Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V

AZHAR 218190037
AHMAD 218190044
RAHIMA 218190043
ALHAMDI ALDHI 218190045
SUKMAWATI 218190048
MIRSANDY PERMANA P 218190050
MUH. FAIZAL 218190056
MUH. RIDHA ABD. RAHIM 218190060
ILHAM 218190066

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH PAREPARE
2020
BAB I
PUNGUJIAN GRADASI

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Analisa saringan adalah mengayak atau menggetarkan contoh tanah yang
telah kering sebanyak 1250 gram melalui satu set saringan (No. 4, 8, 12, 16, 40,
100, 200, dengan pan) di atas mesin pengguncang, dimana lubang-lubang
saringan makin kecil secara berurutan selama 15 menit. Kemudian masing-masing
tanah yang tertahan dalam saringan ditimbang beratnya. Metode yang digunakan
adalah sistem AASHTO dan sistem Unified.
Adapun Fungsi dari analisa saringan adalah menentukan variasi ukuran
partikel-partikel yang ada pada tanah, variasi tersebut dinyatakan dalam
persentase dari berat kering total.Karena sifat-sifat tanah tergantung pada ukuran
butirnya, sehingga Untuk membedakan serta menunjukkan dengan tepat masing-
masing sifat tanah ini telah digunakan metode sistimatik sehingga tanah-tanah
tertentu dapat dipilih dengan tepat.

1. Maksud dan Tujuan Percobaan


Pemeriksaan ini dimaksudkan agar praktikandpat mengetahui bagaimana cara
melakukan percobaan analisa saringan dengan menggunakan alat shieveshaker.
Tujuan dari pemeriksaan ini untuk mengklasifikasikan dan mengelompokkan
jenis tanah yang lolos saringan agar mudah menganalisis sifat-sifat umum tanah.

B. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat Yang Digunakan
a. Satu unit saringan no.4,8, 12,16,40, 50, 100, 100, 200 dengan pan.
b. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
c. Motoriseddynamicsievesshaker.
d. Oven laboratorium.
e. Timbangan

1
2. Prosedur Percobaan
a. Menyiapkan contoh tanah sebanyak 1250 gram.
b. Tanah dibersihkan sampai terhindar dari kotoran
c. Sampel yang sudah bersih di oven selama 24 jam
d. Timbang saringan satu per satu, lalu susun menurut ukuran saringan.
Mulai dari pan, lubang saringan terkecil dan seterusnya sampai lubang
saringan terbesar.
e. Masukkan tanah pada saringan teratas kemudian tutup. Pasang saringan
pada mesin saringan lalu hidupkan motor pengguncang selama 15 menit.
f. Biarkan selama beberapa menit untuk memberi kesempatan debu-debu
mengendap
g. Buka saringan tersebut, kemudian timbang isi saringan masing-masing.

C. PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN ( Shieve Analysis )


1. Data Pengujian
Diketahiu :
BERAT 125 NOMOR SARINGAN
TANAH 0 4 8 12 16 40 50 100 200 Pan
BERAT
414. 408. 406. 405. 405. 393. 390. 372. 436.
SARINGA
9 2 2 3 5 1 0 0 0
N  
BERAT
SARINGA
601. 692. 590. 546. 672. 425. 463. 397. 491.
N+
5 3 5 8 2 5 2 2 9
TERTAHA
N  
Ditanyakan :
a. Berat tertahan
b. Ʃ berat tertahan
c. Berat tertahan %
d. Lolos %

2
2. Tabel Saringan

Berat Persen (%)


Berat
Saringa Berat saringan + Ʃ Berat Berat
bertaha
n saringan tertahan Bertahan Tertaha
n Lolos
No. (gram) (gram) (gram) n
(gram)
(%)
14.928 85.072
4 414.9 601.5 186.6 186.6
% %
22.728 62.344
8 408.2 692.3 284.1 470.7
% %
14.744
12 406.2 590.5 184.3 468.4 47.6 %
%
36.28
16 405.3 546.8 141.5 325.8 11.32%
%
21.336 14.944
40 405.5 672.2 266.7 408.2
% %
12.352
50 393.1 425.5 32.4 299.1 2.592%
%
6.496
100 390.0 463.2 73.2 105.6 5.856%
%
200 372.0 397.2 25.2 98.4 2.016% 4.48 %
0.008
Pan 436.0 491.9 55.9 81.1 4.472%
%

3. Analisa Data
a. Berat tertahan = ( berat saringan + tertahan ) – ( berat saringan )
Nomor saringan 4 = 601.5 – 414.9 = 186.6
8 = 692.3 – 408.2 = 284.1
12 = 590.5 – 406.2 = 184.3
16 = 546.8 – 405.3 = 141.5
40 = 672.2 – 405.5 = 266.7
50 = 425.5 – 393.1 = 32.4

