Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS PUISI

“PADA SUATU HARI NANTI”


KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
DENGAN PENDEKATAN
RESEPSI SASTRA DIAKRONIS
Fasya Yunika Tsaniya
(1806438)
Iis Karlina (1800605)
Kahfi Achmad M.
(1806575)
Nur Muhammad R.
(1807184)
Rifki Ahmad Fauzi
(1804433)
Shisi Khoiria Anjani
(1806582)
Syiffa Ryanti N (1800498)
Definisi puisi
MENURUT
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA



ragam sastra yang bahasanya terkait Oleh irama, mantra, rima,
serta penyusunan larik dan bait.
gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara
cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman
hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan
bunyi, irama, dan makna khusus.
◈ Sajak.

4
Struktur Fisik
Puisi
Struktur fisik puisi yaitu unsur estetik yang
membangun struktur luar dari puisi. Unsur-
unsur struktur fisik puisi :
Diksi (Pilihan Kata) Pengimajian Kata Konkret
Penyair sangat cermat dalam Diksi yang dipilih harus Kata konkret digunakan untuk
memilih kata-kata sebab kata- menghasilkan pengimajian. membangkitkan imajinasi
kata yang ditulis harus Dengan daya imajinasi tersebut pembaca, atau kata-kata harus
dipertimbangkan maknanya. melalui diksi dan kata konkret dikonkretkan atau diperjelas.
Kata-kata pilihan penyair yang dipilih penyair pembaca Maksudnya ialah bahwa kata-
memiliki kekuatan mensugesti seolah-olah merasa, mendengar kata itu dapat menyaran kepada
pembaca. Bahasa puisi lebih atau melihat sesuatu yang arti yang menyeluruh. Untuk
bersifat konotatif daripada diungkapkan dalam puisi. membangkitkan imaji (daya
bahasa prosa. Hal ini antara lain bayang) pembaca, maka kata-
diusahakan untuk memperoleh kata harus diperkonkret.
daya sugesti

6
Struktur fisik puisi yaitu unsur estetik yang
membangun struktur luar dari puisi. Unsur-
unsur struktur fisik puisi :
Bahasa Figuratif (Majas) Versifikasi Tipografi
Penyair menggunakan bahasa Bunyi dalam puisi Tipografi merupakan pembeda
yang bersusun-susun atau menghasilkan rima dan ritma. yang penting antara puisi dengan
berpigura sehingga disebut Rima adalah pengulangan prosa dan drama. Larik-larik
figuratif. Bahasa figuratif bunyi dalam puisi. Ritma puisi tidak membangun
menyebabkan puisi menjadi merupakan pertentangan bunyi: periodisitet yang disebut
prismatis artinya memancarkan tinggi/rendah, panjang/pendek, paragraf, namun membentuk
banyak makna atau kaya akan keras/lemah yang mengalun bait.
makna. Kata atau bahasanya dengan teratur dan berulang-
bermakna kias atau makna ulang sehingga membentuk
lambang. keindahan.

7
Struktur Batin
Puisi
Struktur batin puisi mengungkapkan apa yang
hendak dikemukakan penyair dengan perasaan
dan jiwanya.
Terdapat empat unsur dalam struktur batin,
yaitu :

Tema
Perasaan Nada dan Suasana Amanat
Tema merupakan
Perasaan Nada adalah sikap Amanat adalah
gagasan pokok yang
merupakan unsur penyair terhadap pesan yang
dikemukakan oleh
puisi yang paling pembaca. Suasana disampaikan
penyair.
mewakili perasaan adalah keadaan jiwa pengarang melalui
pengarang. pembaca setelah penulisan puisi.
membaca puisi itu
akibat psikologis
yang ditimbulkan
puisi itu terhadap
pembaca.
Resepsi Sastra
RESEPSI SASTRA

Secara luas definisi


dapat resepsi sastra
Resepsi sastra diartikan
adalah pengolahan
teks, cara-cara
berasal dari kata penerimaan pemberian makna
dan terhadap karya,
recepiere (latin), sehingga dapat
reception (inggris), penyambutan meberikan respon
pembaca. terhadap
pembacanya.

11
Tokoh utama yang menekankan peranan pembaca dalam
ilmu sastra adalah Hans Robert Jausz.
Ia merupakan salah satu penentang dari pendekatan
tradisional.

Jausz mengemukakan bahwa pembaca adalah faktor yang


hakiki dan menentukan dalam karya sastra.

Pembaca merupakan orang yang menilai, menikmati,


menafsirkan, dan memahami karya sastra juga menentukan
nasib dan perannya dari segi sejarah dan estetik.
12
selain itu Jausz menekankan bahwa penilaian suatu karya
sastra bersifat relatif. Sehingga dapat terjadi pergeseran
penilaian suatu karya sastra. Penilaian suatu karya sastra
dapat terjadi kemajuan dan kemunduran. Suatu karya sastra
dapat mengalami kemunduran kemudian ditemukan kembali
oleh generasi berikutnya karena pergerseran horizon,
sehingga karya yang tidak menarik pada generasi
sebelumnya mendapat relevansi baru.
Penerapan metode resepsi sastra
dapat dirumuskan menjadi tiga
pendekatan yaitu

penelitian
penelitian
resepsi sastra penelitian
resepsi
secara resepsi sastra intertektualitas.
eksperimental

14
Berdasarkan bentuk penelitiannya,
resepsi sastra terbagi menjadi dua jenis
resepsi sastra
resepsi sastra
diakronik: penelitian
sinkronik: penelitian
yang melibatkan
yang dilakukan pada
pembaca sepanjang
pembaca sezaman.
sejarah.
PADA SUATU HARI NANTI

pada suatu hari nanti


jasad ku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri

pada suatu hari nanti


suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati

pada suatu hari nanti


impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari

(Sapardi Djoko Damono, 1991)


Hasil Analisis Diksi
Puisi
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko
Damono
Menurut hasil analisis
pembaca, puisi Sapardi Djoko
Damono berjudul “Pada Suatu
Hari Nanti” dapat
menimbulkan imajinasi estetik
pembaca, Sapardi
menggunakan diksi denotatif
atau mudah dipahami oleh
pembaca.
Hasil Analisis
Pengimajian
Puisi
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko
Damono
Menurut hasil analisis
pembaca, puisi Sapardi
Djoko Damono berjudul
“Pada Suatu Hari Nanti”
dapat menimbulkan
pengalaman sensoris
pembaca menggunakan
pengimajian
penglihatan,
pendengaran, dan
perasaan.
Hasil Analisis Kata
Konkret
Puisi
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko
Damono
Menurut hasil analisis
pembaca, puisi Sapardi
Djoko Damono berjudul
“Pada Suatu Hari Nanti”
dapat menggetarkan hati
pembaca. Kata kongkret
ini terdapat di larik ke-2
pada setiap bait.
Hasil Analisis
Majas
Puisi
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko
Damono
Sembilan pembaca, puisi Sapardi Djoko
Damono berjudul “Pada Suatu Hari Nanti”
terdapat ungkapan makna menggunakan
majas metafora.
1
Tiga pembaca, puisi Sapardi Djoko Damono
2 bejudul “Pada Suatu Hari Nanti” terdapat
ungkapan makna menggunakan majas yaitu
repetisi.

Tiga pembaca, puisi Sapardi Djoko Damono


bejudul “Pada Suatu Hari Nanti” tidak terdapat
ungkapan makna berarti tidak menggunakan 3
majas.
Hasil Analisis
Versifikasi
Puisi
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko
Damono
Menurut hasil analisis pembaca,
puisi Sapardi Djoko Damono
berjudul “Pada Suatu Hari
Nanti” menggunakan rima
akhiran i (i-i-i-i) yang
memberikan kesan kesetiaan,
pengandaian dan rayuan
terhadap sesuatu yang akan
dihadapi.
Hasil Analisis
Tipografi
Puisi
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko
Damono
TIPOGRAFI
Menurut analisis pembaca, puisi Sapardi Djoko Damono berjudul “Pada
Suatu Hari Nanti” memiliki tipografi rapi, rata kiri, dan lurus ke bawah
seperti puisi pada umumnya.

Menurut salah satu analisis pembaca, puisi Sapardi Djoko Damono berjudul
“Pada Suatu Hari Nanti” memiliki tipografi yang tidak spesial.

Puisi tersebut terdiri atas tiga bait dan empat baris atau larik di setiap
baitnya.
28
TIPOGRAFI
Adapun menurut pembaca lain, tipografi pada puisi tersebut tidak
memiliki kekhasan

Tiap bait baris pertama puisi tersebut diawali kalimat pada suatu hari nanti
Menurut analisis pembaca lainnya juga, puisi Sapardi Djoko Damono
berujdul “Pada Suatu Hari Nanti” memiliki tipografi yang ujung-ujung
lariknya membentuk gelombang.

29
Hasil Analisis
Tema
Puisi
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko
Damono
Menurut sebagian besar analisis
pembaca, tema yang diangkat
adalah tentang kesetiaan/
romansa/ kerinduan.
Menurut sebagian kecil analisis
pembaca lainnya, tema yang
diangkat adalah tentang
kematian atau kehidupan yang
tidak abadi.
Hasil Analisis
Perasaan
Puisi
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko
Damono
Pada puisi Sapardi Djoko
Damono berjudul “Pada
Suatu Hari Nanti”, penyair
merasakan kesedihan.
Hasil Analisis
Nada
Puisi
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko
Damono
Nada atau sikap penyair
pada puisi Sapardi Djoko
Damono berujdul “Pada
Suatu Hari Nanti” adalah
sedih dan lembut.
Hasil Analisis
Suasana
Puisi
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko
Damono
Menurut analisis pembaca, suasana
pada puisi Sapardi Djoko Damono
berujdul “Pada Suatu Hari Nanti” adalah
suasana haru, tersentuh hatinya, dan
ikut merasakan kesedihan penyair.
Menurut analisis pembaca lainnya juga,
suasana pada puisi tersebut
menimbulkan suasana teringat akan
kematian.
Amanat/Pesan
Puisi
Pada Suatu Hari Nanti
Karya Sapardi Djoko
Damono
“ Jangan pernah membiarkan pasangan kita
merasa sendiri setia pada pasangan walau
terpisah agar dikenang dengan baik titik selain
itu jangan menyia-nyiakan waktu, berusaha
semaksimal mungkin dan selalu ingat kematian.

39
Daftar Pustaka
Abdullah, Imran T. 2013. Resepsi Sastra : Teori dan Penerapannya. [daring]
tersedia di : https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/2094
(diakses pada 30 november 2019)
Citaningrum, Dina Merdeka. 2016. Menulis Puisi dengan Teknik Pembelajaran yang
Kreatif. Jember. Universitas Muhammadiyah. [daring] tersedia di :
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/BB/article/view/75/55 ( diakses pada
29 November 2019)
Damono, Sapardi Djoko. 1994. Hujan Bulan Juni. Jakarta: Grasindo
Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Ratna, Nyoman Kutha.(2018).Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Teeuw, A. 2017. Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung : Dunia Pustaka Jaya.
Waluyo, Herman J, 1987.Teori dan Apresiasi Puisi.Jakarta: Erlangga
_____. 2012.Resepsi Sastra (Teori dan Metode Penerapannya). [daring] tersedia
di:https://riungsastra.wordpress.com/2012/08/04/resepsi-sastra-teori-dan-
40
metode -penerapannya/ (diakses pada 30 november 2019)

Anda mungkin juga menyukai