Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses
ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen dengan
melibatkan semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan
faktor penentu baik buruknya mutu dan citra dari rumah sakit, oleh karena itu
kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan hingga
tercapai hasil yang optimal. Dengan memperhatikan hal tersebut, proses
manajemen yang baik perlu diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan
sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang
ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan
secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan,
memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi,
budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
(Gillies, 1986). Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan
profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi
manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian.
Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan memerlukan
ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang
mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan
berhasil guna kepada klien. Dengan alasan tersebut, manajemen keperawatan
perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam pengembangan
keperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan tuntutan profesi dan
tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan

1
pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang
terjadi (Nursalam, 2002).
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat
penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, salah
satunya adalah penyelenggara pelayanan asuhan keperawatan senantiasa
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun keluarganya
(Depkes, 1987). Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan
keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang sebagai salah
satu penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan serta usaha lain di bidang
kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat, maka rumah sakit perlu didukung
dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan
berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang
diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial yang
dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak cara. Salah satu cara untuk dapat
meningkatkan ketrampilan manajerial yang handal selain didapatkan di bangku
kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan praktik. Mahasiswa Program
Studi Profesi Ners STIKES Hangtuah Tanjungpinang dituntut untuk dapat
mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang Rawat Inap
Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang yang berlangsung selama 1 minggu yaitu
tanggal 01 November 2021 – 03 November 2021 dengan arahan dari
pembimbing lapangan maupun dari pembimbing pendidikan yang intensif.
Adanya praktik manajemen ini diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu
yang didapat dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses
manajemen.

2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 3 minggu di
Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang, mahasiswa mampu
mengelola manajemen asuhan dan manajemen pelayanan keperawatan
tingkat dasar secara professional dengan pengintegrasian kemampuan
kepemimpinan secara efektif.
2. Tujuan Khusus
Secara kelompok dan individu mahasiswa dapat menunjukkan
kemampuan dalam hal manajemen keperawatan baik pengelolaan sarana
maupun kegiatan keperawatan dalam tatanan klinik. Kemampuan
manajemen diantaranya meliputi:
a. Menerapkan konsep, teori dan prinsip prinsip manjemen keperawatan
dan mengintegrasikan konsep kepemimpinan dalam pengelolaan
majemen pelayanan tingkat dasar dengan menjadi agen pembaharu
dengan melakukan perubahan kearah yang lebih baik pada Ruang
Rawat Inap Dahlia dengan berdasarkan situasi nyata yang dimulai dari:
1) Pengkajian pada situasi nyata ruang rawat
2) Merumuskan hasil pengkajian kedalam analisis SWOT
3) Merumuskan masalah sesuai dengan hasil pengkajian
4) Menyusun rencana tindakan berdasarkan konsep dan teori yang
telah dipelajari
5) Mengaplikasikan rencana penyelesaian masalah yang telah disusun
pada ruang rawat secara nyata
6) Mengevaluasi hasil aplikasi yan telah dilakukan
7) Menyusun rencana tindak lanjut Planning of Action berdasarkan
evaluasi tindakan
b. Menerapkan konsep, teori dan prinsip – prinsip manajemen
keperawatan dan mengintegrasikan konsep kepemimpinan dalam
pengelolaan manajemen asuhan keperawatan pada klien di Ruang
Rawat Inap Dahlia secara professional dengan menjalankan peran atau

3
Role play sebagai kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana
sehingga mampu melakukan kegiatan :
1) Timbang terima (Operan) pasien dengan perawat antar shift
2) Melakukan pre dan post konferen dengan sesama perawat pelaksana
3) Menjalankan asuhan keperawatan
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat untuk Perawat
a. Terbinanya hubungan antar perawat dengan perawat dan perawat
dengan tim kesehatan yang lain
b. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
c. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
2. Manfaat untuk Rumah Sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan Isolasi yang
berkaitan dengan pelaksaan asuhan keperawatan professional
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana tindak lanjut dalam bentuk Plan Of Action (POA)
c. Sebagai bahan masukkan bagi perawat, khususnya di Ruang Rawat Inap
Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang untuk meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan yang mengacu kepada Model Praktek
Keperawatan Profesional (SP2KP).
3. Manfaat untuk Mahasiswa
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa Program Profesi
Ners dalam aplikasi konsep manajemen keperawatan secara langsung.

4
BAB II
TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran umum Rumah Sakit dan ruang praktik


1. Sejarah Singkat
RSUD Kota Tanjungpinang adalah Rumah Sakit Umum Daerah milik
Pemerintah Kota Tanjungpinang, keberadaannya sejak tahun 1903. terletak
tepat di jantung kota Tanjungpinang, di Kelurahan Tanjungpinang Kota,
Kecamatan Tanjungpinang Kota. Dibangun di atas tanah seluas 18.570 M2,
dengan luas bangunan sebesar 8.028 M2 serta kapasitas tempat tidur
sebanyak 115 buah.
Pada awalnya merupakan rumah sakit tanpa kelas, kemudian seiring
perkembangan penduduk pada Pelita II menjadi RSUD tipe-D, kemudian
dengan ditempatkannya 4-jenis dokter Spesialis dasar yaitu; Spesialis Bedah,
Spesialis Kebidanan, Spesialis Penyakit Dalam dan Spesialis Kesehatan Anak
pada Pelita III, maka klasifikasi RSUD-Tanjungpinang meningkat menjadi
RSUD tipe-C dan dikukuhkan oleh surat Keputusan Menkes RI Nomor :
51/Menkes/SK/II/1979.
Dengan adanya pemekaran wilayah pada tahun 2002, berdasarkan
Undang Undang Pembentukan Kota Tanjungpinang sebagai daerah otonom
yaitu UU No 5 Th. 2001, RSUD yang sebelumnya milik Kabupaten
Kepulauan Riau kemudian diserahkan ke Pemerintah Kota Tanjungpinang.
Pada Tahun 2010 RSUD Kota Tanjungpinang merencanakan
pengembangan sistem manajemen dengan menerapkan sistem PPK-BLUD
(Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah) dengan tujuan
agar pelaksanaan kegiatan dapat lebih efektif dan efisien sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal.

Kota Tanjungpinang terletak di Pulau Bintan pada koordinat geografis


0051’ s/d 0059’ LU dan 104023’ s/d 104034’ BT, dengan luas wilayah 239,5
KM2 yang terdiri dari; perairan 236.816 KM2, sedangkan daratan lebih
kurang12.464 KM 2. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

5
a. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten
Kepulauan Riau,
b. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Galang, Kota Batam,
c. Di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Galang Kota Batam,
d. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bintan Timur Kabupaten
kepulauan Riau,

Kota Tanjungpinang terdiri dari empat buah Kecamatan, yaitu


Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kecamatan Tanjungpinang Barat,
Kecamatan Tanjungpinang Timur, dan Kecamatan Bukit Bestari. Dengan 18
Kelurahan, 163 RW, dan 653 RT.

Kota Tanjungpinang berbatasan dengan daerah otorita Batam, negara


tetangga Singapura dan Malaysia. Dan merupakan kawasan Segitiga
Pengembangan SIJORI (Singapura, Johor, dan Singapura).Geografis Kota
Tanjungpinang merupakan kawasan pesisir, berbukit-bukit dengan batuan
boksit, beberapa kawasan pantainya masih terdapat rawa dan hutan bakau.

2. Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan

6
a) Motto
 Motto RSUD Kota Tanjungpinang :
Kesembuhan anda adalah kebahagiaan kami
 Motto Ruang Dahlia :
Pelayanan kami adalah ibadah dan kesembuhan anda adalah amanah
b) Visi
Menjadi ruang rawat inap unggulan dibidang pelayanan penyakit dalam
dengan menerapkan pasien safety melalui pemberian asuhan keperawatan
yang profesional
c) Misi
 Memberikan pelayanan perawatan profesional dibidang penyakit
dalam di Irna Dahlia sesuai standar asuhan keperawatan dan standar
prosedur operasional
 Meningkatkan kompetensi tenaga perawat Irna Dahlia melalui
pelatihan guna pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas
 Menerapkan pasien safety dalam pemberian pelayanan keperawatan
 Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan evaluasi mutu
pelayanan asuhan keperawatan di Irna Dahlia.
d) Nilai-nilai RSUD
RSUD kota Tanjungpinang senantiasa melestarikan nilai-nilai
(values) rumah sakit dan telah menjadi budaya kerja yang telah
diterapkan sejak berdirinya RSUD ini, yaitu:
1) Ramah
Menjadi nilai-nilai luhur utama dan modal bagi RSUD Kota
Tanjungpinang dalam melakukan pelayanan pada pasien dan keluarga
yang datang ke RS.
2) Disiplin
Adalah nilai yang mengandung makna mentaati semua peraturan
yang berlaku dalam lingkungan kerja, tepat waktu dalam bekerja dan
bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3) Komiten

7
Adalah sikap yang menjunjung tinggi semangat dalam bekerja, rasa
senasib dan sepenanggungan, seia sekata serta senantiasa menjalankan
kesepkatan bersama.
4) Sabar
Merupakan sikap yang tenang dalam bertindak, tidak mudah
terpancing emosi, tidak mudah putus asa dan tidak tergesa-gesa
mengambil keputusan.
5) Rapi
Merupakan nilai yang teratur dalam menyusun sesuatu dan baik dalam
berpenampilan.
6) Adil
Merupakan nilai yang tidak tidak memihak pada salah satu
kepentingan dan mengambil keputusan sesuai dengan hak den
wewenangnya.
7) Cekatan
Merupakan nilai dan sikap yang bijak dalam bertindak, bekerja
dengan cepat, rapi, tepat dan akurat.
8) Responsif
Merupakan nilai yang cepat dalam bertindak, tanggap dan sigap serta
tidak menanti atau menunda pekerjaan.
9) Transparan merupakan nilai yang diterapkan sistem keterbukaan
dengan dan tidak menyembunyikan sesuatu baik informasi maupun
pengetahuan.
10) Informatif

Merupakan sikap yang selalu memberikan keterangan yang baik dan


benar ke pasien ataupun rekan kerja dan dapat memberikan penjelasan
dengan lengkap, terang dan mudah dipahami.

3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 5 Tahun


2009, tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kota Tanjungpinang,
Walikota Tanjungpinang menerbitkan Peraturan Walikota Nomor 13 Tahun

8
2021, tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Tanjungpinang. RSUD
mempunyai tugas pokok: Membantu Walikota dalam melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan kesehatan
Rumah Sakit, yang meliputi bidang perencanaan, anggaran, pelayanan
kesehatan, keperawatan dan penunjang pelayanan kesehatan serta upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu
dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya
rujukan.

Dalam melaksanakan tugasnya, RSUD mempunyai fungsi:

a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis daerah di bidang


kesehatanrumah sakit;

b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna;

c. Pelaksanaan pencegahan dan penyembuhan penyakit;

d. Pelaksanaan pemulihan kesehatan secara serasi, terpadu dengan upaya


peningkatan derajat kesehatan masyarakat;

e. Pemberian pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, dan pelayanan


asuhan keperawatan;

f. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di


bidang kesehatan;

g. Pemberian pelayanan administrasi;

h. Pemberian pelayanan rujukan sesuai ketentuan peraturan perundang-


undangan

2. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan


Jenis-jenis pelayanan yang ada di RS BLUD Kota Tanjungpinang adalah :
a. Instalasi rawat Inap

9
Tabel 1
Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Ranjungpinang

No RUANGAN KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3 ICU ICU ISOLASI TOTAL


BIASA COVID COVID TT

1 Ruang 4 8 5 17
Cempaka
2 Ruang 4 3 8 15
Anggrek
3 Ruang Mawar 6 5 5 2 18

4 Ruang 4 4
Lavender
5 Ruang 28 28
Bougenville
6 Ruang Dahlia 26 26

7 Ruang Teratai 7 7

TOTAL 18 16 18 2 7 54 115

b. Instalasi rawat jalan


Instalasi Rawat jalan RSUD melayani 12 poliklinik layanan, yaitu;
Poliklinik Jiwa, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Bedah, Poliklinik
Anak, Poliklinik Penyakit Syaraf, Poliklinik THT, Poliklinik Mata,
Poliklinik Kulit, Poliklinik Kebidanan, Poliklinik Paru, Poliklinik
Voluntary Consulting and Testing (VCT), dan Poliklinik Gigi.
c. Instalasi Gawat Darurat
RS BLUD Kota Tanjungpinang memiliki Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat yang didukung oleh tenaga Dokter Spesialis dan 11 orang dokter
jaga (dokter umum).
d. Instalasi Bedah Sentral
Untuk kegiatan pembedahan saat ini ruang operasi yang siap pakai ada 3
ruangan kamar operasi.

10
e. Instalasi Laboratorium Klinik
Pemeriksaan darah rutin, kimia darah, urin, feses, Analisa cairan tubuh
f. Instalasi Radiologi
Rontgen dan usg

g. Instalasi Farmasi
h. Instalasi Gizi
i. Instalasi Kamar Jenazah
j. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

B. PENGUMPULAN DATA
1. Data Umum
a. Tenaga dan Pasien (M1 – Man)
1) Pasien
Ruang Rawat Inap Dahlia merupakan ruang keperawatan
untuk penyakit dalam
Jumlah pasien yang dirawat setiap bulan bervariasi, untuk
periode Januari 2020 sampai dengan Desember 2020 jumlah
pasiennya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Distribusi Jumlah Pasien Rawat Inap Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang
Periode Januari – Desember 2020

No Bulan Jumlah Pasien di rawat


.
1. Januari 132
2. Februari 123
3. Maret 133
4. April 77
5. Mei 102
6. Juni 99
7. Juli 117
8. Agustus 101
9. September 103
10. Oktober 92
11. November 68
12. Desember 90

11
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah pasien di
ruang Dahlia sejak bulan Januari sampai dengan Desember Tahun
2020, paling tinggi terjadi pada bulan Maret yaitu 133 orang.
2) Ketenagaan
(1). Tenaga keperawatan
Tenaga keperawatan di ruang Dahlia RS BLUD Kota
Tanjungpinang berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan
pada tanggal 1 November 2021 terdiri dari tenaga perawat dengan
rincian sebagai berikut:
a) D III Keperawatan : 12 orang
b) D IV Keperawatan : 2 orang
c) Ners : 3 orang
Total : 17 orang

Tabel 3
STATUS
No NAMA JABATAN PENDIDIKAN
KEPEGAWAIAN
1 Ns. Muhammad Ishak, S.Kep Ka Ruang Ners PNS
2 Kusrina, SST Ka.TIM D4 Kep PNS
3 Suaidah, SST Ka.TIM D4 Kep PNS
4 Nurazizah, AMK Perawat pelaksana D3 Kep PNS
5 Syaftina, AMK Perawat pelaksana D3 Kep PNS
6 Osbel Nainggolan, AMK Perawat pelaksana D3 Kep PNS
7 Retno, AMK Perawat pelaksana D3 Kep PNS
8 Multazam, AMK Perawat pelaksana D3 Kep PNS
9 Vina Septatiana, AMK Perawat pelaksana D3 Kep PNS
10 Inge Pratiwi, AMD. Kep Perawat pelaksana D3 Kep PNS
11 Henni Marina, S. Kep, Ns Perawat pelaksana D3 Kep Honorer
12 Darmayanti, AMK Perawat pelaksana D3 Kep Honorer
13 Helda Oktaviani, AMK Perawat pelaksana D3 Kep Honorer
14 Dewi Astriani, AMK Perawat pelaksana D3 Kep Honorer
15 Dita Nurhandayani, S.Kep, Ns Perawat pelaksana Ners Honorer

12
16 Fici, S.Kep, Ns Perawat pelaksana Ners Honorer
17 Darsiska, AMK Perawat pelaksana D3 Kep Honorer
Distribusi Nama, Jabatan, Pendidikan dan Status
Kepegawaian di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Kota
Tanjungpinang Tahun 2021

(2) Karakteristik Responden


(a) Usia

(b) Jenis Kelamin

13
(c) Status Pernikahan

(d) Pendidikan

(e) Lama Bekerja di RS

14
(f) Status Kepegawaian

(g) Mengikuti Pelatihan / Penataran

15
(3) Tenaga Medis
Tabel 4
Jumlah Tenaga Dokter di RS BLUD
KotaTanjungpinang Tahun 2021

No. Kualifikasi Jumlah Keterangan


1. Dokter Sp.PD 3 orang 3 orang dokter RSUD
2. Dokter Sp.S 2 orang 1 orang dokter RSUD dan 1 dokter
RSUD RAT
3. Dokter Sp.P 1 orang 1 orang dokter RSUD
4. Dokter Sp.B 2 orang 2 orang dokter RSUD
5. Dokter Sp.M 2 orang 2 orang dokter RSUD
6. Dokter Sp.OG 2 orang 2 orang dokter RSUD
7. Dokter Sp.A 3 orang 3 orang dokter RSUD
8. Dokter Sp.THT 1 orang 1 orang dokter RSUD
9. Dokter Sp.KK 1 orang 1 orang dokter RSUD
10. Dokter Sp.An 1 orang 1 orang dokter RSUD
11. Dokter Umum 23 orang 23 orang dokter RSUD
12. Dokter Gigi 5 orang 5 orang dokter RSUD
13. Dokter Sp.KJ 1 orang 1 orang dokter RSUD
Jumlah Total 46 orang

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah tenaga


dokter spesialis di Rumah Sakit BLUD Kota Tanjungpinang yaitu

16
21 orang, dan dokter umum sebanyak 23 orang sedangkan dokter
gigi sebanyak 5 orang.

(4) Tingkat efisiensi Ruang Dahlia


Tabel 5
Tingkat Efisiensi di Ruang Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang
Periode Januari – Desember 2020

No Klasifikasi
Bulan BOR LOS
.
1. Januari 71,43% 4,61
2. Februari 69,22% 4,50
3. Maret 66,21% 4,28
4. April 37,62% 3,54
5. Mei 49,84% 4,19
6. Juni 48,41% 4,35
7. Juli 67,43% 4,14
8. Agustus 54,60% 4,19
9. September 55,87% 4,71
10. Oktober 45,01% 4,00
11. November 45,56% 4,57
12. Desember 48,69% 4,66
Jumlah rata-rata 61,53% 4,25

Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan bahwa pada


bulan Januari merupakan BOR yang tertinggi yaitu 71,43 %.

Tabel 6
Tingkat Efisiensi di Ruang Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang
Periode Agustus – Oktober 2021

No Klasifikasi
Bulan BOR LOS
.
1. Agustus 59,19%

17
2. September 53,33%
3. Oktober 47,52% 5,85
Jumlah rata-rata 58,01%
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada
bulan tri semester dari agustus sampai oktober 2021 didapatkatkan
BOR rata-ratanya yaitu 58,01%.
b. Bangunan Sarana dan Prasarana (M2- Material)
1) Fasilitas Untuk Pasien
Secara keseluruhan ruang Dahlia di RSUD Kota Tanjungpinang
terdiri dari 21 tempat tidur, 5 buah tempat tidur kelas I, 6 tempat
tidur kelas II dan 10 Tempat tidur kelas III. Masing – masing kamar
terdapat kamar mandi didalamnya. Kelas I tersedia TV dan AC
sedangkan kelas II dan kelas III memakai AC dan terdapat sekat
antara tempat tidur dikelas II dan kelas III. Tersedia TV untuk ruang
tunggu.
2) Fasilitas Peralatan
Tabel 7
Daftar Inventaris Alat Tenun Di Ruang Dahlia
RSUD Kota Tanjungpinang Tahun 2021

N Nama Barang Jumlah Baik Rusak Keterangan


O
1. Sprey 50 50 0
2. Sarung bantal 50 50 0
3. Selimut 25 25 0
4. Kasur 21 21 0
5. Stick laken 50 50 0
6. Perlak 5 5 0
7. Telapak meja 9 9 0

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada


alat tenun yang rusak. Alat tenun tersebut sudah mencukupi
kebutuhan. Dengan jumlah 21 tempat tidur jumlah alat tenun
tersedia dan dalam keadaan baik.

18
Tabel 8
Daftar Inventaris Alat Rumah Tangga Di Ruang Dahlia
RSUD Kota Tanjungpinang Tahun 2021

No Nama Barang Jumlah Kondisi alat Ket


Baik Rusak
1. Lemari obat 1 1
2. Meja pasien 25 25
3. Kursi pasien 25 25
4. Tempat sampah
besar tertutup
5. Tempat sampah 1 1
kecil tertutup
6. Kulkas 1 1
7. Lemari alat 1 1
tenun
8. Lemari alat 1 1
medis
9. Lampu senter 3 3
10. Loker perawat 1 1
11. Meja karu 1 1
12 Nurse station 1 1
13 Dispenser 2 2
14 AC 14 14
15. Rak sepatu 1 1
16 Jam dinding 12 7 5
17 Papan tulis kecil 1 1
18 Lampu baca 1 1

19
rontgen

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ada alat yang


rusak, yaitu tempat tidur engkol dan tempat tidur elektronik, AC,
senter serta lemari alat medis.

Tabel 9
Daftar Inventaris Alat Kesehatan Di Ruang Dahlia
RSUD Kota Tanjungpinang

No Nama barang Jumlah Kondisi Alat Ket


Baik Rusak
1 Tensi digital 1 1
2 Stetoskop 3 3
3 Bengkok
4 Regulator 12 7 5
5 Syring pump 1 1
6 Infus pump 1 1
7 Set ganti balutan 16 1 15
8 Thermometer 3 3
9 Standar infuse 14 14
10 Tabung O2 kecil 1 1
11 Reflek hammer 1 1
12 Nebulizer 1 1
13 SPO2 3e 1 2

20
14 Lumpang 1 1
15 Troli emergency 1 1
16 Urinal 12 5 7
17 Troli GV 4 2 2
18 EKG 1 1
19 Ambu bag 1 1
dewasa
20 Apar 1 1
21 Kursi roda 3 2 1
22 Brankar 2 2

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ada alat yang


rusak dan belum memenuhi jumlah kebutuhan ruangan.

c. Metode
1). Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Ruang Dahlia

Kepala Ruangan
(KARU)

KATIM I KATIM II

21
Perawat Perawat
Pelaksana Pelaksana

Metode praktek asuhan keperawatan yang diterapkan di Ruang


Dahlia adalah metode SP2KP, yaitu sistem pemberian pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP
( Model Praktek Keperawatan Profesional ) dimana dalam SP2KP ini
terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat
asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya.
Dalam pelaksanaannya di Ruang Dahlia sudah melaksanakan
metode ini, namun dalam pelaksanannya belum maksimal, karena
masih mengerjakan tugas- tugas non keperawatan, misalnya
mengambil obat, mengambil sampel darah, masih mendorong oksigen
karena belum ada oksigen sentral, mengantar dan menjemput pasien
ke radiologi dan kamar operasi serta melakukan tugas administrasi.
2). System Dokumentasi
Sampai saat ini system pendokumentasian yang berlaku di
Ruang Dahlia adalah Sources Oriented Record (SOR) yaitu system
pendokumentaasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga
Kesehatan, misalnya dari dokter, perawat, ahli gizi, fisiotherapy dan
lain – lain.

d. Pembiayaan (M4/ Money)


1). Biaya operasional RSUD Kota Tanjungpinang Sebagian besar
berasal dari dana BLUD, sehingga proses pengambilan keputusan
menjadilebih cepat.
2). Sedangkan untuh hak gaji, bagi PNS mendapatkan hak gajinya dari
APBD dan untuk honor mendapatkan hak tersebut dari dana BLUD.
3). Selain gaji perawat juga mendapat uang jasa Tindakan keperawatan
dan tunjangan resiko berasal dari dana BLUD.

22
e. Marketing
1). Adanya kerjasama yang baik dengan instansi Pendidikan
2). Adanya kerjasama terhadap beberapa perusahaan
3). Terdapat system pembayaran yang memudahkan pelanggan (BPJS
dan tagihan ke perusahaan) menggunakan SIM- RS
4). RSUD Kota Tanjungpinang masih merupakan rumah sakit rujukan
dari Puskesmas
5). Sudah adanya bagian diklat serta Custemer Service
6). Rumah sakit menjadi lahan praktek beberapa institusi Pendidikan di
kota Tanjungpinang.

2. Data Khusus (Fungsi Manajemen Keperawatan Di ruangan)

a. Fungsi Perencanaan
1) Visi ruangan
Menjadi ruang rawat inap unggulan di bidang Pelayanan Penyakit
Dalam dengan menerapkan Patient Safety melalui pemberian Asuhan
Keperawatan yang Profesional
2) Misi ruangan
1. Memberikan pelayanan perawatan professional di bidang penyakit
dalam di Irna Dahlia sesuai standar asuhan keperawatan dan standar
prosedur operasional.
2. Meningkatkan kompetensi tenaga perawat Irna Dahlia melalui
pelatihan guna pemberianasuhan keperawatan yang berkualitas
3. Menerapkan pasien safety dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
4. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan evaluasi mutu
pelayanan asuhan keperawatan di Irna Dahlia
3) Standar operasional prosedur
Kepala ruangan mengatakan telah mempunyai salinan standar prosedur
operasional dan telah menerapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan.
4) Standar asuhan keperawatan

23
Standar Asuhan Keperawatan sudah ada dan sudah diterapkan di ruang
Dahlia.
5) Standar Kinerja
Standar Kinerja sebagai pedoman bagi staff sudah ada yang tertulis.
Dari hasil angket konsisten dalam bekerja dengan mengikuti standart
kinerja rumah sakit didapat data 100% selalu.
b. Fungsi pengorganisasian
1) Struktur organisasi

DIREKTUR
Dr.H.Yunisaf, MARS

Bidang Keperawatan
Kepala Instalasi Rawat Inap
Ani wahyuni, S.Kep.Ners

CCM
KEPALA RUANGAN SUPERVISOR
- Herlina,S.Kep.Ners
Muhammad Ishak,S.Kep,Ners
- Elvianty,S.Kep.Ners

KATIM A KATIM B
Kusrina, SST Suaidah, SST

2) Uraian Tu
7 org Perawat Pelaksana: PEKARYA 7 org Perawat Pelaksana:
 Kepala Ruangan
11 orang pasien CLEANING 10 orang pasien
SERVICE
Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan
kegiatan koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya
dan melakukan kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf
dalam upaya mempertahankan kualitas pelayanan pemberian
asuhan keperawatan. Berbagai metode pemberian asuhan
keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi dan jumlah
pasien, dan kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit yang
bersangkutan

24
Fungsi Kepala Ruangan
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston
(2000) sebagai berikut :
1) Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan,
sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat
perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan
biaya-biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan
pengelola rencana perubahan.
2) Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk
melaksanakan perencanaan, menetapkan metode pemberian
asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat,
mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta
melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan
menggunakan power serta wewenangan dengan tepat.
3) Ketenagaan: pengaturan ketenagaan dimulai dari rekruitmen,
interview, mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan,
pengembangan staf, dan sosialisasi staf.
4) Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola
sumber daya manusia seperti motivasi untuk semangat,
manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi, dan
memfasilitasi kolaborasi.
5) Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum,
pengawasan etika aspek legal, dan pengawasan professional.
Seorang manajer dalam mengerjakan kelima fungsinya
tersebut sehari-sehari akan bergerak dalam berbagai bidang
penjualan, pembelian, produksi, keuangan, personalia dan
lain - lain.
a. Kepala Ruangan Sebagai Manager Keperawatan
1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan
serta tenaga lain sesuai kebutuhan.

25
b) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang
diperlukan.
c) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai
kebutuhan pasien.
2) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan
di ruang rawat.
b) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan
dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan /
peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan, harian).
c) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga
keperawatan satu atau tenaga lain yamg bekerja di ruang
rawat.
d) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga
perawatan untuk melaksanakan asuhan perawatan sesuai
standart.
e) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan
cara bekerja sama dengan sebagai pihak yang terlibat
dalam pelayanan ruang rawat.
f) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien
agar tercapainya pelayanan optimal.
g) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat,
dan bahan lain yang diperlukan di ruang rawat.
h) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
i) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris
peralatan.
j) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan
keluarganya meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata
tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya.

26
k) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk
memeriksa pasien dan mencatat program.
l) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di
ruang rawat untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non
injeksi, untuk memudah pemberian asuhan keperawatan.
m)Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang
dirawat untuk mengetahui keadaan dan menampung
keluhan serta membantu memecahkan masalah
berlangsung.
n) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan
terlindungi selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
o) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap
pasien/keluarga dalam batas wewenangnya.
p) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan
terlindungi serlama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
q) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data
pelayanan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang
dilakukan secara tepat dan benar.
r) Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang
rawat inap lain, seluruh kepala seksi, kepala bidang,
kepala instansi, dan kepala UPF di Rumah Sakit.
s) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik
antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi
ketenangan.
t) Memberi motivasi tenaga nonkeperawatan dalam
memelihara kebersihan ruangan dan lingkungan.
u) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
v) Memeriksa dan meneliti pengisi daftar pemintaan
makanan berdasarkan macam dan jenis makanan pasien
kemudian memeriksa / meneliti ulang saat pengkajiannya.
w) Memelihara buku register dan bekas catatan medis.

27
x) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan serta kegiatan lain di ruangan rawat.
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan
penelitian, meliputi :
a) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan, melaksanakan penilaian terhadap
uapaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di
bidang perawatan.
b) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (D.P.3)
bagi pelaksana keperawatan dan tenaga lain di ruang yang
berada di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai
kepentingan (naik pangkat / golongan, melanjutkan
sekolah) mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan
peralatan perawatan serta obat – obatan secara efektif dan
efisien.
c) Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain
di ruang rawat.
 Ketua tim
Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang
mengepalai sekelompok tenaga keperawatan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat dan
bertanggung jawab langsung kepada karu.
Uraian tugas ketua tim :
1) Perencanaan :
a) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
bersama kepala ruangan.
b) Bersama kepela ruangan melakukan pembagian tugas
untuk anggota tim/pelaksana
c) Menyusun rencana asuhan keperawatan

28
d) Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan
e) Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah
kedaruratan
f) Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
g) Mengorientasikan pasien baru
h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
2) Pengorganisasian dan ketenagaan
a) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan
tim
b) Bersama kepela ruangan membuat rincian tugas untuk
anggota tim / pelaksana sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya dalam
pemberian asuhan keperawatan.
c) Melakukan pembagian kerja anggota tim/pelaksana sesuai
dengan tingkat ketergantungan pasien.
d) Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim Kesehatan
lain
e) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/pelaksana
f) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan
kepada anggota tim/pelaksana
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota
tim/pelaksana
b) Memberikan informasi kepada anggota tim/pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan
c) Memberi pujian kepada anggota tim/pelaksana yang
melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat waktu,
berdasarkan prinsip, rasional dan kebutuhan pasien.
d) Memberi teguran pada anggota tim/pelaksana yang
melalaikan tugas atau membuat kesalahan.
e) Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana

29
f) Melibatkan anggota tim/pelaksana dari awal sampai dengan
akhir kegiatan
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan anggota tim/pelaksana asuhan keperawatan kepada
pasien
b) Melalui supervise: melihat/ mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan catatan keperawatan yang dibuat oleh
anggota tim/pelaksana serta menerima atau mendengar
laporan secara lesan dari anggota tim/pelaksana tentang tugas
yang dilakukan
c) Memperbaiki mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi
pada saat itu juga.
5) Melalui evaluasi
a) Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing – masing serta dengan
rencana keperawatan yang telah disusun
b) Penampilan kerja anggota tim/pelaksana dalam melaksanakan
tugas
c) Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap
d) Memberi umpan balek kepada anggota tim/pelaksana
e) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut
f) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan

 Perawat Pelaksana
Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional
salah satu peran sebagai perawat pelaksana. Perawat sebagai
pelaksana secara langsung maupun tidak langsung memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien individu, keluarga, dan
masyarakat. Peran perawat sebagai perawat pelaksana perawat

30
sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu perawat
menggunakan metode pemecahan masalah dalam membantu
pasien mengatasi masalah kesehatan. Peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak
langsung
1) Perencanaan
a) Bersama kepala ruangan dan ketua tim mengadakan serah
terima tugas
b) Menerima pembagian tugas dari ketua tim
c) Bersanma ketua tim menyiapkan keperluan untuk
pelaksanaan asuhan keperawatan
d) Mengikuti ronde keperawatan Bersama kepala ruangan
e) Menerima pasien baru
f) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
2) Pengorganisasian dan ketenagaan
a) Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim
b) Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan
c) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim
d) Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim Kesehatan
lain
e) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota
tim/pelaksana lainnya
f) Melaksanakan asuhan keperawatan
g) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan
3) Pengarahan
a) Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang
tugas setiap anggota tim/pelaksana

31
b) Menerima informasi dari ketua tim berhubungan denagan
asuhan keperawatan dan menerima pujiam dari ketua tim
c) Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan
tugas atau membuat kesalahan.
d) Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan
e) Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan
f) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
4) Pengawasan
a) Menyiapkan dan menunjukkan bahwa yang diperlukan untuk
proses evaluasi serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi
pasien
b) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
3) Pengaturan jadwal dinas
Jadwal dinas perawat ruangan dibuat oleh kepala ruangan setiap bulannya.
Dengan jadwal 5 hari kerja libur 2 hari, jam kerja untuk dinas pagi dan
sore 7-8 jam sedangkan jadwal dinas malam 11 jam. Dinas pagi 7 orang
perawat termasuk kepala ruangan dan katim ,dinas sore 3 orang perawat,
dinas malam 3 orang perawat dan jadwal libur 3 orang perawat.

4) Pengaturan daftar Pasien


Pengaturan daftar pasien dibuat oleh katim

5) Pengorganisasian perawatan kliern


Pengorganisasian perawatan klien dibuat oleh katim

6) Sitem perhitungan tenaga


 Rumus Gillies
(Σ jam kep yg dibutuhkan klien/hr) X (rata-rata klien/hr) X (Σ hr/tahun)

(Σ hr/tahun – hr libur perawat) X (Σ jam kerja/hari)

= Σ jam kep yg dibutuhkan klien / tahun

Σ jam kerja / tahun

Catatan :

 Waktu perawatan menurut Gillies (1989) :

32
a. Waktu perawatan langsung
- Self care = ½ X 4 jam = 2 jam
- Partial care = ¾ X 4 jam = 3 jam
- Total care = 1 – 1½ X 4 jam = 4-6 jam
- Intensive care = 2 x 4 jam = 8 jam
- Rata-rata perawatan langsung = 4-5 jam
b. Waktu perawatan tak langsung
 Menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari
 Menurut Wolfe & Young (Gillies, 1994) = 60
menit/klien/hari = 1 jam/klien/hari
c. Waktu penyuluhan: 15 menit/klien/hari (0,25 jam/hari/klien
 Ratio perawat ahli : terampil : 55 % : 45 %
 Proporsi dinas pagi : sore : malam : 47 % : 36 % : 17 %

 Rumus Douglas

Σ perawat = Σ klien X derajat ketergantungan

Derajat Ketergantungan Klien

Σ Minimal care Partial care Total care

klien Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 1,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

2 1,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

 Rumus Depkes 2003


Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien:
 Tingkat ketergantungan klien
 Rata-rata klien/hari

33
 Jam perawatan yang diperlukan/hari/klien
 Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hr
 Jam kerja efektif setiap perawat
Cara perhitungan :

 Hitung jumlah perawat yang tersedia


a. Σ jam perawat
= A
Jam kerja efektif per shift

 Tambahkan dengan faktor koreksi hari libur/cuti/hari besar dan


tugas-tugas non keperawatan
(Σ hr minggu/thn) + (cuti) + hr besar
X hasil A = B
Jumlah hari kerja efektif

b. Tugas non keperawatan = Jumlah tenaga keperawatan + B X


25% = C
 Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah : A + B + C
 Berdasarkan hasil workshop Depkes di tetapkan bahwa :
- Libur minggu : 52 hari
- Cuti tahunan : 12 hari
- Libur Nasional : 10 hari
- Sakit/ijin : 7-12 hari

c. Fungsi pengarahan
1) Operan
Operan dilakukan setiap shif dinas yang di pimpin oleh kepala ruangan
diikuti oleh katim dan perawat pelaksana.
2) Pre dan post conference
- Pre conferene dilakukan ketika operan dinas
- Pre conferene : Menjelaskan jumlah pasien dan tngkat
ketergantungan, membagi tugas,menjelaskan kondisi pasien,
melakukan pembagian tugas kepada katim, membuat SWOT.

34
- Post conference : Mengevaluasi implementasi yang sudah dilakukan
katim maupun PP,mencari solusi bila ada hambatan saat
implementasi dalam mengatasi masalah keperawatan pasien.
3) Motivasi kepada perawat
Dalam menjalankan asuhan keperawatan akan ditemukan konflik antar
perawat dan kesulitan yang disebabkan miscommunication. Untuk
mengatasinya perlu diadakan pertemuan setiap bulan agar tercapai
komunikasi yang baik antar perawat. Untuk meningkatkan kualitas
tenaga keperawatan perlu diadakan pelatihan-pelatihan yang
berhubungan dengan kompetensi seorang perawat, untuk meningkatkan
motivasi kerja yang baik.
4) Pendelegasian
Pendelegasian perlu dilakukan bila ada salah satu dari kepala ruangan
atau katim berhalangan untuk melaksanakan tugas yang seharus nya
dilakukan sesuai peran dan fungsinya, maka pendelegasian akan diatur
oleh Kabid atau Kasi Keperawatan.
5) Supervisi
Supervisi dilakukan dalam rangka pengawasan terhadap tenaga
keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan (jam kerja), diluar
jam kerja supervisi dilakukan oleh supervisor yang ditugaskan oleh
direktur.
6) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan belum berjalan sebagaimana mestinya. Sebaiknya
melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti dokter, farmasi, gizi,
fisioterafi dan perawat bersama-sama membahas dan menyelesaikan
masalah pasien. Saat ini ronde keperawatan diadakan berupa presentasi
kasus kasus atau perkembangai ilmu terbaru yang didiskusikan setiap
minggu yang dihadiri oleh Kabid Keperawatan, Kasi Keperawatan,
Kepala Ruangan,Katim, PP dari masing-masing ruangan, bila
diperlukan dapat dihadirkan seorang dokter spesialis sebagai
narasumber.
d. Pengendalian

35
1) Indikator mutu
Rekapitulasi Formulir C Hasil Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan
Ruang Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang 2020
Periode Januari – Desember 2020

No Indicator Num Denum Insiden


1 Angka Decubitus 0 602 0
2 Angka Infeksi Jarum 53 4223 1,26
Infus
3 Angka Infeksi karena 0 387 0,00
transfusi
4 Angka ISK 0 1607 0,00
5 Angka Infeksi Luka 1 45 2,22
Operasi
6 Angka Komplikasi 0 45 0,00
Post Operasi
7 Waktu tunggu 0 45 0,00
operasi > 24 jam
8 Meninggal karena 0 0 0
ekslampsi
9 Meninggal karena 0 0 0
perdarahan
10 Meninggal karena 0 0 0
sepsis
11 Angka kematian bayi 0 0 0
< 2000 gram
12 Angka IADP 0 100 0

2) Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Audit dokumentasi asuhan keperawatan ada dilakukan oleh pihak internal


(kepala ruangan), terdapat formulir audit dokumentasi dari Kasi Mutu dan
Etika Keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang Dahlia.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang Dahlia 85%
3) Survey Kepuasan
Survey kepuasan dilakukan setiap pasien akan pulang.

4) Survey Masalah pasien


Survey masalah pasien dilakukan oleh humas. Terdapat SPO penanganan
keluhan pasien.

36
D. ANALISA SWOT ( Strenght, Weaknes, Opportunity, Threat)

Analisa SWOT Ruang Dahlia RSUD KotaTanjungpinangTahun 2021

ELEMEN INTERNAL EKSTERNAL


STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS
MAN - Tingkat pendidikan karu - Kurangnya dukungan - Adanya mahasiswa Adanya tuntutan yang lebih tinggi
sudah Ners dari pihak manajemen STIKES Hangtuah dari masyarakat terhadap pelayanan
- Usia Perawat sangat dalam pelaksanaan Tannjungpinang yang keperawatan yang professional
produktif pre dan post sedang praktek profesi
- Adanya motivasi dari conference manajemen
karu untuk - Kurangnya komitmen keperawatan
melaksanakan pre dan dari semua perawat - Adanya kesempatan
post conference. dalam pelaksanaan untuk mendatangkan
- Dukungan dari Karu pre dan post nara sumber pakar dari
baik, karu terbuka dan conference luar atau eksternal
kooperatif terhadap - Pre dan post tentang Pemberian
perubahan conference tidak desiminasi ilmu
dilakukan sesuai
dengan teori atau
belum dilakukan
secara optimal
- Karu, Ka tim, PP,
belum pernah
mengikuti pelatihan
tentang metode askep,
ka tim
- Perawat tidak pernah
terpapar dengan
materi pre dan post
conference

37
sebelumnya
MONEY Sumber dana RSUD Kota Penurunan jumlah Administrasi BLUD Klaim BPJS yang sering terlambat,
Tanjungpinang sebagian pasien dan persaingan yang mudah sehingga proses yang panjang dan adanya RS
besar tergantung dari dana dengan RS lain keputusan menjadi lebih pesaing (RSUP dan RSAL).
BLUD sehingga pendapatan cepat.
RS berkurang
METODE Adanya struktur Tugas pokok dan fungsi Ada dukungan dari Adanya tuntutan dari masyarakat
organisasi, tugas pokok belum berjalan Rumah Sakit untuk untuk mendapat pelayanan yang
dan fungsi yang jelas maksimal ( seperti peningkatan pelayanan optimal dari tenaga profesional
administrasi masih
dikerjakan oleh kepala
ruangan).
Ruang Dahlia sudah Metode SP2KP belum Metode Adanya tuntutan masyarakat yang
menerapkan metode berjalan maksimal, SP2KP/MPKP/TIM tinggi terhadap pelayanan
SP2KP dalam pemberian Pre dan Post dapat meningkatkan keperawatan yang profesional dan
pelayanan keperawatan Conference dan ronde mutu pelayanan. Adanya pentingnya kesehatan
Supervisi sudah dilakukan keperawatan belum kebijakan pemerintah
rutin dilaksanakan tentang professional
secara maksimal perawat

Ruang Dahlia sudah Sistem pelaporan status


Sistem pelaporan status
melakukan sistem pasien belum maksimal
pasien sebagai bukti
pelaporan status (catatan perkembangan
legalitas peawat untuk
pasien sesuai dengan
dapat meningkatkan
keluhan pasien serta
tingkat keamanan
masalah keperawatanperawat dalam
yang diangkat
melakukan tindakan
berdasarkan etiologi.
kepada pasien
berdasarkan hukum
MATERIAL Adanya penambahan alat- Alat kesehatan dan Ada dukungan dari Pemerikasaan penunjang yang lebih
alat kesehatan yang baru tenun kurang memadai Rumah sakit untuk canggih pada Rumah Sakit lain

38
dan tidak lengkap penyediaan alat-alat (RSAL dan RSUP) sehingga RSUD
medis dan tenun pada harus merujuk ke Rumah Sakit
periode tertentu. tersebut.

MARKETING Adanya visi, misi dan RSUD merupakan RS Ada dukungan dari Adanya competitor Rumah Sakit lain
motto RSUD kota tipe C dan terakreditasi Pemerintah Kota (RSAL dan RSUP)
tanjungpinan serta visi madya . Tanjungpinang terutama Rumah sakit pesaing sudah tipe B
dan misi keperawatan. Dinas kesehatan. dan terakreditasi paripurna.
RSUD masih merupakan RSUD sudah
rumah sakit rujukan dari menerapkan SIMRS
daerah di luar Adanya humas dan
Tanjungpinang. PKRS dalam mendukung
promosi RS.

39
E. Identifikasi Masalah

1) Kekuatan (Strenght)

Masalah U S G ∑
Tenaga perawat S1 Ners 3 orang, Tenaga perawat D4 3 3 3 9
Keperawatan 2 orang dan tenaga perawat DIII 12
orang
10 orang tenaga perawat di ruang Dahlia yang telah 3 3 3 9
mengikuti pelatihan dan workshop
Sumber dana RSUD Kota Tanjungpinang sebagian 4 4 4 12
besar tergantung dari dana BLUD
Adanya struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi 4 4 3 11
yang jelas
Adanya standar asuhan keperawatan (SAK) dan 4 4 3 11
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Adanya struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi 4 4 3 11
yang jelas
Ruang Dahlia sudah menerapkan metode TIM dalam 4 4 3 11
pemberian pelayanan keperawatan Supervisi sudah
dilakukan
Adanya IPCN yang mengontrol angka HAis 4 4 3 11
Adanya penambahan alat-alat kesehatan yang baru 4 4 3 11
Adanya visi, misi dan motto RSUD Kota 4 4 3 11
Tanjungpinang serta visi dan misi keperawatan
RSUD masih merupakan rumah sakit rujukan dari 4 4 3 11
daerah di luar Tanjungpinang
RSUD masih merupakan lahan pendidikan beberapa 4 4 3 11
institusi pendidikan
Nilai : 129

2) Kelemahan (Weakness)

Masalah U S G ∑
Tenaga perawat dengan S1 profesi Ners masih 4 4 3 11
kurang
Belum semua perawat mendapat Pelatihan, pelatihan 4 3 3 10

40
belum merata
Tenaga perawat masih mengerjakan tugas-tugas non 3 3 3 9
keperawatan
Penurunan jumlah pasien sehingga pendapatan 4 3 3 10
berkurang
Tugas pokok dan fungsi belum berjalan maksimal 4 3 3 10
Ketidaklengkapan pengisian dokumentasi asuhan 5 4 4 13
keperawatan dan tidak optimalnya pelaksanaan SPO
dan SAK
Metode TIM belum berjalan maksimal 4 3 3 10
Ronde keperawatan belum rutin dilaksanakan 5 4 3 12
Isi timbang terima belum berfokus pada masalah 5 5 4 14
keperawatan
Angka Plebitis Dahlia pada tahun 2020 sebanyak 4 4 3 11
1.26%
Alat kesehatan banyak yang sudah kurang baik 3 3 3 9
kulaitasnya
RSUD merupakan RS tipe C dan terakreditasi madya 3 3 3 9
Nilai : 128

3) Peluang (Opportunities)

Masalah U S G ∑
Adanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan 4 4 4 12
S1 keperawatan/Ners
Adanya program pelatihan dan seminar 4 4 4 12
Administrasi BLUD yang mudah sehingga keputusan 4 4 3 11
menjadi lebih cepat
Ada dukungan dari Rumah Sakit untuk peningkatan 4 4 4 12
pelayanan
Adanya penilaian tim KARS 2017 di RSUD Kota 4 4 4 12
Tanjungpinang
Adanya kerjasama RS dengan institusi pendidikan 4 4 4 12
Adanya kebijakan pemerintah tentang professional 4 4 4 12
perawat

41
Adanya fasilitas yang mendukung 4 3 3 10
pelayanankeperawatan
Ada dukungan dari Rumah Sakit untuk penyediaan 4 3 3 10
alat-alat medis dan tenun pada periode tertentu
Ada dukungan dari pemerintah Kota Tanjungpinang 4 3 3 10
terutama Dinas Kesehatan
RSUD sudah menerapkan SIM RS 4 3 3 10
Adanya humas dan PKRS dalam mendukung 4 4 3 11
promosi RS
Nilai : 134

