Anda di halaman 1dari 6

RUMAH SAKIT PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU

PEKANBARU
MEDICAL CENTER
No. Dokumen : No.Revisi : Halaman :
- 1/6
Tanggal Terbit : Di Tetapkan Oleh:
STANDAR Direktur Utama RS PMC
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Dr. Hj. Zurtias uhaimi,MARS
Pengertian Upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang
pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor
penularan penyakit.
Tujuan 1. Meningkatkan sanitasi di RS PMC
2. Melakukan pengamatan keberadaan gangguan serangga, tikus
dan binatang pengganggu lainnya.
3. Terbebasnya RS PMC dari gangguan vektor pembawa penyakit
dan binatang pengganggu lainnya.
4. Menurunkan kepadatan dan penyakit yang bersumber dari
vektor pembawa penyakit dan binatang pengganggu lainnya.
5. Meningkatkan kemandirian Rumah Sakit dalam pengendalian
Kebijakan 1. Kep MenKes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
2. Bahan kimia yang digunakan harus terdaftar di Departemen
Kesehatan.
3. Pelaksanaan Pengelolaan Program Pest and Rodent Control bisa
dikelola sendiri oleh RS PMC atau dikelola oleh Outsourching.
Prosedur 1. Bekerjasama dengan pihak luar
2. Petugas menyiapkan alat dan bahan.
3. Surveilans jentik nyamuk, nyamuk, kecoa, lalat, tikus dan
kucing. Dilakukan seluruh area rumah sakit terutama area rawan
dan dilakukan secara berkala sesuai jadwal harian.
4. Melakukan tindakan jika ditemukan binatang pengganggu
seperti :
A. NYAMUK
1. Inspeksi ruangan dan area outdoor.
a. Mengamati tempat berkembang biak (breeding places).
 Larva Aedes Agypti dapat dijumpai pada hampir
semua tempat yang mengandung air, seperti
genangan air, kaleng kosong & ban bekas berisi air,
pohon bambu, pelepah daun, lubang pohon.
 Larva Culex ditemui ditempat-tempat dekat
perumahan yang sistem drainasenya kotor, dapat
juga ditemukan di air sawah
RUMAH SAKIT
PEKANBARU PENGENDALIAN BINATANG PENGGANGGU
MEDICAL CENTER

No. Dokumen : No.Revisi : Halaman :


- 2/6

Tanggal Terbit : Di Tetapkan Oleh:


STANDAR PROSEDUR Direktur Utama RS PMC
OPERASIONAL
(SPO)

Dr. Hj. Zurtias uhaimi,MARS


4.Prosedur  Larva Anopheles dijumpai pada air tergenang
seperti rawa, kolam dan sawah, disumur atau
sungai yang tidak mengalir.
b. Mengamati tempat mendapatkan makanan / darah
(feeding places), seperti didalam ruangan , aktifitas
membuka pintu jendela, ada atau tidaknya kawat
kasa.
c. Mengamati tempat istirahat (resting places).
 Didalam ruangan seperti : dibalik gorden
jendela, gantungan pakaian, pojok ruangan,
pojok gedung yang gelap, tanaman dalam
ruangan.
 Diluar rumah seperti : semak – semak, taman,
tempat sampah kering.
d. Mengamati lingkungan sekitar, seperti semak –
semak, taman, pepohonan, saluran limbah / got &
kondisi umum sanitasi.
2. Pelaksanaan pengendalian nyamuk.
a. Pengendalian secara sanitasi (koordinasi dengan
bag HK)
 Membersihkan saluran air yang macet.
 Memusnahkan semak- semak yang kotor.
 Membuang dan membersihkan tempat sampah
secara teratur.
b. Pengendalian fisik (koordinasi dengan bag Sarana )
 Memasang kawat halus pada lubang ventilasi.
c. Pengendalian kimia( pihak ke 3)
 Abatesasi pada tempat yang berpotensi.
 Coldfog pada ruangan secara periodik (2 kali
seminggu) atau sesuai dengan kondisi ruangan.
 Fogging jika terjadi KLB

RUMAH SAKIT
PEKANBARU PENGENDALIAN BINATANG PENGGANGGU
MEDICAL CENTER

No. Dokumen : No.Revisi : Halaman :


- 3/6

Tanggal Terbit : Di Tetapkan Oleh:


STANDAR PROSEDUR Direktur Utama RS PMC
OPERASIONAL
(SPO)

Dr. Hj. Zurtias uhaimi,MARS


4.Prosedur B. KECOA
1. Inspeksi ruangan dan area outdoor.
a. Jejak kecoa.
b. Habitat yang sesuai dengan kehidupan kecoa.
c. Kecoa Amerika : dikamar mandi, toilet, saluran air,
saringan pembuangan air.
d. Kecoa Jerman : dapur / pantry, tumpukan kertas,
celah lemari, retakan dan tembok – tembok dinding.
e. Kulit yang ditinggalkan.
f. Dropping / kotoran kecoa.
g. Tercium bau khas kecoa.
h. Kapsul telur kecoa.
i. Terlihat kecoa hidup.
2. Pelaksanaan pengendalian kecoa.
a. Pengendalian secara sanitasi (koordinasi dengan bag
HK). Menghilangkan sisa-sisa makanan dengan cara
mengumpulkan sampah, terutama sampah basah di
dalam kantong plastik
b. Pengendalian secara fisik (koordinasi dengan bag
Sarana). Meniadakan tempat-tempat yang retak, celah-
celah dan kemudian mengatur pembuangan air kotor
dengan baik.
c. Pengendalian kimiawi.
 Spraying knockdown effect, biasanya ditujukan ke
tempat-tempat tertutup/ agak tertutup seperti
lubang-lubang septic tank.
 Spraying dengan residual effect, bertujuan untuk
meninggalkan residu ditempat-tempat tertentu yang
biasa dilalui dan dijadikan tempat berkembang biak.
 Fogging satu bulan dua kali atau lebih jika booming

RUMAH SAKIT
PEKANBARU PENGENDALIAN BINATANG PENGGANGGU
MEDICAL CENTER

No. Dokumen : No.Revisi : Halaman :


- 4/6

Tanggal Terbit : Ditetapkan


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) Drg.Sjahrul Amri, MHA
Direktur Utama
4.Prosedur C. SEMUT
1. Inspeksi ruangan dan area outdoor.
a. Mengamati serpihan kayu atau semut mati yang
dikeluarkan dari koloni.
b. Mengamati adanya lubang-lubang sarang.
c. Mengamati tempat semut memperoleh makanan
seperti dapur & tempat penyimpanan bahan
makanan.
d. Mengamati semut terbang atau semut bersayap.
2. Pelaksanaan pengendalian semut.
a. Sanitasi (koordinasi dgn bag HK dan Ruangan).
 Membersihkan sisa-sisa dan tempat-tempat
penyimpanan makanan, membuang kayu – kayu
yang sudah lapuk.
b. Pengendalian kimiawi.
 Melakukan spraying residual dicelah atau
diretakkan keramik, dinding, pintu, dan jendela
D. LALAT
1. Inspeksi ruangan dan area outdoor.
a. Inspeksi di dalam dan di luar gedung.
b. Tempat-tempat teduh.
c. Tempat-tempat berdebu, kotoran, tumpukan
sampah & saluran got.
2. Pelaksanaan pengendalian lalat.
a. Pengendalian secara sanitasi (koordinasi dengan
bag HK).
 Membersihkan sampah atau kotoran sebelum
treatment secara berkelanjutan.
 Membersihkan saluran air atau got secara teratur
dan berkelanjutan.
 Membersihkan dapur dan tempat penyimpanan
yang berbau.

RUMAH SAKIT
PEKANBARU PENGENDALIAN BINATANG PENGGANGGU
MEDICAL CENTER

No. Dokumen : No.Revisi : Halaman :


- 5/6

Tanggal Terbit : Ditetapkan


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) Drg.Sjahrul Amri, MHA
Direktur Utama
4.Prosedur b. Pengendalian secara mekanis (koordinasi dengan
bag Sarana )
 Menggunakan kipas, exhause, gorden, door
closer untuk pintu.

c. Pengendalian secara kimiawi.


 Fly Trap dengan menggunakan lem.
 Spraying direct contact (penyemprotan
langsung) dengan menggunakan alat mist
blower di area outdoor.
 Spraying residual, di tempat sampah dan tempat
kotor yang diidentifikasi sebagai resting dan
feeding site lalat.
 Fogging untuk tempat-tempat tertutup seperti
saluran limbah.

E. TIKUS
1. Inspeksi seluruh area rumah sakit.
a. Pengamatan lokasi secara detail dengan melihat
tanda-tanda kotoran tikus, urine, jejak kaki, jejak
badan, kerusakan akibat bekas gigitan, lubang tikus,
tikus mati atau hidup dan suara tikus.
b. Pengamatan jalur yang dilalui (akses masuk) seperti
lubang-lubang atau retakan pada dinding luar,
ventilasi, pintu-pintu.
c. Pengamatan sumber makanan, jenis bahan makanan
yang sering rusak oleh tikus.
d. Pemetaan perangkap massal.
2. Pelaksanaan pengendalian tikus.
a. Peletakan umpan pada station umpan di sekeliling

RUMAH SAKIT
PEKANBARU PENGENDALIAN BINATANG PENGGANGGU
MEDICAL CENTER
No. Dokumen : No.Revisi : Halaman :
- 6/6

Tanggal Terbit : Ditetapkan


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) Drg.Sjahrul Amri, MHA
Direktur Utama
4.Prosedur b. pagar bagian dalam dengan jarak 20 m.
c. Peletakkan umpan pada station umpan di sekeliling
dinding bangunan bagian dasar dengan jarak 20 m.
d. Peletakkan perangkap lem atau di sekeliling dinding
dalam.
e. Peletakan jebakan dengan lem kertas di atap atau
plafon.
f. Setiap station umpan, perangkap lem, dan jebakan
dilengkapi dengan label peringatan bahaya dan
checking list.
F. PEMANTAUAN
1. Inspeksi rutin dilakukan setiap hari.
2. Kegiatan pemantauan meliputi pemeriksaan umpan,
penggantian umpan dan pencucian jebakan.
3. Hasil pekerjaan didokumentasikan sebagai bukti
pekerjaan.
4. Pembuatan denah lokasi umpan, perangkap lem dan
jebakan tikus.
G. LAPORAN DAN EVALUASI PROGRAM
1. Petugas pest and rodent control melaporkan pada atasan
area-area yang menjadi rawan hama dan mengajukan
perbaikan yang diketahui oleh penanggung jawab
kesehatan lingkungan.
2. Kemudian pengajuan perbaikan diserahkan kepada
bagian Rumah Tangga untuk dilakukan perbaikan.
3. Petugas melaporkan hasil kerjanya setiap hari agar dapat
langsung dievaluasi dan dibuat laporan bulanan untuk
diserahkan pada atasan.

Kesehatan Lingkungan.
HK
Unit Terkait
Sarana
Unit Pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai