Anda di halaman 1dari 14

5

Dalam ilmu Geometri, terdapat beberapa istilah atau sebutan yang tidak
memiliki definisi (undefined terms), antara lain titik dan garis.
1. Titik
Titik tidak memiliki ukuran, biasanya dideskripsikan menggunakan tanda
noktah dan penamaannya menggunakan huruf kapital seperti titik A, titik B atau titik
C seperti gambar 7.1.
2. Garis
Garis merupakan dibentuk dari kumpulan titik-titik dan merupakan kurva lurus
yang tidak memiliki ujung maupun pangkal. Artinya garis dapat diperpanjang kedua
arahnya. Namun, garis lurus yang mempunyai pangkal dan ujung, disebut segmen
garis dan dilambangkan dengan ̅̅̅̅
𝐴𝐵 yang artinya panjang garis AB terbatas (gambar
7.2). Selain menggunakan segmen garis, nama garis juga dapat ditentukan dengan
menyebutkan nama wakil garis tersbut dengan memakai huruf kecil contohnya 𝑔, ℎ, 𝑘.

A 𝐴 𝐵
Gambar 7. 1 Titik Gambar 7. 1 Garis

3. Bidang
Sebuah bidang datar mempunyai luas tak terbatas. Dalam geometri, sebuah
bidang hanya digambar dengan perwakilannya yang disebut wakil bidang. Wakil
sebuah bidang mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar. Wakil bidang dapat
berbentuk persegi panjang, persegi atau jajar genjang.

𝑫 𝑪 𝑫 𝑪

𝜶 𝜶
𝑨 𝑩 𝑨 𝑩
Gambar 7. 2 Bidang
Bidang-bidang di atas disebut bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 atau dapat juga disebut dengan bidang 𝛼.
Postulat Garis dan Bidang
Sebuah bidang dapat dibentuk melalui:
6

1. Tiga buah titik yang tidak segaris. Pada gambar 7. 4a titik 𝐴, 𝐵 dan 𝐶 yang
tidak terletak pada garis yang sama membentuk bidang 𝛼1 .
2. Sebuah garis dan sebuah titik di luar garis tersebut. Contohnya sebuah titik 𝑃
yang terletak di luar garis 𝑔 dapat membentuk bidang 𝛼2 (gambar 7. 4b).
3. Dua buah garis yang saling berpotongan. Pada gambar 7. 4c Garis 𝑔 dan garis
ℎ saling berpotongan dapat membentuk bidang 𝛼3 .
4. Dua garis yang sejajar. Pada gambar 7. 4d garis 𝑔 sejajar dengan garis ℎ
mampu membentuk bidang 𝛼4 .
𝑃
𝐵 𝐶

𝜶𝟏 𝐴 𝜶𝟐
𝑔
(a) (b)

𝑔

𝜶𝟑 𝜶𝟒
𝑔
(c) (d)
Gambar 7. 3 Bidang 𝛼1 , 𝛼2 , 𝛼3 dan 𝛼4
Postulat atau aksioma adalah pernyataan yang kebenarannya diterima tanpa
ada pembuktian. Dalam geometri terdapat tiga buah postulat yang penting yang
diperkenalkan oleh Euclides (±300 SM), seorang ahli matematika dari Alexandria.
Berikut ini adalah postulat-postulat Euclides:
Postulat 1

Melalui dua buah titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah garis lurus.

𝑔 𝐵
𝐴
Gambar 7. 4 Dua titik membentuk garis
7

Postulat 2

Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua titik persekutuan,
maka garis itu seluruhnya terletak pada bidang.

𝒈
𝐴 𝐵
𝜶
Gambar 7. 5 Garis terletak pada bidang

Postulat 3

Melalui tiga buah titik sembarang hanya dapa dibuat sebuah bidang.

