Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Dosen pembimbing : Ns. Febriana Sartika Sari, M.Kep

Disusun Oleh:
SAIFUL RIZKY RAMADHAN
SN202038

PROGRAM STUDI SARJANA DAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Konsep Penyakit
1. Definisi Defisit Perawatan Diri
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan,
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Depkes 2012).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, makan,
toileting) (Nurjannah, 2013). Kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya (Tarwoto dan Wartonah, 2012).
Menurut Fitria (2012) defisit perawatan diri adalah suatu kondisi
pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan
atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi,
berpakaian atau berhias, makan dan minum serta buang air besar dan
buang air kecil.

2. Etiologi Defisit Perawatan Diri


Menurut Irman (2016) penyebab defisit perawatan diri sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
1) Faktor Biologis
Faktor biologis yang bisa menyebabkan defisit perawatan diri
diantaranya :
a) Faktor herediter Faktor keturunan seperti adanya anggota
keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa
b) Penyakit fisik berupa struktur otak abnormal, atropik otak,
pembesaran ventikal, perubahan besar serta bentuk sel kortikal

2
dan limbik dan mental berupa yang menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan perawatan diri serta gangguan fungsi otak.
Menurut Keliat (2013) jenis – jenis gangguan fungsi otak
diantaranya :
i. Gangguan kognitif
Gangguan kognitif pada pasien defisit perawatan diri
ditandai dengan gejala diantaranya tidak mampu berfikir
dan memiliki persepsi yang tidak realistik, tidak mampu
berespon baik terhadap aktivitas perawatan diri
ii. Gangguan afek
Gangguan efek yang terjadi pada pasien defisit perawatan
diri ditandai dengan gejala diantaranya perasaan yang
tidak sesuai, tidak peduli terhadap diri sendiri maupun
aktivitas perawatan diri
iii. Gangguan prilaku
Gejala gangguan prilaku pada pasien defisit perawatan diri
diantaranya rasa takut berinteraksi dengan orang lain,
tidak bersosialisasi dengan orang lain, tidak peduli dengan
diri sendiri dan lingkungan, tidak peduli terhadap aktivitas
perawatan diri
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang menyebabkan seseorang mengalami defisit
perawatan diri diantaranya adalah :
a) Faktor perkembangan yang disebabkan oleh keluarga terlalu
melindungi dan memanjakan pasien sehingga perkembangan
inisiatif pasien terganggu.
b) Kemampuan realitas menurun, pasien gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.

3
3) Faktor Sosial
Faktor yang datang dari lingkungan sekitar dapat berupa kurang
dukungan dan situasi lingkungan mempengaruhi kemampuan
dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan defisit perawatan diri
adalah penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas,
lelah, lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
3. Manifestasi Defisit Perawatan Diri
Tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Irman (2016) dapat dinilai
dari pernyataan pasien tentang kebersihan diri, berdandan dan berpakaian,
makan dan minum, Buang air besar dan buang air kecil dan didukung
dengan data hasil observasi diantaranya sebagai berikut :
a. Data subjektif
Pasien defisit perawatan diri mengatakan tentang :
1) Malas mandi
2) Tidak mau menyisir rambut
3) Tidak mau menggosok gigi
4) Tidak mau memotong kuku
5) Tidak mau berhias atau berdandan
6) Tidak bisa atau tidak mau menggunakan alat mandi atau alat
kebersihan diri
7) Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
8) Buang air besar dan buang air kecil tidak pada tempatnya
9) Tidak membersihkan diri dan tempat setelah Buang air besar dan
buang air kecil
10) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
b. Data objektif
1) Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang,
tidak menggunakan alat – alat mandi, tidak mandi dengan benar.

4
2) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, pakaian
tidak rapi, tidak mau berdandan, tidak mau memilih mengambil
dan memakai pakaian, tidak memakai sandal, sepatu, resleting dan
tidak memakai barang – barang yang perlu dalam berpakaian.
3) Makan dan minum sembarangan, berceceran, tidak menggunakan
alat mandi, tidak mampu menyiapkan makanan dan memindahkan
makanan ke alat makan, membawa makanan dari piring ke mulut,
tidak mengunyah, menelan makanan secara aman dan juga tidak
menyelesaikan makan.
4) Buang air besar dan buang air kecil tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri setelah buang air besar dan buang air kecil

4. Patofisiologi
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri
tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan
secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting (buang air besar
[BAB] atau buang air kecil [BAK]) secara mandiri. (Keliat, 2014)

5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan menurut pada pasien
defisit perawatan diri adalah CT-scan, MRI dan EEG (Fitria, 2012)

6. Pengobatan
Menurut (Keliat, Anna dkk. 2014) pengobatannya antara lain :
a. Farmakologi
1) Obat anti psikosis : Penotizin.
2) Obat anti depresi : Amitripilin
3) Obat antu ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam
4) Obat anti insomia : phnebarbital.

5
b. Terapi
1) Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi
masalahklien dengan memberikan perhatian :
2) Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial,
atauaktivitas lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk
mengembalikan keadaan klien karena masalah sebagian orang
merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain. Ada 5 sesi
yangharus dilakukan :
a) Manfaat perawatan diri.
b) Menjaga kebersihan diri
c) Tata cara makan dan minum.
d) Tata cara eliminasi.
e) Tata cara berhias.
c. Terapi Musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran pasien

6
B. Asuhan keperawatan
1. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
Menurut Fitria (2012), berdasarkan data yang didapat dari pasien defisit
perawatan diri ditetapkan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien defisit perawatan diri diantaranya :
a. Defisit perawatan diri
b. Harga diri rendah
c. Isolasi sosial
2. Diagnosa keperawatan (berdasarkan SDKI)
Diagnosa
Deskripsi Tanda mayor Tanda minor
Keperawatan
Defisit Tidak mampu Subjektif Subjektif
perawatan melakukan 1. Menolak (tidak tersedia)
diri (D.0109) atau melakukan
menyelesaikan perawatan Objektif
aktivitas (tidak tersedia)
perawatan diri Objektif
1. Tidak mampu
mandi/
mengenakan
pakaian/ makan/
ke toilet/ berhias
secara mandiri
2. Minat
melakukan
perawatan diri
kurang

7
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Defisit Setelah dilakukan tindakan Dukungan perawatan diri : Mandi (I.11352)
Perawatan keperawatan selama 3x24 Observasi
Diri jam diharapkan perawatan 1. Identifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat defisit
diri meningkat dengan perawatan diri
kriteria hasil : 2. Jelaskan cara perawatan diri : mandi (tanyakan alasan tidak mau
Perawatan diri (L.11103) mandi, berapa kali mandi dalam sehari, manfaat mandi, peralatan
1. Kemampuan mandi mandi, cara mandi yang benar)
meningkat Terapeutik
2. Kemampuan mengenakan 1. Jelaskan cara perawatan diri : mandi (tanyakan alasan tidak mau
pakaian meningkat mandi, berapa kali mandi dalam sehari, manfaat mandi, peralatan
3. Kemampuan ke toilet mandi, cara mandi yang benar)
(BAB/BAK) meningkat 2. Latih pasien cara perawatan diri : mandi
4. Verbalisasi keinginan 3. Latih pasien memasukkan kegiatan mandi dalam jadual kegiatan
melakukan perawatan diri harian
meningkat Edukasi
5. Minat melakukan 1. Jelaskan dan melatih keluarga cara merawat pasien defisit
perawatan diri meningka perawatan diri
2. Anjurkan keluarga untuk membimbing dan memberi pujian
kepada pasien saat latihan perawatan diri: mandi
3. Jelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
follow up, cara rujukan kesehatan pasien dan mencegah
kekambuhan.
Kolaborasi
1. Lakukan komunikasi dengan pendekatan ISBAR
2. Berikan psikofarmaka sesuai advice
3. Kolaborasi pengawasan efek samping obat

Dukungan perawatan diri : Berpakaian /berhias (I.11352)


Observasi
1. Identifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat defisit
perawatan diri : berpakaian/berhias
Terapeutik
1. Latih pasien memasukkan kegiatan berdandan dalam jadual
kegiatan harian
2. Diskusikan tentang cara perawatan diri berdandan (alat yang
dibutuhkan, kegiatan berdandan, cara berdandan, waktu
berdandan, manfaat berdandan, kerugian jika tidak berdandan dan
melatih pasien cara berdandan
3. Latih pasien memasukkan kegiatan berdandan dalam jadual
kegiatan harian
Edukasi
1. Jelaskan dan melatih keluarga cara merawat pasien defisit
perawatan diri
2. Anjurkan keluarga untuk membimbing dan memberi pujian
kepada pasien saat latihan perawatan diri: berpakaian/berhias
3. Jelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
follow up, cara rujukan kesehatan pasien dan mencegah
kekambuhan.
Kolaborasi
1. Lakukan komunikasi dengan pendekatan ISBAR
2. Berikan psikofarmaka sesuai advice
3. Kolaborasi pengawasan efek samping obat

Dukungan perawatan diri : Makan/Minum (I.11351)


Observasi
1. Identifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat defisit
perawatan diri
Terapeutik
1. Diskusikan cara perawatan diri; makan/minum (tanyakan alat-alat
yang dibutuhkan, cara makan minum, waktu makan minum,
manfaat makan minum dan kerugian jika tidak makan minum
2. Latih cara perawatan diri: makan minum.
3. Latih pasien memasukkan kegiatan makan/minum dalam jadwal
kegiatan harian
Edukasi
1. Jelaskan dan melatih keluarga cara merawat pasien defisit
perawatan diri
2. Anjurkan keluarga untuk membimbing dan memberi pujian
kepada pasien saat latihan perawatan diri: makan/minum
3. Jelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
follow up, cara rujukan kesehatan pasien dan mencegah
kekambuhan.
Kolaborasi
1. Lakukan komunikasi dengan pendekatan ISBAR
2. Berikan psikofarmaka sesuai advice
3. Kolaborasi pengawasan efek samping obat

Dukungan perawatan diri : BAB/BAK (I.11352)


Observasi
1. Identifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat defisit
perawatan diri
Terapeutik
1. Diskusikan cara perawatan diri BAB/BAK (alat yang dibutuhkan,
kegiatan BAB/BAK, cara melakukan BAB/BAK yang benar,
manfaat BAB/BAK yang benar, kerugian jika BAB/BAK tidak
benar).
2. Latih cara perawatan diri: BAB/BAK.
3. Latih pasien memasukkan kegiatan BAB/BAK dalam jadwal
kegiatan
Edukasi
1. Jelaskan dan melatih keluarga cara merawat pasien defisit
perawatan diri
2. Anjurkan keluarga untuk membimbing dan memberi pujian
kepada pasien saat latihan perawatan diri: makan/minum
3. Jelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
follow up, cara rujukan kesehatan pasien dan mencegah
kekambuhan.
Kolaborasi
1. Lakukan komunikasi dengan pendekatan ISBAR
2. Berikan psikofarmaka sesuai advice
3. Kolaborasi pengawasan efek samping obat
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (2013). Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Jakarta.

Direja, Ade Hermawan Surya. (2012). Buku Asuhan Keperawatan Jiwa.


Yogyakarta:  Nuha Medika

Fitria, Nita. (2012). Prinsip Dasar dan dari Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strategi Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan (LP
dan SP). Jakarta: Salemba Medika

Irman, Veolina. (2016). Ilmu Keperawatan Jiwa, Ed.1. Padang : Press Padang

Kelliat, B., A, dkk. (2014). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa : Edisi 2.


Jakarta: EGC.

Keliat, Budi, Ana, dkk. (2013). Manajemen Keperawatan Psikososial Dan Kader
Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari. (2011). Pedoman Pedoman Penanganan Pada Gangguan


Jiwa. Yogyakarta : Momedia

PPNI. (2016). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Purba. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Masalah Psikososial
Dan G/angguan Jiwa. Medan : USU

Tarwoto dan Wartonah. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai