pengujian DCP
BAB VII
PEMERIKSAAN SAND CONE
A. PENDAHULUAN
1. LatarBelakang
Permukaan jalan dapat berupa perkerasan fleksibel atau perkerasan kaku dan
itu tergantung pada lapisan tanah yang berada di bawahnya. Tebal perkerasan
tergantung juga pada karakteristik lapisan tanah yang berada di bawahnya yang
harus ditentukan sebelum perencanaan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan lapangan berupa pemeriksaan sand cone yang memiliki maksud
untuk menentukan kepadatan lapisan tanah dengan cara pengukuran volume
lubang secara langsung.
34
2. Maksud Dan TujuanPercobaan
Adalah untuk mengetahui kepadatan dari lapisan atau perkerasan yang telah
dipadatkan. Kepadatan lapangan adalah berat kering tanah per satuan isi tanah.
Prosentase kepadatan adalah kepadatan lapangan dibagi dengan berat isi dari
standar tanah percobaan dilaboratorium.
2. Prosedur Percobaan
1. Menentukan berat isi kering pasir standar.
2. Menimbang berat pasir yang digunakan dalam botol.
3. Menentukan volume corong.
4. Membuat lubang pada tanah yang akan dites dengan meletakkan plat
diameter atas 16,51 cm.
5. Botol dengan corongnya yang berisi pasir dipasang dengan terbalik dan kran
dibuka.
6. Pasir yang masuk lubang ditentukan beratnya sehingga volumenya dapat
dihitung.
7. Tanah hasil lubang tadi ditimbang maka volume tanah basah dapat
ditentukan.
35
8. Ambil tanah basah sedikit dan ditentukan water contentnya untuk
menentukan kepadatan lapisan tanahnya..
36
D. ANALISA DATA
a. menghitung kadar air (ω)
dimana : ω = (Ws / Ww) x 100%
ω = Kadar air (%).
Ww = Berat air (gram).
Ws = Berat tanah kering (gram).
Ws
Kadar air,ω = x 100 %
Ww
101−70,7
= x 100 %
101
= 30 %
37
γw
g. Berat isi tanah kering ((d) = w
1+
100
1.360
= 30
1+
100
= 1.046
yd
h. Derajat kepadatan tanah = x 100 %
y dry Lab
1.046
= x 100 %
1.310
= 79.84
E. DOKUMENTASI PERCOBAAN
38
+ pasir
39
40