𝐶
𝐴 𝐵
𝜶
Gambar 7. 6 Tiga titik membentuk bidang

1. Kedudukan Titik
a. Kedudukan Titik Terhadap Garis
Perhatikan gambar 7. 8 misalkan kabel listrik
adalah suatu garis dan burung adalah titik, maka
posisi burung terhadap kabel listrik merupakan
sebuah titik yang terletak pada garis. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa
Gambar 7. 8 Burung

Titik P terdapat pada garis 𝑔 jika titik P dilalui garis 𝑔

𝒈 𝑃

Gambar 7. 9 Garis melalui titik


8

Jika dimisalkan rel kereta api merupakan


suatu garis dan dua orang pada gambar
adalah suatu titik maka dapat
disimpulkan bahwa dua orang tersebut
tidak melalui atau berada dalam rel kereta
api. Contoh tersebut merupakan ilustrasi
dari suatu titik yang tidak berada pada

Gambar 7. 10 Rel kereta api garis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Titik P berada di luar garis 𝑔 jika titik P tidak di lalui garis 𝑔

𝑃
Gambar 7. 11 Titik di luar garis

Contoh
H G Simak kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 di samping dengan
̅̅̅̅
𝐴𝐵 sebagai wakil garis ℎ. Sebutkan kedudukan
E F
titik-titik sudut kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 terhadap
garis ℎ!

D C Penyelesaian:
𝒉 i. Titik-titik sudut kubus yang terletak pada
A B
garis ℎ adalah titik A dan titik B
ii. Titik-titik sudut kubus yang berada di luar
garis ℎ adalah titik-titik C, D, E, F, G dan H.

b. Kedudukan Titik Terhadap Bidang


Gambar di samping merupakan ilustrasi dari
kedudukan titik terhadap bidang dengan bola sebagai
titik dan lapangan bola sebagai bidang.
Sehingga dapat di simpulkan

Gambar 7. 12 Lapangan bola


9

Jika titik A dapat dilalui oleh bidang 𝛼 maka titik A terletak pada
bidang 𝛼 (gambar 7. 13a). Jika titik A tidak dapat dilalui bidang 𝛼 maka
titik A berada di luar bidang 𝛼 (gambar 7. 13b).

𝐴
𝐴
𝜶 𝜶
(a) (b)
Gambar 7. 13 (a) Titik dalam bidang (b) Titik di luar bidang

Contoh
Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻, bidang 𝐷𝐶𝐺𝐻 sebagai perwakilan bidang 𝛽.
Tentukan kedudukan titik-titik sudut kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 terhada bidang 𝛽!
Penyelesiaan: H G
i. Titik-titik sudut kubus yang terletak
E F
pada bidang 𝛽 adalah titik-titik C, D, G
dan H. 𝜷
ii. Titik-titik sudut kubus yang berada di D C
luar bidang 𝛽adalah titik-titik A, B, F
A B
dan E.

Latihan 7. 1
1. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 , rusuk 𝐵𝐶 mewakili garis 𝑘 dan 𝐷𝐸
mewakili garis 𝑚. Sebutkan titik-titik sudut
T
kubus yang:
a. Terletak pada garis 𝑘
b. Berada di luar garis 𝑘
c. Terletak pada garis 𝑚
D
d. Berada di luar garis 𝑚 C

O
2. Diketahui limas beraturan 𝑇. 𝐴𝐵𝐶𝐷 seperti
gambar di samping. Sebutkan: A B
a. Titik-titik sudut limas yang terletak pada rusuk-rusuk alas
10

b. Titik-titik sudut limas yang terletak pada bidang alas


c. Titik-titik sudut limas yang berada di luar bidang-bidang sisi
d. Titik-titik sudut limas yang berada di luar bidang-bidang alas
3. Diketahui kubus 𝐾𝐿𝑀𝑁. 𝑃𝑄𝑅𝑆 , bidang 𝐾𝐿𝑀𝑁 mewakili bidang 𝛼 dan
bidang 𝐾𝐿𝑄𝑃 mewakili bidang 𝛽. Sebutkan titik-titik sudut kubus yang:
a. terletak pada bidang 𝛼 c. terletak pada bidang 𝛽
b. berada di luar bidang 𝛼 d. berada di luar bidang 𝛽
2. Kedudukan Garis
a. Kedudukan garis terhadap garis lain (kedudukan dua buah garis)
Terdapat empat kemungkinan kedudukan dua buah garis dalam sebuah
bangun ruang yaitu dua buah garis yang saling berpotongan, berimpit,
sejajar dan bersilangan.
1) Berimpit (Coinciding)
Gambar jam dinding disamping menunjukkan pukul 12.00
dan jarum panjang berimpit dengan jarum pendek sehingga
membentuk satu garis. Ini merupakan contoh kedudukan garis
yang berhimpit. Dari gambar jam dinding di samping dapat
disimpulkan bahwa dua garis dikatakan saling berimpit ketika
suatu garis terletak pada garis lain atau sebaliknya dan
Gambar 7. 14 Jam dinding
membentuk satu garis lurus.
Pada gambar di atas garis k dan l saling berimpit jika setiap titik

Gambar 7. 15 Garis berimpit

yang terdapat pada garis 𝑘 termuat di dalam garis 𝑙 begitu juga


sebaliknya. Dalam sajian geometri garis berimpit direpresentasikan
sebagai garis yang sama (identik).
2) Sejajar (Parallel)
Dua buah garis dikatakan sejajar apabila kedua garis
tersebut terletak pada satu bidang datar yang tidak akan
berpotongan meskipun diperpanjang tanpa batas dan
jarak antar kedua garis tersebut selalu sama. Contoh
garis sejajar dapat ditemukan pada lintasan rel kereta api.

Gambar 7. 16 Rel kereta api Pada lintasan rel kereta api, jarak antara dua rel akan
11

selalu tetap dan tidak pernah saling berpotongan antara satu dengan
lainnya. Apabila dua buah rel kereta api dianggap sebagai dua buah
garis, maka dapat digambarkan seperti:
Garis 𝑚 dan garis 𝑛 di atas dikatakan sejajar, karena kedua garis

Gambar 7. 17 Garis sejajar

terletak pada bidang yang sama dan apabila kedua garis diperpanjang
sampai tak berhingga maka kedua garis tidak akan pernah
berpotongan. Garis sejajar dinotasikan dengan “//”.
Hukum dua garis sejajar

Sebuah titik yang berada di luar sebuah garis, hanya dapat dibuat
sebuah garis yang sejajar dengan garis itu.
Pada gambar 7. 18, tiik A berada di luar garis 𝑙. Melalui titik A dan

𝒌
A

𝒍
𝜶

Gambar 7. 18 Titik dan garis sejajar

garis 𝑙 dapat dibuat bidang 𝛼. Kemudian melalui titik A dibuat sebuah


garis 𝑘 yang sejajar dengan garis 𝑙.
3) Berpotongan (Intersecting)
Garis-garis yang terletak pada bidang datar dikatakan berpotongan

𝑝 apabila garis-garis tersebut terletak pada bidang


Titik Potong
yang sama dan memiliki sebuah titik
persekutuan yang disebut titik potong.
O
Garis p, q, dan r saling berpotongan karena
𝜶 memiliki titik potong di titik O dan terletak pada

Gambar 7. 19 Garis berpotongan bidang yang sama yaitu bidang 𝛼.


12

4) Bersilangan (Skew)
Pada gambar di bawah, garis a dan b adalah garis bersilangan
karena garis a dan b bukanlah garis yang sejajar dan kedua garis
terletak pada sisi atau bidang yang berbeda. Apabila kedua garis
diperpanjang, kedua garis tersebut tidak akan pernah berpotongan.
Jadi, dua buah garis dikatakan bersilangan jika kedua garis tidak
memiliki titik persekutuan, tidak sejajar, dan tidak terletak pada
bidang yang sama.

Gambar 7. 20 Garis bersilangan

Contoh

H G Pada Kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 rusuk 𝐴𝐵 mewakili


garis ℎ. Tentukanlah kedudukan rusuk-rusuk
E F kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 terhadap garis ℎ!
Penyelesaian:
a. Rusuk-rusuk kubus yang berpotongan dengan
D C
garis ℎ adalah 𝐴𝐷, 𝐴𝐸, 𝐵𝐶 dan 𝐵𝐹
𝒉
A B b. Rusuk-rusuk kubus yang sejajar dengan garis ℎ
adalah 𝐷𝐶. 𝐸𝐹, dan 𝐻𝐺
c. Rusuk-rusuk yang berimpit dengan garis ℎ adalah rusuk 𝐴𝐵 itu sendiri
d. Rusuk-rusuk yang bersilangan dengan garis ℎ adalah 𝐶𝐺, 𝐷𝐻, 𝐸𝐻 dan 𝐹𝐺.

b. Kedudukan garis terhadap bidang


Terdapat tiga kemungkinan kedudukan sebuah garis terhadap sebuah bidang
dalam bangun ruang.
1) Garis terletak pada bidang
13

Jika sebuah garis terletak pada bidang 𝛼, maka sekurang-kurangnya


terdapat dua titik persekutuan
𝒈
pada garis tersebut yang terletak
pada bidang 𝛼. B
A
𝜶
2) Garis sejajar dengan bidang Gambar 7. 21 Garis dalam bidang
Sebuah garis dikatakan sejajar
dengan sebuah bidang jika memenuhi salah satu syarat berikut:
i. Garis tersebut tidak berada pada sebuah bidang, atau
ii. Garis dan bidang tersebut tidak mempunyai titik persekutuan, atau
iii. Garis tersebut sejajar dengan garis lain yang terletak pada bidang
tersebut.
𝒌 Pada gambar di samping, garis 𝑘 sejajar dengan
bidang 𝛼 karena garis 𝑘 tidak terletak pada bidang 𝛼,
𝒍 garis 𝑘 tidak mempunyai titik persekutuan dengan
bidang 𝛼 serta garis 𝑘 sejajar dengan garis 𝑙 yang
terletak pada bidang 𝛼.
𝜶

Gambar 7. 22 Garis sejajar bidang Hukum garis sejajar dengan bidang

Jika garis 𝑔 sejajar dengan bidang 𝛼, maka bidang 𝛼 memuat sebuah garis
yang sejajar dengan garis 𝑔.
3) Garis yang menembus atau memotong bidang
Sebuah garis 𝑔 dikataan memotong 𝑔
bidang 𝛼 jika garis 𝑔 tidak terletak
pada bidang 𝛼 dan tidak sejajar
dengan bidang 𝛼 . Pada kasus ini,
garis 𝑔 dan bidang 𝛼 mempunyai A

sebuah titik persekutuan yang 𝜶

disebut titik potong atau titik tembus.


Gambar 7. 23 Garis menembus bidang
14

Contoh
Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan 𝐴𝐵𝐶𝐷 sebagai perwakilan bidang 𝛼.
Tentukan kedudukan rusuk-rusuk kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 terhadap bidang 𝛼.
Penyelesaian:
a. Rusuk-rusuk kubus yang terletak pada bidang 𝛼 adalah rusuk-rusuk 𝐴𝐵, 𝐴𝐷,
𝐵𝐶 dan 𝐶𝐷.
b. Rusuk-rusuk kubus yang sejajar pada bidang 𝛼 adalah rusuk-rusuk 𝐸𝐹, 𝐸𝐻, 𝐹𝐺
dan 𝐺𝐻.
c. Rusuk-rusuk kubus yang menembus pada bidang 𝛼 adalah rusuk-rusuk 𝐸𝐴,
𝐹𝐵, 𝐺𝐶 dan 𝐻𝐷.

c. Titik Tembus Garis dan Bidang yang Berpotongan


Jika sebuah garis memotong sebuah bidang maka ada sebuah titik tembus.
Titik tembus antara garis 𝑔 dan bidang 𝛼 (garis 𝑔 menembus bidang 𝛼) dapat
dicari dengan cara:
Step 1 Step 2 Step 3
Buatlah Tentukan garis perpotongan bidang 𝛼 dan Titik potong garis
bidang 𝛽 bidang 𝛽, dengan cara menghubungkan dua 𝑔 dengan garis
yang melalui buah titik persekutuan antara bidang 𝛼 dan (𝛼, 𝛽) adalah titik
garis 𝑔. bidang 𝛽 Garis potong bidang 𝛼 dan bidang tembus yang
𝛽 dilambangkan dengan (𝛼, 𝛽). diminta yaitu titik
𝑔 𝑃.

(𝛼, 𝛽)
A P B
𝜶

Gambar 7. 24 Titik tembus garis menembus bidang

Latihan 7. 2
1. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻. Sebutkan kedudukan rusuk-rusuk kubus
terhadap rusuk 𝐴𝐵!
15

2. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻. Sebutkan kedudukan diagonal-diagonal sisi


kubus terhadap rusuk 𝐸𝐹!
3. Diketahui kubus 𝐾𝐿𝑀𝑁. 𝑃𝑄𝑅𝑆 . Sebutkan kedudukan rusuk-rusuk kubus
terhadap bidang 𝑃𝑄𝑅𝑆!
4. Diketahui kubus 𝐾𝐿𝑀𝑁. 𝑃𝑄𝑅𝑆. Sebutkan kedudukan diagonal-diagonal sisi
kubus terhadap bidang 𝐾𝐿𝑀𝑁!
5. Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 gambarlah titik tembus antara diagonal ruang 𝐵𝐻
dengan:
a. Bidang diagonal 𝐴𝐶𝐺𝐸 c. Bidang diagonal 𝐴𝐷𝐺𝐹.
b. Bidang diagonal 𝐶𝐷𝐸𝐹

3. Kedudukan Dua Bidang


Terdapat tiga kemungkinan kedudukan sebuah bidang terhadap bidang lain
dalam sebuah bangun ruang, yaitu:
1) Dua bidang saling berimpit
Bidang 𝛼 dan bidang 𝛽 dikatakan berimpit jika bidang
𝐶 𝐷
𝛼 dan bidang 𝛽 memiliki bidang daerah persekutuan

𝜷 dan setiap titik yang terletak pada bidang 𝛼 juga


𝐴 𝐵 terletak pada bidang 𝛽 dan sebaliknya. Gambar 7. 25
𝜶
Gambar 7. 25 Bidang saling berimpit
bidang 𝛼 dan bidang 𝛽 mempunyai bidang daerah
persekutuan yaitu bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷.

2) Dua bidang sejajar


Bidang 𝛼 dan bidang 𝛽 dikatakan sejajar jika bidang 𝛼 dan bidang 𝛽 tidak
memiliki titik persekutuan.
Kasus I: Jika titik 𝑃 dan 𝑄 terletak pada bidang 𝛼, dan kedua titik tersebut
memiliki jarak yang sama ke bidang 𝛽 maka bidang 𝛼 dan 𝛽 adalah dua
bidang yang sejajar.
Kasus II: Dua bidang dapat disebut sejajar jika dua garis yang saling
berpotongan pada bidang 𝛼 sejajar dengan dua garis yang saling
berpotongan pada bidang 𝛽. Garis 𝑘 dan 𝑙 terletak pada bidang 𝛽 saling
berpotongan dan garis 𝑘, 𝑙 sejajar dengan garis 𝑚, 𝑛 yang juga saling
16

𝑃 𝑄
𝜷 𝒍
𝜷

𝒏 𝜶
𝜶
Gambar 7. 26 Dua bidang sejajar

berpotongan yang terletak di bidang 𝛼. Sehingga dapat disimpulkan bahwa


bidang 𝛼 sejajar dengan bidang 𝛽.
3) Dua bidang yang saling berpotongan
Bidang 𝛼 dan bidang 𝛽 dikatakan saling berpotongan jika antara bidang 𝛼
dan bidang 𝛽 tidak sejajar dan kedua bidang tersebut memiliki tepat
sebuah garis persekutuan (garis potong) antara bidang 𝛼 dan bidang 𝛽
yang simbolkan dengan (𝛼, 𝛽).

(𝛼, 𝛽)
(𝛼, 𝛾) 𝑄
𝜶

𝜶
(𝛽, 𝛾)
𝜷 𝑃
𝜸

Gambar 7. 27 Dua bidang berpotongan

Hukum dua bidang yang saling berpotongan

Jika bidang 𝛼 dan 𝛽 sejajar dengan bidang 𝛼 dilalui oleh bidang lain
(bidang 𝛾), maka bidang 𝛽 juga dilalui oleh bidang lain tersebut (bidang 𝛾).

4) Perpotongan antara tiga bidang atau lebih


17

Jika perpotongan antara dua bidang selalu membentuk sebuah garis, maka
perpotongan antara tiga bidang atau lebih dapat membentuk sebuah garis atau
sebuah titik. Misalkan bidang 𝛼, 𝛽, 𝛾, 𝛿 saling berpotongan maka terdapat tiga
kemungkinan kedudukan garis persekutuan dari bidang-bidang tersebut yaitu
berpotongan pada sebuah titik, berpotongan pada sebuah garis dan
berpotongan pada tiga buah garis sejajar.

T 𝜶
(𝜶, 𝜷)

(𝜷, 𝜸)
𝛿
D C
𝛽 (𝜶, 𝜸)
𝜶
𝜶
(𝜶, 𝜷, 𝜸) A B

(a) (b) (c)


Gambar 7. 28 Tiga bidang berpotongan

Gambar 7. 28a menunjukkan bidang 𝛼, 𝛽 dan 𝛾 saling berpotongan dan


memiliki garis persekutuan yaitu garis (𝛼, 𝛽, 𝛾). Pada gambar 7. 28b bidang
𝛼, 𝛽, 𝛾 dan 𝛿 saling berpotongan dan memiliki sebuah titik persekutuan yaitu
titik 𝑇. Pada gambar 7. 28c bidang 𝛼, 𝛽 dan 𝛾 saling berpotongan dan memiliki
tiga buah garis perekutuan yang sejajar yaitu (𝛼, 𝛽), (𝛽, 𝛾) dan (𝛼, 𝛾).

Contoh
Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan bidang sisi 𝐴𝐵𝐶𝐷 sebagai perwakilan
bidang 𝛼 . Tentukan kedudukan bidang-bidang sisi H G
kubus terhadap bidang 𝛼!
E F
Penyelesaian:
a. Bidang sisi kubus yang berimpit dengan bidang
𝛼 adalah bidang sisi 𝐴𝐵𝐶𝐷.
D C
b. Bidang sisi kubus yang sejajar dengan bidang 𝛼 𝜶
adalah bidang sisi 𝐸𝐹𝐺𝐻. A B
18

c. Bidang sisi kubus yang berpotongan dengan bidang 𝛼 adalah bidang sisi
𝐴𝐵𝐹𝐸, 𝐵𝐶𝐺𝐹, 𝐶𝐷𝐻𝐺 dan 𝐴𝐷𝐻𝐸.

Latihan 7. 3
1. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 . Tentukanlah T
kedudukan bidang-bidang kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻
terhadap bidang 𝐴𝐷𝐻𝐸! Kemudian tentukanlah garis
persekutuan antara bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹 dan bidang 𝐸𝐹𝐺𝐻
2. Perhatikan limas di samping. Tentukan kedudukan D C
titik T terhadap bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷!
3. Diketahui balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang 𝐴𝐵 =
5 𝑐𝑚, lebar 𝐴𝐷 = 4 𝑐𝑚 dan tinggi 𝐴𝐸 = 3 𝑐𝑚 . A B

Tunjukan bahwa bidang 𝐴𝐶𝐻 sejajar dengan bidang 𝐵𝐸𝐺!


4. Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan titik 𝑃 dan 𝑄 masing-masing terletak pada
pertengahan rusuk 𝐶𝐺 dan 𝐵𝐹. Tentukan hubungan antara bidang:
a. 𝐴𝐵𝐶𝐷 dengan 𝐸𝐹𝐺𝐻 F
b. 𝐸𝑄𝑃𝐻 dengan 𝐴𝐵𝐶𝐷
c. 𝐵𝐸𝐺 dengan 𝐴𝐶𝐻
D E
5. Perhatikan prisma di samping. Tentukan:
a. Bidang-bidang yang sejajar
b. Perpotongan dari bidang 𝐶𝐵𝐸𝐹, 𝐴𝐶𝐹𝐷 dan 𝐴𝐵𝐶! C
6. Perhatikan limas segi lima T. ABCD di bawah ini!
Tentukan bidang-bidang yang sejajar dengan bidang A B
𝑇𝐵𝐶!

D
E C
A B

Anda mungkin juga menyukai