Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN KEUANGAN

PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA

Budget Goes To Campus


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA, 21 NOVEMBER 2017


POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN

PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

KOMPONEN DAN POSTUR APBN

2
PENDAHULUAN

3
APBN sebagai instrumen untuk
mencapai tujuan kemerdekaan

KEMENTERIAN KEUANGAN 4
DASAR HUKUM

Amandemen Pasal Pasal


23: 22D:
UUD 1945:

• APBN ditetapkan setiap tahun


dengan UU dan
dilaksanakan secara terbuka • DPD memberikan
dan bertanggung jawab pertimbangan kepada DPR
untuk sebesar-besarnya atas RUU APBN yang berkaitan
kemakmuran rakyat (Ayat 1) dengan dengan pajak,
pendidikan, dan agama (Ayat
• RUU APBN diajukan Presiden 2)
untuk dibahas bersama DPR
dengan memperhatikan • DPD dapat melakukan
pertimbangan DPD (Ayat 2) pengawasan atas
pelaksanaan UU mengenai
• Apabila DPR tidak menyetujui APBN dan menyampaikan
RAPBN yang diusulkan hasilnya kepada DPR sebagai
Presiden, Pemerintah bahan pertimbangan untuk
menjalankan APBN tahun ditindaklanjuti (Ayat 3)
yang lalu (Ayat 3)

KEMENTERIAN KEUANGAN 5
REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA

PAKET UU BIDANG
KEUANGAN NEGARA:
UU Keuangan
UU No.17/2003
Negara
UU No.1/2004 UU Perbendaharaan
(Menggantikan ICW &
RAB)
Negara

UU No.15/2004 UU Pemeriksaan
(Menggantikan IAR) Pengelolaan dan
Tanggung Jawab
Keuangan
Negara

KEMENTERIAN KEUANGAN 6
REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA
Perubahan Sistem
Penganggaran:

Anggaran Rutin Anggaran


& Anggaran Terpadu
Pembangunan
Pendekatan
Pendekatan
Fungsi
Sektor
s.d. Klasifikasi
Ekonomi : Mulai. Klasifikasi
Ekonomi :
2004 : Pengelola
Anggaran:
Belanja Rutin 2005: Pengelola Menurut Jenis
Instansi untuk menurut Jenis & Anggaran : Belanja
Belanja Rutin & Belanja Kementerian
Proyek/Bagian Pembangunan sebagai PA,
Proyek untuk menurut Sektor Satuan Kerja
Belanja sebagai KPA
Pembangunan
Dokumen: Dokumen
DUK/DUP/LK dan Anggaran :
Satuan 3 RKA-KL Satuan
DIK/SKOR/DIKS untuk Anggaran
Belanja Rutin DIPA
DIP/SKOP/DIPP untuk Blj.
Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN 7
REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA
Perubahan Sistem
Penganggaran:

Unified Performance
MTEF Based
Budget
Budgeting
Klasifikasi belanja Penyusunan Anggaran Penyusunan
pemerintah pusat dirinci Belanja Negara Berjangka Anggaran Berbasis
menurut Organisasi, menengah (Medium Term
Fungsi, dan Ekonomi Kinerja.
(Jenis) Expenditure Framework)

KEMENTERIAN KEUANGAN 8
PROSES PERENCANAAN
DAN PENGANGGARAN

9
PEMBAGIAN KEKUASAAN ATAS
KEUANGAN NEGARA
Menteri
Keuangan
Selaku pengelola fiskal dan wakil
Pemerintah dalam kepemilikan
kekayaan negara yang dipisahkan

Menteri/
Memberi kuasa

Pimpinan Lembaga
Selaku pengguna anggaran/ pengguna
barang pada K/L yang dipimpinnya
Presiden (termasuk Menteri Keuangan)

Pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan
negara
Gubernur/Bupati/Walikota
Selaku kepala Pemda untuk mengelola
keuangan daerah
Mewakili Pemda dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan
KEMENTERIAN KEUANGAN 10
SIKLUS ANGGARAN

KEMENTERIAN KEUANGAN 11
SIKLUS PENYUSUNAN APBN
KONSEP KEBIJAKAN RAPBN
PELAKSANAAN Arah Kebijakan dan Prioritas
ANGGARAN JAN- Pembangunan Nasional
DES JAN

SURAT MENTERI KEUANGAN KE


DIPA MENTERI PERENCANAAN
DIPA K/L dan Non- DES MAR
K/L Kapasitas Fiskal
(Resource Envelope)

KEPUTUSAN
PRESIDEN SIKLUS MAR
SURAT BERSAMA
Rincian Alokasi NOV
Anggaran Belanja
Pemerintah Pusat PENYUSUNAN Pagu Indikatif

APBN PERATURAN PRESIDEN


MENGENAI RKP
UNDANG-UNDANG OKT MEI
APBN PPKF, KEM, RKP

RUU DAN AGUS JUN KEPUTUSAN


NOTA KEUANGAN MENTERI KEUANGAN
RAPBN Pagu Anggaran

KEMENTERIAN KEUANGAN 12
KOMPONEN DAN POSTUR
APBN

13
13
Komponen Dasar APBN

Asumsi Dasar Ekonomi Makro

Pendapatan Belanja Negara


Negara
Belanja
Pajak
Pemerintah Pusat Surplus
max 3% PDB
PNBP (Defisit)
Transfer ke Daerah
Hibah (penerimaan) dan Dana Desa

Pembiayaan
Dalam Negeri

Luar Negeri

KEMENTERIAN KEUANGAN 14
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DALAM
APBN

Harga Minyak
ASUMSI DASAR EKONOMI Mentah
Indonesia
MAKRO: SAMPLE TITLE Suku Bunga SPN
3 Bulan
Merupakan indikator utama sebagai acuan
dalam penyusunan besaran APBN

Pergerakan Asumsi Dasar Ekonomi Makro Pertumbuhan


akan mempengaruhi komponen Postur Ekonomi LE TITLE Lifting Minyak
APBN lainnya
This is an example text to place your own text
here, what you want. This is an example text to
place your own.

