Anda di halaman 1dari 10

1.

Latar Belakang Masalah

Terorism ialah serangan-serangan terkoordinatif yang memiliki tujuan

guna bangkitnya rasa teror pada kehidupan bermasyarakat. Beda halnya

peperangan, aksi terorisme tidak tunduk dalam mekanisme perang misalnya saat

aksi yang dilakukan secara tiba-tiba serta sasarannya yang acak dan kerap kali

ialah masyarkat sipil. Perihal yang paling penting didalam tegaknya hukum ialah

prinsip serta norma. Makin di pertahankannya sebuah prinsip hukum pidana,

maka makin kuat serta memiliki makna sebuah kehidupan serta penyelenggaraan

hukum didalam bermasyarakat. Sedangkan, makin teringkarinya tegaknya prinsip

hukum pidana pada tindakan yang memberikan kerugian dan bahaya masyarakat,

serta makin ditinggalkannya maupun terabaikannya sebuah prinsip hukum pidana

didalam praktikmnya, hukum pidana seakan-akan hidup tidak mau, dan enggan

untuk mati. Begitupun tentang prinsip-prinsipi hukum acara pidana. Sebelum

melakukan pelaksanaan tugas, lebih baik guna para penegak hukum paham

terhadap prinsip yang ada, hal tersebut guna terhidarnya terlanggarnya Hak-hak

guna terdakwa maupun bahkan melakukan pelanggaran HAM.1

Pemerintah Indonesia sudah melakukan pengesahan Undang-Undang No.8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana atau Kitab Undang-undang Hukum

acara Pidana atau bisaa disebut KUHAP. KUHAP tersebut diberikan anggapan

selaku kodifikasi awal Pemerintah, meski sebatas satu peraturan perundang-

undangan didalamnya.2 Salah satu prinsip paling penting didalam hukum acara

1
Sri Warijayati, Memahami Dasar Ilmu Hukum, Prenadamedia Press, Malang, 2018, hal
87
2
Tholib Efendi, Dasar-Dasar Hukum Acara Pidana, Setara Press, Malang, 2014 Hlm. 2
pidana ialah prinsip praduga tidak bersalah (presumption of innocent). Prinsip

tersebut awalnya termaktub didalam “Pasal 8 UU No. 14 Tahun 1970 Tentang

ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakimanm bersumber pada asas inilah

maka jelas dan wajar, bahwa Tersangka maupun Terdakwa dalan proses peradilan

pidana wajib mendapatkan hak-haknya”.3 Dari termaktubnya prinsip ini didalam

penjelasan KUHAP, bisa ditarik kesimpulan bahwa yang membuat Undang-

Undang sudah memberikan penetapan selaku prinsip hukum yang mendasari

KUHAP serta penegak hukum.4

Contoh kasusnya di tahun 2021 ini terdapat 94 terduga terorisme

tertangkap hingga saat ini.5 Namun yang sangat hangat tedapat 2 (dua) kasus

yakni kasus terorisme di Makassar dan Polda Metro Jaya. Kasus di Makassar ini

Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri melakukan tembak mati seseorang diduga

teroris bernama MT, diJalan Mannuruki, Kecamatan Tamalate, Makassar,

Sulawesi Selatan dihari Kamis 15 Maret 2021. Selaku informasi, pelaksanaan

penangkapan teroris masih serung dilaksanakan oleh Densus 88 didalam berbagai

waktu akhir akhir ini. Hal tersebut dilaksanakan setelah bom bunuh diri didepan

Gereja Katedral, Makassar pada Minggu 28 Maret 2021 lalu. Selanjutnya, tiga

hari selanjutnya Markas Besar Kepolisian RI (Mabes RI) ikut terserang oleh orang

yang diduga teroris memakai pistol Air Gun.

