1
Goenawan Roobyanto, Geometri pengukuran dan statistika (Malang : Gunung Samudra, 2014)
hlm.3.
GEOMETRI 1
simbol atau model. Gambar simbol atau model untuk titik
digunakan noktah (dot) seperti di bawah ini.
• • •
Gambar 1.1 titik
Gambar atau model sebuah titik biasanya diberi nama.
Nama untuk sebuah titik umumnya menggunakan huruf kapital
yang diletakkan dekat titik tersebut, misalnya seperti contoh
dibawah ini menggambarkan titik A, titik P, dan titik Z.2
•A • P •Z
2. Garis
Garis merupakan garis lurus yang dapat kita bayangkan
sebagai kumpulan titik-titik yang memanjang secara tak
terhingga kedua arah. Dapat disimpulkan garis adalah ide atau
gagasan abstrak yang bentuknya lurus, memanjang, kedua arah,
tidak terbatas atau tidak bertitik akhir, dan tidak tebal. Sebuah
garis mempunyai panjang yang tidak terbatas, lebar nol, dan
tinggi nol. Karena itu garis juga dikelompokan kedalam unsur
yang tidak di definisikan.
2
Ibid , hlm.5.
GEOMETRI 2
Menamai sebuah garis dapat dilakukan dengan
menggunakan dua cara. Pertama dengan menggunakan sebuah
huruf kecil pada salah satu ujung garis (gambar 1.4). Kedua
dengan menggunakan dua huruf besar yang diletakkan pada dua
titik pada garis tersebut (gambar 1.5). 3Dibawah ini adalah dua
cara memberi nama terhadap garis.
g
Gambar 1.4 garis
B
Garis yang paling atas adalah garis g dan yang garis paling
bawah adalah garis AB. Notasi untuk menyatakan garis AB
ditulis dengan AB. Garis juga disebut sebagai unsur geometri
satu dimensi. Karena garis adalah konsep yang hanya memiliki
unsur panjang saja (linier).4
3. Bidang
Bidang dapat dikatakan sebagai kumpulan titik yang
jumlahnya tak terhingga yang membentuk permukaan rata yang
melebar ke segala arah sampai tak terhingga. Sebuah bidang
mempunyai panjang tak terbatas, lebar tak terbatas, dan tinggi
nol. Bidang termasuk kedalam bangun dua dimensi, karena
bidang dibentuk oleh dua unsur yaitu panjang dan lebar. Sebuah
bidang, biasanya digambarkan dengan gambar segi empat, dan
3
Goenawan Roobyanto, Geometri pengukuran dan statistika (Malang : Gunung Samudra, 2014)
hlm.6.
4
Ibid, hlm 7.
GEOMETRI 3
diberi nama dengan satu huruf besar.5 Untuk membedakannya
dengan titik, biasanya ditulis kata bidang didepan huruf besar
yang menjadi namanya. Atau mnggunakan huruf-huruf besar
yang disimpan di ttik-titik sudut bidang tersebut. Berikut adalah
cara memberi nama sebuah bidang,
B C
R
A A D
5
Edkohn ms, cliffs Quick Review tmGeometry,( Bandung : pakar raya, 2003) hlm.5.
6
Goenawan Roobyanto, Geometri pengukuran dan statistika,(Malang:Gunung Samudra, 2014)
hlm.3.
7
Edkohn ms, cliffs Quick Review tmGeometry,( Bandung : pakar raya, 2003) hlm.7.
GEOMETRI 4
Jika ruas garis dibagi menjadi bagian-bagian:
a. Panjang keseluruhan ruas garis sama dengan jumlah dari
panjang semua bagian
b. Panjang keseluruhan ruas garis lebih panjang dari bagian
manapun.
c. Dua ruas garis yang panjangnya sama maka disebut
kongruen
Gambar 1.1 mengilustrasikan sebuah garis AB untuk
melambangkan sebuah ruas garis yaitu terdapat garis diatas huruf
ujung
Ruas garis AB ( )
A B
Gambar 1.9 garis
Bagian yang tidak terkena tanda panah dari symbol garis terletak
diatas titik ujung.
8
Ricky, 2015, Matematika Asik , http://matematikaasikbanget.blogspot.co.id/2016/09/geometri-
bidang-titik-garis-sudut-bidang.html , diakses pada 27 Oktober 2017 pukul 14.42
GEOMETRI 5
3. Titik tengah
Titik tengah ialah titik yang membagi dua ruas garis sama
panjang titik tengah bagian dari ruas garis. 9Gambar 1.3
mengilustrasikan titik tengah.
Contoh :
H I J K L M N O P
5 10 15 20 25 30 35 40 45
HP = P+ H
= 45+ 5
= 50
Titik tengah HO = ½.HP
= ½.50
= 25 satuan
Jadi titik tengah HP berada di titik L.
4. Lingkaran
Lingkaran adalah himpunan semua titik pada bidang dalam jarak
tertentu yang disebut jari-jari dari suatu titik tertentu yang
9
Ricky, 2015, Matematika Asik , http://matematikaasikbanget.blogspot.co.id/2016/09/geometri-
bidang-titik-garis-sudut-bidang.html , diakses pada 27 Oktober 2017 pukul 14.42
GEOMETRI 6
disebut pusat10. Lingkaran adalah contoh dari kurva tertutup
sederhana, membagi bidang menjadi bagian dalam dan bagian
luar.
C. Aksioma atau Postulat
Aksioma adalah pendapat yang dijadikan pedoman dasar dan
merupakan dalil pemula, sehingga kebenarannya tidak perlu
dibuktikan lagi, atau suatu pernyataan yang diterima sebagai
kebenaran dan bersifat umum, tanpa memerlukan pembuktian.11
Contoh Aksioma :
1. Melalui dua titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah garis
lurus.
2. Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua titik
persekutuan, maka garis itu selruhnya terletak pada bidang.
3. Melalui tiga buah titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah
bidang.
4. Melalui sebuah titik yang berada diluar sebuah garis tertentu,
hanya dapat dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis
tertentu tersebut.
Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa ada yang
menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat
dipertukarkan.
