NIM : 01038210036
1. pengalaman spesifik yang pernah saya lalui pada masing-masing tahap perkembangan ialah;
1. Trust vs Mistrust
Pada tahap ini, saya belum mengerti dan belum begitu sadar bahwa saya telah hidup(tidak
mengerti apa-apa), dan mula mengenali kehidupan
2. Autonomy vs Shame and Dou
Hambatan pada saat ini ialah, saya belum begitu mengerti bagaimana bertindak dengan baik dan
benar, dan hanya mengikuti sikap seperti apa yang saya lihat dan saya rasakan/alami
3. Initiative vs Guilt
Pada saat tahap ini, saya sudah mulai merasakan kesibukan, sudah mulai jauh dari orang
tua(karena kesibukan), sering merasakan cemburu, iri, dan ingin menang sendiri, kelemahan saya
dalam berteman dan menjadi anak yang manja yang memiliki banyak permintaan dan tuntutan.
4. Industry vs Inferiority
Pada tahap ini saya sudah mulai mandiri, merasakan tuntutan orang tua dari segi akademik dan
non akademik seperti nilai yang bagus, memiliki tugas dan kewajiban didalam rumah(mencuci
kain, menyapu dan mengepel lantai), merasakan amarah kedua orang tua ketika melakukan
kesalahan, dan mulai merasakan perasaan yang dapat menyinggung hati.
5. Identity vs Role confusion
Di tahap ini, saya tidak menyangka bahwa hambatan-hambatan dalam mencari jati diri sangatlah
banyak dan berat. Pada fase ini saya merasakan insecure, kecemburuan dan iri hati atas
pencapaian orang lain, merasakan kepahitan ataupun kesedihan dalam circle pertemanan, dalam
persekolahan, dan dalam percintaan. Diusia ini saya dituntut dan sudah sebagai bentuk keharusan
untuk menjadi perempuan yang mandiri, dapat menjaga diri sendiri, melakukan tugas dan
kewajiban sebagai anak dan mahasiswa, memiliki waktu yang sangat padat dan juga harus dapat
memilah kegiatan yang penting dan tidak penting.
Saya merasakan bahwa saya memiliki pribadi yang sangat pemalu, dan ketika melaksanakan suatu
kegiatan dan ingin berpendapat, saya merasa gugup dan terkadang cara berkomunikasi saya kepada
orang-orang yang baru sedikit terbatah-batah. Saya juga merasa terkadang saya memiliki tingkat
emosional yang tinggi dan tak terkendali,seperti marah diiringi suara dan intonasi yang kuat, terkadang
suka melawan apa yang saya rasa tidak sesuai atau keras kepala.
Tetapi Menurut saya, efek dari hambatan-hambatan yang saya rasakan tidaklah selalu memberi efek yang
negatif, tetapi juga memiliki efek yang positif, yaitu saya merasa menjadi pribadi yang lebih peka dan
menjadi pribadi yang kalem, Cenderung lebih patuh dan mudah diarahkan, dan juga ketika ingin
melakukan sesuatu, saya memikirkan berualang-ulang(berhati-hati) apakah baik atau tidak jika
melakukan tindakan tersebut.
Cara saya mengatasi atau keluar dari krisis yang dialami ialah Belajar dari kesalahan, melihat kembali apa
yang telah saya lalui dan berusaha tidak mengulangi hal serupa demikian, memperbaharui dan
memperbaiki cara berpikir, berupaya untuk selalu berpikir positif, berpikir bahwa semua yang sudah saya
alami pasti memiliki hikmah, melakukan waktu 'me time' untuk lebih mengenal kepribadian ataupun jati
diri saya dan sharing dengan sahabat,kakak, dan orang tua terkait bagaimana cara untuk menghadapi dan
menyikapi krisis yang dialami serta mendekatkan diri kepada Allah bapa, berdoa dan meminta untuk
diberi kekuatan dan kesabaran dalam menjalani kehidupan. Dan Saya tidak lupa bersyukur karena hingga
pada saat ini saya masih merasakan bimbingan dari Allah bapa dan kedua orang tua saya, terutama dalam
membimbing dan membentuk karakter seperti apa saya, pastinya membantu menjadi pribadi yang baik
dan menjadi lebih baik lagi.