Anda di halaman 1dari 36

Kuliah Pertemuan – 12

Geometri
MKU 11119 (3 SKS)
www.umy.ac.id

Tim Dosen Geometri


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Outline
a. Tadarus
b. Bagian-bagian bangunan ruang
c. Proyeksi
d. Kedudukan dua garis dalam ruang
e. Kedudukan dua bidang dalam ruang
f. Luas permukaan bidang iris
g. Volume bangunan terpotong
BAGIAN – BAGIAN dari BANGUN RUANG

1. Titik

Titik merupakan salah satu unsur yang tidak didefinisikan. Titik merupakan konsep abstrak yang
tidak berwujud atau tidak berbentuk, tidak mempunyai ukuran dan berat, dan tidak memiliki
panjang, berat, serta tinggi. Titik disimbolkan dengan noktah. Penamaan titik menggunakan huruf
kapital, contoh titik A, titik P, dan sebagainya.

Gambar 1. Titik A dan P


BAGIAN – BAGIAN dari BANGUN RUANG

2. Garis
Garis juga merupakan salah satu unsur yang tidak didefinisikan. Garis merupakan gagasan abstrak yang lurus,
memanjang kedua arah, tidak terbatas. Garis juga dapat disebut sebagai unsur geometri 1 dimensi karena hanya
memiliki unsur panjang saja. Ada 2 cara melakukan penamaan untuk garis, yaitu:
(1) garis yang dinyatakan dengan satu huruf kecil, contoh garis m, garis l, dan sebagainya;
(2) garis yang dinyatakan dengan perwakilan dua buah titik ditulis dengan huruf kapital, misal garis AB, garis CD,
dan sebagainya.

Gambar 2. Garis AB (m) dan CD(l)


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai garis yaitu,
• Garis juga sering disebut sebagai unsur geometri satu dimensi. Hal tersebut dikarenakan garis merupakan
sebuah konsep yang hanya memiliki unsur panjang saja.

Gambar 3. Sinar garis


• Ruas garis merupakan bagian dari garis yang dibatasi oleh dua buah titik pada ujung dan pangkalnya. Ruas garis
dapat diukur panjangnya.

Gambar 4. Ruas garis


• Dua garis g dan h dikatakan sejajar (g // h) jika kedua garis tersebut tidak mempunyai titik sekutu (titik potong).

Gambar 5. Garis g sejajar dengan garis h

• Dua garis m dan k dikatakan berpotongan jika kedua garis tersebut memiliki satu titik potong.

Gambar 6. Garis g berpotongan dengan garis h di titik P


BAGIAN – BAGIAN dari BANGUN RUANG

3. Bidang
Bidang merupakan sebuah gagasan abstrak, sehingga bidang termasuk unsur yang tidak didefinisikan. Bidang dapat
diartikan sebagai permukaan yang rata, meluas ke segala arah dengan tidak terbatas, serta tidak memiliki
ketebalan. Bidang termasuk ke dalam kategori bangun dua dimensi, karena memiliki panjang dan lebar atau alas
dan tinggi.

Gambar 7. Bidang
BAGIAN – BAGIAN dari BANGUN RUANG

Memberi nama sebuah bidang dapat menggunakan sebuah hurup kecil atau hurup-hurup Yunani
seperti α (alpa), β (beta), γ (gamma) yang diletakan di daerah dalam bidang tersebut. Atau
menggunakan hurup-hurup besar yang disimpan di titik-titik sudut bidang tersebut. Berikut adalah
cara memberi nama sebuah bidang.