4) Ancaman (Treaths)

Masalah U S G ∑
UU Keperawatan No. 38 tahun 2014 tentang perawat 4 4 4 12
D3 disebut perawat vokasional dan perawat S1 Ners
disebut perawat profesional
Tanjungpinang dekat dengan Negara lain sehingga 4 4 4 12
kemungkinan besar tenaga perawat asing yang
professional masuk ke Tanjungpinang besar
Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan 4 4 4 12
pentingnya kesehatan dan menuntut mutu pelayanan
yang professional secara maksimal
Klaim BPJS yang sering terlambat dan proses yang 4 4 4 12
panjang
Adanya RS pesaing (RSUP dan RSAL) 4 4 4 12
Belum adanya regulasi yang baik dari BPJS maupun 4 4 4 12
Dinas kesehatan Kota untuk memberlakukan sistem
rujukan berjenjang
Adanya kebebasan masyarakat untuk complain, 4 4 4 12
kebebasan PERS dalam menyebarkan berita dan
makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum
Angka HAis menggambarkan mutu pelayan di rumah 4 4 4 12
sakit
Pemeriksaan penunjang yang lebih canggih pada 4 4 4 12
Rumah Sakit lain (RSAL dan RSUP) sehingga

42
RSUD harus merujuk ke Rumah Sakit tersebut
Adanya competitor Rumah Sakit lain (RSAL dan 4 4 4 12
RSUP) dan Rumah Sakit pesaing sudah tipe B dan
terakreditasi paripurna
Adanya kerjasama terhadap beberapa perusahaan dan 4 4 4 12
institusi pendidikan
Nilai : 144

Kekuatan 129 – kelemahan 128 = 1


Peluang 134 – Ancaman 144 = - 10

Kuadran II (positif,negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi
tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi
Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah
tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan
untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh
karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.

F. PRIORITAS MASALAH
1. Pendokumentasian asuhan keperawatan belum optimal
2. Belum optimalnya pelaksanaan pre dan post conference di ruang dahlia

43
44
G. RENCANA TINDAK LANJUT (POA)
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Penanggung Jawab
1 Pendokumentasian  Menyamakan  Mensosialisasi Ruang rawat November 2021 Mahasiswa STIKES
asuhan keperawatan persepsi tentang kan juknis Dahlia Hangtuah
belum optimal pengisian format pelaksanaan Tanjungpinang
sesuai standar CPPT
 Asuhan  Mensosialisasi
keperawatan dapat kan kembali
dilakukan secara intervensi
komprehensif dan dalam bentuk
berkesinambungan ceklist
 Alat untuk  Mensosialisasi
mengkomunikasik kan cara
an asuhan pendokumenta
keperawatan secara sian yang
praktis untuk benar dan
setiap shift sesuai standar
mengenai
asuhan
keperawatan
(meliputi cara
penulisan,
paraf/nama,
respon).
2 Belum optimalnya Mengoptimalkan  Desiminasi Ruang rawat inap November 2021 Mahasiswa STIKES
pelaksanaan pre dan Pelaksanaan pre dan ilmu tentang Dahlia Hangtuah
post conference di post conference di pre dan post Tanjungpinang
ruang dahlia ruang Dahlia RSUD Conference.
Kota Tanjungpinang  Role Play :
pre dan post

45
conference

46
BAB III
HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Fungsi Perencanaan
1) Visi dan Misi
Wawancara : Kepala Ruangan mengatakan visi dan misi ruangan sudah
ada yang mengacu pada visi, misi Rumah Sakit.
Observasi : Dari hasil observasi yang telah dilakukan diruangan di Dahlia
bahwa sudah terlihat visi dan misi Ruangan Dahlia yang tertempel
didinding ruangan yang dapat terbaca dengan mudah oleh semua orang
yang melewatinya. .
 Perawat Dahlia tampak bekerja dengan tepat dan terampil sesuai
dengan SOP Rumah Sakit
 Perawat tampak berpenampilan sesuai tata tertib yang berlaku di
Rumah Sakit.
 Perawat tampak cepat saat merespon jika pasien dan keluarga pasien
meminta bantuan.
 Perawat tampak menerapkan Senyum, sapa, salam, sopan, santun dan
sentuh.
Kesimpulan : Sudah optimalnya perawat Dahlia melakukan
pengaplikasian visi dan misi yang ada di RSUD Kota Tanjungpinang.
2) Kebijakan Organisasi
Wawancara: Kepala ruangan mengatakan selalu melibatkan staf perawat
dalam pengambilan keputusan, baik dalam segi managemen ruangan dan
penyelesaian konflik internal dengan musyawarah mufakat.
Observasi :dari hasil observasi yang telah dilakukan selama 3 hari
terhitung tanggal 01 – 03 November 2021 didapatkan bahwa pada saat
terdapat konflik internal maupun eksternal Kepala Ruanganan selalu
memberikan informasi dan memberikan penyelesaian konflik kepada
perawat dengan musyawarah terbuka.

47
Kesimpulan : Sudah optimalnya koordinator dalam mengambil keputusan
secara bermusyawarah dengan perawat di ruang Dahlia.
B. Fungsi Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
Wawancara: kepala ruangan mengatakan bahwa struktur organisasi
ruangan ada.
Observasi : dari hasil pengamatan yang dilakukan terdapat adanya
struktur organisasi ruangan yang terpasang didinding ruangan nurse
station.
Kesimpulan: Sudah optimalnya struktur organisasi yang ada diruangan
Dahlia
2) Metode penugasan
Wawancara : dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 01
- 03 November 2021 menurut Kepala Ruangan didapatkan data bahwa
metode penugasan yang dilakukan menggunakan metode tim.
Observasi : dari hasil observasi yang telah dilakukan dari tanggal 01 – 03
November 2021 didapatkan rata-rata jumlah pasien 13 orang dengan
jumlah perawat rata-rata 3 orang. Pada saat hand over, metode asuhan
keperawatan yang direncanakan katim menggunakan metode penugasan
tim, katim yang bertugas melakukan pembagian pasien kepada setiap
perawat pelaksana. Perawat pelaksana melaksanakan tugas dan tanggung
jawab sesuai timnya.
Masalah : sudah optimalnya metode penugasan tim.
3) Pendokumentasian asuhan keperawatan
Wawancara : Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai dengan format yang ada
yang sudah disepakati, pencatatan perkembangan pasien menggunakan
hard copy.
Observasi : Dalam pendokumentasian keperawatan berdasarkan SOP dan
SAK , pencatatan perkembangan pasien menggunakan lembar hard copy
dan sudah dilakukan pencatatan sesuai dengan waktunya.

48
Kesimpulan : Sudah optimalnya pendokumentasi keperawatan di ruang
Dahlia.

4) Perbandingan Jumlah tenaga keperawatan dengan beban kerja


Wawancara : menurut Kepala ruangan didapatkan informasi bahwa
penghitungan jumlah tenaga (menurut Gillies) belum terpenuhinya sesuai
dengan hitungan keperawatan minimal, karena dipengaruhi oleh tingkat
ketergantungan pasien (jumlah pasien self care, partial care dan total
care) dan pasien dengan rencana tindakan dengan mobilitas tinggi. Jika
kebutuhan tenaga dirasa kurang, maka Kepala ruangan akan meminta
tambahan tenaga untuk dialihkan ke Supervisi Keperawatan.
Observasi :
- Jumlah tenaga yang diruangan Dahlia 17 orang terdiri: 1 orang Kepala
ruangan, 2 orang Katim, 14 perawat pelaksana, dengan tingkat
pendidikan 3 Profesi Ners, 2 DIV keperawatan, dan 12 DIII
Keperawatan
- Rata – rata pasien pada tanggal 01 – 03 November 2021 adalah 12
orang, dengan rincian 4 orang dengan ketergantungan minimal, 5 orang
dengan ketergantungan partial dan 3 orang dengan ketergantungan total.
- Perawat tidak hanya melakukan tugas pokok perawat, tetapi juga tugas
administrasi seperti menghitung perincian pasien pulang, mengantar
dan menjemput pasien dari Ruang Hemodialisa dan Bedah Central bila
ada pasien operasi, dll.
- Berdasarkan perhitungan jumlah perawat berdasarkan metode Gillies,
tenaga perawat di ruang Dahlia sudah optimal. Menurut Gillies perawat
diruangan Dahlia seharusnya 18 orang, sementara yang tersedia
sejumlah 16 orang.
Perhitungan kebutuhan tenaga perawat di irna Dahlia menurut Gillies
a. Menghitung rata-rata jumlah pasien perhari (B)
 BOR tahun 2020 : 61,53 %
BOR x ∑ TT = 61,53% x 21 = 12,92 = 13 pasien
b. Menghitung rata-rata jumlah jam perawatan perpasien/hari (A)

49
Rata-rata klien/hari = 13 pasien dengan tingkat
ketergantungan:
Minimal care : 3 pasien
Partial care : 5 pasien
Total care : 5 pasien
 Jumlah jam keperawatan langsung
No Klasifikasi Rata-rata Jam Jumlah jam
Pasien jumlah perawatan perawatan
pasien/hari perhari perhari
1. Minimal care 3 1 jam 3 jam
2. Partial care 5 3 jam 15 jam
3. Total care 5 6 jam 30 jam
Total 13 48 jam

 Jumlah jam keperawatan tidak langsung


13 pasien x 1 jam = 13 jam
 Jumlah jam pendidikan kesehatan
13 pasien x 0,5 jam = 6,5 jam
Jadi rata-rata jumlah jam perawatan perpasien perhari
48 jam + 13 jam + 6,5 jam = 5,19
jam/pasien/hari
13 pasien
c. Jumlah hari pertahun = 365 hari (C)
d. Hari libur perawat pertahun = 128 hari (D)
(libur minggu=52 hari, libur sabtu=52 hari, libur nasional=12
hari, cuti tahunan=12 hari)
e. Jumlah jam kerja masing-masing perawat = 7 jam (E)
f. Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan pertahun (F)
g. Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun (G)
h. Jumlah perawat yang dibutuhkan oleh unit (H)
AxBxC = F = H
(C-D) x E G

