Anda di halaman 1dari 21

PENUGASAN INDIVIDU

REFLECTIVE WRITING: INDEPTH: SENJA DI PANTI WREDHA

MAHASISWA:

MUHAMMAD FAKHRI AZIZ

1440119019

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

TA 2020/2021
I. Resume Video

Senja di panti wreda 1

Warga lanjut usia tidak semua tinggal bersama anak ataupun cucunya,diantara
mereka ada yang terlantar dan hidupnya tidak menentu di jalan,sehingga
berujung di panti wreda, ketika tiba di panti para lansia tidak merasa nyaman
karena harus berdesakan dengan lansia yang lainnya lantaran panti offer
kapasitas. Mobil grandong setiap hari patroli kesudut-sudut jakarta untuk
menjangkau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dari
penjangkauan atau razia ini sepanjang 2016 dinas sosial telah menciduk 14.000
an masalah kesejahteraan sosial, dalam razia kali ini tidak ada lanjut usia yang
terciduk, namun razia lain disejumlah tempat banyak yang terjaring, orang
lanjut usia terlantar yang terjaring akan dikirim ke panti sosial bina insan (PSBI)
bangun daya 1 kedoya Jakarta Barat. Tapi panti sosial ini bukan satu-satu nya
panti untuk menampung lansia terlantar, disinilah dinas sosial memantau dan
mendalami masing-masing lansia sebelum diambil tindakan lanjut. Usia lansia
di panti antara 50-80 tahun, di usia senja ini beragam penyakit yang menyerang
para lansia seperti gangguan saluran pencernaan, saluran pernafasan, diabetes
hingga liver namun di panti ini tidak ada perawatan kesehatan khusus yang
memadai.

Menurut dinas kesehatan urusan kesehatan warga di panti sosial harus


ditanggung renteng, panti sosial seperti bangun daya 1 hanya mempunyai 2
orang perawat yang bertugas giliran, sementara dinas kesehatan hanya
memberikan bantuan kunjungan dokter puskesmas 1 kali seminggu.
Mengidentifikasi siapa identitas para lansia terlantar bukan perkara gampang
terutama jika yang bersangkutan telah pikun atau pelupa. Orang yang lanjut
usia di panti sosial tidak semua yang terjaring razia dijalanan ada pula yang
sengaja dititipkan oleh keluarganya, seharusnya lansia terlantar yang dikirim ke
panti sosial bagun daya 1 ini hanya tinggal sementara, maksimalnya 21 hari,
namun fakta nya ada lansia yang sudah tinggal dipanti hinga berbulan-bulan
akibat nya terjadi penumpukan penghuni, daya tampang panti sosial
sebenarnya hanya 260 orang namun dihuni 370 orang termasuk para
penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya, alhasil mereka tidak hanya
berebut tempat tidur tapi juga harus membagi makananan yang sebenarnya
sudah dijatah ketat.

Senjat di panti wreda 2

Para lansia yang menghuni panti wreda tidak hanya terlantar namun ada yang
sengaja dititipkan keluarga nya karena tidak sanggup merawat,atau pergi ke
panti wreda karena diacuhkan anak-anaknya. Menurut ibu Maryati umur 65
tahun tinggal dipanti karena tidak punya siapa-siapa lagi, ada di panti ini betah
tidak betah harus dijalanin,dan ibu maryati berharap ada yang menolong dan
membawa ibu Maryati dari panti, ibu Maryati ini menghuni sasana bina insan
bangun daya 1 cengkareng jakarta barat, bersama 100 lebih orang lanjut usia
yang senasib dengannya. Ini adalah panti prerehabilitasi yang menampung
lansia dan orang dengan masalah kejiawaan, mereka menanti giliran untuk
dipindahkan ke panti wreda sebuah panti sosial untuk orang lanjut usia atau
uzur. Menurut kepala dinas sosial jatah makan 1 warga binaan dipanti sebesar
Rp. 25.000 perhari, sementara dipanti sosial bina insan bangun daya 1 warga
binaan dijatah Rp.17.000 untuk 3 kali makan perhari. Karena ofer kapasitas
dinas sosial mematakan ulang siapa yang paling layak mendapatkan perawatan
dipanti. Pihak panti sering melakukan home visit tetapi tidak selalu lancar jaya,
apalagi tidak disertai dokumen pendukung. Jika rumah lansia tidak di temukan
dinas sosial wajib mendata lansia itu untuk dirawat dipanti wreda, sebenarnya
menambah sesak panti yang sebetulnya sudah sesak, di panti tersebut juga
selalu mengadakan kegiatan-kegiatan seperti game,panggung gembira dll.

Senja di panti wreda 3

Dengan alasan tidak ingin merepotkan keluarga ada juga lansia yang memilih
hidup di panti wreda,seperti contoh nya panti wreda yang ada di Cibubur
meskipun ada juga yang dijemput keluarga nya untuk pulang tetapi tidak mau
dan untuk memilih tinggal di panti wreda. Panti sasana tresna wredha karya
bhakti berdiri sejak 33 tahun lalu, para lansia yang masuk panti wredha ini
harus memenuhi syarat, dari syarat usia, mampu mengurus diri sendiri, hingga
ada keluarga yang bertanggung jawab. Disejumlah negara terutama di negara
maju, trend warga lanjut usia yang tinggal di panti wreda sudah berlangsung
lama dan dimasa mendatang di Indonesia pun panti wreda diprediksi akan
menjadi pilihan untuk warga lansia. Menurut sosiolog Imam Prasojo, perspektif
yang mengatakan panti merupakan tempat pembuangan orang tua harus
dibuang karena panti wreda adalah tempat dimana orang tua bisa beristirahat,
bisa bertemu komunitasnya, tidak terbebani berlebihan.

Meski fasilitas di panti lengkap tetapi perhatian keluarga tetap dijadikan


normer satu, namun apakah panti wreda sekarang menjadi pilihan indonesia
untuk tempat tinggal orang tuanya yang sudah lanjut usia? ternyata tidak,
menurut jajak pendapat via telpon yang di gelar litbang kompas sebanyak 97%
responden tidak pernah terpikir untuk mengirim orang tua mereka kepanti
wredha. Jajak pendapat kompas itu menujukan belum ada pergeseran yang
derastis di

II. Pertanyaan kasus


a. Apakah perbedaan Panti Sosial dengan Panti Tresna Wreda?

Jawab : panti sosial yaitu panti untuk menampung lansia terlantar, dinas sosial
memantau dan mendalami masing-masing lansia sebelum diambil tindakan
lanjut. Usia lansia di panti antara 50-80 tahun, di usia senja ini beragam
penyakit yang menyerang para lansia namun di panti sosial ini tidak ada
perawatan kesehatan khusus yang memadai. Dan sedangkan panti tresna
wreda yaitu dimana para lansia yang masuk panti tresna wreda ini harus
memenuhi syarat, dari syarat usia, mampu mengurus diri sendiri, hingga ada
keluarga yang bertanggung jawab dan ada juga pelayanan medis,ruangan yang
memadai, listrik, laundry, serta ada dokter dan perawat yang standby di panti
tresna wreda ini.

b. Sebutkan 8 lansia yang diwawancarai dalam video tersebut beserta


latar belakang nya (alasan dirawat)
jawab :
1. Kakek Kristyanto : saat ditanya tentang keluarga nya tidak tahu karena sudah
pikun
2. Kakek Patang : yang di terlantarkan oleh keluarganya
3. Kakek Ramelan nurkamal : yang sengaja dititipkan oleh keluarganya
4. Nenek Lisnawati : dijaring oleh satpol PP setelah pemprov DkI jakarta
menerima laporan warga melalui aplikasi.
5. Nenek Maryati : nenek ini tinggal di panti karena tidak punya sodara lagi.
6. Kakek Ng Kian Min (Abeng) : lari dari rumah karena ada masalah dengan adik
kandungnya,dan kakek abeng ini mengaku masih ada yang memperhatikan nya
yaitu ke 5 orang adik sepupunya.
7. Kakek Syumidjo Estianom : karena sakit TB sehingga diacuhkan oleh
keluarganya, dan masuk ke panti wreda di cengkareng,pihak panti telah
membujuk keluarga kakek Syumidjo untuk membawa pulang.
8. Nenek Chisma Widjaya Soekma : tinggal di panti wreda karya bhakti karena
tidak ingin merepotkan orang lain.

c. Apakah karakteristik lansia yang di rawat di panti sosial, panti wreda


dan rumah tempat tinggal?
Jawab :
Panti sosial : lansia di panti sosial ini diarawat dan di tampung oleh dinas sosial
dan saat sakit juga lansia tersebut tidak ada perawatan kesehatan khusus yang
memadai, sementara dinas kesehatan hanya memberikan bantuan kunjungan
dokter puskesmas 1 kali seminggu
Panti wreda : lansia yang harus bisa merawat diri dan ada yang bertanggung
jawab, saat sakit juga di panti wreda ini ada dokter dan perawat yang selalu
standby di panti wreda.
Rumah tempat tinggal : biasanya lansia yang tinggal di rumah tempat tinggal
ada yang di rawat oleh keluarga nya sendiri dan ada juga yang sering
memanggil perawat ataupun dokter pribadi

d. Apa yang menjadi tantangan bagi lansia yang dirawat di panti wreda?
Jawab : tantangan bagi lansia yang dirawat di panti wreda para lansia yang
masuk panti wredha ini harus memenuhi syarat, dari syarat usia, mampu
mengurus diri sendiri, hingga ada keluarga yang bertanggung jawab,dan lansia
juga selalu dibimbing oleh perawatnya sehingga kebutuhan lansia terpenuhi.

e. Apakah risiko masalah kesehatan yang dapat dialami lansia di panti


wreda?
Jawab :
Resiko masalah Kesehatan lansia pada panti wreda ini kondisi sakit mulai dari
sakit paru – paru hingga kanker dan masalah fisik. selain itu, pada panti wreda
rata rata lansia memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami depresi, masalah
fisik dan maslaah psikososial

f. Jelaskan kelebihan dan kekurangan yang dialami lansia ketika di rawat


di panti wreda?
Jawab :
 Kelebihan panti wreda untuk lansia
1. Memiliki pelayanan medis tingkat lanjut
Salah satu kelebihan dari panti wreda untuk para lansia yang membuat mereka
memilih fasilitas ini adalah menawarkan perawatan lansia, termasuk perawatan
medis tingkat lanjut.
2. Memudahkan lansia berinteraksi dengan orang lain
Dengan berada di panti wreda, para lansia akan lebih sering bertemu dengan
orang yang seumuran dengan mereka. Hal ini dikarenakan panti jompo sering
mengadakan acara dan kegiatan untuk lansia yang memungkinkan
penghuninya bersosialisasi satu sama lain.
3. Menjalani aktivitas harian yang teratur
panti jompo untuk lansia menghadirkan aktivitas harian yang teratur. Mulai
dari bangun pagi, sarapan, senam lansia bersama-sama, hingga malam hari
diatur oleh pengelola panti. Setiap orang memang akan merespons keteraturan
yang berbeda karena ada beberapa orang yang menyukainya dan ada pula yang
tidak.
 Kekurangan panti wreda bagi lansia
Untuk beberapa lansia, tinggal pada tempat panti wreda justru dapat
menyebabkan rasa tak nyaman. Bahkan, bisa jadi, tinggal di panti ini membuat
lansia merasa depresi. Hal ini bisa terjadi karena lansia tidak bebas berada di
fasilitas ini. Sebagai contoh, lansia tidak bisa bebas memilih menu makanan
harian atau kegiatan yang mereka sukai. Selain itu, ada kemungkinan bahwa
panti tersebut memiliki pelayanan yang tidak berkualitas jika dibandingkan
ketika berada di rumah sendiri. Akibatnya, orang yang sudah memasuki usia
senja ini bukan lebih sehat, tetapi lebih sering jatuh sakit..
Oleh karena itu, saat ingin menitipkan lansia ke panti ini, pastikan bahwa lansia
tidak merasa keberatan. Selain itu, pastikan pula bahwa panti adalah pilihan
terbaik untuk membantu lansia sehat dan bahagia menjalani hari-harinya.

