DOSEN PENGAMPU:
OLEH:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2022
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada umumnya sangat membutuhkan pendidikan apalagi
dengan Negara indonesia yang begitu luas dan memiliki banyak pulau.
Walaupun indonesia mencakup bermacam-macam suku, mereka dengan
mudah dapat bersatu bermodalkan dengan dasar dasar pancasila sebagai
panutan untuk membangun bangsa indonesia yang lebih maju dan damai.
Maka dari itu sebuah pendidikan sangat di butuhkan untuk
mengetahui segala hal yang harus di lakukan dan mana yang pantas
ditinggalkan, apalagi kita sebagai mahasiswa perlu memahami dam
menghayati makna dari ideolohi bangsa tersebut. Hal tersebut memiliki arti
bahwa pendidikan pancasila diharapkan dapat menjadi ruh dalam
membentuk jati diri mahasiswa guna mengembangkan jiwa
profesionalitasnya dalam mengenyam pendidikan dibidangnya masing-
masing.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pendidikan pancasila berikut urgensinya?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dr, Winarno,M.Si,dkk, Pancasila dan UUD NRI 1945, (Yogyakarta: Penerbit
Ombak,2014) hlm 1
3
Sebagai contoh:
1. Percaya kepada Tuhan dan toleran,
2. Gotong royong,
3. Musyawarah,
4. Solidaritas atau kesetiakawanan sosial, dan sebagainya
Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia,
memperlihatkan telah tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, perlu diungkap
berbagai permasalahan di negeri tercinta ini yang menunjukkan pentingnya
mata kuliah pendidikan Pancasila.Dengan memperhatikan masalah
tersebut, maka pendidikan Pancasila sangat penting untuk diajarkan pada
berbagai jenjang pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Urgensi
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak
tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki
pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam
kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai- nilai Pancasila. Selain
itu, urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa
kebangsaan mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan
bintang penunjuk jalan (leitstar) (Abdulgani, 1979: 14).
Urgensi pendidikan Pancasila bagi mahasiswa sebagai calon
pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa untuk berbagai bidang
dan tingkatan, yaitu agar tidak terpengaruh oleh paham-paham asing yang
negatif. Dengan demikian, urgensi pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi dengan meminjam istilah Branson (1998), yaitu sebagai pembentuk
civic disposition yang dapat menjadi landasan untuk pengembangan civic
knowledge dan civic skills mahasiswa.2
Pendidikan Pancasila adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan,
2
Paristiyanti Nurwadani,dkk. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan
Tinggi,(Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016)
hlm13 dan 20
4
kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan program studinya masing-
masing. Dengan demikian, mahasiswa mampu memberikan kontribusi
yang konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.
3
Drs. Ali Amran, S.H.,M.H. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi (Jakarta:
PT RAJAGRAFINDO PERSADA,2016) hal 24-27
5
Memilih pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah pilihan yang
tepat bagi bangsa indonesia. Untuk itu, perlu kiranya memahami nilai-nilai
yang tercantum di dalam Pancasila secara baik dan benar. Dalam
memahami pancasila, perlu kiranya memahami terlebih dahulu landasan
pokok pendidikan pancasila di perguruan tinggi yang terdiri atas:
1. Landasan historis
Suatu bangsa memiliki ideologi dan pandangam hidupnya sendiri
yang diambil dari nila-nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu
sendiri.pancasila digali dari bangsa indonesia sendiri yang telah tumbuh
dan berkembang semenjak lahirnya bangsa indonesia.yang dapat
dipersamakan dengan lahirnya bangsa indonesia yang memiliki wilayah
seperti indonesia merdeka saat ini yaitu kerajaan sriwijaya dan majapahit.
Pada masa itu, nilai-nilai ketuhanan,seperti kepercayaan kepada tuhan telah
berkembang dan sikap toleransi juga telah lahir,begitu pula nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila-sila yang lainnya.
Setelah melalui proses sejarah yang panjang, nilai-nilai pancasila
itu telah melalui pematangan sehingga tokoh-tokoh bangsa indonesia akan
mendirikan negara republik indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar
negara. Dalam perjalanan ketatanegaraan indonesia telah terjadi perubahan
dan pergantian UUD, seperti UUD 1945 digantikan kedudukannya oleh
konsitusi RIS, kemudian berubah menjadi UUD sementara dan kembali
lagi ke UUD 1945.
Pancasila mendapatkan di pandang yang berbeda-beda pada setiap
rezim. Pada masa orde lama, pancasila ditafsirkan dengan
nasionalis,agama,dan komunis (Nasakom) yang di sebut dengan Tri
sila,kemudian diperas lagi menjadi Eka sila(gotong royong). Pada masa
orde baru, pancasila harus dihayati dan diamalkan dengen berpedoman
kepada butir-butir yang telah ditetapkan oleh MPR melalui Tap.MPR
No.II/MPR/1978 tentang P-4. Namun, penafsiran rezim itu membuat
kenyataan dalam masyarakat dan bangsa berbeda-beda dengan nilai-nilai
pancasila yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, timbul lah tuntutan
6
reformasi dalam segala bidang.Dalam kenyataan ini,MPR No.
XVII/MPR/1998 tentang Penegasan pancasila sebagai dasar negara,yang
mengandung makna ideologi Nasional sebagai cita-cita dan tujuan negara.4
5
Drs. Ali Amran, S.H.,M.H. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi, hlm 31
7
setiap silanya duangjat dari nilai-nilai kultural bangsa Indonesia sendiri.
3. Landasan Yuridis
Dituangaknnya pancasila kedalam pembujaan UUD 1945, maka
mengisyaratkan bahwa secara yuridis konstitusional Pancasila telah
menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Untuk memudahkan warga
negara dalam memahami pancasila, maka dilaksanakanlah Pendidikan
Pancasila, khususnya di perguruan tinggi.
Landasan Yuridis perkuliahan pendidikan pancasila dari perguruan
tinggi secara gamblang tertuang dalam UU no. 2 tahun 1989 tentang sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 29 UU ini telah menetapkan bahwa udi
kurikulum stiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib mmuat
Pendidikan Pancasila.
Pada dasarnya, landasan yuridis pendidikan pancasila juga terdapat
dalam beberapa ketentuan yang pernah berlaku di Indonesia, antara lain:6
1. Pembukaan UUD NRI 1945, dalam alenia IV pembukaan UUD 1945 telah
disebutkan tentang dasar negara republik indonesia yakni Pancasila.
2. Pasal 31 UUD NRI 1945 tentang Pendidijan dam Kebudayaan , yang
memuat: (1). Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. (2).
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya. (3). Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional ysng meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dslam rangka mencerdakan
kehidupan bangsa yang diatur dengan UU.
3. TAP MPRS No. XXVIII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidikan dan
Kebudayaan.
4. Peraturan pemerintah RI Nomor. 19 tahun 2005 tetntang standar Nasional
Pendidikan. Pasal 9 ayat 2 “Kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi
wajib memuat mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan
6
Drs. Ali Amran, S.H.,M.H. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi, hlm 32-
33
8
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
5. UU No. 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi yang mewajibkan
kurikulum pendidikan tinggi memuat mata kulia Pendidikan Pancasila.
6. Kepmendiknas No. 045 U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, “
Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan
Kewarganegaraan merupaka kelompok mata kuliah pengembangan
kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi
atau kelompok program studi”.
Berdasarkan ketentuam tersebut, maka secara material melalui
Pendidikan Kewarganegaraan, maka materi pancasila bahjan filsafat
pancasila adalah wajib diberikan di pendidikan tinggi dan secara eksplisit
terdsoat dalam rambu-rambu pendudijan Kepribadian.
4. Landasan Filsofis
Pancasila dikenal sebagai filosofi Negara Indonesia. Nilai-nilai
yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan filosofis
yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-
norma, nilai- nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling
baik dan paling sesuai sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies Natalis
Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 10 November 1955 :
“Susunan Pancasila itu adalah suatu kebulatan yang bersifat hierrarchies
dan piramidal yang mengakibatkan adanya hubungan organis di antara 5
sila negara kita”. Pernyataan dan pendapatnya tersebut kemudian diterima
dan dikukuhkan oleh MPRS dalam Ketetapan No. XX/MPRS/1960 jo.
Ketetapan No. V/MPR/1973. Pernyataan tersebut diperkuat juga oleh
Ketetapan MPR No. XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu kesatuan
yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Dikatakan demikian, karena
masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti
secara sendiri-sendiri. Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara
terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru
tentang Pancasila.
9
Dengan demikian, landasan Filsafat Pancasila merupakan
harmonisasi dari nilai-nilai dan norma-norma utuh yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila, yang bertujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh agar menjadi landasan
filsafat yang sesuai dengan keperibadian dan cita-cita Bangsa.
Adapun bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai
berikut :
a. Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan
kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari
Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan sekaligus
mengakui keterbatasan kemampuan manusia.
b. Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya
tidak sekedar mencari kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat
ingin tahu, tapi hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila
tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari- hari (way of
life / weltanschaung) agar mencapai kebahagiaan lahir dan bathin,
dunia maupun akhirat (Pancasilais).
10
Pendidikan Nasional, yakni: Meningkatkan manusia yang berkualitas,
berimtak, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,
bertanggungjawab, dan produktif, serta sehat jasmani dan rohani… dan
harus menumbuhkan jiwa patriotik, mempertebal rasa cinta tanah air,
meningkatkan semangat berkebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran
pada sejarah bangsa, sikap menghargai jasa para pajlawan dan berorientasi
ke masa depan. 7
Disamping itu, menurut hasil loka karya mata kuliah Pancasila 1978, Tujuan
perkuliahan pancasila di perguruan tinggi adalah:
a. Mahasiswa menerti dan menghayati tentang pancasila yang sah dan benar
sebagaimana yang telah dirumuskan secara formal dalam pembukaan UUD 194,
alenia IV.
b. Mahasiswa mengamankan pancasila dari segala macam bahaya dari
manapun datangnya.
c. Mahasiswa dapat mengamalkan pancasila dalam kehidupannya sehari-hari
dalam bermasyarakat sesuai dengan keahliannya masing².
d. Mahasiswa ikut aktif berperan dalam mengusahakan kelestarian Pancasila,
pandangan hidup bangsa dan Dasar Negara Republik Indonesia.
Tujuan pendidikan pancasila tidak bisa lepas dari Tujuan Nasional bangsa
Indonesia serta tujuan Pendidikan Naaional. Ketiganya diikat menjadi
berkesinambungan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
sesuai dengan sila-sila Pancasila.
7
Drs. Ali Amran, S.H.,M.H. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi, hlm 1-2
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
• Pendidikan Pancasila yang menjadi sumber dan pedoman bangsa
mengantarkan mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiannya
serta dapat membantu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila dan
kesadaran berbangsa dan bernegara.
• Pendidikan pancasila juga bertujuan untuk menguasai kemampuan
berfikir, bersikap rasional dan dinamis serta berpandangan luas
sebagai manusia intelektual.
B. Saran
• Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih
memahami tentang landasan dan tujuan pendidikan pancasila.
• Mohon dimaklumi dari semuanya jika dalam makalah kami ini
masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun
pemahaman.
12
DAFTAR PUSTAKA
13