50
5,19 x 13 x 365 = 24626,55 = 14,84 = 15 orang
(365 – 128) x 7 1659
Cadangan = 20% x 13 orang = 2,6
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di Ruang Rawat Inap
Dahlia adalah: 13 + 2,6 = 14,4 = 15,6 = 16 perawat + 1 kepala
ruangan
= 17 perawat

No Jumlah Perawat Saat Kebutuhan Tenaga Jumlah Kekurangan


Ini Perawat tenaga perawat
1 17 0 0

Masalah : Rasio jumlah perawat belum sesuai dengan tingkat


ketergantungan klien.
 Bila dihitung data BOR Triwulan (Agustus, September dan
Oktober) : 58,01%
a. Menghitung rata-rata jumlah pasien perhari (B)
BOR x ∑ TT = 58,01 % x 21 = 12,18 = 12 pasien
b. Menghitung rata-rata jumlah jam perawatan perpasien/hari (A)
Rata-rata klien/hari = 12 pasien dengan tingkat
ketergantungan:
Minimal care : 3 pasien
Partial care : 5 pasien
Total care : 4 pasien
 Jumlah jam keperawatan langsung
No Klasifikasi Rata-rata Jam Jumlah jam
Pasien jumlah perawatan perawatan
pasien/hari perhari perhari
1. Minimal care 3 1 jam 3 jam
2. Partial care 5 3 jam 15 jam
3. Total care 4 6 jam 24 jam
Total 12 42 jam

51
 Jumlah jam keperawatan tidak langsung
12 pasien x 1 jam = 12 jam
 Jumlah jam pendidikan kesehatan
12 pasien x 0,5 jam = 6 jam
Jadi rata-rata jumlah jam perawatan perpasien perhari
42 jam + 12 jam + 6 jam = 5 jam/pasien/hari
12 pasien
c. Jumlah hari per triwulan 2021= 90 hari (C)
d. Hari libur perawat per triwulan 2021= 42 hari (D)
(libur minggu= 14 hari, libur sabtu=13 hari, libur nasional=3
hari, cuti tahunan=12 hari)
e. Jumlah jam kerja masing-masing perawat = 7 jam (E)
f. Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan pertahun (F)
g. Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun (G)
h. Jumlah perawat yang dibutuhkan oleh unit (H)
AxBxC = F = H
(C-D) x E G
5 x 12 x 42 = 2520 = 7,5 = 8 orang
(90 – 42) x 7 336
Cadangan = 20% x 8 orang = 1,6
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di Ruang Rawat Inap
Dahlia adalah: 12 + 1,6 = 13,6 = 14 = 14 perawat + 1 kepala
ruangan = 15 perawat

5) Pelaksanaan hand over/ change shift


Wawancara : dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal
01 – 03 November 2021 menurut Kepala ruangan metode penugasan
yang dilakukan menggunakan metode tim. Overan dilakukan oleh Katim
kepada semua perawat yang akan bertugas, setelah melakukan serah
terima pasien perawat melakukan ronde ke kamar pasien.
Observasi : dari hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 01 –
03 November 2021:

52
- Katim yang berdinas sebelumnya melakukan pembagian pasien
- Perawat yang berdinas mengecek form permintaan obat pasien dengan
ketersediaan stok obat pasien
- Katim dinas sebelumnya mengoverkan kondisi selama 1 shift
- Katim melakukan serah terima tiap pasien dan membuka status pasien
meliputi identitas, DPJP, diagnose medis, kondisi pasien dalam 1
shift, dan masalah keperawatan, intervensi, kolaborasi dan mandiri,
tindakan yang telah dilakukan, perencanaan dan evaluasi.
- Perawat melakukan ronde ke kamar pasien dan melakukan interaksi
dengan pasien
Kesimpulan : tidak ada masalah dalam pelaksanaan overran

6) Penerimaan Pasien Baru


Wawancara : dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal
01 – 03 November 2021 Kepala ruangan mengatakan bahwa di Ruang
Dahlia tim perawat telah menerima kedatangan pasien baru (pasien dan
keluarga). Dalam penerimaan pasien baru, telah disampaikan beberapa
hal mengenai orientasi ruang, dan tata tertib ruang, protokol kesehatan
dan DPJP yang merawat.
Observasi : dari hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 01 –
03 November 2021 didapatkan bahwa perawat diruangan Dahlia sudah
melakukan beberapa hal mendasar terkait penerimaan pasien baru yang
dilakukan dikamar pasien dan didepan pasien baru.
Kesimpulan : Sudah optimalnya pelaksanaan penerimaan pasien baru
sesuai SPO

C. Fungsi Pengarahan dan pengawasan


 Operan
Wawancara : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 01
– 03 November 2021 dengan Kepala Ruangan mengatakan bahwa di ruang
Dahlia telah melakukan operan tentang timbang terima pasien.
Dalam operan, telah disampaikan juga beberapa hal mengenai tindakan

53
yang sudah dilaksanakan serta mengoperkan hasil asuhan keperawatandan
tindak lanjutnya.
Observasi : Dari hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 01 –
03 November 2021 didapatkan bahwa perawat diruangan Dahlia sudah
melakukan beberapa hal mendasar terkait tentang operan didepan
Karu/Katim/PJ shift
Kesimpulan : Sudah optimalnya pelaksanaan operan di ruang Dahlia.

 Pre Conference dan Post Conference


Setelah dilakukan wawancara dengan perawat ruang Dahlia serta quisoner
didapat data :
1. Pre conference tidak dilakukan setiap hari namun pelaksanaannya
belum optimal
2. Post conference tidak dilakukan setiap hari dan pelaksanaannya belum
optimal
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan mahasiswa tanggal 01 –
03 November 2021 dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1) Ketua Tim tidak terlihat membagi tugas kepada masing-masing perawat
pelaksana saat pre conference
2) Post Conference tidak dilakukan setiap hari hanya saja dilakukan operan
antara ketua tim dan perawat pelaksana di meja perawat dan langsung
overan keruangan pasien.
Kesimpulan : Belum optimalnya pelaksanaan pre dan post conferencedi

ruang Dahlia.

54
12

10
10

8
Axis Title

6
6

0 0
0
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
Axis Title

Kegiatan Pre dan Post Conference

 Supervisi
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala ruangan
melakukan supervisi terhadap seluruh staff di Dahlia dan akan melakukan
rekap di akhir tahun, hasil rekapan kinerja berupa hard copy dan kepala
ruangan melaporkannya ke bagian kepegawaian Rumah Sakit.
Observasi : Berdasarkan hasil observasi hard copy hasil penilaian dari
kepala ruangan ada tersimpan di Administrasi kepegawaian Rumah Sakit
Kesimpulan : Pelaksanaan supervisi oleh kepala ruangan sudah optimal.

 Motivasi kepada Perawat


Wawancara : menurut Kepala ruangan didapatkan informasi bahwa
peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit baik
secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya motivasi untuk
mengikuti diklat secara rutin dan mengikuti pelatihan dan pembinaan.
Observasi : Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 01 – 03 November
2021 perawat di Ruang Dahlia semuanya telah mengikuti Pelatihan
BTCLS untuk Pengembangan Skill dan Knowledge perawat.
Masalah : sudah optimalnya pengembangan skill dan knoewledge

perawat

55
 Case Conference (ronde keperawatan)
Wawancara : menurut perawat ruangan didapatkan informasi bahwa
ronde keperawatan belum dilakukan di ruang Dahlia.
Observasi : Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 01 – 03 November
2021 perawat di Ruang Dahlia tidak terlihat adanya dilakukan ronde
keperawatan.
Masalah : Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan di ruang
Dahlia.

D. Fungsi Pengendalian
1) Indikator Mutu
Observasi : Dari hasil observasi dapat dilihat tim mutu keperawatan
RSUD kota Tanjungpinang selalu datang untuk meninjau keadaan ruangan
dan kinerja perawat apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku di
rumah sakit.
Kesimpulan : tidak ditemukan masalah
2) Evaluasi Kerja Perawat
a) SOP pelaksanaan 5 moment cuci tangan
Wawancara :
- Dari hasil wawancara dengan koordinator ruangan Dahlia didapatkan
bahwa perawat di Dahlia bekerja berdasarkan SOP dan SAK yang
berlaku di rumah sakit. Dan saat ini SOP dan SAK sudah berjalan
dengan baik.
- Kepala ruangan Dahlia mengatakan sudah menerapkan cara mencuci
tangan dengan benar dengan metode 6 langkah cuci tangan.
- Perawat mengatakan sudah mengetahui 5 moment mencuci tangan
- Perawat mengatakan sudah mengetahui jenis dan lamanya waktu
mencuci tangan.
Observasi :
- Dari hasil observasi pada tanggal 01 – 03 November 2021
didapatkan SOP dan SAK sudah terdapat di ruangan Dahlia.
Aplikasinya seluruh perawat di Ruang Dahlia sudah menerapkan 5

56
moment dengan 6 langkah cuci tangan
Kesimpulan :
Sudah optimal pelaksanaan 5 moment cuci tangan
b) Standar operasional prosedur pemberian obat
Wawancara : -
Observasi : dari hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 01 –
03 November 2021 perawat sudah mengikuti sop pemberian obat
dengan 12 benar menurut WHO.
Kesimpulan : Sudah optimalnnya pelasksanaan SOP pemberian obat
berdasarkan 12 benar.
3) Audit Dokumentasi Asuhan keperawatan

Observasi : Dari hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 01 –


03 November 2021 sebelumnya dari 7 status pasien yang diobservasi
didapatkan bahwa penerapan asuhan keperawatan tidak berjalan
sebagaimana mestinya, 2 status sudah terdapat format yang sudah
memenuhi standar yang idak terisi, walaupun format yang disediakan
sudah berbentuk ceklist seperti format pengkajian, 3 status form
diangnosa keperawatan tidak ditemukan sehingga masalah keperawatan
hanya ditemukan dalam catatan perawatan pasien terintegrasi (CPPT).
Implementasi yang dibuat dalam catatan perawat masih bersifat rutinitas
belum berdasarkan intervensi yang dibuat. Hanya 2 status yangterisi
lengkap dan implementasi sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
Hambatan yang didapatkan dalam pelaksanaan penerapan askep adalah :
 Belum patuhnya perawat dalam mendokumentasikan asuhan
keperawatan ke dalam status klien. Setiap melakukan tindakan dan
rencana keperawatan yang telah dibuat belum sesuai dengan
implementasi yang dilakukan sehingga yang tercatat belum dalam
catatan perawat masih kegiatan rutin.
 Perawat masih mengerjakan yang bukan tupoksinya seperti
pengambilan sampel darah, mengambil dan memberi obat, mengantar
jemput pasien di atau dari kamar operasi dan perawat masih
mengerjakan administrasi.

57
Solusi yang diusulkan kepada kepala ruangan agar pendokumentasian
asuhan keperawatan dapat berjalan baik adalah :

 Menganjurkan agar Katim memeriksa status pasien/asuhan


keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana sebelum timbang
terima.
 Katim mengecek persediaan lembar dokumentasi sehingga berkas
selalu lengkap seperti form diagnose keperawatan.
 Kepala ruangan memonitoring pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan sesuai SAK (Standar Asuhan keperawatan).
Kesimpulan : Belum lengkapnya pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan.
4) Outcome
a. Kepuasan Perawat
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat di ruang
Dahlia didapatkan bahwa perawat merasa puas bekerja di ruangan
Dahlia dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Kesimpulan : Peningkatan kepuasan perawat diruang Dahlia
b. Kepuasan Pasien
Berdasarkan hasil quisioner kepuasan pasien dari 12 responden
seluruh pasien puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat
di Ruang Rawat Inap Dahlia.
Kesimpulan: Pasien merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan
oleh perawat di Ruang Rawat Inap Dahlia.
Berdasarkan rencana strategis yang telah disusun dan dipresentasikan pada hari
senin, 07 November 2021 oleh Mahasiswa Ners STIKES Hangtuah
Tanjungpinang maka telah dilaksanakan implementasinya mulai tanggal 15
November sampai 25 November 2021. Untuk itu kami akan melaporkan hasil
pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil dari Seksi mutu asuhan keperawatan, pelaksanaan
asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi serta pendokumentasian keperawatan

58
di ruang dahlia sudah terlaksana 85%. Dari hasil pengamatan sebelumnya
sebelumnya dari 7 status pasien yang diobservasi didapatkan bahwa
penerapan asuhan keperawatan tidak berjalan sebagaimana mestinya, 2 status
sudah terdapat format yang sudah memenuhi standar yang idak terisi,
walaupun format yang disediakan sudah berbentuk ceklist seperti format
pengkajian, 3 status form diangnosa keperawatan tidak ditemukan sehingga
masalah keperawatan hanya ditemukan dalam catatan perawatan pasien
terintegrasi (CPPT). Implementasi yang dibuat dalam catatan perawat masih
bersifat rutinitas belum berdasarkan intervensi yang dibuat. Hanya 2 status
yangterisi lengkap dan implementasi sesuai dengan intervensi yang telah
dibuat.
Setelah melakukan implementasi managemen keperawatan sesuai jadwal
yang disusun. Dari 7 status klien yang dilakukan penilaian meliputi
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi
serta pendokumentasian keperawatan didapatkan hasil kepatuhan perawat
dalam menerapkan asuhan keperawatan adalah 92%
Hambatan yang didapatkan dalam pelaksanaan penerapan askep adalah :
 Belum patuhnya perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan
ke dalam status klien. Setiap melakukan tindakan dan rencana keperawatan
yang telah dibuat belum sesuai dengan implementasi yang dilakukan
sehingga yang tercatat belum dalam catatan perawat masih kegiatan rutin.
 Perawat masih mengerjakan yang bukan tupoksinya seperti pengambilan
sampel darah, mengambil dan memberi obat, mengantar jemput pasien di
atau dari kamar operasi dan perawat masih mengerjakan administrasi.
Solusi yang diusulkan kepada kepala ruangan agar pendokumentasian asuhan
keperawatan dapat berjalan baik adalah :

 Menganjurkan agar Katim memeriksa status pasien/asuhan keperawatan


yang dilakukan oleh perawat pelaksana sebelum timbang terima.
 Katim mengecek persediaan lembar dokumentasi sehingga berkas selalu
lengkap seperti form diagnose keperawatan.
 Kepala ruangan memonitoring pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan sesuai SAK (Standar Asuhan keperawatan).

59
b. Pre dan Post Conference
Berdasarkan hasil identifikasi dari tanggal 01 - 03 November 2021
terdapat permasalahan belum optimalnya penerapan pre dan post conference
maka alternatif pemecahan masalahnya adalah : Pelatihan / Desiminasi Ilmu
kepaada tenaga perawat tentang penerapan pre dan post conference. Hal ini
sesuai dengan analisis hasil jurnal Amelia, E, dkk ( 2015 ) perlu di
laksanakannya Pelatihan kepaada tenaga perawat tentang penerapan pre dan
post conference. Analisis jurnal ini di ambil sesuai dengan permasalahan yang
ada di ruang dahlia RSUD Kota Tanjungpinang yang berhubungan dengan pre
dan post conference.
Desiminasi ilmu adalah suatu metode pembelajaran untuk menyebarkan
informasi tentang suatu ilmu yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan
dan mengubah perilaku sasaran (Roger, 2005). Pada tanggal 19 November
2021 sudah dilakukan desiminasi ilmu tentang pre dan post conference kepada
perawat di ruangan interne. Perubahan diharapkan menuju ke arah yang sesuai
dengan konsep dan cara yang benar atau seharusnya. Penulis telah
memfasilitasi desiminasi ilmu tentang penerapan pre dan post conference,
menjelaskan materi secara langsung. Setelah dilakukan desiminasi ilmu tentang
pre dan post conference di ruang Dahlia maka di harapkan adanya peningkatan
motivasi perawat dalam melakukan pre dan post conference. Hasil observasi
setelah dilakukanya pelatihan / desiminasi ilmu tentang pre dan post
conference terlihat adanya peningkatan perawat dalam penerapan pre dan post
conference.

60
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek managemen keperawatan diruang Dahlia,
mahasiswa mampu mengumpulkan, menganalisa data dengan analisa SWOT
dan dapat memprioritaskan masalah, didapat 2 masalah di ruang Dahlia yaitu
pre post conference dan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Hasil kajian situasional, implementasi dan evaluasi yang dilakukan di
ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Kota Tanjungpinang secara garis besar
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
B. Saran

61
Adapun saran dari kelompok adalah :
1. Untuk ruang Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang

- Diharapkan dapat melaksanakan pre post conference dan ronde


keperawatan secara kontiniu
- Dapat meningkatkan kepatuhan dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan.
2. Untuk Rumah Sakit

- Membuat regulasi tentang tupoksi masing-masing disiplin ilmu agar


perawat dapat melaksanakan tugas sesuai tupoksinya.
- Memberikan dukungan dan kesempatan serta kemudahan bagi profesi
keperawatan untuk mengembangkan karir dan pendidikan
berkelanjutan.
3. Untuk managemen keperawatan RSUD Kota Tanjungpinang
- Meningkatkan supervise secara teratur ke ruangan agar kemampuan
suidah terbentuk menjadi budaya kerja yang terus dipertahankan dan
di tingkatkan, memberi pujian/reward untuk meningkatkan motivasi
dan kualitas kerja perawat dan punisman terhadap perawat yang
kinerjanya kurang baik seperti penundaan kenaikan gaji berkala atau
kepangkatan.
- Memberikan pengkayaan fungsi managerial bagi kepala ruangan
terutama pada fungsi pengawasan.
4. Untuk mahasiswa

- Sebagai proses pembelajaran dalam mengaplikasikan ilmu


managemen keperawatan yang telah didapatkan.
- Mendapatkan pengalaman dengan berperan sebagai kepala ruangan,
Katim dan perawat pelaksana
5. Untuk STIKES Hangtuah
Diharapkan dapat memberikan bimbingan yang berkelanjutan kepada
mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu managemen keperawatan ini.

62
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y. (2010). Manajemen administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua,


Jakarta: UI Press.

Arwani & Supriyatno, H. (2006). Manajemen bangsal keperawatan. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Kozier. (2005). Buku ajar Fundamental keperawatan: konsep, proses dan praktik.
Jakarta: EGC.

Marquis, B.L. & Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen


keperawatan: teori dan aplikasi. Edisi keempat. Jakarta: EGC.

63
Terry, G. R., & Rue, L. W. (2011). Principles of management. (G. A. Ticoalu,
Ed.). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Whitehead et al. (2007).Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik


keperawatan Profesional. Jakarta: Penerbit Salemba Media.

Erita. (2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen Keperawatan.Jakarta :


Universitas Kristen Indonesia

64
65
66
67
68
69

Anda mungkin juga menyukai