g. Jelaskan kelebihan dan kekurangan yang dialami lansia ketika di rawat


oleh keluarga?
Jawab :
Kelebihan
1. Alasan keluarga merawat lansia di rumah yaitu kepuasan
personal,ekonomi keluarga, perkembangan kondisi kesehatan lansia,
dan kondisi kesehatan lansia.
2. Alasan penunjang termasuk menjaga kestabilan keluarga
3. Alasan lainnya yaitu keterbatasan sistem pendukung.
4. Keluarga sebagai pemberi asuhan informal dalam melaksanakan fungsi
memberikan perawatan pada keluarga
Kekurangan
1. Lansia menjadi cepat jenuh dan bosan karena tidak memiliki aktivitas
atau kegiatan yang teratur
2. Lansia menjadi kesepian karena kebanyakan anaknya sibuk dengan
pekerjaannya masing-masing,dan kurang nya perhatian dari anaknya
3. Lansia merasa dirinya menjadi beban di dalam keluarganya
h. Sebutkan 4 masalah keperawatan yang berisiko dialami lansia ketika
dirawat di panti sosial dan panti wreda? (dibuat dalam bentuk tabel
ringkasan diagnosa keperawatan)

Jawab :

H. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Data Subjektif: Mobilitas fisik Hambatan mobilitas
fisik
 Mengeluh Sulit
menggerakan
ekstremitas
 Nyeri saat bergerak
 Enggan melakukan
pergerakan
 Merasa cemas saat
bergerak

Data Objektif:

 Kekuatan otot menurun


 Rentang gerak (ROM)
menurun
 Sendi kaku
 Gerakan tidak
terkoordinasi
 Gerakan terbatas
 Fisik lemah

2 Data Subjektif: Defisit perawatan diri Penurunan kekuatan


otot
 klien mengatakan
belum pernah mandi
dan gosok gigi selama
di rumah sakit.
 klien mengatakan sakit
bila bergerak

Data Objektif:

 klien nampak kotor


 Bibir kering.
 Badan klien tercium
bau

3 Data Subjektif: Gangguan Nutrisi Ketidakseimbangan


nutrisi kurang dari
 Batas karakteristik
kebutuhan tubuh
(perbandingan BB/TB
dengan 3 bulan yang
lalu).
 Asupan biasa (diet 24
jam).
 Faktor yang
berhubungan (nafsu
makan).
 Tingkat aktivitas :
(pekerjaan).
 Pegetahuan tentang
nutrisi (asupan
karbohidrat).
 Factor risiko fisiologis
(penyakit kronis).
 Kondisi pisikososial.
 Medikasi (obat resep,
obat bebas).
 Pertimbangan
geriaterik

Data Objektif:

 Batas karakteristik
(umum:penampilan).
 Pengukuran
antropometrik (lingkar
lengan).
 Pemeriksaan
laboratorium.
 Faktor yang
berhubungan dengan
menelan dan makan.

4 Data subjektif : Intoleransi aktivitas Intoleransi Aktivitas

 klien mengeluh sesak


nafas setelah aktivitas
 Klien mengeluh lelah
 klien mengatakan tidak
nyaman setelah
beraktivitas
 klien mengatakan
merasa lemah

Data objektif :

 frekuensi jantung
meningkat >20% dari
kondisi istirahat
 Tekanan darah berubah
> 20% dari kondisi
istirahat
 gambar EKG
menunjukkan Aritmia
setelah aktivitas

Ringkasan Diagnosa Keperawatan

Dx Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik

Definisi Keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau


satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan
terarah.

Batasan karakteristik  Penurunan waktu reaksi


 Kesulitan membolak-balik pasien
 Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti
pergerakan misalnya meningkatkan perhatian
pada aktivitas orang lain.
 Dispenea setelah beraktivitas
 Perubahan cara berjalan

Pengkajian Pada tahap pegkajian ini perawat wajib


melakukan pengkajian atas permasalahan
yang ada. Yaitu tahapan di mana seorang
perawat harus menggali informasi secara terus
menerus dari pasien maupun anggota keluarga
yang dibina

Faktor yg berhubungan  Intoleransi aktivitas


 Perubahan metabolism seluler
 ansietas

Alternatif Dx (Saran mengajarkan klien untuk melakukan gerak aktif pada


Penggunaan) ekstremitas yang tidak sakit dan menganjurkan
keluarga meletakkan barang-barang pada tempat yang
mudah dijangkau.

Nursing Outcome (NOC) Tujuan dan Kriteria Hasil :

NOC :

Joint movement: activie, mobility level, self care: ADLs,


transfer performance.

 klien meningkat dalam aktivitas fisik


 mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
 memverbalisasikan perasaan dalam
meningkatkan kekuatan dan kemampuan
berpindah
 mempergerakan penggunaan alat bantu untuk
mobilisasi (walker)

Intervensi (NIC) Intervensi Keperawatan

NIC :

Exercise therapy ambulation :

 monitor vital sign sebelum/sesudah latihan dan


lihat respon pasien saat latihan
 konsultasikan dengan terapi fisik tentang
rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
 bantu klien untuk menggunakan tongkat saat
berjalan dan cegah terhadap cedera
 ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain
tentang teknik ambulasi
 kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
 latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
secara mandiri sesuai kemampuan
 damping dan bantu pasien saat mobilisasi dan
bantu penuhi kebutuhan ADLs ps

PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI Hal 124

Dx Keperawatan Defisit Perawatan Diri

Definisi Defisit Perawatan Diri adalah gangguan


kemampuan untuk melakukan ADL pada diri
sendiri

Batasan karakteristik Mandi/Hygiene Ketidakmampuan untuk


melakukan tugas- tugas berikut:
 Mengakses kamar mandi.
 Mengeringkan badan.
 Mengambil perlengkapan mandi.
 Mendapatkan sumber air.

Pengkajian Pada tahap pegkajian ini perawat wajib


melakukan pengkajian atas permasalahan
yang ada. Yaitu tahapan di mana seorang
perawat harus menggali informasi secara
terus menerus dari pasien maupun anggota
keluarga yang dibina

Faktor yg berhubungan  Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan


klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
 Kelemahan fisik
 Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri

Alternatif Dx (Saran Defisit perawatan diri yang sering dialami klien yaitu
Penggunaan) mengenai mandi, makan, berhias diri, dan eliminasi.

Nursing Outcome (NOC) Tujuan dan Kriteria Hasil :

NOC :

Self care : Activity of Daily Living (ADLs)

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama1 x 24 Jam, defisit perawatan diri tidak
terjadi dengan kriteria hasil:
 Klien terbebas dari bau badan.
 Menyatakan kenyamanan terhadap
kemampuan untuk melakukan ADLs.
 Dapat melakukan ADLs dengan bantuan

Intervensi (NIC) Intervensi Keperawatan

NIC :

Self Care assistane : ADLs


 Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri
yang mandiri.
 Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu
untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias,
toileting dan makan.
 Sediakan bantuan sampai klien mampu secara
utuh untuk melakukan self-care
 Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-
hari yang normal sesuai kemampuan yang
dimiliki.
 Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong
kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya
jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.
 Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai
kemampuan.
 Pertimbangkan usia klien jika mendorong
pelaksanaan aktivitas sehari-hari.

PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI Hal 240

Dx Keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

Definisi Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi


kebutuhan metabolik

Batasan karakteristik  Kram abdomen


 Nyeri abdomen
 Menghindari makanan
 berat badan 20% atau lebih dibawah berat
badan ideal
 kerapuhan kapiler
 diare
 kehilangan rambut berlebihan
 bising usus hiperaktif
 kurang makan
 kurang informasi

Pengkajian Pada tahap pegkajian ini perawat wajib


melakukan pengkajian atas permasalahan
yang ada. Yaitu tahapan di mana seorang
perawat harus menggali informasi secara terus
menerus dari pasien maupun anggota keluarga
yang dibina

Faktor yg berhubungan  faktor biologis


 faktor ekonomi
 ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
 ketidakmampuan untuk mencerna makanan
 ketidakmampuan menelan makanan faktor
psikologis

Alternatif Dx (Saran Perlu memperhatikan masalah asupan gizi seimbang


Penggunaan) untuk klien dalam mengatur menu makanannya sehari-
hari yang digunakan untuk kegiatan lain diluar, klien
juga harus lebih memperhatikan asupan gizi makanan
sehari-hari agar seimbang dengan energi yang
dikeluarkan untuk beraktivitas.

Nursing Outcome (NOC) NOC:

Nutrional status: food and fluid intake, nutrient intake


weight control

Kriteria hasil:

 adanya peningkatan berat badan sesuai dengan


tujuan
 berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
 mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
 tidak ada tanda-tanda malnutrisi
 menunjukan peningkatan fungsi pengecapan
dan menelan

Intervensi (NIC) NIC:

Nutrition Management

 kaji adanya alergi makanan


 kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
 anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
dan vit C
 berikan substansi gula

Nutrion Monitoring

 BB pasien dalam batas normal


 Monitoring adanya penurunan berat badan
 Monitoring tipe dan jumlah aktivas yang biasa
dilakukan
 Monitoring interaksi anak atau orantua selama
makan
 Monitor kada albumin, total protein, Hb dan
kadar Ht

NANDA. (2015).buku diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi 2015-2017.


Jakarta:EGC

Dx Keperawatan Intoleransi aktivitas

Definisi Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis


untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas
kehidupan sehari-hari yang harus atau yang
ingin dilakukan.

Batasan karakteristik  Respon tekanan darah abnormal terhadap


aktivitas
 Respon frekwensi jantung abnormal terhadap
aktivitas
 Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia
 Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia
 Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
 Dipsnea setelah beraktivitas

Pengkajian Pada tahap pegkajian ini perawat wajib


melakukan pengkajian atas permasalahan
yang ada. Yaitu tahapan di mana seorang
perawat harus menggali informasi secara terus
menerus dari pasien maupun anggota keluarga
yang dibina.

Faktor yg berhubungan  Tirah Baring atau imobilisasi


 Kelemahan umum
 Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
 Imobilitas
 Gaya hidup monotan

Alternatif Dx (Saran Tindakan relaksasi nafas dalam, kompres hangat,


Penggunaan) anjurkan pasien banyak istirahat, mendorong pasien
untuk meningkatkan aktifitas secara bertahap

Nursing Outcome (NOC) Tujuan dan Kriterla Hasil

NOC :

Energy conservation

Activity tolerance

Self Care: ADLS

Kriteria Hasil :

 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai


peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
 Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLS)
secara mandiri
 Mampu berpindah: dengan atau tanpa bantuan
alat
 Status kardiopulmunari adekuat
 Sirkulasi status baik
 Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi
adekuat

Intervensi (NIC) NIC :

Activity Therapy

 Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik


dalam merencanakan program terapi yang tepat
 Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan
social
 Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
 Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
diwaktu luang
 Bantu pasien /keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas

PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI Hal 128

i. Sebutkan trend perawatan lansia di Indonesia berdasarkan video


tersebut?
Jawab : trend perawatan lansia di indonesia yaitu trend dimasa mendatang di
Indonesia pun panti wreda diprediksi akan menjadi pilihan untuk warga lansia.
Menurut sosiolog Imam Prasojo, perspektif yang mengatakan panti merupakan
tempat pembuangan orang tua harus dibuang karena panti wreda adalah
tempat dimana orang tua bisa beristirahat, bisa bertemu komunitasnya, tidak
terbebani berlebihan. Meski fasilitas di panti lengkap tetapi perhatian keluarga
tetap dijadikan normer satu, namun apakah panti wreda sekarang menjadi
pilihan indonesia untuk tempat tinggal orang tuanya yang sudah lanjut usia?
ternyata tidak, menurut jajak pendapat via telpon yang di gelar litbang kompas
sebanyak 97% responden tidak pernah terpikir untuk mengirim orang tua
mereka kepanti wredha. Jajak pendapat kompas itu menujukan belum ada
pergeseran yang derastis di dalam keluarga indonesia, tinggal bersama orang
tua lanjut usia dianggap bagian dari nilai-nilai keluarga indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Penduduk Lanjut Usia. Diakses: 10


Mei 2016, http://www.bps.go.id
Herdman, T. H. (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klarifikasi
2012-2014.Jakarta: buku kedokteran EGC
Kadir, A. 2007. Olahraga pada Usia Lanjut (Lansia). Jurnal Wijaya
Kusuma, 1(1): 63-68

NANDA. (2015).buku diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi


2015-2017. Jakarta:EGC

Nurarif & Kusuma, (2015). Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis dan NANDA Nic-Noc. Yogyakarta
Wilkinson, J., & Ahern, n. R. (2013).Buku SakuDiagnosis keperawatan
edisi 9Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai