Anda di halaman 1dari 34

Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun

2021 Tentang Percepatan Penurunan


Stunting, yang dimaksud dengan:
Stunting adalah gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah standar yang
ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan
KAPAN SEORANG ANAK
DISEBUT STUNTING (PENDEK) ??

• Balita pendek (stunted) adalah balita


dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi
badan (TB/U) menurut umur nilai z-
scorenya kurang dari -2SD dibandingkan
dengan standar baku WHO-MGRS
(Multicentre Growth Reference Study )
2006
• Balita Sangat pendek (Severely stunted)
adalah balita dengan panjang badan
(PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut
umur nilai z-scorenya kurang dari -3SD
dibandingkan dengan standar baku WHO-
MGRS (Multicentre Growth Reference
Study) 2006
(Kepmenkes 1995 /MENKES /SK/XII/ 2010)
Pidato Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI
di Kampus UI, 26 Juli 2016

• Sekitar 37% balita Indonesia mengalami stunting…Stunting


mengakibatkan otak seorang anak kurang berkembang. Ini
berarti 1 dari 3 anak Indonesia akan kehilangan peluang lebih
baik dalam hal pendidikan dan pekerjaan dalam sisa hidup
mereka (Tahun 2021 angka Stunting di Indonesia sebesar
24.4%)

• Ini adalah musibah bagi Indonesia. Tingkat stunting di Indonesia


sangat tinggi dibanding negara tetangga. Misalnya, tingkat
stunting di Thailand adalah 16%, dan di Vietnam 23%
http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3261622/ini-pidato-lengkap-sri-mulyani-di-kampus-ui-hari-ini
Mengapa Fokus pada Stunting?
 Stunting bukan semata Tinggi Badan, tetapi Stunting hanya merupakan
salah satu tanda terjadinya masalah lain dalam tubuh, yaitu:

Gangguan pertumbuhan dan Perkembangan Otak, yg


berakibat pada turunnya KECERDASAN

Gangguan pertumbuhan dan Perkembangan organ tubuh


lain (jantung, ginjal, hati, paru-paru, dll) sehingga
meningkatkan RISIKO terjadinya PENYAKIT KHRONIS,
seperti: STROKE; PENYAKIT JANTUNG; DIABETES;
HIPERTENSI; Kegemukan
MENGAPA STUNTING HARUS DIKHAWATIRKAN
Karena stunting atau pendek pada balita
merupakan kondisi serius yang terjadi ketika
seseorang tidak mendapatkan asupan bergizi
dalam jumlah yang tepat dalam waktu yang
lama (kronik).

Stunting Itu Ancaman Serius


Karena anak tidak mendapatkan
berbagai gizi penting untuk
pertumbuhan
Sistem kekebalan tubuhnya
berkurang
Pertumbuhan otaknya menjadi
tidak optimal
Stunting berkontribusi terhadap 15-17% dari seluruh kematian
Karena kurang berprestasi di sekolah,
saat dewasa menjadi kurang produktif
Penghasilan saat dewasa berkurang,
maka akan terus berada dalam garis kemiskinan
Akan menurunkan penghasilan seumur
hidup sebanyak 20%
Akhirnya kurang berkontribusi bagi
pertumbuhan ekonomi keluarga dan bangsa
Stunting dan Ciri-Cirinya Pada Anak

Stunting merupakan suatu keadaan


gangguan pertumbuhan pada anak
yakni tinggi badan anak lebih rendah
atau pendek (kerdil) dari standar
usianya. Stunting merupakan
kondisi serius yang terjadi saat
seseorang tidak mendapatkan
asupan bergizi dalam jumlah yang
tepat dalam waktu yang lama
(kronik)

Secara global, stunting


berkontribusi terhadap 15-17
persen dari seluruh kematian
anak. Walaupun mereka
selamat, mereka kurang
berprestasi di sekolah
sehingga menjadi kurang
produktif saat dewasa.
Ciri-ciri stunting pada anak
Selain tubuh yang berperawakan pendek dari
anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni:
 Pertumbuhan melambat
 Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
 Pertumbuhan gigi terlambat
 Performa buruk pada kemampuan fokus dan
memori belajarnya
 Usia 8 – 10 tahun anak menjadi lebih pendiam,
tidak banyak melakukan kontak mata terhadap
orang di sekitarnya
 Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung
menurun.
 Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti
telat menarche (menstruasi pertama anak
perempuan).
 Anak mudah terserang berbagai penyakit
infeksi
Bagaimana Proses Terjadinya Stunting?
Kondisi anak Indonesia pada
umumnya baik pada saat lahir,
akan tetapi terjadi gagal tumbuh
setelah memasuki usia 2-3 bulan.

Stunting mulai terjadi dari pra-konsepsi


ketika seorang menjadi parah ketika
ibu hidup di lingkungan
remaja menjadi ibu hamil dengan asupan
yang kurang gizi dan dengan sanitasi kurang
gizi tidak mencukupi
anemia memadai
kebutuhan
Kurang Energi Kronik & Anemia
46,6% 24,2%
remaja putri di Indonesia wanita usia subur usia 15-49
usia 15-19 tahun tahun di Indonesia hamil
kondisinya berisiko kurang dengan risiko kurang energi
kronik (KEK) dan anemia
energi kronik (KEK) sebesar 37,1%
(Riskesdas 2013)
Stunting disebabkan oleh Banyak Faktor
Konsep 1000 Hari Pertama Kehidupan(HPK )
Dukungan Kader Pangan
Ketahanan Pangan Keluarga,, Edukasi Gizi (Gizi Seimbang) , Surveilens Gizi dan Kerawanan Pangan

Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

dan cukup kuantitas + ASI, kesehatan

dan cukup kuantitas + ASI, kesehatan


Pengenalan MP-ASI berkualitas
Status Gizi dan Kesehatan dan

Pemberian MP-ASI berkualitas


monitoring kenaikan BB Bumil

Pemberian ASI Ekslusif,


Makanan yang cukup
jumlah dan berkualitas,
Kesehatan, pengenalan
PHBS pada anak
kesehatan

Masa 0-5 6-11 12-23 24-35 35-47 48-59


LAHIR

Remaja/ hamil bln bln bln bln bln bln


Anak usia
catin/ sekolah
Dewasa/ 1000-HPK
lansia
1. Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan otak sehingga berisiko lebih
tinggi menderita penyakit kronis di masa
dewasanya (Kemendesa, 2017).
2. Permasalahan stunting terjadi mulai dari
dalam kandungan dan baru akan terlihat
ketika anak sudah menginjak usia dua tahun
(Kemenkes, 2019).
3. Secara ekonomi, permasalahan stunting akan
menjadi beban bagi negara terutama akibat
meningkatnya pembiayaan kesehatan.
4. Dampak kerugian ekonomi yang diakibatkan
oleh stunting sangat besar (Perliyani, 2020)
5. Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi
kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan
gizi dalam waktu yang cukup lama, hal ini
menyebabkan adanya gangguan di masa yang
akan datang yakni mengalami kesulitan dalam
mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang
optimal.
6. Anak stunting mempunyai Intelligence Quotient
(IQ) lebih rendah dibandingkan rata – rata IQ
anak normal (Kemenkes RI, 2018)
Apa Saja Dampak Stunting
Stunting memiliki dampak pada menurunnya kualitas sumber
daya manusia Indonesia, produktifitasnya, serta terhadap daya
saing bangsa. Bagaimana pemetaan dampaknya?

Dampak Jangka Pendek

Terganggunya perkembangan otak

Kecerdasan berkurang

Gangguan pertumbuhan fisik

Gangguan metabolisme dalam tubuh


Dampak Jangka Panjang

1. Menurunnya kemampuan kognitif dan


prestasi belajar
2. Menurunnya kekebalan tubuh
sehingga mudah sakit
3. Risiko tinggi untuk munculnya
penyakit diabetes, obesitas, penyakit
jantung dan pembuluh darah, kanker,
stroke, dan disabilitas pada usia tua
Bagaimana penanganan stunting pada bayi anak?

1. stunting dipengaruhi oleh pola asuh, cakupan dan


kualitas pelayanan kesehatan, lingkungan, serta
ketahanan pangan.

2. Salah satu penanganan pertama yang bisa dilakukan


untuk anak dengan tinggi badan di bawah normal yang
didiagnosis stunting, yaitu dengan memberikannya pola
asuh yang tepat.
3. Dalam hal ini meliputi inisiasi menyusui dini (IMD),
pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan, serta
pemberian ASI bersama dengan MP-ASI sampai anak
berusia 2 tahun.
 World Health Organization (WHO) dan United Nations
Children’s Fund (UNICEF) menganjurkan agar bayi
usia 6-23 bulan untuk mendapatkan makanan
pendamping ASI (MP-ASI) yang optimal.
 Ketentuan pemberian makanan tersebut sebaiknya
mengandung minimal 4 atau lebih dari 7 jenis
makanan, meliputi serealia atau umbi-umbian,
kacang-kacangan, produk olahan susu, telur atau
sumber protein lain, dan asupan kaya vitamin A atau
lainnya.
 Di sisi lain, perhatikan juga batas ketentuan minimum
meal frequency (MMF), untuk bayi usia 6-23 bulan
yang diberi dan tidak diberi ASI, dan sudah mendapat
MP-ASI.
Bagaimana cara mencegah stunting

 Bisakah stunting pada anak dicegah sejak dini?


 Jawabannya, bisa.
 Stunting pada anak merupakan satu dari
beberapa program prioritas yang dicanangkan
oleh pemerintah agar angka kasusnya diturunkan
setiap tahun.
 Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk
mencegah stunting menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016.
 Cara mencegah stunting menurut Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga, yakni:
Cara mencegah stunting untuk ibu hamil dan bersalin
Beberapa cara mencegah stunting untuk ibu hamil dan bersalin yaitu:
 Pemantauan kesehatan secara optimal beserta penanganannya, pada
1.000 hari pertama kehidupan bayi.
 Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) secara rutin dan
berkala.
 Melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat, seperti
dokter, bidan, maupun puskesmas.
 Memberikan makanan tinggi kalori, protein, serta mikronutrien untuk
bayi (TKPM).
 Melakukan deteksi penyakit menular dan tidak menular sejak dini.
 Memberantas kemungkinan anak terserang cacingan.
 Melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.
Cara mencegah stunting untuk anak balita
Sementara itu cara mencegah stunting pada balita,
yaitu:
 Rutin memantau pertumbuhan perkembangan
balita.
 Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita.
 Melakukan stimulasi dini perkembangan anak.
 Memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan
yang optimal untuk anak.
4 Kunci ASUPAN Gizi

DI PERIODE EMAS ANAK


Anak usia 0-12 bulan masuk dalam periode
emas atau masa ketika otak anak sedang
mengalami perkembangan yang pesat
UNTUK ITU ORANG TUA HARUS MEMPERHATIKAN ASUPAN

KECUKUPAN GIZI ANAK

INISIASI MENYUSU DINI (IMD)Nsegera segera bayi lahir

ASI eksklusif
0-6 bulan ANAK SEHAT HARUS
CUKUP GIZI!

MP-ASI (Makanan Pendamping Asi)


rumahan berkualitas dari bahan
lokal mulai dari usia 6 bulan

LANJUTKAN ASI
hingga 2 tahun/lebih
Cara mencegah stunting untuk anak usia sekolah

Anak sekolah juga perlu diberi pembekalan sebagai


upaya pencegahan stunting, seperti:
 Memberikan asupan gizi sesuai kebutuhan harian
anak.
 Mengajarkan anak pengetahuan terkait gizi dan
kesehatan.
Lakukan secara perlahan dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh anak-anak.
Untuk remaja
Meski stunting pada remaja tidak bisa diobati, tapi
masih bisa dilakukan perawatan, di antaranya:
 Membiasakan anak untuk melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak
merokok, dan tidak memakai narkoba
 Mengajarkan anak mengenai kesehatan reproduksi
Anda bisa melakukannya pada anak yang sudah masuk
usia remaja, yaitu 14-17 tahun.
Untuk dewasa muda
 Berikut cara mencegah kondisi ini pada usia dewasa
muda:
 Memahami seputar keluarga berencana (KB)
 Melakukan deteksi dini terkait penyakit menular dan
tidak menular
 Senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih sehat
(PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan tidak
memakai narkoba.
 Intinya, jika ingin mencegah stunting, asupan serta
status gizi seorang calon ibu harus baik. Hal ini
kemudian diiringi dengan memberikan asupan makanan
yang berkualitas ketika anak telah lahir.
3. HAL PENTING DALAM PENCEGAHAN STUNTING

Perbaikan terhadap
pola makan (gizi)

Perbaikan
Pola Asuh
pola asuh

Perbaikan sanitasi
dan akses air bersih
TIGA KEGUNAAN MAKANAN (TRIGUNA MAKANAN)

17 Maret 2016
1.Serealia
2.Umbi-umbian
3.Minyak &
Sumber Zat •Karbohidrat lemak
Tenaga •Lemak 4.Biji & buah
berminyak
5.Gula

1.Pangan hewani
3 Guna Sumber Zat
•Protein
2.Pangan nabati
(kacang-kacangan)
Pembangun
Makanan

Sumber Zat •Mineral 1.Sayuran


Pengatur •Vitamin 2.Buah-Buahan
Contoh olahan Pangan lokal

Kuskus Rasi Jalejo Gulai Iga Sapi


32
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai