Peta Konsep
Asam dan basa memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi ada
sifat-sifat dari asam dan basa yang membahayakan terutama jika larutannya pekat. Asam
bersifat korosif, jika kena logam dan marmer akan bereaksi. Basa juga ada yang
menyebabkan rasa panas dan kulit melepuh. Sifat basa ini disebut sifat kaustik basa.
Beberapa sifat asam:
Asam memiliki rasa masam; misalnya, cuka yang mempunyai rasa dari asam asetat,
dan lemon serta buah-buahan sitrun lainnya yang mengandung asam sitrat.
Asam menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan, misalnya mengubah
warna lakmus biru menjadi merah.
Larutan asam dalam air menghasilkan arus listrik.
Beberapa sifat basa:
Basa memiliki rasa pahit.
Basa terasa licin; misalnya, sabun yang mengandung basa memiliki sifat ini.
Basa menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan; misalnya mengubah
warna lakmus dari merah menjadi biru.
Larutan basa dalam air menghantarkan arus listrik.
Asam melepaskan ion H+ dalam air. Setelah diteliti ternyata ion H+ (proton) tidak
mungkin berdiri bebas dalam air melainkan berikatan dengan oksigen air membentuk ion
hidronium (H3O+). Reaksi ionisasi asam biasanya ditulis dengan melepaskan ion H+. Ion
H+ inilah yang merupakan pembawa sifat asam. Contoh reaksi ionisasi beberapa asam:
Asam klorida (HCl) dalam air (H2O)
HCl(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq)
Boleh juga ditulis :
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
Asam nitrat (HNO3) dalam air (H2O)
HNO3(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + NO3-(aq)
Boleh juga ditulis :
HNO3(aq) H+(aq) + NO3-(aq)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa asam adalah senyawa yang
melepaskan ion H+ dalam air.
Menurut Arrhenius jika basa dilarutkan dalam air akan terjadi reaksi ionisasi sebagai
berikut:
Natrium hidroksida (NaOH) dalam air (H2O)
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dalam air (H2O)
Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
Setiap basa menghasilkan ion OH–, karena itu ion OH– merupakan pembawa sifat
basa. Ionisasi basa secara umum dapat ditulis:
L(OH)x(aq) → L+(aq) + x OH–(aq)
Jadi dapat disimpulkan bahwa basa adalah senyawa yang melepaskan ion OH- dalam air.
H+ berkurang H+ bertambah
Reaksi ke kanan:
HCl memberikan ion H+ kepada H2O, berarti HCl bersifat asam
H2O menerima ion H+ dari HCl, berarti H2O bersifat basa
Reaksi ke kiri :
Cl- menerima ion H+ dari H3O+, berarti Cl- bersifat basa
H3O+ memberikan ion H+ kepada Cl-, berarti H3O+ bersifat asam
Cl- merupakan basa konjugat HCl, dan sebaliknya HCl merupakan asam konjugat
Cl-
H3O+ merupakan asam konjugat H2O, dan sebaliknya H2O merupakan basa
konjugat H3O+
Jadi :
HCl (asam) dan Cl- (basa) merupakan pasangan asam-basa konjugasi
H2O (basa) dan H3O+ (asam) merupakan pasangan asam-basa konjugasi
H H +
+
H
+ :N H Cl- + H N H
-
Cl
H H
Keterangan:
H+ (pada HCl) menerima pasangan elektron dari NH3, berarti HCl bersifat asam.
NH3 memberikan pasangan elektron kepada H+ (pada HCl), berarti NH3 bersifat
basa.
Contoh 2 :
BF3(aq) + NH3(aq) BF3NH3(aq)
asam basa
F H F H ikatan kovalen koordinasi
F B + :N H F B:N H
F H F H
Keterangan:
BF3 menerima pasangan elektron dari NH3, berarti BF3 bersifat asam
NH3 memberikan pasangan elektron kepada BF3, berarti NH3 bersifat basa
Untuk mengenali suatu zat bersifat asam atau basa kita tidak boleh sembarangan
mencicipi atau memegangnya, karena akan sangat berbahaya. Contoh asam sulfat (H2SO4),
dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai accu zuur (air aki). Bila asam sulfat terkena
tangan akan melepuh seperti luka bakar dan bila terkena mata akan buta. Contoh lain, natrium
hidroksida (NaOH) banyak digunakan untuk membersihkan saluran air bak cuci, bila terkena
tangan akan terasa licin dan gatal-gatal serta tangan mudah terluka iritasi.Jadi, bagaimana
cara mengenali zat bersifat asam atau basa? Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam dan
basa adalah dengan menggunakan zat penunjuk yang disebut indikator.
Indikator asam basa adalah zat yang dapat berbeda warna dalam lingkungan asam
dan basa atau senyawa organik lemah yang berubah warna jika dimasukkan kedalam larutan
asam atau basa. Ada beberapa jenis indikator yang dapat digunakan untuk membedakan
larutan yang bersifat asam dari larutan yang bersifat basa, antara lain kertas lakmus,
indikator, dan
indikator alami.
1. Kertas lakmus
Indikator yang sering digunakan di laboratorium kimia adalah kertas lakmus merah dan
kertas lakmus biru. Bila kedalam suatu larutan, lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru
tetap biru, maka larutan bersifat basa. Jika kedalam suatu larutan, lakmus biru berubah
menjadi merah dan lakmus merah tetap merah maka larutan tersebut bersifat asam.
2. Indikator
Derajat keasaman (pH) menyatakan tingkat keasaman yang dimiliki suatu larutan.
Larutan asam memiliki pH < 7, basa memiliki pH > 7 dan netral memiliki pH = 7. Indikator
memberikan kisaran/trayek perubahan pH. Untuk memahami hal ini, kita ambil contoh
indikator kertas lakmus. Kertas lakmus berwarna merah dalam larutan asam dan biru dalam
larutan basa. Namun, sebenarnya perubahan warna kertas lakmus terjadi tidak persis pada pH
= 7 tetapi dalam suatu kisaran nilai pH, yakni pH 4,7-8,3. Larutan lakmus akan berwarna
merah pada pH < 4,7 dan berwarna biru pada pH > 8,3. Pada larutan dengan kisaran pH 4,7-
8,3 sendiri, warna kertas lakmus merupakan kombinasi merah dan biru yaitu merah ungu,
ungu, dan biru ungu. Batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator disebut trayek
perubahan warna. Sebuah indikator biasanya hanya menunjukkan rentang pH tertentu dan
tidak menunjukkan sebuah nilai yang pasti. Karenanya diperlukan indikator lain untuk
mempersempit rentang perkiraan pH sampel yang diuji. Berikut adalah rentang pH dari
beberapa indikator.
Gambar 1. Trayek perubahan warna dari berbagai indikator
a. Indikator Universal
Indikator universal adalah gabungan dari beberapa jenis indikator. Indikator universal
dapat menentukan harga pH suatu larutan. Setiap komponen indikator universal akan
memberikan warna tertentu yang terkait dengan nilai pH tertentu. Indikator universal tersedia
dalam bentuk larutan dan kertas. Kertas indikator universal tersebut dicelupkan pada larutan
yang akan ditentukan nilai pH nya. Ketika sudah dicelupkan, warna-warna pada kertas akan
berubah. Keempat garis warna yang berubah dicocokkan dengan skala pH dari 0 sampai 14
yang terdapat pada kemasan kertas indikator.
Gambar 2. Warna pH indikator universal 0-14
Contoh:Suatu zat A diuji dengan beberapa indikator dengan data berikut:ketika dimasukkan
lakmus merah dan biru ,warna larutan menjadi merah.ketika dimasukkan metil
orange,warnanya menjadi orange. Ketika dimasukkan metil merah,warnanya menjadi
merah.Ketika dimasukkan larutan pp,warnanya tidak berwarna. Tentukan kisaran pH.
Peny:
Zat Perubahan Warna dan Trayek pH Trayek
Lakmus Lakmus Metil Metil pH
Fenolptalen
Biru Merah Orange Merah
Perubahan
Merah Merah Orange Merah Tidak Berwarna
Warna
Kisaran pH <4,7 <4,7 3,1-4,4 <4,2 <8,3 3,1-4,2
Maka kisaran
pH nya adalah
3,1-4,2
pH = - log [H+]
Contoh
Berapakah pH larutan jika konsentraasi [H+]= 1 x 10-4?
Jawab : [H+]= 1 x 10-4
pH = -log (1x 10-4)
= -4 x -1
= 4
3. Kekuatan asam
Apakah larutan asam yang berbeda jenis tetapi konsentrasinya sama mempunyai pH
atau keasaman yang sama?
00
Melalui percobaan diketahui bahwa larutan HCl 0,1 M mempunyai pH=1, sedangkan larutan
CH3COOH mempunyai pH=3. Berarti konsentrasi ion H+ dalam HCl 0,1 M adalah 0,1 M,
dan dalam CH3COOH adalah 0,001 M. Data ini menunjukkan bahwa HCl 0,1 M mengion
sempurna, sedangkan CH3COOH 0,1 M hanya mengion sebagian
0,1 M 0,1 M
0,1 M 0,001
Zat elektrolit yang mengion sebagian besar disebut elektrolit kuat, sedangkan yang
mengion sebagian kecil disebut elektrolit lemah. Kekuatan asam akan dinyatakan dalam
besaran derajat ionisasi dan tetapan kesetimbangan ionisasinya.
4. Derajat ionisasi (α )
Derajat ionisasi adalah perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah
zat mula-mula.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑜𝑛
α= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
Ka =
H A
HA
Bagaimanakah hubungan antara kekuatan asam dengan tetapan kesetimbangan asam (Ka)?
Semakin kuat suatu asam maka reaksi kesetimbangan asam semakin condong ke kanan.
Akibatnya harga Ka bertambah besar. Oleh karena itu harga Ka mencerminkan kekuatan
asam. Semakin besar Ka, semakin kuat asam.
Contoh
Berapakah pH dari
a. Larutan HCl 0,01 M
Jawab:
b. Langkah 1 : tuliskan ionisasi HCl
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
c. Langkah 2 : hitung konsentrasi asamnya
[H+] = M x valensi asam
= 0,01 x 1
= 0,01= 10-2
Langkah 3 : hitung pH nya
pH= -log [H+]
= - log 10-2
=2
b. Asam Lemah
Suatu asam lemah yang terlarut dalam air, HA(aq) ionisasinya:
HA(aq) H+(aq) + A-(aq)
[𝐻 + ] [𝐴− ]
Ka =
[𝐻𝐴]
[H+] = [A-], maka
[𝐻 + ] [𝐻 + ]
Ka = [𝐻𝐴]
Ka =
H 2
[ HA]
[H+] = Ka x M
Contoh
Hitunglah pH larutanCH3COOH 0,005 M apabila diketahui Ka= 1,8 x 10-5
Jawab
H
Ka x M
1,8 x 10 -5 x 5 x 10 3
9 x 10 8
= 3 x 10-4
pH = -log 3 x 10-4
= 4 – log 3
Kekuatan Basa
Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion OH– yang dihasilkan oleh senyawa
basa dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion OH yang dihasilkan, larutan basa
juga dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
1. Basa Kuat
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya.
Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi basa kuat
dirumuskan sebagai berikut.
[OH-] = x · [M(OH)x]
Kb =
M OH
M (OH )
Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya Kb
bertambah besar. Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar
Kb makin kuat basa. Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH-],
maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:
Kb =
OH 2
M (OH )
[OH–]2 = Kb · [M(OH)]
[OH-] = Kb x M (OH )
Dengan:
Kb = tetapan ionisasi basa
M = konsentrasi basa