3
Syaiful Bahri, Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Pustaka Pelajar, Jakarta, 2014, hal 67
4
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP : Penyidikan dan
Penuntutan, (Jakarta : Sinar Grafika, 2004), hlm 40
5
DetikNews, Polri: 94 Terduga Teroris Ditangkap Sejak Februari 2021, Diakses dari
https://news.detik.com/berita/d-5514469/polri-94-terduga-teroris-ditangkap-sejak-januari-2021 20
April 2021 Pukul 12.44.
Dalam proses perkara pidana diatur dalam “Pasal 8 ayat (1) Undang-

Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Asas Praduga Tidak

Bersalah diartikan sebagai ketentuan yang menganggap seseorang yang menjalani

proses pemidanaan tetap tidak bersalah sehingga harus dihormati hak-haknya

sebagai warga negara sampai ada putusan pengadilan negeri yang menyatakan

kesalahannya”. Namun, pada kenyataannya pelaku yang masih terduga teroris dan

belum adanya putusan dari pengadilan negeri yang menyatakan kesalahannya di

tembak mati ditempat. Sedangkan dalam “Pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP), tegas menyatakan bahwa hukuman mati merupakan salah satu

dari hukuman pokok. Sedangkan, pelaksanaan eksekusi hukuman mati diatur

dalam Undang-Undang No.2/PNPS/1964 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana

Mati yang Dijatuhkan oleh Pengadilan di Lingkungan Peradilan Umum dan

Militer dan tata pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Kapolri No.12 Tahun

2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati”.

Menurut “Undang-Undang No.15 tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Terorisme, menjadi Undang-Undang, dalam pasal 25 ayat (1)

disebutkan bahwa penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan

dalam perkara tindak pidana terorisme, dilakukan berdasarkan hukum acara yang

berlaku, kecuali ditentukan lain dalam peraturan pemerintah Pengganti Undang-

Undang ini”. Bisa ditarik simpulan mengenai regulasi melakukan acara guna

tindak pidana terorism ikut dalam ketentuan didalam KUHAP begitupun prinsip-

prinsip hukum yang termaktub di dalamnya, tercakup asas praduga tak bersalah.
Berdasar pada realitas tersebut terdapat kecenderungan bahwa ada

penerapan yang kurang tepat Asas Praduga Tidak Bersalah pada pelaku tertembak

mati yang diduga teroris , maka penulis akan mengkaji didalam suatu penelitian

hukum yang berjudul: “Implementasi Asas Praduga Tidak Bersalah

(Presumption Of Innocence) Pada Pelaku Yang Tertembak Mati Diduga

Teroris Dalam Perspektif Hukum Pidana”

2. Rumusan Masalah

Berdasar pada uraian judul diatas, dapat ditarik rumusan masalah yang

ditemukan ialah bagaimanakah Implementasi Asas Praduga Tidak Bersalah

(Presumption Of Innocence) Pada Pelaku Yang Tertembak Mati Diduga Teroris

Dalam Perspektif Hukum Pidana?

1.3 Tujuan Penelitian

Ada pula tujuan penelitian disusun berdasarkan rumusan masalah yaitu

untuk mengetahui dan menganalisis implementasi asas praduga tidak bersalah

(presumption of innocence) pada pelaku yang tertembak mati diduga teroris

didalam perspektif hukum pidana.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian tersebut secara garis besar bisa memberi manfaat entah secara

praktis ataupun teoritis:

1. Secara teoritis penelitian tersebut bisa mampu :


a. Memberi manfaat dalam pengembangan wacana didalam materi Hukum

Pidana.

b. Memberikan kontribusi dan pengembangan wacana dalam asas praduga

tidak bersalah khususnya tentang kejelasan Undang-Undang No.15 tahun

2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

2. Secara praktis diharapkan bisa mampu :

a. Memberi saran pada pihak Pemerintah khususnya mengenai

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

b. Memberikan motivasi bagi peneliti selanjutnya untuk mengupas lebih

dalam asas praduga tidak bersalah pada pelaku yang tertembak mati

diduga teroris dalam perspektif hukum pidana.