Ada yang berpendapat bahwa ada harapan pada suatu saat
postulat dapat dibuktikan.
10
Goenawan Roobyanto, Geometri pengukuran dan statistika,(Malang:Gunung Samudra, 2014)
hlm.28.
11
Micco, Pengantar Aksioma dan postulat, https://pendidikan.id/main/forum/diskusi-
pendidikan/mata-pelajaran/508-pengertian-aksioma-dan-teorema , diakses pada 27 November 2017
pukul 14.45
GEOMETRI 7
Contoh Postulat:
1. Postulat Geometri
Dengan mistar dan jangka:
a) Dapat dilukis garis lurus dari suatu titik ke titik yang
lain
b) Dapat dihasilkan garis lurus terhingga dengan
sembarang panjang
c) Dapat dilukis lingkaran dengan sembarang titik
sebagai pusat dan jari-jari sembarang panjang.
2. Postulat Ekivalensi Massa
a) Hukum lembam Newton menggunakan massa
lembam,m G=ma
b) Hukum gravitasi Newton menggunakan massa
gravitasi, m dan M
c) Postulat : massa lembam m=massa gravitasi m dapat
diterangkan oleh Einstein
3. Postulat Robert Koch ( berupa etiologi spesifik )
a) Mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu
[setelah Pasteur menemukan mikroba].
b) Dengan kata lain : setiap penyakit disebakan oleh satu
sebab mikroba tertentu.
D. Teorema atau Dalil atau Rumus
Teorema adalah suatu pernyataan matematika yang masih
memerlukan pembuktian dan pernyataanya dapat ditunjukkan nilai
kebenarannya atau bernilai benar.12
a) Teorema 1.1 : Jika dua garis saling memotong, maka
perpotongannya adalah sebuah titik.
12
Micco, Pengantar Aksioma dan postulat, https://pendidikan.id/main/forum/diskusi-
pendidikan/mata-pelajaran/508-pengertian-aksioma-dan-teorema , diakses pada 27 November 2017
pukul 14.45
GEOMETRI 8
b) Teorema 1.2 : Jika sebuah titik berada di luar garis, maka
terdapat tepat satu bidang yang melalui garis dan titik
tersebut.
c) Teorema 1.3 : Jika dua garis saling memotong, maka
terdapat tepat satu bidang yang melalui kedua garis tersebut.
Misalnya adalah "Jika dua sudut masing-masing sudut siku-siku
maka kedua sudut itu kongruen", dan "Jika dua sudut masing-
masing besuplemen dengan suatu sudut (yang sama) maka mereka
kongruen”.
Rumus-Rumus dasar Geometri
Segitiga
Luas = ½ × b × h
b = Dasar h = Tinggi lurus
gambar 1.11 segitiga
Persegi Panjang
Luas = w × h
w = Lebar
h = Tinggi gambar 1.12 persegi panjang
Persegi
Luas = a2
a = Sisi
gambar 1.13 persegi
Jajaran genjang
Luas = b × h
b = dasar
h = Tinggi
gambar 1.14 jajar genjang
GEOMETRI 9
Lingkaran
Luas = π × r2
Keliling = 2 × π × r
r = radius
gambar 1.15 lingkaran
Sektor
Luas = ½ × r2 × θ
r = radius
θ = angle in radian
gambar 1.16 sektor
E. Hubungan Titik, Garis, dan Bidang
1. Hubungan antara titik dan garis
Hubungan antara titik dan garis dapat terjadi dalam dua
kondisi. Pertama, titik pada garis dan kedua, titik di luar garis.
Letak titik pada garis apabila titik tersebut ada pada garis, atau
titik tersebut menjadi bagian dari garis. Apabila titik tersebut
diiriskan (∩) dengan garis hasilnya adalah titik itu sendiri
(gambar kanan). Sedangkan gambar kiri adalah letak titik di luar
garis. Titik di luar garis apabila titik tersebut tidak menjadi
bagian dari garis, atau apabila titik tersebut diiriskan (∩) dengan
garis hasilnya himpunan kosong (ø).13 Berikut gambar hubungan
titik dengan garis.
•P •Q
ℓ ℓ
13
Nanang Ajim, Hubungan Antara, titik, garis, dan bidang
http://www.mikirbae.com/2017/02/hubungan-antara-titik-garis-dan-bidang.html diakses pada 27
November 2017 pukul 14.45
GEOMETRI 10
Sebuah titik yang terletak pada sebuah garis memisahkan
titik-titik pada garis menjadi tiga bagian yaitu, pertama titik-titik
di sebelah kiri garis, kedua titik-titik di sebelah kanan garis (dua
buah setengah garis) dan ketiga titik itu sendiri. Seperti pada
gambar di atas titik Q pada garis ℓ yang memisahkan titik-titik
pada ℓ menjadi tiga bagian pertama titik-titik dari Q ke kanan
atas, kedua titik-titik dari Q ke kiri bawah, dan ketiga titik Q itu
sendiri.
2. Hubungan antara titik dengan bidang
Keadaan di atas berlaku pula untuk hubungan titik dengan
bidang. Titik terletak pada bidang apabila irisan titik dengan
bidang menghasilkan titik itu sendiri. Atau titik tersebut menjadi
bagian bidang. Sedangkan titik tidak pada bidang apabila
irisannya himpunan kosong.
.B
.A
Gambar 1.19 persegi panjang
Titik A pada bidang persegi panjang, sedangkan titik B pada
bidang tersebut.
3. Hubungan antara garis dan bidang
Hubungan antara garis dan bidang dapat diklasifikasikan
menjadi: (1) garis terletak pada bidang, (2) garis tidak pada
bidang, dan (3) garis menembus/memotong bidang. Garis
terletak pada bidang apabila garis menjadi bagian dari bidang,
atau irisan garis dengan bidang menghasilkan garis itu sendiri.14
14
Nanang Ajim, Hubungan Antara, titik, garis, dan bidang
http://www.mikirbae.com/2017/02/hubungan-antara-titik-garis-dan-bidang.html diakses pada 27
November 2017 pukul 14.45
GEOMETRI 11
Gambar 1.20 : Letak garis g pada bidang membagi titik-titik
pada bidang menjadi dua setengah bidang dan garis itu sendiri.
Titik-titik di setengah bidang pertama berada di sebelah atas
garis g, titik-titik di setengah bidang kedua terletak disebelah
bawah garis g, dan ketiga titik-titik pada garis itu sendiri.
Gambar 1.21 : Letak garis di luar bidang apabila garis tidak
menjadi bagian bidang, atau irisan garis dengan bidang
merupakan himpunan kosong. Gambar 1.22 : Adapun garis
menembus/memotong bidang apabila persekutuan antara garis
dan bidang adalah sebuah titik. Berikut tiga kondisi/hubungan
antara garis dengan bidang.
g
Gambar 1.20 Gambar 1.21
Gambar 1.22
GEOMETRI 12
BAB II
DASAR-DASAR GEOMETRI 2
A. Sudut
Sudut dalam geometri adalah besaran rotasi suatu ruas garis dari
satu titik pangkalnya ke posisi yang lain.15 Selain itu dalam bangun
dua dimensi yang beraturan, sudut dapat pula diartikan sebagai
ruang antara dua buah ruas garis lurus yang saling berpotongan.
Adapun simbol untuk sudut adalah ∠ sedangkan istilah lain sudut
yaitu verteks (titik sudut).16
Bagian-bagian sudut antara lain :
1. Kaki sudut, sinar garis yang membentuk suatu titik sudut.
2. Titik sudut, titik potong pangkal sinar dari kaki sudut.
3. Daerah sudut, daerah yang terbentuk antara dua kaki sudut.
A
Titik Sudut C
Gambar 2.1 Bagian-bagian Sudut
Menghitung Besar Sudut
Besar sudut tergantung pada seberapa besar satu sisi sudut
harus dirotasi atau diputar terhadap titik sudutnya, sampai sisi ini
bertemu dengan sisi yang lain.
15
Galih Pambudi. http://galihpambudi22.blogspot.co.id/2015/06/sudut-pengertian-sudut-sudut-
dalam_20.html
diakses pada 05 September 2017 pukul 11.30.
16
Barnett Rich, Geometri (Jakarta:Erlangga,2004),hlm.4.
GEOMETRI 13
Gambar 2.2 Besar Sudut17
Dengan ketentuan titik sudut terletak pada pusat busur tersebut
dan satu sisinya berada disepanjang diameter 00-1800. Besar sudut
tidak akan berubah jika sisi-sisinya diperpanjang atau
diperpendek. Dengan demikian sudut tersebut akan membentuk
berbagai jenis sudut yaitu :
1. Sudut lancip (acute angle) adalah sudut yang besarnya kurang
dari 900.
B C
Gambar 2.4 Sudut Siku-Siku
17
Putu Darmayasa. http://1.bp.blogspot.com/-
hK4HAf4_0_Y/Vl_TSH5oiII/AAAAAAAAChE/EKxtkDUs4JU/s1600/langkah-
langkah_pengukuran_besar_sudut.PNG diakses pada 05 September 2017 pukul 12.45.
GEOMETRI 14
A
O B
Gambar 2.5 Sudut Tumpul
4. Sudut lurus (straight angle) adalah sudut yang besarnya 1800.
Dengan sisi-sisi sudut lurus terletak pada garis lurus yang
sama. Tetapi jangan campur-adukan sudut lurus dengan garis
lurus.
GEOMETRI 15
4. Garis-berat (garis-bagi tegak lurus), suatu ruas garis tertentu
bersifat tegak lurus terhadap dan membagi-dua ruas garis
tersebut.18
B. Jenis-jenis Pasangan Sudut
1. Sudut-sudut berdampingan: sudut-sudut berdampingan adalah
dua sudut yang dipisahkan oleh sinar garis dan mempunyai titik
sudut yang sama.
B
D
A C
Gambar 2.8 Sudut Berdampingan
2. Sudut-sudut vertikal (bertolak belakang), terbentuk ketika dua
garis saling memotong dan membentuk empat sudut. Setiap dua
sudut dari keempat sudut ini yang bukan merupakan sudut
berdampingan disebut sudut bertolak belakang19.
2
1 3
4
18
Op.cit.,hlm.6-7.
19
Ed Kohn,MS.CliffsQuickReviewTM Geometri,(Bandung:Pakar Raya,2003),hlm.16.
GEOMETRI 16
3. Sudut-sudut komplementer (berpenyiku), sudut-sudut berpenyiku
adalah dua sudut yang jumlahnya sudutnya 900,
m 1 + m 2 = 900.20
R
y0
Q x0 P
Gambar 2.10 Sudut Komplementer
4. Sudut-sudut suplementer (pelurus), sudut-sudut pelurus adalah
dua sudut yang jumlahnya 1800.21
3a0 2a0
Gambar 2.11 Sudut Suplementer
C. Prinsip- prinsip Pasangan Sudut
1. Prinsip 1: Jika sudut c0 dibagi menjadi dua sudut berdampingan
a0 dan b0 maka a0+b0= c0
2. Prinsip 2: sudut- sudut vertikal bersifat kongruen. Jadi, jika AB
dan CD adalah garis-garis lurus.
3. Prinsip 3: jika dua sudut komplementer mengandung a0 dan b0,
maka a0 + b0= 900.
4. Prinsip 4: sudut- sudut berdampingan bersifat komplementer jika
sisi- sisi luar (eksterior)-nya saling tegak lurus.
20
Op.,cit.hlm.17.
21
Op.,cit.hlm.18.
GEOMETRI 17
5. Prinsip 5: jika dua sudut suplementer mengandung a0 dan b0
maka a0+ b0= 1800.
6. Prinsip 6: sudut-sudut berdampingan bersifat suplementer jika
sisi-sisi luar (eksterior)-nya terletak pada garis lurus yang sama.
7. Prinsip 7: jika sudut-sudut suplementer bersifat kongruen, maka
masing-masingnya merupakan sudut siku-siku. (Sudut-sudut
suplementer yang sama merupakan sudut siku-siku).22
D. Sudut istimewa dan cara melukisnya
1. Sudut Istimewa
Sudut istimewa adalah nilai fungsi trigonometrinya bisa
diperoleh melalui perhitungan sederhana. Dalam trigonometri
sudut-sudut istimewa ada 5 sudut, yaitu 00 , 300 , 450 , 600 , dan
900 .
1) Sudut 450
B
450
A 450 D
Gambar 2.12 Sudut 450
Berawal dari segi satuan (yaitu panjang sisinya satu
satuan) ABCD. Kita mendapatkan segitiga siku-siku ABC
dengan siku-siku di C dan dengan menggunakan dalil phytagoras
kita mendapatkan panjang sisi miring adalah √ . dengan mudah
kita ketahui besar sudut A adalah 450 . Seperti yang diperoleh
dalam sin, cos, dan tan.
Sin 450 = = √
√
22
Barnett Rich, Geometri, (Jakarta:Gelora Aksara Pratama,2004), hlm. 12-14
GEOMETRI 18
Cos 450 = = √
√
Tan 450 = = 1
2) Sudut 300 dan 600
Sudut 300 Sudut 600
B
A 300 D
Gambar 2.13 sudut 300 Gambar 2.14 sudut 600
Berawal dari segitiga sama sisi yang panjang sisinya adalah
dua satuan yang namanya segitiga sama sisi besar setiap
sudutnya adalah 600 . kemudian kita potong di garis tinggi,
sehingga kita mendapatkan segitiga siku-siku yang besar sudut
non siku-sikunya 300 dan 600. Dengan menggunakan garis
phytagoras maka panjang garis tingginya adalah √ jadi dapat
diperoleh dalam sin, cos, dan tan.
√
Sin 600 = sedangkan sin 300 =
√
Cos 600 = sedangkan cos 300 =
√
Tan 600 = = √ sedangkan tan 300 =
√
3) Sudut 00 dan 900
Misalkan a adalah sudut antara sisi miring dengan sisi alas.
Apa yang terjadi jika α = 00 ? yang akan terjadi sisi miring akan
berhimpit/menempel dengan sisi alas. Dengan kata lain sisi
miring = sisi alas, misalkan saja panjangnya α satuan. Itu berarti
sisi depannya panjang nya adalah 0. Jadi dapat di peroleh melalui
sin, cos, dan tan.
GEOMETRI 19
Sin 00 = = 0
Cos 00 = =1
Tan 00 = = 0
Selanjutnya apa yang akan terjadi jika α=900 ? yang akan
terjadi sisi miring akan terhimpit/menempel dengan sisi
depan. Dengan kata lain sisi miring=sisi depan.Itu berarti sisi
alasnya panjangnya adalah 0 jadi dapat diperoleh melalui
sin, cos, tan.
Sin 900 = = 1
Cos 900 = =1
Tan 900 =
2. Cara Melukis Sudut
a. Melukis sudut 900
GEOMETRI 20
Begitu juga dengan sudut-sudut yang lain, caranya sama
seperti melukis sudut 900 , bedanya nomer 4 garisnya di
buat lancip.
GEOMETRI 21
d. Melukis 600
23
Truns Aria.2016.Sudut Sudut Istimewa. https://ariaturns.com/2016/02/05/sudut-sudut-
istimewa/comment-page-1.2017/04/09
GEOMETRI 22
BAB III
DASAR-DASAR GEOMETRI 3
24
Barnett Rich, Schaum’s Easy Outlines Geometri, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm.32.
GEOMETRI 23
Diketahui sebuah garis m dan titik P. Lukis sebuah garis
yang tegak lurus dengan garis m dan melalui titik P. Perpotongan
garis m dan garis yang baru saja dibuat beri nama Q. Dalam
melukis ini bisa memanfaatkan jangka, atau dengan teknik 2
penggaris. Untuk teknik 2 penggaris, ikuti sisi garis m dengan
penggaris pertama, lalu tempatkan penggariske-dua melewati
titik m sehingga ujung penggaris ke-dua ini (bagian lebar) akan
berhimpit dengan sisi penggaris pertama.
GEOMETRI 24
PQ=RS. Kemudian hubungakan P dan S menjadi sebuah garis
PS. Garis PS ini adalah garis yang sejajar dengan garis m.25
2. Garis memotong
Garis memotong adalah dua atau lebih garis yang bertemu
pada satu titik. Titik tersebut akan berada pada setiap garis-garis
itu. Pada gambar di bawah, garis l dan garis m berpotongan di
Q.26
25
Martha Yuanda, 2016, Langkah Melukis Garis Sejajar,
http://sejarahmatematika1.blogspot.co.id/2016/09/cara-mudah-melukis-garis-sejajar.htm, di akses
tanggal 4 September 2017.
26
Ed Kohn MS, Cliffs Quick Review™ Geometry, (Bandung: Pakar Raya, 2003), hlm.19.
27
Ibid.
GEOMETRI 25
Cara melukis garis tegak lurus menggunakan jangka :
Langkah 1: Rentangkan jangka dengan jari-jari yang tidak terlalu
panjang tetapi juga tidak terlalu pendek. Setelah itu, letakkan
ujung jangka yang sebagai pusat pada garis yang diketahui.
Kemudian, buat busur lingkaran yang memotong garis tersebut.
GEOMETRI 26
Garis hijau inilah yang merupakan garis lain yang tegak lurus
terhadap garis awal yang diberikan. Selesai!28
Gambar 3.11 Dua Garis Sejajar Terpotong Oleh Sebuah Garis Melintang
Postulat 3.1 mengatakan jika m // n, maka:
a. m1 = n1
b. m2 = n2
c. m3 = n3
d. m4 = n4
28
Aan Hendroanto, 2016, Cara Menggambar Sudut Siku-Siku dan Garis Tegak Lurus Menggunakan
Jangka Dan Penggaris, http://aanhendroanto.blogspot.co.id/2016/02/cara-menggambar-sudut-siku-
siku-dan-garis-tegak-lurus-menggunakan-jangka-dan-penggaris.html, diakses tanggal 5 September
2017.
