DISUSUN OLEH :
2022
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Puisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya
terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan
dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat.
Para ahli menjelaskan arti puisi dalam definisi yang bervariasi. Seperti dikutip dari buku Sastra Indonesia
yang disusun oleh tim Sastra Cemerlang, salah seorang ahli, Sumardi, menyatakan bahwa pengertian
puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi
padu dan pemilihan kata yang imajinatif.
Sementara itu, menurut James Reeves, seorang penulis Inggris yang dikenal karena puisi, drama, dan
sastranya, mengatakan bahwa pengertian puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan
daya pikat.
a. Ciri-ciri Puisi
Puisi dibedakan menjadi dua, puisi lama dan puisi baru. Berikut ciri-ciri puisi:
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan berikut ini:
Berbeda dengan puisi lama, puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan, dan
bentuknya lebih bebas daripada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
A. Jenis-jenis Puisi
1. Puisi Naratif
Dalam puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi
menjadi dua macam, yakni balada dan romansa. Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-
orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie
karya WS Rendra. Sedangkan romansa adalah jenis puisi cerita yang memakai bahasa romantik yang
berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan.
2. Puisi Lirik
Pada jenis puisi lirik terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi, serenada dan ode. Elegi
adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Contohnya Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang
mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta.
3. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa,
benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi
deskriptif, misalnya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan,
namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.
Sedangkan puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidakpuasan penyair terhadap
keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak
beresan keadaan atau orang tersebut. Kesan penyairan ini juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi
impresionistik yang mengungkapkan kesan penyair terhadap suatu hal.
B. Pendekatan Intertekstual
Pendekatan Intertekstual teknik penelitian sastra yang dilakukan dengan cara membandingkan
dan mensejajarkan antar karya. Intertekstual juga dipahami sebagai proses untuk menghubungkan teks
dari masa lampau dengan teks masa kini.
Konsep penting dalam teori intertekstual adalah hipogram yang dikemukakan oleh Michael
Riffaterre (1978 dalam Ratna, 2011:173). Menurut Riffaterre, hipogram adalah struktur prateks yang
dianggap sebagai energi puitika teks. Dengan demikian, hipogram berfungsi sebagai petunjuk hubungan
antar teks yang dimanfaatkan oleh pembaca, bukan penulis, sehingga memungkinkan terjadinya
perkembangan makna. Menurut teori intertekstual, pembacaan yang berhasil justru apabila yang
berhasil justru apabila didasarkan pada pemahaman terhadap karya-karya terdahulu.
KUSANGKA
Kupohonkan cempaka
Pandai tergelak
PENERIMAAN
Kusangka hauri
bertudung lingkup
Bulu mata menyangga
panah asmara
Rupanya merpati
jangan dipetik
Kalau dipetik manguku
segera.
KESIMPULAN