Gambar 8. Bidang α dan bidang ABCD


BAGIAN – BAGIAN dari BANGUN RUANG

4. Ruang
Ruang merupakan sebuah gagasan abstrak, sehingga ruang termasuk unsur yang tidak didefinisikan. Ruang diartikan sebagai
unsur geometri dalam konteks tiga dimensi, karena memiliki unsur panjang, lebar dan tinggi. Salah satu bentuk model dari ruang
adalah model bangun ruang

Gambar 9. Ruang
PROYEKSI
Proyeksi Titik
• Proyeksi Titik pada Garis

Terlihat bahwa titik sebagai proyeksian dan garis sebagai proyeksitor. Dari gambar tersebut, proyeksi titik P
ke segmen garis AB yang hasil proyeksinya adalah titik R yang ada pada garis AB. Titik R dikatakan hasil
proyeksi jika garis PR (yang putus – putus) tegak lurus dengan garis AB.
PROYEKSI
Proyeksi Titik
• Proyeksi Titik pada Bidang

Terlihat bahwa titik sebagai proyeksian dan bidang sebagai proyeksitor. Dari gambar tersebut, proyeksi titik
P ke bidang W yang hasil proyeksinya adalah titik R yang ada pada bidang W. Titik R dikatakan hasil proyeksi
jika garis PR (yang putus – putus) tegak lurus dengan bidang W.
Contoh Soal

• Pada kubus ABCD.EFGH tentukan proyeksi titik E pada garis dan bidang

Proyeksi titik E pada garis AB adalah titik A karena EA tegak lurus dengan AB. Sedangkan proyeksi titik E
pada bidang ABCD adalah titik A karena EA tegak lurus dengan AB dan AD.
PROYEKSI
Proyeksi Garis
• Proyeksi Garis pada Garis

Terlihat bahwa garis AB sebagai proyeksian dan garis g sebagai proyeksitor. Dari gambar tersebut, proyeksi
garis AB ke garis g yang hasil proyeksinya adalah garis PR yang ada pada garis g. Garis PR dikatakan hasil
proyeksi jika garis putus – putus tegak lurus dengan garis g.
PROYEKSI
Proyeksi Garis
• Proyeksi Garis pada Bidang

Terlihat bahwa garis AB sebagai proyeksian dan bidang w sebagai proyeksitor. Dari gambar tersebut,
proyeksi garis AB ke bidang W yang hasil proyeksinya adalah garis PR yang ada pada bidang W. Garis PR
dikatakan hasil proyeksi jika garis putus – putus tegak lurus dengan bidang W.
Contoh Soal

• Pada kubus ABCD.EFGH tentukan proyeksi garis EF pada garis dan bidang

Proyeksi garis EF pada garis AB adalah garis AB karena EA dan EF tegak lurus dengan AB. Sedangkan
proyeksi garis EF pada bidang ABCD adalah garis AB dan GH karena EA dan FB tegak lurus dengan AB serta
EH dan FG tegak lurus dengan GH.
PROYEKSI
Proyeksi Bidang
• Proyeksi Bidang pada Bidang

Terlihat bahwa bidang V sebagai proyeksian dan bidang w sebagai proyeksitor. Dari gambar tersebut,
proyeksi bidang V ke bidang W yang hasil proyeksinya adalah bidang Y yang ada pada bidang W. Bidang Y
dikatakan hasil proyeksi jika garis putus – putus tegak lurus dengan bidang W.
Contoh Soal

• Pada kubus ABCD.EFGH tentukan proyeksi bidang EFGH

Proyeksi bidang EFGH adalah bidang ABCD karena garis EA tegak lurus dengan AB dan AD, garis FB tegak
lurus dengan AB dan BC, garis GC tegak lurus dengan BC dan CD, serta garis HD tegak lurus dengan AD dan
CD.
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Berpotongan
• Dua Garis Membentuk Sudut Sebarang

Terlihat bahwa garis IJ berpotongan dengan LK sehingga akan menghasilkan besarnya sudut sebesar 𝛼.
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Berpotongan
• Dua Garis Saling Tegak Lurus

Terlihat bahwa garis satu berpotongan dengan garis kedua sehingga akan menghasilkan besarnya sudut
sebesar 90°
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Tidak Berpotongan
• Dua Garis Sejajar

Terlihat bahwa garis g sejajar dengan garis h sehingga kedua garis tersebut tidak akan pernah berpotongan
meskipun diperpanjang sedemikian rupa.
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Tidak Berpotongan
• Dua Garis Bersilangan