3
100 = 463.2 – 390.0 = 73.2
200 = 397. 2 – 372.0 = 25.2
Pan = 491.9 – 436.0 = 55.9

b. Ʃ berat tertahan
Nomor saringan 4 = 186.6
8 = 186.6 + 284.1 = 470.7
12 = 470.7 + 184.3 = 468.4
16 = 468.4 + 141.5 = 325.8
40 = 325.8 + 266.7 = 408.2
50 = 408.2 + 32.4 = 299.1
100 = 299.1 + 73.2 = 105.6
200 = 105.6 + 25.2 = 98.4
Pan = 98.4 + 55.9 = 81.1

c. Berat tertahan % = ( berat tertahan / berat tanah ) x 100%


Nomor saringan 4 = 186.6 / 1250 x 100 % = 14.928 %
8 = 284.1 / 1250 x 100% = 22.728 %
12 = 184.3 / 1250 x 100% = 14.744%
16 = 141.5 / 1250 x 100% = 11.32%
40 = 266.7 / 1250 x 100% = 21.336%
50 = 32.4 / 1250 x 100% = 2.592%
100 = 73.2 / 1250 x 100% = 5.856%
200 = 25.2 / 1250 x 100% = 2.016%
Pan = 55.9 / 1250 x 100% = 4.472%

d. Lolos % = 100% - berat tertahan %


Nomor saringan 4 = 100% - 14.928 % = 85.072 %
8 = 85.072% - 22.728 % =62.344 %
12 = 62.344% - 14.744% =47.6 %
16 = 47.6% -11.32 % =36.28 %
40 = 36.28% - 21.336% =14.944 %

4
50 = 14.944% -2.592 % =12.352 %
100 = 12.352% - 5.856% =6.496 %
200 = 6.496% - 2.016% =4.48 %
Pan = 4.48% - 4.472% = 0.008%

D. KESIMPULAN
 Dalam percobaan ini diproleh 3.288 % yang lolos saringan No. 200 serta
di peroleh 2.696% yang tertahan saringan No. 200, sehingga tanah
tersebut termasuk jenis tanah granuler (lolos saringan No. 200 < 35 %),
(Lihat Tabel 7 SISTEM AASHTO).
 Termasuk jenis tanah berbutir halus < 50% melalui saringan no.200 dalam
kategori lempung tak anorganik dengan plastisitas rendah sampai dengan
sedang lempung berkerikil, lempung berpasir, lempung berlanau, lempung
“kurus” (lean clays). (Sumber: Braja M.Das (1995), Mekanika Tanah, Jilid
I. Hal 71, Erlangga, Surabaya.

E. Dokumentasi Percobaan

5
Gambar saringan gradasi Gambar alat timbangan

pengambilan sampel proses penimbangan saringan gradasi


yang telah di oven

6
penimbangan Penyaringan sampel

Proses pengujian gradasi

7
Proses penimbangan sampel

8
BAB II
BERAT JENIS TANAH

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berat jenis (spesific gravity) tanah (Gs) didefinisikan sebagai perbandingan antara
berat volume butiran padat (ys) dengan berat volume air (yw) pada temperatur
tertentu. Biasanya diambil pada temperatur 27,5 ºC. Rumus untuk mencari berat
jenis adalah: Gs = ys / yw
Gs tidak berdimensi. Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar antara 2,65
sampai 2,7 seperti pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1. Berat jenis tanah
Tabel Pembagian Jenis Tanah Berdasarkan Berat Jenis

Type Tanah Gs
Sand (Pasir) 2,65 – 2,67
Silty Sand (Pasir Berlanau) 2,67 – 2,70
Inorganic Clay (Lempung Inorganik) 2,70 – 2,80
Soil with mica or iron 2,75 – 3,00
Gambut <2
Humus Soil 1,37
Grafel > 2,7

(Sumber: L. D. Wesley, Mektan, Cetakan IV hal. 5, Tabel 1.1, Badan Penerbit


Pekerjaan Umum)

2. Maksud Dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan agar praktikan dapat mengetahui bagaimana
cara melakukan pemeriksaan Berat jenis dari suatu contoh tanah yang akan
digunakan untuk suatu proyek.
Berat jenis ini diperlukan untuk mengetahui keadaan suatu tanah memiliki
berat jenis yang rendah atau tinggi sehingga dapat digunakan dalam suatu proyek.

9
B. ALAT YANG DIGUNAKAN DAN PROCEDUR PERCOBAAN
3. Alat Yang Digunakan
a. Saringan No. 4
b. Picno 1A dan 2C
c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
d. Oven laboratorium
e. Alat vacum
2. Prosedur Pekerjaan
a. Mengambil tanah kering yang telah diayak dengan ayakan standar No. 4.
b. Picnometer ditimbang terlebih dahulu harus dalam keadaan normal.
c. Diisi material atau sampel yang telah di ayak dengan standar perkiraan
untuk picnometer 1A dengan berat 207,5 gram dan picno 2C dengan berat
234,4 gram terus diisi dengan air.
d. Setelah diisi air tabung picnometer di vakum. Lamanya tergantung dari alat
vakum, jika alat vakumnya bagus digunakan waktunya bisa mencapai 15
menit.
e. Setelah di vakum ditimbang/ukur.

C. DATA HASIL PERCOBAAN


Data AnalisaBeratJenis Tanah
Sumber : Pengelolahan Data 2020
Nomor contoh kedalaman Satuan I II

Berat labu ukur gram 55.9 55.7

Berat labu ukur + air + tanah gram 142.2 137.3

Temperatur ˚c 20˚ 20˚

Berat labu + air gram 118,7 114.2

Berat tanah kering + labu gram 95.2 94.3

Berat jenis tanah % 2.482 2.485

Berat jenis tanah rata – rata % 2.4835

10
Tabel Faktor Koreksi ()

Temp. (ºC) Unit Weight of Water


4 1,00000
16 0,99897
17 0,99880
18 0,99862
19 0,99844
20 0,99823
21 0,99802
22 0,99870
23 0,99757
24 0,99733
25 0,99708
26 0,99682
27 0,99655
28 0,99267
29 0,99598
30 0,99568
(Sumber : Harry Cristiady Hardiyatmo (2002), Mektan I, hal. 151, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta).

Tabel Pembagian Jenis Tanah Berdasarkan Berat Jenis

Type Tanah Gs
Sand (Pasir) 2,65 – 2,67
Silty Sand (Pasir Berlanau) 2,67 – 2,70
Inorganic Clay (Lempung Inorganik) 2,70 – 2,80
Soil with mica or iron 2,75 – 3,00
Gambut <2
Humus Soil 1,37
Grafel > 2,7

(Sumber: L. D. Wesley, Mektan, Cetakan IV hal. 5, Tabel 1.1, Badan Penerbit


Pekerjaan Umum
D. ANALISA DATA

11
1. Berat Tanah, (I) = (berat tanah kering + labu - berat labu ukur )
= 95.2 – 55.9
= 39.3 gram
Berat Tanah, (II) = (berat tanah kering + labu - berat labu ukur )
= 94.3– 55.7
= 38.6 gram

a. Pengujian 1

Berat tanah kering


X
Berat Jenis, Gs1 = Berat tanah kering + Berat Labu+ Air - Berat labu

+air+tanah

39.3
0.9982
= 118. 142. X
39.3 + - 3
7 2
2.48
=
2

b. Pengujian II

Berat tanah kering


Berat Jenis, Gs
Berat tanah kering + Berat Labu+Air - Berat labu X 
2=
+air+tanah

0.998
38.6 X
23
=
38. 114 137
+ -
6 .2 .3

=2.4
85

2. Berat jenis rata – rata

12
Berat Jenis Rata-rata, Gs Gs1 + Gs2
= 2
2.482 + 2.485  
=
2
= 2.4835

E. KESIMPULAN

 Tabel Rekapitulasi Pengujian Berat Jenis Tanah, Gs

Pengujian Hasil Pengujian Jenis Tanah

Berat Jenis 2.4835 Gambut

 Dari hasil pengujian dan analisa sampel di laboratorium diperoleh :


 Gs rata-rata = 2.4835
 Berdasarkan nilai Gs yang diperoleh, maka dari tabel pembagian jenis
tanah didapatkan jenis tanah Inorganic gambut .

F. DOKUMENTASI PERCOBAAN

13
Gambar labu ukur proses pemanasan sampel

Proses pengambilan berat sampel proses pendinginan sampel

BAB III

PENENTUAN BATAS PLASTIS

14
A. PENDAHULUAN
Batas plastis adalah kadar air terendah dimana tanah dianggap dalam
keadaan plastis. Untuk menentukan kadar air pada percobaan batas plastis dapat
ditentukan dengan menggulung contoh tanah yang lolos saringan No. 4 dengan
telapak tangan pada plat kaca sehingga diameter dari batang tanah yang dibentuk
demikian mencapai 1/8 inci atau 3,3 mm sampai terlihat tanah menjadi retak atau
pecah, kemudian masukkan dalam oven selama 24 jam untuk mengetahui kadar
airnya. Metode yang digunakan adalah ASTM Test Designation D-424
Batas plastis didefenisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam presentase,
dimana tanah apabila dibentuk, diolah menjadi bentuk baru tanpa retak-retak.
Kadar terendah dimana tanah dianggap dalam keadaan plastis disebut batas plastis
(PL) dari tanah itu. Indeks plastisitas (PI) adalah perbedaan antara batas cair dan
batas plastisitassuatu tanah. PI = LL – PL. Pemeriksaan batas plastis berfungsi
menentukan kadar minimum dan indeks plastisitassuatu tanah.

a. Maksud Dan Tujuan

Pengujian ini dimaksudkan untukmenentukanagar praktikan dapat mengetahui


bagaimana cara melakukan pemeriksaan batas plastis dari suatu contoh tanah yang akan
digunakan untuk proyek.

Batas plastis ini diperlukan untuk mengetahui keadaan suatu tanah memiliki kadar
air yang memungkinkan tanah itu masih berada dalam keadaan plastis ke keadaan
semipadat.

1. ALATYANG DIGUNAKAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN

a. Alat Yang Digunakan

15
1. Alatbatascair standard (Atterberg)
2. Alatpembuatalur
 Grooving tool (ASTM) untuktanahkepasiran
 Grooving tool (Cassagrande) untuktanahkohesif
3. Spatula
4. Botol, berisi air suling (Botolsemprot)
5. Plat kaca
6. Tin box (cawan)
7. Desikator
8. Oven
9. Timbangandenganketelitian 0,01 gram

B. Prosedur Percobaan
a) Mengambil tanah kering yang telah diayak dengan ayakan standar no. 40
dan dicampur dengan air supaya homogen.
b) Contoh tanah adukan diambil sedikit dan ditaruh diatas plat kaca, kemudian
dibentuk seperti kelereng dan digulung sehingga tanah tersebut akan putus pada
waktu mencapai diameter 3 mm dan apabila digulung lagi akan menjadi hancur.
c) Gulungan tanah itu dimasukan kedalam wadah kemudian ditimbang dan
selanjutnya dimasukankedalam oven selama 24 jam dengan temperatur 105
derajat celcius yang dalam keadaan konstan.
d) Percobaan ini minimum dilakukan 2 kali guna mengontrol percobaan
sehingga
C. PEMBAHASAN
a. Batas plastis benda uji ditentukan berdasarkan nilai kadar air benda tersebut.
b. Sampel tanah dinyatakan Non Plastis (NP) apabila nilai batas cair dan batas
plastis tidak bias dipadatkan.
c. Dari hasil nilai batas cair dan batas plastis dapat dihitung nilai indeks plastisitas
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
PI = LL — PL
Dengan:
PI = indeksplastisitas

16
LL = batascair
PL = batasplastis
Tabel hasil Pengamatan Batas Plastis
A Nomor tin box A B

B Berat tin box Gram 13.7 14.4

C Berat tin box + tanah basah Gram 31.3 36.6

D Berat tin box + tanah kering Gram 27.7 32.2

E Berat tanah basah = (C – B) Gram 17.6 22.2

F Berat tanah kering = (D - B) Gram 14 17.8

G Berat air = ( E– F) Gram 3.6 4.4

H Kadar air = ( G / F)* 100 % 25.7 24.7


Sumber :Pengolahan Data 2020

D. ANALISIS DATA
a. Percobaan 1
1. Berat Air = (Berat tin box +tanah basah) – (Berat tin box +tanah kering)
= 31.3 – 27.7
= 3.6 gram
Jadi, berat air yang terdapat pada sampel adalah 3.6 gram
2. Berat Tanah Kering = (Berat tin box + tanah kering) – Berat tin box
= 27.7 – 13.7
= 14 gram
Jadi, berat tanah apabila di keringkan adalah 14 gram
berat Air
3. Kadar Air = x 100% 
Berat Tana h Kering

3.6
     = x 100%
14
= 25.71%
Jadi, kadar air yang terkandungdalamsampeltersebutadalah 25.71%.

b. Percobaan 2

17
1. Berat Air = (Berat tin box +tanah basah) – (Berat tin box +tanah kering)
= 36.6 – 32.2
= 4.4 gram
Jadi, berat air yang terdapat pada sampel adalah 4.4 gram
2. Berat Tanah Kering = (Berat tin box + tanah kering) – Berat tin box
= 32.2 – 14.4
= 17.8 gram
Jadi, berat tanah apabila di keringkan adalah 17.8 gram
berat Air
3. Kadar Air = x 100% 
Berat Tana h Kering
4.4
= x 100%
17.8
= 24.71%

Jadi, kadar air yang terkandungdalamsampeltersebutadalah 24.71%.


kadar air ( A ) + kadar air( B)
b. Batas Plastis (PL) =
2
¿
= 25.71+24.71 ¿ 2

= 25.21 %
c. Index Plastisitas (PI) = Batas Cair(LL) – Batas Plastis(PL)
= 77.32 % - 25.21 %
= 52.11 %

E. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan, diperoleh kadar air dari sampel yang digunakan yaitu
25.71% dan 24.71% dan batas plastis 25.21%

F. DOKUMENTASI PERCOBAAN

18
19
Proses pengambilan sampel

BAB VI
TEST KEPADATAN TANAH

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemadatan adalah suatu proses menaikkan berat unit tanah dengan memaksa
butiran-butiran tanah menjadi lebih rapat dan mengurangi pori-pori udara. Tingkat
kepadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan. Bila air
ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan
berfungsi sebagai unsur pembasah (pelumas) pada pertikel-partikel tanah. Karena
adanya air, partikel-partikel tanah tersebut akan lebih mudah bergerak dan
bergeseran satu sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih rapat/padat.
Pemeriksaan komposisi berfungsi untuk mendapatkan harga kepadatan kering dan
kadar air optimum dalam suatu kepadatan dengan energi tertentu.

2. Maksud dan Tujuan Percobaan


Tujuan dari pemadatan untuk memperoleh tanah yang mempunyai sifat–sifat
fisis yang sesuai bagi suatu pekerjaan tertentu, memperbesar daya dukung tanah,
dan memperkecil pori–pori tanah sehingga daya rembesan air melalui tanah padat
tersebut mengecil.

B. ALAT YANG DIGUNAKAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN


1. Alat Yang Digunakan
a. Moul untuk memadatkan
b. Spacedisk untuk dasar tumbukan
c. Timbangandenganketelitian 0,1 gram dan 0,01 gram

20
d. Alat penumbuk berat 4,54Kg
e. Pengikis, sendok, pahat, dan palu.
f. Cawan.
g. Ayakan / saringan no. 4.
h. Oven.
i. Alatperatadaribesi.
j. Gelas ukur

2. Prosedur Percobaan
a. Persiapan Percobaan
a) Contoh tanah dari lapangan dijemur sampai kering udara sebanyak 10
Kg.
b) Contoh tanah tersebut dibagi dalam 5 bagian, masing-masing 2 kg
ditambah air yang berbeda cc nya.
c) Sebuah contoh tanah ditambah air kira-kira dalam keadaan plastis. Cara
plastis untuk memperkirakan keadaan ini adalah pada waktu mencampur
tanah digunakan dengan tangan, bila tanah tepat dalam keadaan
menggumpal maka itulah kira-kira dalam keadaan plastis.
d) Dua contoh tanah ditambah air kurang dari keadaan plastis dan dua
lainnya ditambah air lebih dari keadaan plastis.
e) Setelah tanah tercampur merata, ke lima contoh tanah disimpan dalam
kantong plastik agar airnya tidak menguap selama 24 jam sehingga
airnya dapat tercampur tanah dengan merata.

b. ProsedurPercobaan
 Dalam setiap mould tanahdibagidalam 3 lapis. Ditumbuksebanyak 25
kali dengan hammer 10 lbdengantinggi 12 inci.
Penumbukandenganelectrik yang
dapatmenumbukdengantinggijatuhtetapdanpenumbukansecarameratadiper
mukaan, karenadasardari mould dapatberputar.
 Contohtanah yang sudahditumbukdiratakandenganpengikissesuaidengan
mould.

21
 Mould dan contoh tanah ditimbang.
 Tanah dikeluarkan dari mould dan diperiksa kadar airnya pada bagian atas
dan bawah mould kemudian masukkan dalam kontainer dan dioven
selama 24 jam.
 Mould ditimbang untuk mengetahui berat tanahnya.

C. DATA HASIL PERCOBAAN


Data Analisa Pemadatan Tanah
No sampel A B C
Berat tanah Gram 2000 2000 2000
Penambahan air MI 175 200 250
Berat mould Gram 3679.6 3394.1 3679.6
Berat tanah basah + mould Gram 5340.6 5118.0 5667.0
Berat tanah basah Gram 1661 1723.9 1987.4
Volume mould Cm3 2950 2950 2950
Sumber : Pengelolahan Data 2020

D. ANALISA DATA
a. Berat Tanah Basah
 Sampel A = (Berat Tanah Basah + Berat Mould) - (Berat Mould)
= 5340.6 – 3679.6
= 1661
 Sampel B = (Berat Tanah Basah + Berat Mould) - (Berat Mould)
= 5118.0 – 3394.1
= 1723.9
 Sampel C = (Berat Tanah Basah + Berat Mould) - (Berat Mould)
= 5667.0 – 3679.6
= 1987.4

b. Volume Mould

22
 Sampel A = πr² * t
= 11.8 * 52 * 10
= 2950
 Sampel B = πr² * t
= 11.8 * 52 * 10
= 2950
 Sampel C = πr² * t
= 11.8 * 52 * 10
= 2950
c. Berat Air
 Sampel A = (Tanah basah+mould) – (Tanah kering+mould)
= 5340 – ( 2.000 + 3679 )
= 339
 Sampel B = (Tanah basah+mould) – (Tanah kering+mould)
= 5118 – ( 2.000 + 3394 )
= 276
 Sampel C = (Tanah basah+mould) – (Tanah kering+mould)
= 5667 – ( 2.000 + 3679 )
= 12

d. Kadar air
Berat Air
 Kadar Air A = x 100%
Berat Tanah Kering
339
= x 100%
2000
= 16.95 %
Berat Air
 Kadar Air B = x 100%
Berat Tanah Kering
276
= x 100%
2000
= 13.8 %
Berat Air
 Kadar Air C = x 100%
Berat Tanah Kering

23
12
= x 100%
2000
= 0.6 %

e. Berat volume tanah basah


Berat tana h basa h
 Berat tanah bash A ɣ b =
Volume Silinder
1661
=
2950
= 0.563 gr/cm3
Berat tana h basa h
 Berat tanah bash B ɣ b =
Volume Silinder
1723
=
2950
= 0.584 gr/cm3
Berat tanah basah
 Berat tanah bash C ɣ b =
Volume Silinder
1987
=
2950
= 0.673 gr/cm3
f. Berat volume kering ɣ k
ɣb
 Berat volume kering A ɣ k =
1+ w
0 . 563
=
1+ 16 .95
= 0.031
ɣb
 Berat volume kering B ɣ k =
1+ w
0 . 584
=
1+ 13. 8
= 0.039
ɣb
 Berat volume kering C ɣ k =
1+ w
0 . 673
=
1+ 0 .6
= 0.420

24
E. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil percobaan pemadatan tanah di atas maka dapat kita
simpulkan bahwa semakin banyak berat air maka kadar airnya akan semakin
berkurang apabila air tidak ditambahkan.

F. DOKUMENTASI PERCOBAAN

Gambar mould Penumbuk tanah

Proses pencampuran sampel

25
Penumbukan sampel untuk Penimbangan sampel untuk
pemadatan tanah pemadatan tanah

BAB V
PERCOBAAN KADAR AIR TANAH

1. PERHITUNGAN
Inventarisasi :
TanggalPercobaan : 25 Juni 2020
Diketahui :
a. Berat Tin Box (A) = 14.4
b. Berat Tin Box (B) = 13.7
c. Berat Tin Box + Tanah Basah (A) = 95.5
d. Berat Tin Box + Tanah Basah (B) = 111.4
e. Berat Tin Box + Tanah Kering (A) = 89.2
f. Berat Tin Box + Tanah Kering (B) = 103.3
Ditanyakan :
a. Berat air
b. Berat tanah kering
c. Kadar air ()
d. Rata – rata (w)
Penyelesaian :
a. Berat air

26
 Sampel A = (Berat Tin Box + Tanah Basah) - (Berat Tin
Box + Tanah Kering)
= 95.5– 89.2
= 6.3
 Sampel B = (Berat Tin Box + Tanah Basah) – (Berat Tin
Box + Tanah Kering)
= 111.4 – 103.3
= 8.1

b. Berat tanah kering


 Sampel A = (Berat Tin Box + Tanah Kering) – (Berat Tin
Box)
= 89.2 – 14.3
= 74.9

 Sampel B = (Berat Tin Box + Tanah Kering) – (Berat Tin


Box)
= 103.3 – 13.7
= 89.6

c. Kadar air
b erat air
 Sampel A = x 100 %
berat tanah kering
6.3
= x 100 %
74.9
= 8.41 %
berat air
 Sampel B = x 100 %
berat tanah kering
8.1
= x 100 %
89.6
= 9.04 %

27
d. Kadar air rata-rata
( kadar air ( A )) +(kadar air ( B ) )
=
2
8.41+9.04
=
2
= 12.93 %

Tabel hasil pengujian percobaan Sand Cone

Nomor Tin Box A B

Gra
A Berat Tin Box 14.3 13.7
m

Gra
B Berat Tin Box + Tanah Basah 95.5 111.4
m

Gra
C Berat Tin Box + Tanah Kering 89.2 103.3
m

Gra
D Berat Air = ( B - C ) 6.3 8.1
m

28
Gra
E Berat Tanah Kering = ( C - A ) 74.9 89.6
m

F Kadar Air (w) = (D)/(E)*100% % 8.41 9.04

G Rata - rata (w) % 12.93

DOKUMENTASI PERCOBAAN

29
Proses pengambilan sampel menggunakan speedy moisture tester
BAB VI
DYNAMIC CONE PENETRATION (DCP)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengujian cara dinamis ini di kembangkan oleh TRLL (Transport and Road
Research Laboratory), Crowthorne, inggris dan mulai diperkenalkan di indonesia
sejak tahun 1985 / 1986. Pengujian dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR
(California BearingRatio) tanah dasar, timbunan, dan atau suatu sistem
perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data kekuatan tanah sampai
kedalaman + 70 cm dibawa permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan
tanah dasar, pengujian ini dilakukan dengan mencatat data masukkanya konus
yang tertentu dimensi dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari
palu/hammer yang berat dan tinggi jatuh tertentu pula.
Pengujian ini biasanya digunakan untuk keperluan perkerasan jalan, untuk
mendapatkan nilai CBR lapangan suatu subgrade untuk dasar perkerasan jalan.
2. Maksud Dan Tujuan Penelitian

30
Pengujian ini dilakukan untuk dapat mengetahui kekuatan suatu tanah pada
kedalaman ± 1.0 meter, yang dapat dikorelasi dengan nilai CBR lapangan

B. ALAT YANG DIGUNAKAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN


1. AlatYang Digunakan
a. Hammer/ PenumbukBeban
b. Konusdanstang/stickuntukpenetrasikedalamtanah
c. Mistarukur yang dilekatkanpadastang/stick
d. Kertasformulirpengujian, pulpenpencatat data
2. Prosedur Percobaan
a. Letakkan penetrometer yang yangtetlahdirakit di atastanah yang akandiperiksa.
Letakkanalatinisedemikianrupasehinggaberadapadadalamposisi vertical,
penyimpangansediksajaakanmenyenbabkankesalahnpengukuran relative
kesalahan.
b. Baca posisi awal petunjuk mistar ukur (Xo) dalam satuan mm terdekat.
Petunjuk Xo ini tidak perlu tepat pada angkah nol(0) karena nilai X0 akan
diperhitungkan data kolom ke2 untuk tumbukan n=0 (baris ke 1)
c. Angka palu penumbuk sampai menyentuh pegangan lalu lepaskan sehingga
menumbuk landasan penumbuk, ini menyebabkan konus menembus tanah
bawah.
d. Baca penumbukk mistar ukur(X1)pada formulir pada kolom ke 2 pada baris ke
2 (n=1). Isilah kolom ke 3formulir data besarnya nilai:

25
X1
X1 -
Xo

a. Ulangi lagi prosedur 3 dan 4 berulang kali sampai batas kedalaman yang
akan diperiksa. Masukkan data X2, X3,..........Xn pada baris n=2,
n=3,........n=n
b. Isilah kolom ke 3 pada formulir data yaitu selisih antara X1 dengan Xo
(1,2,3,4,......n) . isilah kolom ke 4 (tumbukan per 25 mm)dengan rumus.
25
Xn
Xn-1 - Xn

31
C. DATA HASIL PERCOBAAN
Data Hasil Pengamatan DCP
DCP Data
Titik 1 Titik 2
Pukulan Pukulan
Kedalaman (cm) Kedalaman (cm)
Ke- Ke-
1 2.5 1 1.1
2 3.7 2 2.5
3 4.6 3 3.5
4 5.5 4 3.9
5 6.1 5 4.3
6 7 6 4.8
7 8 7 5.3
8 8.5 8 5.7
9 8.8 9 6
10 9.1 10 6.5
Sumber : Pengelolahan Data 2020

D. ANALISA DATA
A. Penetrasi
 Menghitung DCP di titk 1
DCP = ( Pembacaan DCP ke n – Pembacaan DCP Sebelumnya)
= (2.5 - 0)
= 2.5
 Menghitung DCP di titk 2
DCP = (Pembacaan DCP ke n – Pembacaan DCP Sebelumnya)
= (1.1 -0)
= 1.1
B. Menetukan penetrasi per 25 mm
 Penetrasi 25 mm = (25 / Penetrasi) x Jumlah tumbukan
= (25 / 2.5) x 1
= 10
 Penetrasi 25 mm = (25 / Penetrasi) x Jumlah tumbukan

32
= (25 /1.1 ) x 1
= 22.72

E. KESIMPULAN

berdasarkan dari data dapat disimpulkan bahwa antara jumlah tumbukan dengan
penetrasi dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah tumbukan maka
semakin dalam penetrasi yang diukur

F. DOKUMENTASI PERCOBAAN

33
Proses pengujian DCP

BAB VII
PEMERIKSAAN SAND CONE

A. PENDAHULUAN
1. LatarBelakang
Permukaan jalan dapat berupa perkerasan fleksibel atau perkerasan kaku dan
itu tergantung pada lapisan tanah yang berada di bawahnya. Tebal perkerasan
tergantung juga pada karakteristik lapisan tanah yang berada di bawahnya yang
harus ditentukan sebelum perencanaan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan lapangan berupa pemeriksaan sand cone yang memiliki maksud
untuk menentukan kepadatan lapisan tanah dengan cara pengukuran volume
lubang secara langsung.

34
2. Maksud Dan TujuanPercobaan
Adalah untuk mengetahui kepadatan dari lapisan atau perkerasan yang telah
dipadatkan. Kepadatan lapangan adalah berat kering tanah per satuan isi tanah.
Prosentase kepadatan adalah kepadatan lapangan dibagi dengan berat isi dari
standar tanah percobaan dilaboratorium.

B. ALAT YANG DIGUNAKAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN


1. Alat Yang Digunakan
1. Botol transparant yang digunakan sebagai tempat pasir dengan isi lebih
kurang 4 liter.
2. Corong kalibrasi pasir dengan diameter 16,51 cm.
3. Plat untuk dasar corong pasir ukuran 30,48 cm dengan lubang bergaris
tengah 16,51 cm.
4. Peralatan pembantu berupa palu, pahat, sendok dan alat-alat untuk
menentukan water content.
5. Satu buah timbangan berkapasitas 10 kg, dengan ketelitian 0,1 gr.
6. Satu buah timbangan berkapasitas 300 gr, dengan ketelitian 0,001 gr.
7. Oven laboratorium.

2. Prosedur Percobaan
1. Menentukan berat isi kering pasir standar.
2. Menimbang berat pasir yang digunakan dalam botol.
3. Menentukan volume corong.
4. Membuat lubang pada tanah yang akan dites dengan meletakkan plat
diameter atas 16,51 cm.
5. Botol dengan corongnya yang berisi pasir dipasang dengan terbalik dan kran
dibuka.
6. Pasir yang masuk lubang ditentukan beratnya sehingga volumenya dapat
dihitung.
7. Tanah hasil lubang tadi ditimbang maka volume tanah basah dapat
ditentukan.

35
8. Ambil tanah basah sedikit dan ditentukan water contentnya untuk
menentukan kepadatan lapisan tanahnya..

3. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melaksanakan Percobaan Sand


Cone Sebagai Berikut:
a. Pada pelaksanaan percobaan jangan sampai ada getaran.
b. Pada waktu mengisi pasir kewadah dan juga kedalam lubang harus pelan-
pelan supaya tidak memadat.
c. Setiap akan melaksanakan percobaan kontrollah selalu density pasir,
karena bila tercampur kotoran / tanah maka densitynya akan berubah.

C. DATA HASIL PERCOBAAN


Hasil pengamatanSand Cone
No sampel
a Berat tabung + corong ( w1) 640.8
b Berat tabung + corong + air ( w2) 5549.1
c Berat tabung + corong + pasir ( w3) 9450
d Berat tabung + corong + sisa pasir ( w4) 5530
e Berat tanah basah + kaleng lapangan (w5) 2572.4
f Berat kosong kaleng lapanga (w6 ) 94.3
g Berat tanah basah dalam lubang (w=w5 – w6 ) 2478.1
h Berat sisa pasir dilubang (w7 = (w3 – w4) – w1 3270.2

i Berat isi tanah basah ɣw = w/v 1.360

j Berat isi tanah ɣd = ɣw / (1 + ώ) 1.046

Sumber : Pengelolahan Data 2020

36
D. ANALISA DATA
a. menghitung kadar air (ω)
dimana : ω = (Ws / Ww) x 100%
ω = Kadar air (%).
Ww = Berat air (gram).
Ws = Berat tanah kering (gram).

Ws
Kadar air,ω = x 100 %
Ww
101−70,7
= x 100 %
101
= 30 %

b. berat tanah basah dalam lubang (w) = W5 – W6


= 2572.4 – 94.3
= 2478.1
c. Berat sisa pasir dalam lubang (W7) = ( W3 – W4) – W1
= ( 9450 – 5539) – 640.8
= 3270.2
w3 – w 1
d. Berat jenis pasir (sand) =
w2– w1
9450−640.8
=
5549.1−640.8
= 1.794
w7
e. Volume sisa pasir dilubang (v) =
y sand
3270.2
=
1.794
= 1822
w
f. Berat isi tanah basah (w) =
v
2478.1
=
1822
= 1.360

37
γw
g. Berat isi tanah kering ((d) = w
1+
100
1.360
= 30
1+
100
= 1.046
yd
h. Derajat kepadatan tanah = x 100 %
y dry Lab
1.046
= x 100 %
1.310
= 79.84

E. DOKUMENTASI PERCOBAAN

Gambar tabung + corong pengambilan sampel penimbangan sampel


Pasir berat tabung + corong

38
+ pasir

proses pengambilan sampel tanah basah

39
40

Anda mungkin juga menyukai