OLEH:
NIM. 2114901100
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2021
BAB II
A. INDENTITAS
1. Pengumpulan Data
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengeluh nyeri pada luka terbuka di kaki sebelah kanan dan mengalami patah
tulang
2. Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengeluh nyeri pada luka terbuka di kaki sebelah kanan dan mengalami patah
tulang
3. Riwayat penyakit sekarang
Saat dilakukan pengkajian Pre-Op pada tanggal 22 Desember 2021 jam 09.00 WIB
pasien mengatakan mengeluh nyeri pada luka terbuka di kaki sebelah kanannya yang
mengalami patah tulang, yang disebabkan karena terjatuh ditangga saat beraktivitas
dirumah, pasien kemudian dibawa ke IGD RS Sanjiwani Gianyar untuk mendapatkan
perawatan. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukannya tindakan operasi ORIF
di ruang OK Sanjiwani Gianyar. Pasien mengeluh cemas dengan tindakan operasi.
PQRST :
P : Pasien mengatakan nyeri saat digerakan
Q : Pasien mengatakan rasa nyeri yang dialaminya seperti ditusuk-tusuk
R :Pasien mengatakan nyeri yang dialaminya di bagian kaki sebelah kanan
S : Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan adalah 7 dari 0-10
T : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan setiap saat
Pasien tampak terpasang spalk dan dibalut dengan tensocrepe pada ekstremitas bawah
dextra. Dari observasi pasien tampak meringis dan gelisah.
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan saat
bernafas sebelum dan sesudah sakit
Saat Pengkajian : □ t.a.k (tidak ada keluhan), √sesak saat menarik nafas,
□ sesak saat mengeluarkan nafas, □ nyeri waktu
bernafas,
□ batuk, □ dada berdebar
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian:Pasien mengatakan tidak mengalami masalah kebersihan
diri sebelum sakit
Saat Pengkajian :Pasien mengatakan selama di RS hanya dilap saja 2x/hari
memakai sabun dan waslap dengan dibantu oleh keluarga.
Frekuensi sikat gigi 1x/hari memakai pasta gigi. Pasien
mengganti baju 1x/hari, kebersihan kuku pasien bersih.
8) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian: Pasien merasa nyaman
Saat Pengkajian : □Merasa tidak nyaman gatal, area gatal (-)
12) Rekreasi
Sebelum Pengkajian:Sebelum dan sesudah sakit pasien mengatakan
melakukan rekreasi setiap 1 bulan sekali ke pantai
Saat Pengkajian : Kebiasaan pasien selama di RS hanya berdiam diri
diruangannya
13) Belajar
Sebelum Pengkajian:Pasien mengatakan mengetahui tentang penyakitnya dan
ingin cepat untuk sembuh.
Saat pengkajian :Hal-hal yang perlu dipelajari berhubungan dengan
penyakitnya yaitu efek samping dari penyakit apabila
tidak ditangani. Pemahaman pasien terhadap
penyakitnya cukup baik.
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan melakukan persembahyangan 2 kali
sehari di rumah
Saat Pengkajian : Agama Hindu, selama di RS pasien selalu berdoa untuk
kesembuhannya.
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran :√ composmentis/sadar penuh, □ somnolen,□ koma
Data lainnya: -
b) Bangun Tubuh : □ kurus, □ sedang, √ gemuk
Data lainnya: -
c) Postur Tubuh :√ tegak,□ lordosis,□ kifosis,□ skoliosis,
Data lainnya: -
d) Cara Berjalan : √ lancar terkoordinir, □ terganggu,
Data lainnya: -
e) Gerak Motorik : √ normal, □ tergangu,
Data lainnya: -
f) Keadaan Kulit
Warna : □ normal, □ ikterus, □ sianosis, √ pucat/anemis
Luka : √ ada,
g) Gejala Kardinal
TD : 130/80.mmhg
N : 80 x/mnt
S : 36,8oC
RR : 22 x/mnt
h) Ukuran lain :BB : 60 kg
2) Kepala
a) Kulit kepala √ bersih, □kotor : □ketombe, □kutu
3) Mata
a) Konjungtiva : merah muda, √ anemis/pucat, □ ikterus/kuning
□Nyeri
□Bengkak
□Luka, Lokasi -
Luas -
Warna -
Pus -
Lain-lain -
b) Palpasi
Pengembangan dada : √ simetris, □ asimetris
10) Genetalia
a) Keadaan : √ Bersih, □Keputihan, □Darah
11) Anus
a) Keadaan : □ Bersih, □Hemoroid
Data lainnya: Tidak Mengkaji
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
√ tidak ada,□ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger,□ CRT : > 2 detik □ Luka, Lokasi
b) Ektremitas Bawah
√ Adanya nyeri pada luka terbuka di kaki sebelah kanan yang mengalami
patah tulang, □ pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada
ujung kuku, □Clubbing finger,□ CRT >2 detik √ Luka, Lokasi (kaki kanan)
c) Kekuatan Otot
555 555
555 111
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1. Pemeriksaan Rontgen
Tampak adanya gambaran open fraktur tibia 1/3 proximal dextra oblique
F. ANALISA DATA
1. Pre Operatif
Pasien memasuki ruangan persiapan pukul 09.00 wita dan dilakukan pengkajian
selama 15 menit. Pada fase pre-operatif, kesandaran pasien compos metis, tekanan
darah: 130/80 mmHg, suhu: 36,8 0C, nadi: 80x/mnt, respirasi: 22x/mnt dan tidak ada
riwayat alergi. Posisi pasien supinasi (terlentang) bangun tubuh tegak, kondisi kulit
baik, Pasien mengatakan telah puasa sejak 21 Desember 2021 pukul 24.00 wita. Pukul
09.45 wita pasien diberikan injeksi intra vena antibiotik (Ceftriaxone) sebanyak 1cc
dan telah terpasang IVFD RL 500 mL pada tangan kiri.
a. Data Subjektif
1) Pasien mengeluh cemas dengan tindakan operasi
2) Pasien khawatir tentang kondisinya setelah operasi apakah bisa sembuh
kembali atau tidak
3) PQRST :
P : Pasien mengatakan nyeri saat digerakan
Q : Pasien mengatakan rasa nyeri yang dialaminya seperti ditusuk-tusuk
R :Pasien mengatakan nyeri yang dialaminya di bagian kaki sebelah kanan
S : Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan adalah 7 dari 0-10
T : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan setiap saat
b. Data Objektif
1) Hasil Rotgen menunjukkan adanya open fraktur tibia 1/3 proximal
dextra oblique
2) Pasien tampak meringis
3) Pasien tampak gelisah
4) Pasien tampak terpasang spalk dan dibalut dengan tensocrepe pada
ekstremitas bawah dextra
5) Kekutan otot ekstremitas bawah dextra adalah 1
c. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Akut b.d cedera fisik ditandai dengan, P : Pasien mengatakan nyeri
saat digerakan, Q : Pasien mengatakan rasa nyeri yang dialaminya seperti
ditusuk-tusuk, R :Pasien mengatakan nyeri yang dialaminya di bagian
kaki sebelah kanan, S : Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan
adalah 7 dari 0-10, T : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan setiap
saat. Hasil Rotgen menunjukkan adanya open fraktur tibia 1/3 proximal
dextra oblique. Pasien tampak meringis, Pasien tampak terpasang spalk
dan dibalut dengan tensocrepe pada ekstremitas bawah dextra, Kekutan
otot ekstremitas bawah dextra adalah 1.