Terlihat bahwa garis g bersilangan dengan garis h. Hal tersebut dikarenakan kedua garis tersebut akan saling
menyilang meskipun tidak terletak pada bidang yang sama.
KEDUDUKAN DUA BIDANG DALAM RUANG
Dua Bidang Sejajar

Bidang ADEH sejajar dengan BCFG karena kedua bidang tersebut tidak memiliki garis persekutuan .
KEDUDUKAN DUA BIDANG DALAM RUANG
Dua Bidang Berimpit

Bidang ABD berimpit dengan BCD karena kedua bidang tersebut memiliki lebih dari satu garis persekutuan .
KEDUDUKAN DUA BIDANG DALAM RUANG
Dua Bidang Berpotongan

Bidang ABCD berpotongan dengan BCEH karena kedua bidang tersebut memiliki satu garis persekutuan .
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Sejajar

Garis FH sejajar dengan ABCD karena tidak memiliki garis persekutuan .


KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Berimpit

Garis BD berimpit dengan ABCD karena memiliki lebih dari satu garis persekutuan .
KEDUDUKAN DUA GARIS DALAM RUANG
Dua Garis Berpotongan

GAris BH berpotongan dengan ABCD karena memiliki satu garis persekutuan .


LUAS PERMUKAAN BIDANG IRIS
Menentukan luas permukaan bidang iris tergantung bentuk luasannya. Oleh karena itu tak ada rumus yang
baku yang digunakan untuk menentukan luas permukaan. Bentuk permukaan bidang iris beragam seperti,
segitiga, segiempat, segilima, dan seterusnya. Jika bentuknya dapat diketahui maka luasannya dapat
dihitung menggunakan luas dari bidang tersebut. Namun juka tidak dapat dikenali maka perlu adanya
pendekatan lain untuk memperoleh luasa dari bidang iris tersebut.
VOLUME BANGUN TERPOTONG
Menentukan volume bangun terpotong tergantung bentuk bangun yang terpotong tersebut. Jika bangun
yang terpotong memiliki bentuk beraturan atau dapat dikenali maka volumenya dapat dihitung
menggunakan rumus ataupun persamaan yang telah ada contohnya seperti kesebangunan dan lainnya.
Namun jika bentuk bangun tersebut tidak beraturan ataupun sebarang maka untuk menentukan volume
bangun tersebut perlu adanya berbagai pendekatan.
Soal Latihan
• Jarak bidang ACH dan EGB adalah ….

• Jarak bidang ACH dan bidang BEG adalah …


Soal Latihan
• Jarak antara bidang AFH dan bidang BDG adalah ….

• Pada kubus ABCD.EFGH Tentukan


1. Titik sudut yang terletak di dalam bidang DCGH
2. Titik sudut yang terletak di luar bidang DCGH
Soal Latihan

• Pada kubus ABCD.EFGH Tentukan


1. Titik sudut yang terletak pada garis g
2. Titik sudut yang terletak di luar garis g

• Pada kubus ABCD.EFGH Tentukan


1. Titik sudut yang terletak dalam bidang u (DCGH)
2. Titik sudut yang terletak di luar bidang u (DCGH)
Soal Latihan
1. Pada limas beraturan T.ABCD, panjang rusuk tegaknya 25 cm dan panjang rusuk alasnya 7√2 cm. Jarak titik T
ke bidang ABCD sama dengan …
2. Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm, titik P adalah tepat ditengah CG, tentukan jarak titik C
ke garis AP!
3. Panjang rusuk kubus ABCD . EFGH adalah 6 cm. Jika S adalah titik potong EG dan FH, maka jarak DH ke AS
adalah …
4. Pada kubus ABCDEFGH, titik P pada AD dan titik Q pada EH sehingga AP=EQ = 12 cm. Jika panjang rusuk 12√3
cm maka jarak A ke BPQF sama dengan …
5. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang sisi 12 cm. Titik P adalah perpotongan diagonal bidang ABCD. Tentukan
jarak titik P ke titik G

6. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH. Jarak titik C dan bidang AFH= ….

Anda mungkin juga menyukai