1.5 Keaslian

Supaya dapat memberi kemudahan didalam memberikan pengetahuan

penelitian sebelumnya serta penelitian ini, selanjutnya dilakukan pengkajian

didalam wujud tabel untuk menunjukkan tentang keaslian penelitian skripsi ini

serta keterkaitannya didalam hasil penelitian sebelumnya. Penelusuran penelitian

terdahulu dilakukan dan memperoleh hasil yang diuraikan pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

Rumusan
No Nama/Judul Hasil Perbedaan
Permasalahan
1. Yudha Bagus 1. Apa yang Konsep serta Penelitian ini
mahasiswa dimaksud Teori tau cara menekankan pada
Universitas Tersangka Penangkapan Penangkapan
Jember/Anali Tindak Pidana Tersangka Tersangka Tindak
sis Yuridis Terorisme Oleh Tindak Pidana Pidana Terorisme
Penangkapan Detasemen Terorisme Oleh Oleh Detasemen
Tersangka Khusus 88 Anti Detasemen Khusus 88 Anti
Tindak Teror ? Khusus 88 Anti Teror sedangkan
Pidana 2. Bagaimana Teror penellitian saya
Terorisme argumentasi yang menekankan pada
Oleh berkembang di asas praduga tidak
Detasemen kalangan bersalah pada
Khusus 88 Terorisme Oleh pelaku tertembak
Anti Teror.6 Detasemen mati di tempat
Khusus 88 Anti yang diduga
Teror? teroris.
2. Viny Fisca 1. Bagaimana Penanganan Penelitian ini
Sari, pihak kepolisian Kasus Tindak menekankan pada
mahasiswa menganalisis Pidana Terorisme Penanganan
Universitas upaya Di Kepolisian Kasus Tindak
Muhammadi penanganan atas Polrestabes Pidana Terorisme
yah kasus tindak Palembang Di Kepolisian
Palembang/ pidana terorisme Polrestabes
Analisa di dalam proses Palembang
Upaya penyidikan? sedangkan
Penanganan 2. Apa saja penellitian saya
Kasus Tindak hambatan- menekankan pada
Pidana hambatan asas praduga tidak
Terorisme Di kepolisian dalam bersalah pada
Kepolisian melakukan pelaku tertembak
Polrestabes penyidikan? mati ditempat
Palembang. 7
yang diduga
teroris.
3. M. Satrika, 1. Bagaimana Analisis Yuridis Penelitian ini
mahasiswa Analisis Yuridis Undang-Undang menekankan pada
Universitas Undang-Undang Nomor 5 Tahun Pemberantasan
Islam Negeri No. 5 Tahun 2018 Tentang Tindak Pidana
Sultan Syarif 2018 Tentang Pemberantasan Terorisme Dalam
Kasim Pemberantasan Tindak Pidana Perspektif HAM
Riau Tindak Pidana Terorisme Dalam sedangkan
/Analisis Terorisme? Perspektif HAM. penellitian saya
Yuridis 2. Apa Implikasi menekankan pada
6
Yudha Bagus, Analisis Yuridis Penangkapan Tersangka Tindak Pidana Terorisme Oleh
Detasemen Khusus 88 Anti Teror, diakses dari
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/4768/Yudha%20Bagus%20T.
%20P_1.pdf?sequence=1 pada tanggal 4 Maret 2021 pukul 00.06 WIB
7
Viny Fisca Sari Analisa Upaya Penanganan Kasus Tindak Pidana Terorisme Di
Kepolisian Polrestabes Palembang, diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/1234m56789/3797/1/MUHAMMAD%20APRIADI-
FSH.pdf pada tanggal 4 Maret 2021 pukul 00.26 WIB.
Undang- Undang-Undang asas praduga tidak
Undang No. 5 Tahun bersalah pada
Nomor 5 2018 terhadap pelaku tertembak
Tahun 2018 Hak Asasi mati ditempat
Tentang Manusia? yang diduga
Pemberantasa berinvestasi teroris.
n Tindak saham dalam
Pidana investasi modern
Terorisme Indonesia?
Dalam
Perspektif
HAM.8

Berdasarkan tabel penelitian di atas, penelitian yang diuraikan diatas

pertama menekankan pada penangkapan tersangka tindak pidana terorisme oleh

Densus 88 Anti teror. Penelitian yang kedua menekankan pada proses menangani

kasus tindak pidana terorism di kepolisian polrestabes palembang. Penelitian yang

ketiga menekan pada pemberantasan tindak pidana terorisme dalam perspektif

HAM. Penelitian yang diangkat dengan judul “Implementasi Asas Praduga Tidak

Bersalah (Presumption Of Innocence) Pada Pelaku Yang Tertembak Mati Diduga

Teroris Dalam Perspektif Hukum Pidana” berfokus pada masalah mengenai

Implementasi Asas Praduga Tidak Bersalah (Presumption Of Innocence) Pada

Pelaku Yang Tertembak Mati Diduga Teroris

1.6 Metode Penelitian

8
M. Satrika, Analisis Yuridis Undangundang Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Dalam Perspektif HAM, diakses dari
http://repository.uinbanten.ac.id/5754/3/BAB%20I.pdf pada tanggal 4 Maret 2021 pukul 19.22
WIB.
1.6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai ialah penelitian hukum normatif. Menurut

Jhonny Ibrahim, “penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian

ilmiah untuk menemukan suatu kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum

dari sisi normatifnya.”9 Penelitian ini difokuskan untuk memperoleh kebenaran

normatif menurut ketentuan dasar Asas Praduga Tidak Bersalah (Presumption Of

Innocence) Pada Pelaku Yang Tertembak Mati Diduga Teroris.

1.6.2 Pendekatan Penelitian

Menurut penelitian ini, peneliti memakai pendekatan perundang-undangan

serta pendekatan konseptual. Pendekatan perundang-undangan ialah sebuah

pendekatan yang dlaksanakan pada bermacam-macam regulasi hukum yang

menjadi isu inti sebuah penelitian, yang dikaji Undang-Undang No.15 tahun 2003

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun

2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Kemudian, Pendekatan

konseptual ialah sebuah pendekatan yang dilaksanakan melalui pemahaman pada

persepketif serta doktrin didalam ilmu hukum, hingga penelitian akan

memperoleh ide yang menimbulkan definisi, konsepsi-konsepsi hukum serta

prinsip-prinsip hukum yang sesuai dalam masalah yang dikaji, yaitu

menggunakan isu asas praduga tidak bersalah.

1.6.3 Bahan Hukum


9
Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, Malang, Bayumedia
Publising, 2006, hlm. 57.
Sumber data penelitian terdiri dari :

3.3.1 Data Primer, yakni data yang didapatkan penulis dalam buku reverensi

yang dijadikan objek dalam penelitian. “Bahan hukum primer merupakan yaitu

bahan hukum yang terdiri atas peraturan perundang-undangan.” Didalam

penelitian ini bahan hukum sekunder yang digunakan yakni:

a. Undang-Undang Dasar NRI 1945 Pasal 28i

b. Undang-Undang No.15 tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2002 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Pasal 25 ayat (1)

c. Undang-Undang No.8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

3.3.2 Data Sekunder, yakni bahan hukum yang tercakup dari buku-buku, jurnal-

jurnal hukum, perspektif para sarjana, permasalahan hukum, jurisprudensi, serta

hasil simposium mutakhir, yang berhubungan dengan isu penelitian.10

3.3.3 Data Bahan Hukum Tersier, ialah bahan yang melengkapi data primer

serta sekunder, misalnya ensiklopedi serta kamus, indeks kumulatif serta lain-

lainnya.

1.6.4 Analisis Bahan Hukum

Dalam melakukan pengkajiaan untuk memperoleh kesimpulan yang tepat,

penulis memakai analisa kualitatif melalui mekanisme deduksi serta induksi

yakni:
10
Jhony Ibrahim. Teori dan Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia Publishing,
2006, halaman 295.
a. Metode Induksi, yakni mekanisme yang digunakan guna melakukan

pengkajianyang sifatnya khusus serta mempunyai kesamaan hingga bisa

dilakukan penggenaralisasian hingga mendapatkan simpulan yang sifatnya

khusus. Didalam penelitan ini, mekanisme ini dipakai guna melakukan pengkajian

mengenai asas praduga terhadap seorang terror yang tertembak mati di tempat.

b. Metode Deduktif ialah mekanisem dalam menganalisis dari kesimpulan yang

genera yang dijelaskan dengan contoh pasti ataupun fakta guna memberikan

penjelasan simpulan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai