سه َل ُهل هه ِه ِه ط ِريقا ِل ى ْهجن ِة،من سلك ط ِريقا يلت ِمس ِفي ِه ِعلما
Artinya: Barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, Allah akan
memudahkan dirinya jalan menuju surga. hadist dari sahabat Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu [HR. Muslim].
Sebelum memulai
pembelajaran, mari kita
membaca doa terlebih
dahulu yaa……….
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Puisi adalah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh
irama, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Penulisan puisi dilakukan dengan Bahasa yang cermat dan pilihan kata yang tepat,
sehingga meningkatkan kesadaran orang akan pengalaman dan memberikan
tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan pemaknaan khusus.
Perkembangan dan perubahan bentuk pada isi puisi selalu mengikuti perkembangan
selera, perubahan konsep estetika, dan kemajuan intelektualisme manusia. Puisi
mampu membuat ekspresi dari pemikiran yang mempengaruhi perasaan dan
meningkatkan imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Penyampaian puisi
dilakukan dengan Bahasa yang memiliki makna mendalam dan menarik.
Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah.
UNSUR BATIN
Rima/Ritme Tipografi
Majas/Gaya Bahasa Adalah irama yang muncul
Merupakan bahasa kias yang Merupakan bentuk fisik puisi
disebabkan adanya pertentangan yang berupa susunan baris
digunakan untuk mengungukapkan
atau pergantian bunyi tinggi yang khas
suatu makna secara tidak langsung
rendah secara teratur
UNSUR-UNSUR TEKS PUISI
B. Unsur Batin
Tema Perasaan
Merupakan pokok persoalan yang Merupakan karya yang mewakili
ingin digunakan oleh penyair perasaan penyairnya
Amanat
Nada dan suasana Merupakan pesan atau nilai didik yang
Nada merupakan sikap penyair kepada puisi, disampaikan penyair melalui teks puisi
sedangkan Suasana keadaan pembaca setelah yang ditulisnya
membaca puisi
CIRI-CIRI TEKS PUISI
2. Mengandung unsur-unsur bahasa yang diatur dan dirapikan dengan sebaik- baiknya sesuai irama dan bunyi
Nada adalah sikap seorang penyair dalam Suasana adalah perasaan pembaca setelah membaca
puisinya sehingga efeknya terasa oleh puisi. Jika nada adalah cara penyair menyampaikan
pembaca. Nada adalah cara penyair puisinya, suasana adalah efek yang dirasakan pembaca
menyampaikan puisinya sesuai dengan pilihan setelah membaca atau mendengar puisi yang dibacakan
kata-katanya. Misalnya, puisi yang bernada oleh penyair. Misalnya, saat penyair membacakan puisi
protes, sinis, marah, serius, bahagia, haru, penuh semangat, pembaca akan merasakan suasana
sedih, semangat, hingga bersenda gurau. yang sama. Pembaca juga dapat merasakan suasana
puisi melalui pilihan kata yang digunakan penyair dalam
puisi. Misalnya, saat membaca puisi yang
menggambarkan kondisi alam, pembaca akan merasa
damai.
Perbedaan puisi lama dan puisi baru
Pengertian Puisi Lama:
Pengertian Puisi Baru:
Perbedaan Puisi lama dan
1. Jumlah baris dalam satu Puisi baru :
1. Tidak ada ketentuan dari
bait memiliki ketentuan
jumlah baris,
2. Jumlah suku kata dalam Puisi lama dan puisi baru
2. Jumlah bait tidak
satu baris memiliki dalam perbedaannya terletak
ditentukan,
ketentuan pada unsur intrinsik dan
3. Rima yang digunakan
3. Bunyi akhir baris unsur ekstrinsik. Penyebutan
sesuai dengan kehendak
ditentukan menurut jenis puisi lama dan puisi baru
dari penyair
dari puisi lama tidak dibedakan dari rentang
4. Nama pengarang jelas
4. Tidak diketahui siapa waktu puisi tersebut
5. Tradisi literasi modern
pengarangnya diciptakan, namun pada
alam bentuk pembacaan
5. Menjadi bagian dari bagian karakteristik maupun
puisi
pentas drama tradisional ciri-cirinya.
Pengertian Majas:
Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara
imajinatif dan kias. Hal ini bertujuan membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa
tersebut yang cenderung ke arah emosional. Biasanya, majas bersifat tidak sebenarnya alias kias
ataupun konotasi.
Majas Perbandingan
Jenis majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek
dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian.
Dalam majas perbandingan, teman-teman akan menjumpai beberapa subjenisnya.