GEOMETRI 27
2. Akibat-Akibat Postulat Sejajar
Postulat 3.1 bisa digunakan untuk memperoleh teorema
tambahan sehubungan dengan garis sejajar yang terpotong oleh
garis melintang. Pada gambar 3.11, Karena n1 + n2 = 180
dan m1 + m2 = 180( karena sudut-sudut berdampingan
yang sisi searahnya terletak pada satu garis adalah sudut
pelurus), dan karena m2 = m4 ( karena sudut-sudut bertolak
belakang besarnya sama). Semua teorema ini bisa dibuktikan
sebagai akibat dari postulat sejajar.
Teorema 3.1: Jika dua garis sejajar terpotong oleh garis
melintang, maka sudut dalam berseberangan besarnya sama.
Teorema 3.2: Jika dua garis sejajar terpotong oleh garis
melintang, maka sudut-sudut luar berseberangan besarnya sama.
Teorema 3.3: Jika dua garis sejajar terpotong oleh garis
melintang, maka sudut-sudut dalam sepihaknya akan berupa
sudut pelurus (jumlahnya 180).
Teorema 3.4: Jika dua garis sejajar terpotong oleh garis
melintang, maka sudut-sudut luar sepihaknya akan berupa sudut
pelurus.
Postulat dan teorema-teorema di atas bisa diringkas menjadi
teorema-teorema berikut ini
Teorema 3.5: Jika dua garis sejajar terpotong oleh sebuah
garis melintang, maka setiap pasang sudut yang terbentuk akan
sama atau berupa sudut pelurus.
Teorema 3.6: Jika sebuah garis melintang tegak lurus
dengan salah satu dari gua garis sejajar, maka akan juga tegak
lurus dengan garis yang satunya.
Berdasarkan Postulat 3.1 dan teorema-teorema yang
mengikutinya, kondisi-kondisi di bawah ini adalah benar jika
m//n.
GEOMETRI 28
Dua garis sejajar yang terpotong oleh sebuah garis
melintang.
Gambar 3.12 Dua Garis Sejajar Terpotong Oleh Sebuah Garis Melintang
Dalam gambar, tanda panah tunggal atau ganda pada
sepasang garis menunjukkan kalau kedua garis tersebut sejajar.
Berdasarkan Postulat 3.1:
a. m1=n2
b. m2=n1
c. m3=n4
d. m4=n3
Berdasarkan Teorema 3.1:
a. m3=n1
b. m4=n2
Pembuktian:
GEOMETRI 29
Dari gambar diketahui AB=CD dan panjang AC pada
segitiga ABC dan segitiga ACD adalah sama.
Maka segitiga ABC segitiga ACD.
Maka benar A=C
Berdasarkan Teorema 3.2:
a. m1=n3
b. m2=n4
Berdasarkan Teorema 3.3:
a. m4 dan n1 adalah sudut pelurus
b. m3 dan n2 adalah sudut pelurus
Berdasarkan Teorema 3.4:
a. m1 dan n4 adalah sudut pelurus
b. m2 dan n3 adalah sudut pelurus.
Berdasarkan Teorema 3.5:
a. m1 m2 m4 + m3 karena berupa sudut pelurus
b. n1 n2 n4 + n3 karena berupa sudut pelurus
Berdasarkan Teorema 3.6:
a. Jika l ┴ m, maka l ┴ n. 29
C. Bidang Sejajar Dan Tegak Lurus
1. Bidang Sejajar
Bidang sejajar adalah bidang yang tidak saling berpotongan.30
29
Ed Kohn MS, Cliffs Quick Review™ Geometry, (Bandung: Pakar Raya, 2003), hlm.26-28.
30
Ibid., hlm.20.
GEOMETRI 30
Teorema 3.7: Jika dua bidang sejajar dengan bidang yang sama,
maka kedua bidang tersebut sejajar.
GEOMETRI 31
Gambar 3.17 Bidang Tegak Lurus
Bidang B ┴ bidang A, bidang C ┴ bidang A, sedangkan bidang
B dan bidang C memotong di sepanjang garis l.31
31
Ed Kohn MS, Cliffs Quick Review™ Geometry, (Bandung: Pakar Raya, 2003), hlm.20.
GEOMETRI 32
BAB IV SEGITIGA
A. Pengertian Segitiga
Segitiga adalah bangun geometri yang di bentuk oleh tiga buah
ruas garis melalui tiga buah titik tidak kolinear yang setiap
sepasangnya berpotongan disatu titik. Sehingga dalam sebuah segitiga
terdapat tiga buah sisi yang berbentuk ruas garis – ruas garis. Selain
itu pada segitiga terdapat tiga buah sudut yang dibentuk oleh
sepasang ruas garis, dan tiga buah titik sudut yang merupakan
perpotongan setiap dua ruas garis. Jadi dalam sebuah segitiga terdapat
sisi, sudut dan titik sudut yang banyaknya masing- masing tiga
buah.32
Simbol untuk segitiga adalah . Segitiga diberi nama degan
menggunakan tiga huruf pada ketiga titik sudutnya (Gambar 4.1).
33
32
Anglin, Mathematics: A Concise History and Philosophy. (New York: Springer- verlag New
York, Inc.), hlm. 3
33
https://aimprof08.files.wordpress.com/2016/03/segitiga_lancip.png
34
Barnett Rich, Geometri, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), hlm. 8
GEOMETRI 33
35
37
35
http://fismath.com/sifat-sifat-segitiga-sama-sisi/
36
Barnett, op.cit, hlm.8
37
https://blogstudymath.wordpress.com/tag/segitiga-sama-sisi/
38
Barnett, op.cit, hlm. 8
GEOMETRI 34
39
39
http://www.kimiamath.com/pembuktian-rumus-luas-segitiga/
40
Barnett, op.cit, hlm. 9
41
Bob Underhill, Teaching Elementary School Mathematics, (Toronto: Merril Publishing Company,
1981), hlm. 7
GEOMETRI 35
Tiga buah bilangan asli yang memenuhi teorema Pythagoras
dinamakan dengan triple Pythagoras.42 Misalkan 3; 4; 5,
merupakan bilangan triple Pythagoras karena ketiga bilangan
tersebut memenuhi hubungan 32 + 42 = 52.
2. Segitiga tumpul
Segitiga tumpul adalah segitiga yang memiliki sudut antara
. (Gambar 4.6)
43
A B44
Gambar 4.7 segitiga lancip
4. Segitiga sama sudut
Segitiga sama sudut adalah segitiga yang ketiga sudutnya
sama. Masing-masing memiliki sudut , karena jumlah semua
sudut segitiga adalah . Dapat dibuktikan dengan teorema
berikut ini:
42
Bob, op.cit, hlm.7
43
https://aimprof08.wordpress.com/2016/05/29/menentukan-jenis-segitiga/
44
https://abinyafathafathi.wordpress.com/2014/04/21/bangun-datar-segi-tiga/
GEOMETRI 36
Teorema 4.1: Setiap sudut segitiga sama sudut memiliki
sudut yang sama, yaitu berukuran .45 (Gambar 4.8)
A B46
Gambar 4.8 segitiga sama sudut
48
Gambar 4.9 garis tinggi segitiga
45
Ed Khon, Seri Matematika Keterampilan Geometri, (Bandung: Pakar Raya, 2003), hlm.38
46
http://icukuk.blogspot.co.id/2015/07/sudut-dan-segi-tiga.html
47
Ed Khon, op.cit, hlm. 40
48
http://mathkuuipozulia.blogspot.co.id/2011/04/garis-tinggi-garis-bagi-garis-sumbu-dan.html
GEOMETRI 37
49
50
49
https://alewoh.com/aturan-sinus.php
50
http://mathkuuipozulia.blogspot.co.id/2011/04/garis-tinggi-garis-bagi-garis-sumbu-dan.html
51
http://blajar-pintar.blogspot.co.id/2012/03/garis-istimewa-dalam-segitiga.html
GEOMETRI 38
Gambar 4.12 garis berat
D. Cara Melukis Segitiga
Untuk melukis segitiga, kita membutuhkan sebuah jangka,
penggaris dan busur. Berikut beberapa cara melukis segitiga:
1. Melukis segitiga jika diketahui panjang sisi ketiganya (si, si, si)
a. Diberikan tiga sisi yang belum diketahui panjangnya, seperti
dibawah ini:
Sisi 1 :
Sisi 2 :
Sisi 3 :
b. Selanjutnya pindahkan sisi pertama menggunakan jangka
lalu beri nama pada kedua titiknya A dan B.
c. Buat busur pada titik A dan B sesuai dengan panjang sisi
kedua sehingga terdapat titik potong, lalu dihubungkan dari
titik A.
d. Begitu pula dengan sisi yang ketiga, caranya seperti poin c.
Namun, dihubungkan dari titik B.
e. Sehingga terbentuklah segitiga. (Gambar 4.13)
GEOMETRI 39
C
A B
2. Melukis segitiga jika diketahui sudut, sisi, sudut (sd, si, sd)
a. Diberikan sudut dan sisi yang belum diketahui besar serta
panjangnya, seperti:
Sudut 1 :
Sisi 2 :
Sudut 3 :
GEOMETRI 40
C
A B
Gambar 4.14 cara melukis segitiga yang diketahui sudut, sisi, sudut
3. Melukis segitiga jika diketahui sisi, sudut, sisi (si, sd, si)
a. Diberikan sisi dan sudut yang belum diketahui panjang dan
besarnya, seperti dibawah ini:
Sisi 1 :
Sudut 2 :
Sisi 3 :
b. Selanjutnya pindahkan sisi dengan menggunakan jangka.
c. Ukurlah sudut tersebut menggunakan jangka, lalu
pindahkan ke titik A, busurkan sampai memotong sisi AB.
d. Dari perpotongan antara sisi dengan busur tersebut, buatlah
busur lagi sesuai dengan ukuran sudut yang telah diberikan.
e. Yang terakhir dengan memindahkan sisi ketiga sesuai
ukuran menggunakan alat bantu jangka. (Gambar 4.15)
A B
Gambar 4.15 cara melukis segitiga yang diketahui sisi, sudut, sisi
GEOMETRI 41
4. Melukis segitiga jika diketahui sisi, sisi, sudut (si, si, sd)
a. Diberikan sisi dan sudut yang belum diketahui panjang dan
besarnya, seperti dibawah ini:
Sisi 1 :
Sisi 2 :
Sudut 3 :
A B
Gambar 4.16 cara melukis segitiga yang diketahui sisi, sisi, sudut
GEOMETRI 42
BAB V
BANGUN DATAR
52
Joko Untoro, Buku pintar Matematika SMP, (Jakarta: Wahyu Media, 2006), hlm. 337.
GEOMETRI 43
e. Mempunyai 4 buah sumbu simetri
f. Mempunyai 4 buah simetri putar
g. Mempunyai 4 buah simetri lipat
2. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah sebuah bangun datar yang dibatasi
oleh 4 buah sisi, dengan sisi yang saling berhadapan sama
panjang dan sejajar, sedangkan sisi yang bersebelahan saling
tegak lulus (siku-siku).53
53
Joko Untoro, Buku pintar Matematika SMP, (Jakarta: Wahyu Media, 2006), hlm. 338.
GEOMETRI 44
panjang dan sejajar, tetapi sisi-sisi yang saling bersebelahan
tidak saling tegak lurus54
54
Joko Untoro, Buku pintar Matematika SMP, (Jakarta: Wahyu Media, 2006), hlm. 339
55
Joko Untoro, Buku pintar Matematika SMP, (Jakarta: Wahyu Media, 2006), hlm. 341.
GEOMETRI 45
Gambar 5.4 Belah Ketupat
Sifat-sifat belah ketupat meliputi:
a. Dibatasi oleh 4 buah sisi yang sama panjang dan sisi-
sisi yang berhadapan saling sejajar
AB = BC = CD = AD
AB//DC dan AD//BC
b. Mempunyai 4 sudut dan sudut berhadapan sama besar
∠A = ∠C, ∠B = ∠D
c. Mempunyai 2 buah diagonal yang sama panjang dan
saling berpotongan tegak lurus
d. Mempunyai 2 buah sumbu simetri
e. Mempunyai 2 buah simetri lipat
f. Mempunyai 2 buah simetri putar
5. Layang-layang
Layang-layang adalah suatu bangun datar segi empat yang
bentuk oleh dua buah segitiga sama kaki yang alasnya sama
panjang dan berhimpit.56
GEOMETRI 46
b. Dibentuk oleh 2 buah segitiga sama kaki
c. Mempunyai 2 diagonal yang tidak sama panjang,
berpotongan, saling tegak lurus.
d. Mempunyai sebuah sumbu simetri
e. Mempunyai sebuah simetri lipat
f. Tidak mempunyai simetri putar
6. Trapesium
Trapesium adalah bangun segiempat dengan sisi yang
berhadapan sejajar57. Ada beberapa jenis trapesium :
a. Trapesium Sama kaki
Trapesium sama kaki adalah trapesium yang
mempunyai sepasang kaki tidak sejajar yang sama
panjang, mempunyai sebuah sumbu simetri,
mempunyai sebuah simetri lipat, dan tidak mempunyai
simetri putar.
57
Joko Untoro, Buku pintar Matematika SMP, (Jakarta: Wahyu Media, 2006), hlm. 343.
GEOMETRI 47
Gambar 5.7 Trapesium Siku-Siku
AB // CD
AD CD, AD BA
∠CDA = ∠DAB = 90
c. Trapesium Sembarang
Trapesium sembarang adalah trapesium yang tidak
mempunyai sudut 90 dan sepasang sisi yang sama
panjang, tidak mempunyai sumbu simetri, simetri
lipat, dan simetri putar.
GEOMETRI 48
Gambar 5.9 Segitiga Samasisi
Sifat-sifat segitiga samasisi
1) Ketiga sisinya sama panjang
2) Sudut-sudutnya sama besar, yaitu masing-masing 60°
3) Mempunyai 3 buah sumbu simetri yang berpotongan
tepat di satu titik
4) Mempunyai 3 buah simetri lipat
5) Mempunyai 3 buah simetri putar
b. Segitiga Samakaki
Segitiga samakaki yaitu segitiga yang panjang dua
sisinya sama.
GEOMETRI 49
c. Segitiga Sembarang
Segitiga sembarang yaitu segitiga yang panjang
ketiga sisinya berlainan.
GEOMETRI 50
b) Luas Persegi
Perhatikan persegi pada gambar berikut. Setiap
kotak menggambarkan satu satuan luas.
GEOMETRI 51
K=p+l+p+l
K = 2p + 2l
K = 2 (p + l)
Jadi, terbukti bahwa
K Persegi panjang = 2 (p + l)
b) Luas Persegi Panjang
Luas persegi panjang bisa dicari dengan
mengalikan sisi yang lebih panjang dengan sisi lain yang
lebih pendek.
Gambar 5.15
L Persegi = S x S
(a + b)² = L1 + L2 + L3 + L4
a² + 2ab + b² = L1 + a² + b² + L4
2ab = L1 + L4
2ab = L1 + L4
2ab = 2L1
L1 = ab
Pada persegi panjang di atas, a adalah panjang dan b
adalah lebar. Jadi, terbukti bahwa
L Persegi Panjang = p x l
GEOMETRI 52
c) Jajar Genjang
1. Keliling Jajar Genjang
GEOMETRI 53
d) Belah Ketupat
1. Keliling Belah Ketupat
GEOMETRI 54
e) Layang-layang
1. Keliling Layang-layang
GEOMETRI 55
f) Trapesium
1. Keliling Trapesium
GEOMETRI 56
Keliling Segitiga = jumlah ke-3 sisinya
= AB + BC + CA
2. Luas Segitiga
GEOMETRI 57
BAB VI
SEGITIGA KONGRUEN DAN SEBANGUN
A. Kesebangunan
Dua bangun datar atau lebih dengan perbandingan panjang sisi
yang senilai dan sudut yang bersesuaian maka bangun datar tersebut
sebangun.58 Segitiga dapat dikatakan sebangun dengan segitiga yang
lain jika memenuhi syarat- syarat berikut :
Perhatikan gambar!
darihttps://kelaskita.com/media/static/55500ef2d446dc75c8df8ee0/2015-05-11-09-11-
19.077282_geometri.pdf, pada tanggal 27-09-2017.
59
Munal Hani’ah. Ada Apa di Balik Segitiga?. Klaten: PT. Intan Pariwara. 2008. Hlm. 17.
60
Ibid. Hlm.18.
GEOMETRI 58
Maka ∠A = ∠D
∠B = ∠E
∠C = ∠F
Secara umum, untuk membuktikan dua segi banyak sebangun,
harus menunjukkan bahwa semua pasang sudut searah dan semua
rasio pasang sisi searahnya sama. Akan tetapi, untuk segitiga tidak
memerlukan hal ini.
Postulat 17 (postulat kesamaan SdSd) : Jika dua sudut dari
sebuah segitiga sama dengan dua sudut segitiga yang lain, maka
kedua segitiga tersebut sebangun.61
Perhatikan gambar dibawah ini!
61
Kohn. CliffsQuickReview Geometri. Bandung. PT. Intan Sejati. 2003. hlm. 90.
GEOMETRI 59
B. Kekongruenan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata kongruen memiliki
arti keadaan dua bangun datar yang sama dan sebangun. Semua
bangun datar yang sebangun belum tentu kongruen, tapi semua
bangun datar yang kongruen sudah pasti sebangun.
Dalam pembahasan kongruensi pada bangun segitiga memiliki
beberapa syarat :
1. Syarat- syarat Segitiga Kongruen
a. Satu sisi dan dua sudut pada sisi tersebut sama.
GEOMETRI 60
d. Satu sisi, satu sudut pada sisi tersebut, dan satu sudut
yang berada didepannya sama.62
62
Hani’ah, Munal. Ada Apa di Balik Segitiga?. Klaten. PT. Intan Pariwara. 2008. hlm.
63
Kohn. CliffsQuickReview Geometri. Bandung. PT. Intan Sejati. 2003. hlm. 84
GEOMETRI 61
2. Perbandingan
Perbandingan adalah persamaan yang menyatakan
bahwa dua rasio sama.64 Dalam pembahasan ini terdapat dua
istilah yang perlu diketahui, yaitu ekstrem dan mean. Ekstrem
adalah istilah dalam suatu perbandingan yang terpisah paling
jauh ketika perbandingan ditulis dengan bentuk titik dua (a: b= c:
d).65 Sedangkan mean adalah istilah dalam suatu perbandingan
yang terpisah paling dekat ketika perbandingan ditulis dengan
bentuk titik dua (a: b= c: d).
mean ekstrem a : b= c: d
b = c disebut mean
a = d disebut ekstrem
Sifat- sifat perbandingan
a. Sifat mean - ekstrem, atau sifat hasil dikali silang.
Jika = , maka ad = bc
Penerapan : Jika = , maka 6 x 3 = 9 x 2
Contoh 6.1
Carilah nilai a jika = !
Jawab: a x 8 = 2 x 4
8a= 8
a=1
b. Sifat perubahan mean atau ekstrem.
Jika = , maka dan adalah perbandingan
Penerapan : Jika = , maka = dan =
64
Kohn. CliffsQuickReview Geometri. Bandung. PT. Intan Sejati. 2003. hlm. 86
65
Ibid. hlm. 86.
GEOMETRI 62
Contoh 6.2
Diketahui = , carilah rasio dari !
Jawab : Pertama, gunakan sifat (b), 4 dan y
=
c. Sifat kebalikan atas bawah.
Jika = , maka =
Penerapan : Jika = maka =
Contoh 6.3
Diketahui, 5a = 6b ≠ 0. Carilah rasio !
Jawab : Pertama, ubahlah kedalam sifat (a).
=
Kedua, ubahlah kedalam sifat (c)
=
d. Sifat penjumlahan/ pengurangan penyebut.66
Jika = , maka = , atau =
Penerapan : Jika = , maka = , atau =
Contoh 6.4
66
Ibid, hlm. 87.
GEOMETRI 63
Maka =
Jadi =
GEOMETRI 64
BAB VII
LINGKARAN
A. Bagian-Bagian Lingkaran
Lingkaran adalah sebuah bangun yang terdiri atas titik-titik
dengan jarak yang sama dari titik pusatnya.67
67
Ed Kohn MS, Cliffs Quick ReviewTM Geometry, (Bandung: Pakar Raya, 2003) hlm. 118.
68
Rumus Matematika. http://rumushitung.com/2014/12/20/mengenal-bagian-bagian-lingkaran/ di
akses pada tanggal 4 November 2017.
GEOMETRI 65
pusat. Diameter dapat dikatakan dua kali dari jari-jari
lingkaran. Pada gambar lingkaran di atas, diameter lingkaran
adalah garis AD.
d. Busur
Merupakan garis berbentuk lengkung pada tepian
lingkaran. Misalnya busur AB, BC, atau busur CD. Jadi
busur dapat dikatakan sebagai potongan dari keliling
lingkaran. Dalam penulisannya, biasanya menggunakan garis
lengkung di atas nama dua titik.
e. Tali busur
Merupakan garis lurus pada lingkaran yang
menghubungkan dua titik pada lengkung lingkaran dimana
garis tersebut tidak melalui titik pusat. Misanya tali busur
AC.
f. Juring
Jika busur adalah bagian atau potongan dari keliling
lingkaran lain, halnya dengan juring. Juring lingkaran adalah
potongan atau bagian dari luas lingkaran jadi, juring adalah
luasan yang dibatasi busur dengan buah jari-jari. Misalnya,
juring COD. Untuk mencari luas juring cukup mudah hanya
perlu membagi sudut apit jari-jari yang membentuk juring
dengan 360o dan mengalikannya dengan luas lingkaran.
Luas juring = ∠ apit/360 x Luas lingkaran.
g. Tembereng
Merupakan luas daerah yang di batasi oleh busur dan tali
busur. Bentuknya mirip denganl ampung kapal. Untuk
menentukan luas juring bisa mengurangi juring lingkaran
dengan segitiga yang dibentuk dari dua jari-jari dengan tali
busur. Misanya tembereng ABC (warna kuning).
GEOMETRI 66
Gambar 7.2 Tembereng70
h. Apotema
Apotema adalah bagian lingkaran berupa garis
penghubung yang paling pendek yang menghubungkan tali
busur dengan pusat lingkaran. Karena paling pendek maka
bisa dipastikan apotema akan selalu tegak lurus dengan tali
busur. Misalnya EO.
B. Sudut Pusat dan Busur lingkaran
a. Sudut Pusat
Sudut pusat adalah sudut yang terbentuk oleh dua jari-
jari lingkaran. Titik sudutnya adalah pusat lingkaran.69
69
Ed Kohn MS, Cliffs Quick ReviewTM Geometry, (Bandung: Pakar Raya, 2003) hlm. 121.
70
Rumus Matematika. http://rumushitung.com/2014/12/20/mengenal-bagian-bagian-lingkaran/ di
akses pada tanggal 4 November 2017
GEOMETRI 67
Gambar 7.4 Busur Setengah Lingkaran
2.) Busur kecil : sebuah busur yang kurang dari
setengah lingkaran. Busur kecil diberi nama dengan
hanya menggunakan dua titik ujung busur.
Perhatikan gambar dibawah.
3.) Busur besar : sebuah busur yang lebih dari setengah
lingkaran. Dinamakan 3 titik. Titik pertama dan titik
ketiga adalah titik-titik ujung dan tengahnya adalah
setiap titik pada busur diantara titik-titik ujung.
Perhatikan gambar di bawah.
GEOMETRI 68
bagian lingkaran yang terletak di bagian dalam sudut bersama
dengan titik-titik ujung busur.
Berikut gambar sudut keliling dan busur berhadapan.
GEOMETRI 69
Gambar 7.8 Teorema 7.2
Teorema 7.2:
m∠A = m∠B
GEOMETRI 70
Dengan K sebagai keliling lingkaran dan d sebagai garis
tengahnya (diameter), maka dapat dituliskan,
K=
K=
K=2
Atau dengan cara:
GEOMETRI 71
Gambar 7.11 Pembuktian Luas Lingkaran a
72
Ibid
GEOMETRI 72
DAFTAR PUSTAKA
GEOMETRI 73