Judul Buku :
Pengarang :
Penerbit :
Kota Terbit :
Kegiatan Prabaca
Nomor Pertanyaan Sebelum Membaca Buku
1.
Kegiatan Prabaca
Nomor Bab/Subbab/Bagian Butir-Butir Penting/Menarik
1. Pendahuluan
2. Pegertian
3. Unsur intrinsic
a. Tema : percintaan a. Serenada merupakan bagian dari
kakawin - kawin ( dalam sastra Jawa
Kuno ) yang berisi tentang asmara .
Kakawin - kawin adalah dendang
lagu tentang perkawinan yang terdiri
atas romansa dan kealtaran .
Serenada Hijau termasuk dalam
kakawin kawin romansa .
b. Diksi
- Kupacu - Kupacu kudaku
- Kaujaalin - Rambutmu yang panjang
c. Tipografi Pada puisi ini Rendra membuat puisi
dengan tipografi huruf besar di awal
kalimat , dan menggunakan tanda baca .
d. Rima Kupacu kudaku
Kupacu kudaku menujumu
- Bila bulan
Menegurkan salam
Dan terdengar keluhan
Dari batu yang terendam
Citraan
Si aku sedang dalam sebuah
perjalanan menuju tempat
kekasihnya berada dengan
menggunakan sebuah alat
transportasi yang memiliki daya
tahan yang kuat pada waktu
malam tiba . Dalam
perjalanannya itu , diiringi
dengan suara - suara binatang
yang mendiami dahan - dahan
pohon pada malam hari . Suara
yang menurut si aku membuat
perjalanan malamnya menjadi
syahdu .
Saat menyusuri setiap jengkal
jalan yang dilaluinya , dia merasa
seperti bernostalgia dengan
kenangan - kenangannya .
Kenangan - kenangan yang
membuatnya menjadi sangat
merindu , membuat suara hatinya
yang selama ini bungkam
menyuarakan isi hatinya karena
rasa rindu dalam dirinya sudah
tidak tertahankan lagi .
- Bila bulan
menegur salam
dan syahdu malam
bergantung di dahan - dahan
Pada bait ke - 3 , terdapat kata "
bila " yang menjelaskan
- Bait ke 7 keterangan waktu . Kemudian
keterangan waktu pada bait ke - 3
dijelaskan pada bait ke - 4 , bait
ke - 5 dan bait ke - 6 . Pada bait
ke - 4 , bait ke - 5 , dan bait ke - 6
menjelaskan bahwa waktu yang
terjadi adalah malam hari . Pada
bait ke - 6 ditemukan
penggunaan majas personifikasi
pada " bergantung " .
- Bait ke 8,9,10
- Menyusuri kali kenangan
Pada bait ini , menjelaskan
keterangan tempat yang merujuk
pada sosok " aku " yang mengacu
kudanya pada malam hari
menyusuri sungai yang
sebelumnya oleh aku menjadi
tempat yang pernah menjadi
saksi bisu aku dalam
percintaannya sehingga menjadi
tempat kenangan .