2) Ansietas b.d krisis situasional dengan pasien mengeluh cemas dengan
tindakan operasi, pasien khawatir tentang kondisinya setelah operasi
apakah bisa sembuh kembali atau tidak, Pasien tampak gelisah
2. Intra Operatif
Pasien memasuki ruangan operasi pukul 09.50 wita dengan tekanan darah: 130/70 mmHg,
nadi: 78x/mnt, RR: 24 x/mnt dan suhu: 36 0C, SpO2: 94% dan terpasang terpasang IVFD
RL 500 mL pada tangan kiri. Pasien diposisikan miring kiri dengan badan telungkup dan
akan dilakukan spinal anestesi block. Pukul 10.20 wita dilakukan desinfeksi pada area
anestesi selanjutkan dilakukan anestesi lokal dengan pemberian Lidocaine (1 cc) kemudian
dilakukan block spinal dengan Bupivacaine HCL (3 cc). Setelah anestesi selesai, pasien
diposisikan supinasi dan pukul 09.25 wita diberikan sisa antibiotic. (Ceftriaxone) sebanyak
9 cc setelah itu insisi dimulai pukul 10.28 wita dan berakhir pukul 11.35 wita. Selama
operasi berlangsung, TTV pasien berada pada rentang normal dan pada pasien terpasang
oksigen dengan kanul nasal 2 lt. Adapun medikasi yang diberikan selama operasi yaitu :
IVFD RL 500 mL, miloz 2 mg, fenthanil 100 gr, ondansentron 4 mg.
a. Data subyektif: -
b. Data Objektif:
1) Adanya luka insisi sepanjang 15 cm, perdarahan ± 1800 cc
c. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko perdarahan b.d rusaknya vaskulerisasi (pembuluh darah)
ditandai dengan adanya luka insisi sepanjang 15 cm, perdarahan ±
1800 cc.
3. Post Operatif
Pasien dibawa ke ruang pemulihan pukul 11.45 wita dengan keadaann sadar, tekanan
darah: 110/80 mmHg, nafas: 20x/mnt, dan suhu: 36,50C. Pukul 12.00 wita pasien dijemput
oleh perawat ruangan dan telah diberikan instruksi untuk diberikan IVFD RL 20 tpm,
ketorolac 1 ampul, ondansentron 4 mg, tramadol ½ ampul, sulfataropin 2 ampul,
neostigmin 2 ampul.
a. Data Subjektif
1) Pasien mengatakan masih sulit untuk menggerakkan ekstermitas
bawahnya
b. Data Objektif
1) Keadaan pasien tampak lemah
c. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko jatuh b.d pemindahan pasien dengan kelemahan pergerakan
efek spinal anestesi ditandai dengan pasien pasien mengatakan masih
sulit untuk menggerakkan ekstermitas bawahnya, keadaan pasien
tampak lemah .
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pre operatif
a. Nyeri Akut b.d cedera fisik ditandai dengan, P : Pasien mengatakan nyeri saat
digerakan, Q : Pasien mengatakan rasa nyeri yang dialaminya seperti ditusuk-
tusuk, R :Pasien mengatakan nyeri yang dialaminya di bagian kaki sebelah
kanan, S : Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan adalah 7 dari 0-10, T
: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan setiap saat. Hasil Rotgen
menunjukkan adanya open fraktur tibia 1/3 proximal dextra oblique. Pasien
tampak meringis, Pasien tampak terpasang spalk dan dibalut dengan
tensocrepe pada ekstremitas bawah dextra, Kekutan otot ekstremitas bawah
dextra adalah 1.
b. Ansietas b.d krisis situasional dengan pasien mengeluh cemas dengan tindakan
operasi, pasien khawatir tentang kondisinya setelah operasi apakah bisa
sembuh kembali atau tidak, Pasien tampak gelisah
2. Intra operatif
a. Resiko perdarahan b.d rusaknya vaskulerisasi (pembuluh darah) ditandai
dengan adanya luka insisi sepanjang 15 cm, perdarahan ± 1800 cc.
3. Post Operatif
a. Resiko jatuh b.d pemindahan pasien dengan kelemahan pergerakan efek
spinal anestesi ditandai dengan pasien pasien mengatakan masih sulit untuk
menggerakkan ekstermitas bawahnya, keadaan pasien tampak lemah .
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pre-Operatif
2. Ansietas b.d krisis situasional dengan pasien mengeluh Setelah dilaksanakan intervensi Pengurangan Kecemasan
cemas dengan tindakan operasi, pasien khawatir tentang selama 1 x 15 menit diharapkan 1. Gunakan pendekatan
kondisinya setelah operasi apakah bisa sembuh kembali tingkat kecemasan pasien yang tenang dan
atau tidak, Pasien tampak gelisah berkurang dengan kriteria hasil meyakinkan
Tingkat Kecemasan 2. Ciptakan atmosper rasa
1. Rasa cemas yang aman dan nyaman
disampaikan secara lisan 3. Jelaskan semua prosedur
ringan ORIF termasuk hal yang
2. Rasa takut yang mungkin akan dirasakan
disampaikan secara lisan pasien selama prosedur
ringan dilakukan, setelah
prosedur dilakukan
4. Dorong keluarga untuk
mendampingi klien
5. Dorong verbalisasi
perasaan, persepsi dan
ketakutan klien
Terapi Relaksasi
1. Gambarkan tujuan dan
manfaat dari terapi
relaksasi yang tersedia
(relaksasi napas dalam,
relaksasi otot progresif,
musik)
2. Pertimbangkan keinginan
individu untuk
berpartisipasi,
kemampuan dan pilihan
dari pasien
3. Tunjukkan dan
praktikkan teknik
relaksasi pada klien
4. Ulang teknik tertentu
secara berkala
5. Evaluasi laporan individu
terkait pengaruh relaksasi
secara teratur terhadap
kecemasannya
2. Intra-Operatif
6. Pasang handralltempat
tidur
7. Anjurkan memanggil
perawat jika
membutuhkan bantuan
untuk berpindah.
I. IMPLEMENTASI
1. Pre-Operatif
Objektif:
- Pasien tampak lebih
tenang ketika ditemani
Objektif:
- Pasien mengikuti
instruksi relaksasi
nafas dalam dengan
baik
2. Intra Operatif
2. Memantau Subjektif: -
tanda-tanda Objektif: -
vital TTV : TD: 130/70 mmHg,
ortostatik, nadi: 78x/mnt, RR: 24
termasuk x/mnt dan suhu: 36 0C,
tekanan darah SpO2: 94%
3. Post operatif
Anjurkan Subjektif:
memanggil perawat - Pasien mengatakan
jika membutuhkan bersedia memanggil
bantuan perawat jika
memerlukan bantuan
Objektif:
- Pasien telah
menerapkan anjuran
yang diberikan
I. EVALUASI
1.Pre-Operatif
2. Ansietas b.d krisis situasional dengan pasien Rabu/22 Des 2021/ 09.35 S: Dayu
mengeluh cemas dengan tindakan operasi, wita - Pasien mengatakan merasa
pasien khawatir tentang kondisinya setelah cemas karena akan
operasi apakah bisa sembuh kembali atau dilakukannya operasi
tidak, Pasien tampak gelisah - Pasien mengatakan
kecemasannnya berkurang
ketika ada teman disampingnya
- Pasien menanyakan mengenai
prosedur yang akan dilaluinya
- Pasien mengatakan merasa lebih
rileks setelah melakukan
relaksasi nafas dalam
O:
- Pasien terlihat cemas dan
gelisah
- Pasien tampak lebih tenang
ketika ditemani
- Pasien terlihat mendengarkan
penjelasan oleh perawat dengan
baik
- Pasien mengikuti instruksi
relaksasi nafas dalam dengan
baik
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi pasien
2. Intra Operatif
3. Post Operatif
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Mengetahui
Pembimbing Akademik