Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Anggota kelompok 1

 Adam Syarif Maulana


 Darwin Sugandi
 Hendri
 Mumtaz
 Teguh
BENTUK DAN SISTEM
PEMERINTAHAN
Pengertian Pemerintahan

 Pengertian pemerintahan dalam arti sempit adalah semua kegiatan,


fungsi, tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh lembaga eksekutif
untuk mencapai tujuan negara. Sedangkan pengertian pemerintahan
dalam arti luas adalah semua kegiatan yang bersumber pada
kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara,
rakyat atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan
negara.
BENTUK PEMERINTAHAN
1. Bentuk Pemerintahan Monarki
Menurut Leon Duguit, Pemerintahan Monarki adalah jika kepala negara
ditunjuk berdasarkan hak turun – temurun. Bentuk pemerintahan monarki di bagi
menjadi 3 yaitu :
a. Monarki absolute
Adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang (raja, ratu,, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya tidak
terbatas.
b. Monarki konstitusional
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang
dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi undang – undang dasar
(konstitusi).
c. Monarki parlementer
Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang
dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi. Fungsi raja hanya sebagai kepala negara (symbol
kekeuasaan) yang kedudukannya tidak dapat diganggu gugat.
BENTUK PEMERINTAHAN

2. Bentuk Pemerintahan ONIGARKI


Oligarki adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh
beberapa orang, namun untuk kepentingan beberapa orang tersebut (bentuk
negatif). Hampir senada dengan itu, menurut Aristoteles, oligarki adalah bentuk
pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan
kelompoknya.
BENTUK PEMERINTAHAN
3. Bentuk Pemerintahan Republik
Bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Republik Absolut
Dalam sistem republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan
kekuasaan. Penguasa mengakibatkan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya
digunakanlah partai politik. Dalam pemerintahan ini, parlemen memang ada, namun tidak
berfungsi.
b. Republik konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara dan
kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Di samping itu,
pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.
c. Republik parlementer
Dalam sistem republik palementer, presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara. Namun,
presiden tidak dapat diganggu – gutat. Sedangkan kepala pemerintah berada di tangan
perdana
menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem ini, kekuasaan legislatif
lebih
tinggi dari pada kekuasaan eksekutif.
SISTEM PEMERINTAHAN

1. Pengertian Sistem Pemerintahan


Sistem Pemerintahan adalah sistem yang terdiri dari berbagai macam
komponen di mana tiap-tiap komponen menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, menjadi satu tatanan yang utuh. Masing-masing komponen menjalin
kerja sama yang kuat, memiliki keterikatan satu sama lain yang pada pokoknya
mempunyai satu tujuan dan satu fungsi dari pemerintahan.

a. Sistem Pemerintahan Presidensial


Berasal dari kata presiden, sehingga sistem pemerintahan presidensial
meletakkan hubungan fungsional antar lembaga dan pelaksanannya, dipimpin
oleh presiden.
SISTEM PEMERINTAHAN

b. Sistem Pemerintahan Parlementer


Macam sistem pemerintahan selanjutnya parlementer, di mana ada presiden
dan perdana menteri yang berkuasa. Parlemen memiliki peran sangat besar dalam
pemerintahan.

c. Sistem Pemerintahan Semi Presidensial


Macam sistem pemerintahan semipresidensial merupakan gabungan dari
Presidensial dan Parlementer hingga disebut sebagai Dual Eksekutif atau Eksekutif
Ganda.
Terlihat kuat, sebab posisi perdana menteri dan presiden menjalankan
kekuasaan bersama. Di lain sisi, terdapat parlemen atau wakil rakyat yang memiliki
hak kuat dalam pemerintahan.
SISTEM PEMERINTAHAN

d. Sistem Pemerintahan Komunis


Sistem pemerintahan dikendalikan penuh oleh partai komunis. Macam sistem
yang masih hingga saat ini, yakni Korea Utara, Vietnam, Laos, Republik Rakyat
Tiongkok, Transnistia, dan Kuba.

c. Sistem Pemerintahan Demokrasi Liberal


Macam sistem pemerintahan berikutnya ialah demikrasi liberal atau
demokrasi konstitusional. Politiknya menganut pada kebebasan individu.
Berusaha supaya keputusan pemerintah tidak melanggar kemerdekaan, serta
hak-hak individu seperti tercantum dalam konstitusi.
SISTEM PEMERINTAHAN

e. Sistem Pemerintahan Liberal.


Macam sistem pemerintahan Liberal menganut pada asas kebebasan sebagai
landasan penetapan kebijakan. Pemerintah tak begitu banyak menetapkan
kebijakan. Mayoritas aktivitas pemerintahan negara dijalankan oleh pihak
swasta.
Liberal atau liberalisme merupakan sebuah ideologi, pandangan filsafat,
serta tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman, bahwa kebebasan dan
persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Permasalahan Sistem Pemerintahan di
Indonesia
Berhubung dengan ini, terdapat pula permasalahan sistem presidensial yang secara
langsung berhubungan dari presiden itu sendiri. Mengutip dari situs republika.co.id,
dikatakan bahwa “Mantan Presiden Soeharto ditempatkan sebagai Presiden terkorup
sedunia berdasarkan temuan Transparency International 2004 dengan total perkiraan
korupsi sebesar 15-25 miliar dolar AS.”(1)
Dari berbagai kasus korupsi yang dilakukan oleh beliau, dituliskan salah satu kasus
korupsi yang berhubungan dengan dana “Reboisasi Departemen Kehutanan” serta pos
bantuan presiden. Dana tersebut digunakan untuk membiayai tujuh yayasan milik beliau.
Sebagai representatif lembaga legislatif, MPR pun merenspons masalah ini dengan
statement pada Pasal 4 Ketetapan MPR No XI Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Di situ, disebut secara jelas bahwa “Upaya
pemberantasan korupsi, kolusi, nepotisme harus dilakukan secara tegas terhadap siapa
pun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga, dan kroninya. maupun
pihak swasta/konglomerat termasuk mantan Presiden Soeharto dengan tetap
memperhatikan prinsip praduga tak bersalah dan hak-hak asasi manusia”.
Pada tahun 2009, berdasarkan keputusan MA, Yayasan Supersemar akan dihukum
mengganti kerugian negara sebesar 315.002.183 US dolar dan Rp 139.229.178 atau sekitar
Rp 3,07 triliun.
Bagaimana Masalah ini Mengancam Kedaulatan

Dengan permasalahan ini, tentu dapat menjadi salah-satu pengancam kedaulatan


Indonesia. Dengan kelakuan seorang presiden yang menghisap uang negara, bukan hanya
hal itu akan berdampak buruk pada ekonomi. Hal ini juga akan berdampak kepada
kepercayaan masyarakat akan pemerintahan Indonesia. United Overseas Bank
menyatakan dalam salah satu slogannya bahwa “trust is the world’s strongest
currency”(2) yang bisa diartikan menjadi “kepercayaan merupakan mata uang paling
berharga”. Kalimat ini memiliki 2 poin. Pertama, kepercayaan tidak bisa dibeli dengan
uang. Kedua, dalam subjek ekonomi, mata uang biasa pasti bisa fluktuasi seiring dengan
waktu. Namun, “trust” tidak mengalami fluktuasi seiring waktu, tetapi akan menjadi
semakin kuat.
Artinya, sekaya apapun sebuah negara, tidak akan bertahan kedaulatannya jika
masyarakatnya pun tidak memberikan kepercayaan pada pemerintahnya. Apalagi negara
yang uangnya telah dihisap, pasti akan lebih parah. Tanpa kepercayaan, kericuhan dan
unjuk rasa akan semakin sering terjadi, serta perpecahan negara akan menjadi mungkin.
Solusi
Salah satu solusi yang dapat dilakukan dalam masalah ini adalah untuk
meningkatkan transparensi kinerja check and balance pemerintah dengan cara
melakukan pengecekan & expose oleh media dalam rangka waktu tertentu. Saya
juga menawarkan solusi untuk mendirikan sebuah badan dalam pemerintah yang
memiliki koneksi langsung dengan media masyarakat. Solusi ini bisa dianalogikan
dengan sebuah Tim Sukses Gubernur. Dalam sebuah timses, terdapat beberapa
divisi (logistik, statistik, dll). Salah satunya adalah divisi media. Saya bersyukur
karena memiliki kesempatan untuk mengunjungi tempat tersebut. Dalam kantor
divisi media, terdapat banyak televisi dan radio menayangkan berita-berita
terkini. Divisi ini merupakan indra pengelihatan dan pendengaran dari Tim Sukses
tersebut. Tanpa divisi ini, komunitas tersebut bisa dibilang “buta”. Sama seperti
sebuah negara. Tanpa kolaborasi media dalam pemerintahan, masyarakat bisa
dibilang “buta” akan segala kebohongan dari pemerintah.
Hal ini mungkin belum tentu efektif, akan tetapi merupakan langkah yang sesuai
dalam menciptakan sebuah negara yang didasari teori “perjanjian masyarakat”.
Teori ini sangat relevan dengan sistem politik Indonesia yang bersifat demokratis.
Dengan mengimplementasikan solusi-solusi ini, setidaknya memberikan
masyarakat peran penting dalam mengawasi kinerja pemerintah.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai