KULIAH TUGAS 2
1.000.000.000 x 30 – 1.100.000.000 x 20
365 365
= 82.191.780,8 – 60.273.972,026
= Rp. 21.917.808,7
Penghematan atas penurunan piutang
Rp. 21.917.808,7 x 10% = Rp. 2.191.780,8
Potongan tunai = Rp. 1.100.000.000 x 50% x 0,03 = Rp. 16.500.000
Tambahan keuntungan bersih penjualan kredit
Marginal return – Marginal cost = Rp. 52.000.000 – Rp.2.191.780,8
= Rp. 49.808.219,2
Tambahan keuntungan bersih penjualan tunai
Marginal return – Marginal cost = Rp. 52.000.000 – Rp. 16.500.000
= Rp. 35.500.000
Jadi , dari perhitungan diatas keuntungan atas penjualan kredit lebih besar dibandingkan penjualan
tunai, jadi kebijakan perubahan penjualan sebaiknya dilakukan.
Jawaban No 2 :
a. Just In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang
dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk menghindari terjadinya
kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction), persediaan yang berlebihan (excess
Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan (waiting).
Istilah “Just In Time” Jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah Tepat Waktu,
Jadi Sistem Produksi Just In Time atau JIT ini dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Sistem
Produksi Tepat Waktu. Tepat Waktu disini berarti semua persedian bahan baku yang akan diolah
menjadi barang jadi harus tiba tepat waktunya dengan jumlah yang tepat juga. Semua barang jadi
juga harus siap diproduksi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh pelanggan pada waktu yang
tepat pula. Dengan demikian Stock Level atau tingkat persedian bahan baku, bahan pendukung,
komponen, bahan semi jadi (WIP atau Work In Progress) dan juga barang jadi akan dijaga pada
tingkat atau jumlah yang paling minimum. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam
mengoptimalkan Cash Flow dan menghindari biaya-biaya yang akan terjadi akibat kelebihan bahan
baku dan barang jadi.
3. Visibiltas/ pengendalian visual: Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan
system visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam system tradisional sulit dilakukan karena para
karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam prosess dan banyak rute produksi
yang saling bersilangan.
4. Eliminasi Kemacetan: Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa
produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri
dari berabagi departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya
yang relevan.
5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup: Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang
terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila nesin- mesin
digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan
proses berikutnya dalam tahap produksi.
c. Reorder point adalah sebuah titik di mana sebuah barang yang ada di gudang harus ditambah
persediaannya sebelum kehabisan. Yang sering jadi pertanyaan adalah; kapankan waktu yang tepat
untuk memesan barang tersebut.
Jawaban No 3 :
Kebijakan Persediaan
penyimpanan © = 15%
√ 2 x 5.000 x 250.000
I xC
√1.666,6
= 1.290
Frekuensi Pemesanan = 5000/1.290 = 3,8 kali Penggunaan selama 1 bulan = 5000/12 = 416,7
Penggunaan selama 1 minggu = 416,7/4 = 104