Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MATA KULIAH ILMU BIOMEDIK DASAR


“SISTEM MUSCULOSKELETAL”

Disusun Oleh;
KELOMPOK 1B
1. Julia Ulandari PO.71.20.1.20.048
2. Wanda Dwi Putri PO.71.20.1.20.050
3. Maharani Puspita Sari PO.71.20.1.20.056
4. Fadhilla Elsa Khairani PO.71.20.1.20.065
5. Syeftiana PO.71.20.1.20.073
6. Indri Yuliana Sari PO.71.20.1.20.081
7. Herdin Putra Ramadhan PO.71.20.1.20.087

Dosen pengampu :
Syokumawena, S.Kep, M.Kes

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PALEMBANG


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN
AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
berkat rahmat dan karunia-nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik tepat pada waktunya.

Ucapan terimakasih pula tak lupa kami ucapkan kapada dosen


pembimbing mata kuliah, karena berkat buah pemikirannya yang kreatif
sehingga mendorong kami untuk menyusun makalah ini guna mengikuti
proses belajar mengajar.

Kami menyadari bahwa mungkin makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, olehnya itu kritikan dan saran yang sifatnya membangun
penulisan selanjutnya sangat kami harapkan.

Palembang, 20 Januari 2021

Kelompok 1B
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................... 4
1.3 Tujuan penulisan ........................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Musculoskeletal ........................................ 6
2.2 Pengertian Musculo ..................................................... 7
2.3 Struktur otot mikroskopis .......................................... 8
2.4 Struktur otot makroskopis ........................................
2.5 Otot-otot tulang asksial ...............................................
2.6 Otot-otot tulang appendicular ....................................
2.7 Kontraksi otot ...............................................................
2.8 Sistem skeletal ..............................................................
2.9 Struktur dan fungsi tulang .........................................
3.0 Pembentukan tulang ...................................................
3.1 Tulang-tulang aksial ...................................................
3.2 Tulang-tulang appendicular ......................................
3.3 Persendian ...................................................................
3.4 Pergerakan sendi ........................................................
3.5 penilaian rentang gerak sendi ...................................
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................
4.2 Saran .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Anatomi adalah ilmu yg mempelajari suatu bangun atau suatu


bentuk denganmengurai-uraikannya ke dalam bagian-bagiannya.

Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari anatomi


khususadalah yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam
pendekatanyang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai
pengetahuantentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur
dari tubuh manusiasehat sehingga sering disebut sebagai anatomi
deskriptif atau topografis.Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya
ada sedikit ahli anatomi manusia profesional yang benar-benar menguasai
bidang ilmu ini; sebagian besar memilikispesialisasi di bagian tertentu
seperti otak atau bagian dalam.

Anatomi tubuh sangat penting untuk dipelajari khususnya bagi


mahasiswakesehatan. Sebab ketika sudah di rumah sakit sebagai tenaga
kesehatan dituntutuntuk dapat melayani pasien. Untuk itulah makalah ini
dibuat, sebagai langkahawal untuk mempelajari anatomi tubuh manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Sistem musculoskeletal?
2. Apa itu Sistem musculo?
3. Bagaimana Struktur otot mikroskopis?
4. Bagaimana Struktur otot makroskopis?
5. Bagaimana otot-otot tulang aksial?
6. Bagaimana otot-otot tulang appendicular?
7. Apa itu kontraksi otot?
8. Apa itu sistem skeletal?
9. Bagaimana struktur dan fungsi tulang?
10. Bagaimana pembentukan tulang?
11. Apa itu tulang aksial?
12. Apa itu tulang appendicular?
13. Apa itu persendian?
14. Bagaimana pergerakan sendi?
15. Bagaimana penilaian rentang gerak sendi?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui tentang Sistem musculoskeletal
2. Mengetahui tentang Sistem musculo
3. Mengetahui Struktur otot mikroskopis
4. Mengetahui Struktur otot makroskopis
5. Mengetahui otot-otot tulang aksial
6. Mengetahui otot-otot tulang appendicular
7. Mengetahui kontraksi otot
8. Mengetahuisistem skeletal
9. Mengetahui struktur dan fungsi tulang
10. Mengetahui pembentukan tulang
11. Mengetahui tulang aksial
12. Mengetahui tulang appendicular
13. Mengetahui persendian
14. Mengetahui pergerakan sendi
15. Mengetahui penilaian rentang gerak sendi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Musculoskeletal

Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang berperan dalam


menunjang, melindungi dan menggerakan tubuh. Rangka merupakan
bingkai bagi struktur tubuh dan melindungi organ internal yang rentan dari
kerusakan. Otot dengan bantuan sendi, ligament dan tendon
memungkinkan tulang bergerak. Sistem ini terdiri atas 206 tulang, yang
merupakan penyokong gerakan tubuh dan melindungi organ internal,
tendon dan ligament, yang menghubungkan tulang dengan otot (Risnanto
& Insani, 2014).
2.2 Sistem Musculo

Muskulo sebagian besar definisi muskulo berasal dari kata


muskuloskeletal yang berarti otot dan tulang. Muskulo atau muskular
adalah jaringan otot-otot tubuh (ilmu = Myologi). Muskulo juga
merupakan organ yang berfungsi sebagai lokomotor, atau suatu organ
berfungsi sebagai penggerak. Sistem Muskulo terdiri dari otot, Sendi,
Tendon (jaringan ikat yang menghubungkan otot dan tulang), Ligamen
(jaringan ikat yang mempertemukan kedua ujung tulang), Bursae (kantong
kecil dari jaringan ikat, antara tulang dan kulit, antara tulang dan tendon
atau diantara otot), Fascia (jaringan penyambung longgar di bawah kulit
atau pembungkus otot, saraf dan pembuluh darah).