Lifting Gas

Nilai Tukar Rupiah


Inflasi SAMPLE terhadap Dolar
TITLE AS SAMPLE TITLE
KEMENTERIAN KEUANGAN 15
PERUBAHAN FORMAT DAN STRUKTUR
APBN
T-Account I-Account

PENERIMAAN PENGELUARAN A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH


I. Penerimaan Dalam Negeri I. Pengeluaran Rutin I. Penerimaan Dalam Negeri
1. Migas 1. Belanja Pegawai 1. Penerimaan Perpajakan
2. Non Migas 2. Belanja Barang 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
a. Pajak 3. Subsidi Daerah Otonom II. Penerimaan Hibah
b. Bukan Pajak 4. Pembayaran Bunga dan Cicilan Utang B. BELANJA NEGARA
II. Penerimaan Pembangunan a. Bunga I. Belanja Pemerintah Pusat
1. Pinjaman Program b. Pokok 1. Belanja Pegawai
2. Pinjaman Proyek II. Pengeluaran Pembangunan 2. Belanja Barang
1. Pembiayaan Rupiah 3. Belanja Modal
a. Bunga Kredit Program 4. Pembayaran Bunga Utang
b. Bunga Obligasi Restr. Perbankan 5. Subsidi
2. Pembiayaan Proyek 6. Belanja Hibah
7. Bantuan Sosial
Berimbang dan Dinamis 8. Belanja Lain-lain
Berimbang dan Dinamis II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa
1. Transfer ke Daerah
2. Dana Desa
C. Keseimbangan Primer
D. Surplus/Defisit Anggaran
E. Pembiayaan

DefisitDefisit
AnggaranAnggaran dibiayai
dibiayai dengan dengan
Sumber Pembiayaan
SumberDalamPembiayaan
Negeri dan Luar Dalam
Negeri Negeri
dan Luar Negeri

KEMENTERIAN KEUANGAN 16
STRUKTUR APBN
Pendapatan Negara Semua penerimaan yang
menambah ekuitas dana lancar,
 Pendapatan Perpajakan yang merupakan hak negara
 Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam 1 tahun anggaran yang
 Pendapatan Hibah tidak perlu dibayar kembali oleh
negara

Belanja Negara Semua pengeluaran yang


mengurangi ekuitas dana lancar,
 Belanja Pemerintah Pusat yang merupakan kewajiban
negara dalam satu tahun
 Klasifikasi Organisasi, Fungsi dan Jenis
anggaran yang tidak akan
Belanja diperoleh pembayarannya kembali
 Transfer ke Daerah dan Dana Desa oleh Negara

Surplus/Defisit Anggaran
Semua penerimaan yang perlu
Pembiayaan Anggaran dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima
 Pembiayaan Utang kembali, baik pada tahun
 Pembiayaan Investasi anggaran bersangkutan maupun
 Pemberian Pinjaman pada tahun-tahun anggaran
berikutnya
 Kewajiban Penjaminan
 Pembiayaan Lainnya
KEMENTERIAN KEUANGAN 17
KLASIFIKASI BELANJA NEGARA

Pelayanan Perumahan Kesehatan


Umum Lingkungan
Menurut Fungsi Hidup
dan Fasilitas
Umum Agama
Ekonomi
Ketertiban Pendidikan
Pariwisata
dan dan Ekonomi
Pertahanan Keamanan Perlindungan
Kreatif
Sosial

Belanja Belanja Bantuan Belanja


Pegawai
Menurut Jenis Barang dan Sosial Hibah
Jasa

Subsidi
Transfer
Bunga Belanja Lain- ke Daerah
Belanja Utang Lain dan Dana
Modal Desa

Menurut Disesuaikan dengan susunan Kementerian


Negara/ Lembaga di Pemerintah Pusat
Organisasi

KEMENTERIAN KEUANGAN 18
KESEIMBANGAN PRIMER DAN DEFISIT
100 0

41,5

8,9
-0,5
0
-46,8

-84,4

-52,8

-78,4
-93,3
-98,6

-125,6
-142,5
-153,3
-0,73 -1

-178,0
-211,7
-100

-226,7
-1,14

-298,5

-308,3

-325,9
-1,5

-397,3
-200
-2
-1,86
-300 -2,19
-2,25 -2,5
-2,33
-2,49
-2,59
-400 -3
-2,92

-500 -3,5
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
APBNP RAPBN

Keseimbangan Primer Defisit % defisit thd PDB

• Keseimbangan primer tercatat berada pada level negatif sejak tahun 2012
sejalan dengan kebijakan defisit pemerintah. Hal ini sesuai dengan arah
kebijakan fiskal pemerintah yang bersifat ekspansif untuk mendukung kegiatan
produktif.
• Pemerintah dalam upaya menjaga kesinambungan fiskal mengambil langkah
mengendalikan keseimbangan primer melalui pengendalian kerentanan fiskal
(fiscal vulnerability).
KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN

Terima
Kasih

20

Anda mungkin juga menyukai