1. Personifikasi 3. Asosiasi
Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang Yaitu membandingkan dua objek yang berbeda,
dapat bersikap layaknya manusia. namun dianggap sama dengan pemberian kata
Contoh Majas: Daun kelapa tersebut seakan melambai sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.
kepadaku dan mengajakku untuk segera bermain di pantai. Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah
dua. Artinya, keduanya memiliki wajah yang sangat
2. Metafora mirip.
Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan
pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan. 4. Hiperbola
Contoh: Pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan
komisaris perusahaan tersebut. Tangan kanan merupakan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.
ungkapan bagi orang yang setia dan dipercaya. Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak
tersebut dapat terus bersekolah. Memeras keringat
artinya bekerja dengan keras.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli
yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut. Jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa subjenis, yakni sebagai berikut.
1. Litotes 3. Antitesis
Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah Yaitu memadukan pasangan kata yang artinya
perbandingan, litotes merupakan ungkapan untuk bertentangan.
merendahkan diri, meskipun kenyataan yang Contoh: Film tersebut disukai oleh tua-muda.
sebenarnya adalah yang sebaliknya.
Contoh: Selamat datang ke gubuk kami ini. Gubuk 4. Kontradiksi Interminis
memiliki artian sebagai rumah. Gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah
dipaparkan sebelumnya. Biasanya diikuti dengan
2. Paradoks konjungsi, seperti kecuali atau hanya saja.
Yaitu membandingkan situasi asli atau fakta dengan Contoh: Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali
situasi yang berkebalikannya. mereka yang berada di perbatasan.
Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, aku
merasa kesepian.
Majas Penegasan
Majas penegasan merupakan jenis gaya bahasa yang bertujuan meningkatkan pengaruh kepada pembacanya agar
menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian. Jenis ini dapat dibagi menjadi tujuh subjenis, yaitu sebagai berikut.
1. Pleonasme 5. Antiklimaks
Yaitu menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga terkesan Berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk antiklimaks
tidak efektif, namun memang sengaja untuk menegaskan suatu hal. menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi
Contoh: Ia masuk ke dalam ruangan tersebut dengan wajah ke rendah.
semringah. Contoh: Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga yang tinggi di
dusun seharusnya sadar akan kearifan lokalnya masing-masing.
2. Repetisi
Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat. 6. Pararelisme
Gaya bahasa ini biasa terdapat dalam puisi, yakni mengulang-ulang
Contoh: Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil
sebuah kata dalam berbagai definisi yang berbeda. Jika
kalungku.
pengulangannya ada di awal, disebut sebagai anafora. Namun, jika
kata yang diulang ada di bagian akhir kalimat, disebut sebagai epifora.
3. Retorika
Contoh majas: Kasih itu sabar.
Yaitu memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak Kasih itu lemah lembut.
perlu dijawab. Kasih itu memaafkan.
Contoh: Kapan pernah terjadi harga barang kebutuhan pokok turun
pada saat menjelang hari raya? 7. Tautologi
Yaitu menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah
4. Klimaks kondisi atau ujaran.
Yaitu mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi. Contoh: Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika semua
Contoh: Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua anggota keluarga saling menyayangi.
seharusnya memiliki asuransi kesehatan.
Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan kata-kata kias yang memang tujuannya untuk menyindir seseorang ataupun perilaku dan
kondisi. Jenis ini terbagi menjadi tiga subjenis, yaitu sebagai berikut.
1. Ironi
Yaitu menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada.
Contoh: Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian kasur yang bisa ditiduri.
2. Sinisme
Yaitu menyampaikan sindiran secara langsung.
Contoh: Suaramu keras sekali sampai telingaku berdenging dan sakit.
3.Sarkasme
Yaitu menyampaikan sindiran secara kasar.
Contoh: Kamu hanya sampah masyarakat tahu!
Citraan dalam Puisi
Citraan adalah salah satu sarana kepuitisan yang digunakan oleh penyair untuk
memperkuat gambaran pikiran dan perasaan pembaca. Sarana ini berkaitan erat dengan
pengalaman inderawi penyair atas objek-objek yang disebutkan atau diterangkan dalam
puisi. Guna tercapai kesinambungan maksud, pengalaman pembaca juga menjadi bagian
dari sebuah proses pemahaman puisi. Citraan bersifat deskriptif dan imajinatif yang
diwujudkan dalam bentuk kebendaan melalui kata. Jika dilihat dari fungsinya, maka
hadirnya sebuah citraan bisa mengundang kembali ingatan pembaca atas berbagai
pengalaman inderawi yang pernah dirasakan. Oleh karena itu, kehadiran citraan tidak
membawa kesan baru dalam pikiran melainkan melibatkan pembaca untuk terlibat dalam
kreasi puitis. Dalam membangun sebuah citraan yang menggugah perasaan, seorang
penyair dapat melakukannya dengan dua cara, yaitu melalui deskripsi dan
perlambangan (metafora).
Jenis – jenis Citraan
Gambaran Citraan ada bermacam-macam, baik itu berkenaan dengan indra maupun
gerak.
Berikut ini beberapa jenis Citraan:
4. Dengan menemukan kata-kata yang berkaitan dengan istilah bidang keilmuan lainnya,
seperti pendidikan, teknologi, budaya.
ALHAMDULILLAH