Sistem otot terdiri dari : Otot, Fascia, Tendon. Otot membentuk


43% berat badan; > 1/3-nya merupakan protein tubuh dan setengahnya
tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Proses vital di
dalam tubuh (seperti. Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah,
bernapas, peristaltik usus) terjadi karena adanya aktivitas otot. Fungsi otot
adalah Sebagai alat gerak aktif, Menyimpan cadangan makanan, Memberi
bentuk luar tubuh.
2.3 Struktur otot mikroskopis

 Struktur mikroskopis otot rangka adalah sebagai berikut.


a) Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari
serabut-serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut
myofiber/serabut otot.
b) Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang
mempunyai banyak nukleus di tepinya.
c) Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh
dengan bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk
silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
d) Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang
berbeda-beda ukurannya, yaitu yang kasar terdiri dari protein
myosin yang halus terdiri dari protein aktin/actin.

 Struktur mikroskopis otot polos


a) Terdiri atas sel berbentuk sebagai kumparan
b) Ukuran 20 μm – 0,2 mm dengan ketebalan 6 μm
c) Terdapat sebuah inti ditengah agak eksentrik pada bagian perut
sel
d) Tidak menampakkan gambaran garis melintang
e) Tersusun tersebar atau memebentuk berkas tersusun rapat
 Struktur mikroskopis otot jantung
a) Serabut dengan gambaran garis-garis melintang
b) Sel-sel digabung membentuk serabut dengan batas yang
dinamakan discus intercalatus
c) Bentuk sel silindris bercabang, membentuk gambaran sebagai
anyaman
d) Setiap sel berinti satu ditengah
e) Dibungkus Endomysium
f) Tidak terbentuk fasciculus
2.6 Otot-otot Appendicular

Tubuh manusia memiliki lebih dari 200 jenis tulang dan secara garis besar, yang
dikelompokkan ke dalam dua tipe, yaitu rangka aksial dan apendikular. Apa saja
tulang yang tergolong aksial maupun rangka apendikular? Apa pula yang menjadi
fungsi dari tulang-tulang tersebut?
Pada dasarnya, tulang tersusun atas protein kolagen dan mineral kalsium fosfat
yang memiliki sifat saling melengkapi. Kolagen merupakan materi rangka yang
sangat lembut, sedangkan kalsium fosfat sangat keras dan bertugas melindungi
kolagen dari tekanan di luar tulang.
Struktur rangka aksial dan apendikular
Struktur di dalam tulang mirip dengan sarang lebah yang berongga. Kombinasi
ketiganya menghasilkan tulang yang kuat dari luar dan dapat menopang tubuh,
tapi ringan di dalam. Jadi, manusia bisa bergerak dengan fleksibel.
Rangka aksial

Tulang tengkorak merupakan bagian dari rangka aksial.


Rangka aksial pada orang dewasa terdiri atas 80 tulang yang berada pada sumbu
vertikal atau garis tegak pada tubuh. Tulang yang dimaksud adalah tengkorak,
kolom vertebral, dan toraks.

1. Tengkorak
Tulang tengkorak pada rangka aksial sendiri terdiri atas 22 tulang yang dibagi
berdasarkan lokasinya, yaitu tulang kranial dan fasial. Tulang kranial (delapan
buah) ialah batok kepala yang melindungi otak, sedangkan tulang fasial (14 buah)
memiliki susunan tulang yang membentuk wajah manusia.Di dalam tulang
tengkorak, tepatnya pada telinga bagian dalam, terdapat tulang auditori yang
sangat kecil, tapi berperan besar untuk menangkap suara. Tulang ini terdiri
atas  malleus, incus, dan stapes.

2. Kolom vertebral
Kolom vertebral dalam rangka aksial tersusun atas 26 tulang dengan 24 di
antaranya adalah tulang belakang dan sisanya adalah sakrum serta tulang ekor.
Sebanyak 24 tulang belakang kemudian dikelompokkan lagi menjadi tiga bagian,
yakni:

 Vertebra servikal: berada di kepala dan leher (tujuh tulang)


 Vertebra toraks: berada di punggung atas (12 tulang)
 Vertebra lumbal: berada di punggung bawah (lima tulang)
Sementara itu, sakrum dan tulang ekor terdiri atas beberapa tulang belakang yang
menyatu. Keduanya bertugas membantu menopang beban tubuh ketika duduk,
sekaligus sebagai titik perlekatan untuk berbagai ligamen.

3. Toraks
Toraks pada rangka aksial terdiri atas sternum (tulang dada) dan 12 pasang tulang
rusuk. Tulang-tulang ini membentuk semacam selubung pelindung di sekitar
organ tubuh bagian atas, termasuk jantung dan paru-paru, agar tidak rentan rusak
akibat hantaman dari luar tubuh.Beberapa tulang rusuk menempel langsung ke
tulang dada, sedangkan yang lain terhubung ke tulang dada melalui tulang rawan.
Beberapa di antaranya tidak memiliki titik keterikatan, sehingga disebut sebagai
tulang rusuk mengambang.
Rangka apendikular

Tulang belikat termasuk dalam rangka apendikular.


Selain rangka aksial, tubuh juga tersusun atas rangka apendikular yang memiliki
total 126 tulang. Tulang yang tergolong sebagai rangka apendikular antara lain
tulang lengan (bagian atas), kaki (bagian bawah), bahu (girdel pektoral), dan
pinggul (girdel pelvis).

1. Bagian atas
Tubuh bagian atas manusia memiliki 30 tulang yang dikenal dengan nama-nama
berikut ini:

 Humerus: tulang panjang lengan atas


 Radius: salah satu dari dua tulang lengan bawah yang berada di sisi ibu
jari
 Ulna: tulang panjang kedua lengan bawah yang terletak di sisi jari
kelingking
 Karper (karpal): delapan tulang berkelompok di daerah pergelangan
tangan.
 Metakarpal: lima tulang di area tengah tangan
 Falang: 14 tulang yang menyusun jari

2. Bagian bawah
Tubuh bagian bawah rangka apendikular juga memiliki 30 tulang yang terbagi
menjadi:

 Femur: tulang besar di kaki bagian atas


 Tibia: tulang utama tungkai bawah yang membentuk tulang kering
 Fibula: tulang kedua pada tungkai bawah yang berada di tungkai bagian
luar
 Patela: tulang tempurung lutut
 Tarsal: tujuh tulang yang menyusun pergelangan kaki
 Metatarsal: lima tulang yang menyusun area tengah kaki
 Falang: 14 tulang yang menyusun jari-jari kaki
3. Girdel pektoral
Girdel pektoral adalah bagian dari rangka apendikular yang menjadi tempat
menempelnya tulang dari rangka aksial. Girdel pektoral terdiri atas tulang
klavikula (tulang selangka) dan skapula (tulang belikat), yang masing-masing
berjumlah dua tulang (satu di setiap lengan).
4. Girdel pelvis
Girdel pelvis atau pinggul adalah tempat kaki menempel pada kerangka aksial.
Girdel pada rangka apendikular ini terdiri dari dua tulang pinggul (satu untuk
setiap kaki) yang masing-masing terdiri atas dua bagian, yaitu ilium, iskium, dan
pubis.

 Ilium: bagian atas dari setiap tulang pinggul


 Iskium: tulang melengkung yang menyusun dasar setiap tulang pinggul
 Pubis: terletak di bagian depan tulang pinggul atau dikenal sebagai tulang
kemaluan
Untuk memastikan rangka aksial dan apendikular berfungsi dengan baik, Anda
harus menjaga kesehatan tulang dengan memperbanyak asupan kalsium lewat
makanan maupun minuman dan bergerak aktif.Sebaliknya, hindari merokok
maupun kebiasaan mengonsumsi alkohol yang terbukti meningkatkan risiko Anda
mengalami pengeroposan tulang alias osteoporosis.

2.7 Kontraksi Otot

Tubuh manusia terdiri berbagai macam otot yang menyusun berbagai organ yang
menyokong kehidupan. Otot tidak hanya berperan sebagai pembentuk organ,
tetapi juga berfungsi dalam membantu Anda untuk bisa bergerak secara leluasa.
Pergerakan ini didukung oleh mekanisme kontraksi otot dalam membantu
pergerakan dan kinerja dari organ-organ tubuh. Apakah Anda sudah mengetahui
mekanisme kontraksi otot yang merupakan bagian dari mekanisme kerja otot itu?
Bagaimana mekanisme kontraksi otot dalam tubuh manusia?
Mekanisme kontraksi otot sebenarnya merupakan bagian dari mekanisme kerja
otot. Otot-otot berkontraksi dan melemas untuk dapat menggerakan tubuh. Setiap
kontraksi dan pelemasan yang timbul merupakan respon dari sistem saraf.Kunci
dari mekanisme kontraksi otot adalah adanya sinyal dari otak dan energi dari
makanan yang dikonsumsi. Mekanisme kontraksi otot dapat dijabarkan menjadi
beberapa tahapan, yaitu:
1. Sinyal dari sistem saraf
Mekanisme kontraksi otot dimulai ketika adanya sinyal dari sistem saraf atau yang
dikenal sebagai potensial aksi ke sel-sel dalam otot. Sinyal dari sistem saraf
melalui saraf motorik baru diterima oleh sel-sel otot.
2. Reaksi kimia dalam otot
Sinyal dari sistem saraf akan diterima oleh sebuah zat kimia bernama asetilkolin
yang akan memicu berbagai reaksi kimia. Reaksi kimia tersebut memicu
keluarnya kalsium dalam otot dan merangsang kinerja senyawa aktin dan miosin
yang dapat memendekkan otot atau kontraksi.
3. Melemasnya otot
Saat sinyal dari sistem saraf sudah tidak diberikan lagi maka reaksi kimia dalam
otot akan kembali seperti semula dan membuat otot memanjang atau melemas.
Berbagai jenis otot manusia
Mekanisme kerja otot berbeda-beda, tergantung dari jenis ototnya. Berikut adalah
berbagai jenis otot manusia:
 Otot lurik
Tak afdol rasanya jika membahas mekanisme kerja otot tanpa menyinggung jenis
otot ini. Ya, otot lurik adalah otot yang bisa dikendalikan secara sadar dan
merupakan otot yang umumnya digunakan untuk bergerak. Otot-otot lurik
tertempel pada tulang dan diikat dengan jaringan keras yang dikenal sebagai
tendon. Saat otot lurik berkontraksi, tendon ikut bergerak dan menggerakan
tulang.
 Otot polos
Berbeda dengan otot lurik, otot polos adalah otot yang tidak bisa digerakkan
secara sadar. Otot polos dapat ditemukan di organ-organ tubuh, seperti organ
pencernaan.Mekanisme kontraksi otot polos bekerja secara otomatis,  tidak dapat
diatur dan bekerja secara bertahap dibandingkan dengan otot lurik.. Misalnya,
pergerakan otot pencernaan lebih pelan dan teratur saat makanan masuk ke organ
sistem pencernaan daripada pergerakan otot tangan yang cepat.
 Otot jantung
Otot jantung berbeda dengan otot lurik ataupun polos, meskipun serupa dengan
otot polos, Anda tidak dapat mengendalikan otot jantung secara sadar.Mekanisme
kontraksi otot jantung membuat otot jantung mampu memompa darah ke seluruh
tubuh dan mengubah kecepatan mekanisme kerja otot sesuai dengan kebutuhan
tubuh.Contohnya, otot jantung akan memompa lebih pelan ketika Anda sedang
beristirahat dan memompa lebih cepat ketika Anda sedang beraktivitas

Bagaimana menjaga kesehatan otot?


Menjaga kesehatan otot penting agar mekanisme kerja otot tetap berjalan dengan
benar dan baik. Apabila mekanisme kontraksi otot tidak bekerja dengan benar,
Anda akan memiliki kesulitan dalam bergerak ataupun mengalami masalah di
organ-organ tertentu.Anda tidak perlu bingung karena cara menjaga kesehatan
otot dalam dilakukan dengan mudah dengan beberapa cara berikut ini:
 Menerapkan pola makan yang sehat
Selain menjaga kesehatan tubuh dan menurunkan berat badan, menerapkan pola
makan yang bergizi imbang dapat memberikan nutrisi yang memadai untuk
mekanisme kerja otot.Konsumsilah sayur-mayur, buah-
buahan, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh. Anda juga perlu
mengonsumsi makanan tinggi zat besi, seperti bayam, ayam, dan
sebagainya.Selain itu, sebaiknya konsumsi protein dari makanan daripada
suplemen, seperti protein dari daging ayam, tahu, telur, dan sebagainya.
 Berolahraga secara teratur
Saat Anda berolahraga, Anda memang akan merusak otot, tetapi setelahnya tubuh
akan memperbaiki kerusakan tersebut dan membuat otot menjadi semakin kuat
dan besar.Anda tidak perlu melakukan olahraga angkat beban yang berat, karena
aktivitas atau olahraga ringan, seperti bermain bulutangkis, berjalan-jalan, berlari,
berenang, dan sebagainya juga dapat melatih otot Anda. Sebaiknya berolahraga
atau lakukan aktivitas fisik 30 menit per harinya dan lakukan peregangan
sebelumnya.
Hati-hati cedera otot!
Nyeri otot karena olahraga, terutama saat Anda baru pertama kali berolahraga atau
sudah lama tidak berolahraga, adalah hal yang normal. Namun, nyeri otot yang
terasa menyakitkan dan terus-menerus dapat dikarenakan cedera otot.Cedera
otot tidak akan membantu meningkatkan kekuatan otot, tetapi justru dapat
merugikan dan mengganggu mekanisme kontraksi otot, karenanya, cegah cedera
otot dengan melakukan hal-hal berikut ini:
 Berhati-hati saat mengangkat benda berat
Saat akan mengangkat benda yang berat, terapkan postur mengangkat yang benar,
yaitu dengan membiarkan punggung tetap lurus dan menekuk lutut untuk
mengangkat benda berat tersebut.Postur tersebut mencegah cedera pada otot
punggung dengan menyalurkan berat benda ke otot paha yang lebih kuat. Jika
Anda tidak mampu mengangkat sendirian, mintalah bantuan orang lain.
 Gunakan alat pelindung
Saat melakukan olahraga yang berpotensi menimbulkan cedera, gunakan alat
pelindung, seperti helm, dan sebagainya, untuk mengurangi risiko cedera otot
dan persendian.
 Jangan memaksakan diri
Hentikan olahraga ketika Anda merasakan nyeri atau sakit pada persendian atau
otot yang tidak dapat ditahan. Sebaiknya istirahatkan otot dan konsultasikan
dengan dokter ketika cedera otot terjadi.
 Lakukan pemanasan dan pendinginan
Sebelum berolahraga, selalu lakukan pemanasan berupa peregangan
dan jogging ringan. Seusai olahraga, lakukan pendinginan untuk melemaskan
otot-otot yang menegang.
 Lakukan secara perlahan
Bila Anda baru akan memulai atau sudah lama tidak berolahraga, lakukan
olahraga secara perlahan dan ringan untuk mencegah cedera otot. Tingkatkan
intensitas olahraga secara perlahan.
 Jangan lupa minum air
Saat sedang berolahraga, jangan lupa untuk meminum air untuk
menangkal dehidrasi yang dapat menyebabkan pusing dan meningkatkan peluang
terjadinya cedera otot.
3.0 Pembentukan tulang

Proses pembentukan tulang


Proses pembentukan tulang dikenal juga dengan istilah osteogenesis dan osifikasi.
Pada akhir minggu kedelapan setelah pembuahan, pola kerangka terbentuk dalam
tulang rawan dan membran jaringan ikat kemudian osifikasi dimulai.Osteoblas,
osteosit, dan osteoklas merupakan tiga jenis sel yang terlibat dalam
pengembangan, pertumbuhan dan remodeling tulang. Osteoblas adalah sel
pembentuk tulang, osteosit adalah sel tulang dewasa, dan osteoklas berfungsi
memecah dan menyerap kembali tulang yang rusak.Ada dua jenis osifikasi, yakni
osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral. Berikut penjelasan mengenai
kedua hal ini.
1. Osifikasiintramembran
Osifikasi intramembran adalah proses pembentukan tulang tengkorak dan tulang
cangkang. Selama osfikasi intramembran di tengkorak, sel-sel mesenkhimal yang
berasal dari perkembangan saraf menjadi nodul padat. Proses ini diawali dengan
sel punca mesenkimal (sel yang dapat berdiferensiasi) yang berkumpul dan
membentuk osteoblas. Saat inilah osifikasi dimulai dan mencakup tahap-tahap
berikut:

 Osetoblas kemudian menghasilkan osteoid (tulang yang belum


termineralisasi) atau matriks.
 Sel punca mesenkimal terus berdiferensiasi.
 Osteoblas bermigrasi ke membran dan menyimpan matriks tulang di
sekitar mereka.
 Osteoblas yang dikelilingi oleh matriks kemudian berdiferensiasi menjadi
osteosit.
 Osteosit kemudian mengeras dalam hitungan hari.
2. Osifikasiendokondral
Osifikasi endokondral melibatkan penggantian tulang rawan hialin
dengan jaringan tulang. Sebagian besar tulang kerangka dibentuk dengan cara ini.
Tulang-tulang ini disebut tulang endokondral.Dalam proses ini, tulang rawan
hialin merupakan model atau cetak biru tulang yang akan dibentuk.

 Pada bulan ketiga setelah pembuahan, perikondrium yang mengelilingi


‘model’ tulang rawan hialin terinfiltrasi dengan pembuluh darah dan
osteoblas kemudian berubah menjadi periosteum.
 Osteoblas berkumpul pada dinding diafisis dan membentuk  bone collar.
 Pada saat yang sama, tulang rawan di tengah diafisis mulai hancur.
 Osteoblas menembus tulang rawan yang hancur dan menggantinya dengan
tulang spons. Proses ini membentuk pusat osifikasi primer.
 Osifikasi berlanjut dari pusat ke ujung tulang. Setelah tulang spons
terbentuk dalam diafisis, osteoklas memecah tulang yang baru terbentuk
untuk membuka rongga meduler.
 Tulang rawan di epifisis terus tumbuh sehingga tulang berkembang
bertambah panjang.
Biasanya setelah kelahiran, pusat osifikasi sekunder terbentuk pada epifisis.
Osifikasi di epifisis mirip dengan diafisis. Hanya saja tulang spons tetap
dipertahankan. Ketika osifikasi sekunder selesai, tulang rawan hialin sepenuhnya
digantikan oleh tulang keras, kecuali pada dua area:

 Bagian dari tulang rawan hialin yang tetap berada di atas permukaan
epifisis sebagai tulang rawan artikular.
 Bagian tulang rawan lainnya berada antara epifisis dan diafisis. Ini
merupakan lempeng epifisis atau daerah pertumbuhan.

3.1 Tulang- tulang Aksial

Tulang-tulang yang menyusunrangkatubuhkitaterbagimenjadi 2 bagian,


yaitu kerangkaaksial dan kerangkaapendikular. Kerangkaaksialmeliputi 80
tulang pada manusia, sedangkankerangkaapendikularterdiridari 126 tulang.
 KERANGKA AKASIAL
Kerangkaaksialberfungsiuntuk melindungi organ dan memeliharapostur tubuh.
Tulang yang termasukdalamkerangkaaksialantara lain;

 Tulang Tengkorak
 Tulang belakang
 Tulang Rusuk dan Tulang Dada.
 7 pasang “tulang rusuk sejati” (true ribs)
 3 pasang “tulang rusuk palsu” (false ribs), dan
 2 pasang “tulang rusuk melayang” (floating ribs)
 Anggota Gerak Atas,
 Anggota Gerak Bawah, dan
 Tulang Panggul
 2 tulang usus (ilium),
 2 tulang kemaluan (ischium), dan
 2 tulang duduk (pubis)
3.2 Tulang- tulang Appendicular

Rangka apendikular adalah rangka tambahan yang berfungsi sebagai


penggerak tubuh, dalam hal ini yang menyusun alat gerak seperti tangan dan kaki.
Rangka ini meliputi anggota gerak atas (tungkai depan/extremitas superior),
anggota gerak bawah (tungkai bawah/extremitas inferior), gelang bahu dan gelang
panggul.

1. Anggota gerak atas (extremitas superior)

 Humerus atau tulang lengan atas, meliputi kelompok tulang panjang /pipa,
ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat.
 Radius dan ulna/pengumpil dan hasta, yang memungkinkan pergelangan
tangan untuk memutar.
 Karpal atau pergelangan tangan, terdiri dari 8 buah tulang yang saling
dihubungkan oleh ligamen.
 Metakarpal atau telapak tangan, yang tersusun atas lima buah jari. Di
bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan
bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges).
 Phalanges (tulang jari-jari), yang tersusun atas 14 tulang. Setiap jari
tersusun dari tiga tulang, kecuali ibu jari yang hanya punya 2 tulang.

2. Anggota gerak bawah (extremitas inferior)


 Femur atau tulang paha, yang meliputi kelompok tulang panjang, dan bisa
ditemukan dari gelang panggul sampai ke lutut.
 Tibia dan fibula/tulang kering dan tulang betis.
Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena
berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan
tempat melekatnya beberapa otot.
 Patela atau tempurung lutut, yang terletak antara femur dengan tibia, dan
berfungsi untuk melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada
tendon yang membentuk lutut.
 Tarsal atau tulang pergelangan kaki, yang meliputi tulang pendek, dan
tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
 Metatarsal atau tulang telapak kaki, yang tersusun atas 5 tulang secara
mendatar.
 Palanges atau tulang jari-jari kaki. Tiap jari tersusun atas 3 tulang, kecuali
ibu jari yang tersusun atas 14 tulang.

3. Gelang Bahu

 Tulang selangka (klavikula)


 Tulang belikat (skapula)
4. Gelang Panggul

 Tulang usus (os illium), terdiri dari dua buah yakni kiri dan kanan.
Fungsinya adalah menyokong berat badan dan postur tubuh, sebagai titik
jangkat otot, tendon, dan ligamen, dan melindungi organ-organ bagian
dalam.
 Tulang pinggul (os pelvis), merupakan sebuah rongga yang dibentuk oleh
sambungan antara tulang-tulang panggul. Fungsinya adalah menyangga
berat tubuh bagian atas ketika sedang duduk, berdiri dan beraktivitas.
Sementara pada wanita, ini bertugas mengandung ketika hamil dan
melindungi viscera pelvis dan abdominopelvic viscera (bagian inferior
saluran kemih,organ reproduksi internal).
 Tulang duduk (os ichium), berbentuk setengah lingkaran dan menghadap
ke atas. Fungsinya adalah membantu memberikan dukungan untuk tulang
punggung bagian bawah dan membantu gerakan kaki bagian atas.
 Tulang kemaluan (os pubis), memiliki dua cabang, satu menuju ke
samping atas dan satu lagi menuju ke samping bawah. Fungsinya adalah
melindungi alat/organ reproduksi.

3.3 Persendian
Sendi adalah penghubung antartulang yang membuat tulang dapat
digerakkan. Atau singkatnya, sendi merupakan perantara antara tulang yang satu
dengan tulang lainnya, sehingga tulang itu menyatu. Bagian penunjang persendian
itu terdiri dari kapsula sendi, ligamen, tulang rawan hialin (kartilago hialin), dan
cairan sinovial.

 Kapsula sendi adalah lapisan yang melapisi sendi, yang di bagian


dalamnya terdapat rongga.
 Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari
serabut-serabut yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi.
 Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang
menutupi kedua ujung tulang yang berguna untuk menjaga dari benturan.
 Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.
Macam-macam Sendi
Berdasarkan sifat pergerakannya, sendi dibedakan menjadi 3 macam, yakni :

1. Sendi Mati (Sinartrosis)

Sendi mati atau sinartrosis adalah sendi yang tidak memiliki celah, sehingga tidak
mungkin terjadi pergerakan pada sendi itu. Contoh sendi mati adalah sendi yang
menghubungkan antartulang pada bagian tengkorak. Sendi mati ada dua jenis,
yakni sinartrosis sinfibrosis dan sinartrosis sinkondrosis. Pengelompokan
sinartrosis itu menjadi dua macam didasarkan pada jaringan penghubung
antartulangnya. Sinartrosis sinfibrosis adalah jenis sendi yang tidak
memungkinkan terjadinya gerakan (sinartrosis). Sinartrosis sinkondrosis adalah
sinartrosis yang menghubungkan antartulang dengan tulang rawan, contohnya
hubungan antarsegmen pada tulang belakang.

2. Sendi Gerak (Diartrosis)

Sendi diartrosis adalah jenis sendi yang bisa digerakkan dengan bebas. Sering
disebut juga sebagai sendi gerak. Macam-macam sendi gerak terdiri dari sendi
engsel, sendi peluru, sendi putar, sendi geser, dan sendi pelana.

A. Sendi Engsel adalah hubungan antartulang yang dapat digerakkan satu arah
berupa maju atau mundur. Contohnya persendian siku, persendian lutut, dan
persendian antar ruas jari tangan.

B. Sendi Peluru adalah hubungan antartulang yang dapat digerakkan ke segala


arah. Contohnya persendian antara tulang paha dan tulang gelang panggul,
persendian pangkal lengan atas (tulang lengan) dan gelang bahu (tulang belikat).
C. Sendi Putar yaitu sendi yang dapat bergerak karena mempunyai poros pada
tulang. Contohnya persendian tulang tengkorak dan tulang atlas, persendian
tulang hasta dan tulang pengumpil.

D. Sendi Geser, sendi yang memungkinkan terjadinya gerakan pergeseran pada


tulang. Contohnya sendi-sendi pada ruas tulang belakang.

E. Sendi Pelana adalah hubungan antartulang yang salah satu tulangnya bisa
digerakkan menuju dua arah. Contohnya sendi yang menghubungkan ruas jari
dengan telapak tangan.

3. Sendi Kaku (Amfiartrosis)

Sendi yang bisa digerakkan namun terbatas. Contohnya adalah sendi pada
pergelangan tangan, sendi pada pergelangan kaki, serta sendi pada tulang dada.

3.4 PERGERAKAN SENDI

Sendi merupakan perhubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan.


Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi). Fungsi utama sendi adalah
untuk memberikan fleksibilitas dan pergerakan pada tempatnya, juga sebagai
poros anggota gerak. Macam macam sendi pun cukup beragam. Ada beberapa
sendi dalam tubuh yang hanya memberikan sedikit pergerakan, namun tetap saja
sangat berfungsi untuk memberikan kestabilan pada tubuh kita.

Macam macam sendi berdasarkan jangkauan gerak:

- Persendian Fibrosa, yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan, di mana letak
tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh selapis jaringan
ikat fibrosa, contohnya sutura di antara tulang-tulang tengkorak.
- Persendian Kartilagenosa, yaitu persendian yang gerakannya terbatas, di mana
tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin, contohnya tulang iga.

- Persendian Sinovial, yaitu persendian yang gerakannya bebas, merupakan bagian


terbesar dari persendian pada tubuh orang dewasa, contohnya sendi bahu dan
panggul, sikut dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari tangan dan kaki,
pergelangan tangan dan kaki.

Macam macam sendi berdasarkan perbedaan kemampuan gerak.

1. Sendi gerak

Sendi gerak merupakan hubungan antar tulang dengan kemampuan gerak lebih
banyak. Pada sendi gerak tulang yang satu dengan tulang yang lain diikat dengan
semacam jaringan pengikat atau ligamen. Gerakan antar tulang ini akan
menimbulkan gesekan dan rasa sakit jika pada rongga antar tulang tidak terdapat
minyak sendi.

2. Sendi Kaku

Sendi kaku merupakan macam macam sendi yang memungkinkan terjadinya


sedikit gerakan. Sendi kaku terdapat pada hubungan antar tulang-tulang
pergelangan tangan dan tulang pergelangan kaki.

3. Sendi Mati

Sendi mati merupakan macam macam sendi yang menghubungkan tulang yang
satu dengan tulang yang lain tanpa dapat digerakkan sama sekali. Persendian jenis
ini terdapat pada hubungan antara tulang pada tengkorak.

Macam-macam sendi berdasarkan sifat dan biasa pula dikatakan dengan


pergerakan atau fungsinya, antara lain sebagai berikut :

- Sinartosis (Synarthrosis) atau Sendi mati adalah hubungan antartulang yang


tidak memungkinkan terjadinya gerakan, contohnya persendian pada tulang
tengkorak. Dapat dibedakan menjadi dua:

- Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat


fibrosa.

Contoh: persendiantulangtengkorak.

- Sinartrosissinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulangrawan.


Contoh: hubunganantarsegmen pada tulangbelakang.

- Amfiartrosis (Amphiarthrosis) atauSendikakuadalahhubunganantartulang yang


hanyasedikitmemungkinkanterjadinyagerakan.
Contohnyasendikakuadalahpersendiantulang-tulangpergelangantangan,
persendiantulangpergelangan kaki, dan persendianruas-
ruastulangbelakangDiartrosisatauSendigerakadalahhubunganantartulang yang
memungkinkanterjadinyagerak, baikgeraksatuarah, duaarah, maupunkesegalaarah.

3.5. PENILAIAN RENTANG GERAK SENDI

Range Of Motion (ROM),


merupakanistilahbakuuntukmenyatakanbatas/besarnyagerakansendibaik normal.
ROM juga di
gunakansebagaidasaruntukmenetapkanadanyakelainanbatasgerakansendi
abnormal.

Range of motion adalahlatihangerakansendi yang


memungkinkanterjadinyakontraksi dan pergerakanotot, di mana
klienmenggerakanmasing-masingpersendiannyasesuaigerakan normal
baiksecaraaktifataupunpasif. Tujuan ROM adalah : (1).
Mempertahankanataumemeliharakekuatanotot, (2).
Memeliharamobilitaspersendian, (3) Merangsangsirkulasidarah, (4).
Mencegahkelainanbentuk.

Konsepdasarkekuatanotot

Ototmerupakanalatgerakaktif, sebagaihasilkerjasamaantaraotot dan tulang.


Tulangtidakdapatberfungsisebagaialatgerakjikatidakdigerakan oleh otot,
halinikarenaototmempunyaikemampuanberkontraksi( memendek /
kerjaberat&memanjang / kerjaringan ) yang
mengakibatkanterjadinyakelelahanotot, proses kelelahaniniterjadisaat 9 9
waktuketahananotot ( jumlahtenaga yang dikembangkan oleh otot ) terlampaui.

PengukurankekuatanototPerubahanstrukturototsangatbervariasi. Penurunanjumlah
dan serabutotot, atrofi, pada beberapaserabutotot dan hipertropi pada
beberapaserabutotot yang lain, peningkatanjaringan lemak dan
jaringanpenghubung dan lain-lain mengakibatkanefek negative.
Efektersebutadalahpenurunankekuatan, penurunfleksibilitas,
perlambatanwaktureaksi dan penurunankemampuanfungsional.

PenilaianKekuatanOtotmempunyaiskalaukur yang
umumnyadipakaiuntukmemeriksapenderita yang
mengalamikelumpuhanselainmendiagnosa status kelumpuhan juga
dipakaiuntukmelihatapakahadakemajuan yang
diperolehselamamenjalaniperawatanatausebaliknyaapakahterjadiperburukan pada
penderita.Penilaiantersebutmeliputi : (1). Nilai 0: paralisis total
atautidakditemukanadanyakontraksi pada otot, (2) Nilai 1: kontaksiotot yang
terjadihanyaberupaperubahandari tonus otot, dapatdiketahuidenganpalpasi dan
tidakdapatmenggerakansendi, (3) Nilai 2:
otothanyamampumengerakkanpersendiantetapikekuatannya 10 10
tidakdapatmelawanpengaruhgravitasi, (4) Nilai 3: dapatmenggerakkansendi, otot
juga dapatmelawanpengaruhgravitasitetapitidakkuatterhadaptahanan yang
diberikanpemeriksa, (5) Nilai 4: kekuatanototseperti pada derajat 3
disertaidengankemampuanototterhadaptahanan yang ringan, (6) Nilai 5:
kekuatanotot normal.

Adapuncarauntukmemeriksakekutanototdenganmenggunakanderajat

kekuatanotottersebutyaitusebagaiberikut:

1. Pemeriksaankekuatanototekstermitasatas.

1) Pemeriksaankekuatanotot bahu.

Caranya:

a). Minta klienmelakukanfleksi pada lenganekstensilengan dan beri

tahanan.

b). Lakukanprosedur yang samauntukgerakanekstensilengan, laluberi

tahanan.

c). Nilai kekuatanototdenganmenggunakanskala 0-5.

1) Pemeriksaankekuatanototsiku.

Caranya:

a). Minta klienmelakukangerakanfleksi pada siku dan beritahanan.

b). Lakukanprosedur yang samauntukgerakanekstensisiku, laluberi

tahanan.

c). Nilai kekuatanototdenganmenggunakanskala 0-5.

2) Pemeriksaankekuatanototpergelangantangan.

a). Letakkanlenganbawahklien di atasmejadengantelapaktangan

menghadapkeatas.

b). Minta klienuntukmelakukangerakanfleksitelapaktangandengan


melawantahanan.

c). Nilai kekuatanototdenganmenggunakanskala 0-5.

3) Pemeriksaankekuatanototjari-jaritangan

Caranya:

a). Mintalahklienuntukmeregangkanjari-jarimelawantahanan.

b). Nilai kekuatanototdenganmenggunakanskala 0-5.

2. Pemeriksaankekuatanototekstremitasbawah

1). Pemeriksaankekuatanototpanggul.

Caranya:

a). Aturposisitidulklien, lebihbaikpemeriksaandilakukandalamposisi

supine.

b). Minta klienuntukmelakukangerakanfleksitungkaidenganmelawan

tahanan.

c). Minta klienuntukmelakukangerakanabduktif dan adduksitungkai

melawantahanan.

d). Nilai kekuatanototdenganmenggunkanskala 0-5.

2). Pemeriksaankekuatanototlutut.

Caranya:

a). Minta klienuntukmelakukangeraknfleksilututdenganmelawan

tahanan.

b). Nilai kekuatanototdenganmenggunakanskala 0-5.

3). Pemeriksankekuatanotottumit.

Caranya:

a). Minta klienuntukmelakukangerakanplantarfleksi dan dorsifleksi

denganmelawantahanan.

b). Nilai kekuatanototdenganmenggunakanskala 0-5.


4). Pemeriksaankekuatanototjari-jari kaki.

a). Minta klienuntukmelakukangerakanfleksi dan ekstensijari-jari kaki

denganmelawantahanan.

b). Nilai kekuatanototdenganmenggunakanskala 0-5.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/126/jtptunimus-gdl-nurhadiwib-6283-
1-bab1.pdf

https://slideplayer.info/slide/12932440/

https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/08._Anfis_Muskuloskeletal_.pdf

https://www.google.com/amp/s/www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/struktur-
rangka-manusia-703/amp/

https://bobo.grid.id/amp/082203177/mengenal-sistem-gerak-pada-manusia-
macam-macam-sendi-dan-contohnya?page=all

Anda mungkin juga menyukai