Geometri
MKU 11119 (3 SKS)
www.umy.ac.id
1. Titik
Titik merupakan salah satu unsur yang tidak didefinisikan. Titik merupakan konsep abstrak yang
tidak berwujud atau tidak berbentuk, tidak mempunyai ukuran dan berat, dan tidak memiliki
panjang, berat, serta tinggi. Titik disimbolkan dengan noktah. Penamaan titik menggunakan huruf
kapital, contoh titik A, titik P, dan sebagainya.
2. Garis
Garis juga merupakan salah satu unsur yang tidak didefinisikan. Garis merupakan gagasan abstrak yang lurus,
memanjang kedua arah, tidak terbatas. Garis juga dapat disebut sebagai unsur geometri 1 dimensi karena hanya
memiliki unsur panjang saja. Ada 2 cara melakukan penamaan untuk garis, yaitu:
(1) garis yang dinyatakan dengan satu huruf kecil, contoh garis m, garis l, dan sebagainya;
(2) garis yang dinyatakan dengan perwakilan dua buah titik ditulis dengan huruf kapital, misal garis AB, garis CD,
dan sebagainya.
• Dua garis m dan k dikatakan berpotongan jika kedua garis tersebut memiliki satu titik potong.
3. Bidang
Bidang merupakan sebuah gagasan abstrak, sehingga bidang termasuk unsur yang tidak didefinisikan. Bidang dapat
diartikan sebagai permukaan yang rata, meluas ke segala arah dengan tidak terbatas, serta tidak memiliki
ketebalan. Bidang termasuk ke dalam kategori bangun dua dimensi, karena memiliki panjang dan lebar atau alas
dan tinggi.
Gambar 7. Bidang
BAGIAN – BAGIAN dari BANGUN RUANG
Memberi nama sebuah bidang dapat menggunakan sebuah hurup kecil atau hurup-hurup Yunani
seperti α (alpa), β (beta), γ (gamma) yang diletakan di daerah dalam bidang tersebut. Atau
menggunakan hurup-hurup besar yang disimpan di titik-titik sudut bidang tersebut. Berikut adalah
cara memberi nama sebuah bidang.
4. Ruang
Ruang merupakan sebuah gagasan abstrak, sehingga ruang termasuk unsur yang tidak didefinisikan. Ruang diartikan sebagai
unsur geometri dalam konteks tiga dimensi, karena memiliki unsur panjang, lebar dan tinggi. Salah satu bentuk model dari ruang
adalah model bangun ruang
Gambar 9. Ruang
PROYEKSI
Proyeksi Titik
• Proyeksi Titik pada Garis
Terlihat bahwa titik sebagai proyeksian dan garis sebagai proyeksitor. Dari gambar tersebut, proyeksi titik P
ke segmen garis AB yang hasil proyeksinya adalah titik R yang ada pada garis AB. Titik R dikatakan hasil
proyeksi jika garis PR (yang putus – putus) tegak lurus dengan garis AB.
PROYEKSI
Proyeksi Titik
• Proyeksi Titik pada Bidang
Terlihat bahwa titik sebagai proyeksian dan bidang sebagai proyeksitor. Dari gambar tersebut, proyeksi titik
P ke bidang W yang hasil proyeksinya adalah titik R yang ada pada bidang W. Titik R dikatakan hasil proyeksi
jika garis PR (yang putus – putus) tegak lurus dengan bidang W.
Contoh Soal
• Pada kubus ABCD.EFGH tentukan proyeksi titik E pada garis dan bidang
Proyeksi titik E pada garis AB adalah titik A karena EA tegak lurus dengan AB. Sedangkan proyeksi titik E
pada bidang ABCD adalah titik A karena EA tegak lurus dengan AB dan AD.
PROYEKSI
Proyeksi Garis
• Proyeksi Garis pada Garis
Terlihat bahwa garis AB sebagai proyeksian dan garis g sebagai proyeksitor. Dari gambar tersebut, proyeksi
garis AB ke garis g yang hasil proyeksinya adalah garis PR yang ada pada garis g. Garis PR dikatakan hasil
proyeksi jika garis putus – putus tegak lurus dengan garis g.
PROYEKSI
Proyeksi Garis
• Proyeksi Garis pada Bidang
Terlihat bahwa garis AB sebagai proyeksian dan bidang w sebagai proyeksitor. Dari gambar tersebut,
proyeksi garis AB ke bidang W yang hasil proyeksinya adalah garis PR yang ada pada bidang W. Garis PR
dikatakan hasil proyeksi jika garis putus – putus tegak lurus dengan bidang W.
Contoh Soal
• Pada kubus ABCD.EFGH tentukan proyeksi garis EF pada garis dan bidang
Proyeksi garis EF pada garis AB adalah garis AB karena EA dan EF tegak lurus dengan AB. Sedangkan
proyeksi garis EF pada bidang ABCD adalah garis AB dan GH karena EA dan FB tegak lurus dengan AB serta
EH dan FG tegak lurus dengan GH.
PROYEKSI
Proyeksi Bidang
• Proyeksi Bidang pada Bidang
Terlihat bahwa bidang V sebagai proyeksian dan bidang w sebagai proyeksitor. Dari gambar tersebut,
proyeksi bidang V ke bidang W yang hasil proyeksinya adalah bidang Y yang ada pada bidang W. Bidang Y
dikatakan hasil proyeksi jika garis putus – putus tegak lurus dengan bidang W.
Contoh Soal
Proyeksi bidang EFGH adalah bidang ABCD karena garis EA tegak lurus dengan AB dan AD, garis FB tegak
lurus dengan AB dan BC, garis GC tegak lurus dengan BC dan CD, serta garis HD tegak lurus dengan AD dan
CD.
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Berpotongan
• Dua Garis Membentuk Sudut Sebarang
Terlihat bahwa garis IJ berpotongan dengan LK sehingga akan menghasilkan besarnya sudut sebesar 𝛼.
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Berpotongan
• Dua Garis Saling Tegak Lurus
Terlihat bahwa garis satu berpotongan dengan garis kedua sehingga akan menghasilkan besarnya sudut
sebesar 90°
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Tidak Berpotongan
• Dua Garis Sejajar
Terlihat bahwa garis g sejajar dengan garis h sehingga kedua garis tersebut tidak akan pernah berpotongan
meskipun diperpanjang sedemikian rupa.
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Tidak Berpotongan
• Dua Garis Bersilangan
Terlihat bahwa garis g bersilangan dengan garis h. Hal tersebut dikarenakan kedua garis tersebut akan saling
menyilang meskipun tidak terletak pada bidang yang sama.
KEDUDUKAN DUA BIDANG DALAM RUANG
Dua Bidang Sejajar
Bidang ADEH sejajar dengan BCFG karena kedua bidang tersebut tidak memiliki garis persekutuan .
KEDUDUKAN DUA BIDANG DALAM RUANG
Dua Bidang Berimpit
Bidang ABD berimpit dengan BCD karena kedua bidang tersebut memiliki lebih dari satu garis persekutuan .
KEDUDUKAN DUA BIDANG DALAM RUANG
Dua Bidang Berpotongan
Bidang ABCD berpotongan dengan BCEH karena kedua bidang tersebut memiliki satu garis persekutuan .
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Sejajar
Garis BD berimpit dengan ABCD karena memiliki lebih dari satu garis persekutuan .
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Berpotongan