Teori trias politica pertama kali dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satunya ialah
kekuasaan dalam kehidupan negara dengan harapan akan saling lepas dalam kedudukan yang
sederajat, hal tersebut menjadikan suatu kekuasaan saling mengendalikan (tidak sewenang-
wenang dalam menjalankan tugas) dan mengimbangi satu dengan yang lain dengan kata lain
check & balances. Konsep trias politika yang diterapkannya yakni membagi 3 kekuasaan
yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pada era kepeminpinan presiden Abdurrahman
Wahid yang berjabat sebagai presiden pada tahun 1999-2001 dengan menganut sistem Trias
eksekutif yang dilaksanakan oleh presiden dan wakil presiden sebagai kepala negara dan
yang berhak mengusulkan rancangan UUD kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Pembagian kekuasaan kedua yakni lembaga legislatif yang dilaksanakan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), serta Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang berperan
dalam penyampaian aspirasi rakyat, merancang UUD serta mengawasi kinerja kepresidenan
dalam menjalankan tugas, dan lembaga ketiga yaitu lembaga yudikatif yang dilaksanakan
oleh Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY) dan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang berperan dalam mengawasi jalannya UU.
Pada masa kepemimpinan presiden ke-4, pemilihan presiden dan wakil presiden yakni
Gusdur dan megawati dipilih oleh MPR. Sesudah BJ.Habibie lengser, Gusdur bersama
wakilnya Megawati dipilih langsung oleh MPR. Pada masa kekuasaan gusdur, membentuk
Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY) dan Mahkamah Konstitusi (MK) dan
pemilihan presiden dan wakil presiden tidak lagi dipilih oleh MPR melainkan dipilih secara
pemilu. Hasil tersebut merupakan hasil amandemen ke-3 UUD 1945. Seiring berjalannya
masa jabatan Gusdur, beliau diberhentikan oleh MPR pada tahun 2001 dan pengosongan
kekuasaan tersebut diisi oleh wakilnya, Megawati. Tindakan MPR yang dapat
kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat yang diwakilkan oleh MPR. Dengan kata lain,
MPR merupakan kekuasaan tertinggi yang berperan dalam memegang kadaulatan rakyat
tertinggi. Dengan hal tersebut, presiden harus memberikan pertanggung jawaban terhadap
sendiri wajib mengikuti aturan-aturan negara yang berlaku demi mencapai kemakmuran serta
kerukunan dalam negara. Adapun 3 point penting yang akan saya jabarkan sebagai warga
negara yang teladan, yaitu pertama, saya sendiri sebagai generasi muda yang ikut serta atau
suatu harapan terkait bagaimana masa depan negara kelak. Walaupun pada saat ini saya
memikirkan tindakan seperti apa yang harus dilakukan ketika menghadapi gejolak yang
mempengaruhi masa depan negara (seperti kurangnya sumber daya manusia). Selain itu
sebagai generasi muda di era modern, saya menyadari bahwa pentingnya kecerdasan memilah
hal positif dan ngatif dalam penggunaan teknologi-teknologi canggih. Melalui hal tersebut
memudahkan pengaruh globalisasi masuk dan mempengaruhi sifat maupun prilaku generasi
muda, tekhusus bagi saya sendiri. Hal yang harus saya waspadai yaitu dampak buruk seperti
berita hoax yang sangat mudahnya menyebar, penipuan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu
saya sebagai generasi muda menyadari bahwa pentingnya kecerdasan dalam menyikapi serta
memilah hal seperti apa yang layak diterima dan mana yang tidak. Tidak hanya itu, dalam
kegiatan pemilu sering terjadi penyogokan kepada masyarakat. Saya sebagai generasi muda
sadar dan ingin menyadarkan masyarakat yang lain untuk tidak tergiur akan sogokan, karena
pemilu yang dilakukan akan sangat berdampak pada kemajuan negara terkhusus dalam
pemerintahan.
Point kedua, yakni peran sebagai anak dan sebagai seorang mahasiswa, saya menyadari
bahwa pentingnya kesadaran serta menumbuhkan sifat pendewasaan diri seiring berjalannya
waktu. Sebagai seorang anak ditengah-tengah keluarga, saya cukup sering menghabiskan
waktu bersama keluarga dengan ber-sharing, bertukar pikiran, menciptakan keluarga yang
harmonis dan tentram, dan sebagainya. Menurut saya menyisihkan waktu bersama keluarga
merupakan faktor penting dalam pembentukan karakter dan sifat saya pribadi dan juga
mempengaruhi cara saya berpikir. Dari hal tersebut, bagaimana cara saya menyikapi suatu
permasalahan dipengaruhi oleh faktor tersebut. Selain itu, sebagai warga negara yang teladan,
saya memiliki peranan sebagai mahasiswa, dimana saya mempersiapkan bekal masa depan
saya dengan harapan sebagai tokoh yang memberi pengaruh besar pada perkembangan
negara dibidang kesehatan dengan menimba ilmu dan mengasah skill saya. Saya sangat
berharap selama saya berkuliah dengan sungguh-sungguh, cita-cita dan harapan saya
Dan point yang terkahir, yaitu perilaku dan tindakan kepada sesama sangatlah perlu
diperhatikan dan perlunya kesadaran terkait adanya perbedaan bahkan banyaknya perbedaan
pendapat, ras, suku, bahasa, agama dan lain sebagainya. Dengan banyaknya perbedaan
tersebut, sikap toleransi kepada sesama wajib untuk saya tanamkan demi mencapai
kerukunan dan kesatuan dalam negara. Menurut saya walaupun banyaknya perbedaan
(bhineka tunggal ika), apabila seluruh masyarakat Indonesia menanamkan sifat toleransi,
saya yakin hal tersebut akan menciptakan keharmonisan serta kerjasama yang baik dalam