Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KERJA

UNIT ELEKTROMEDIK

RSUD SIMO KABUPATEN BOYOLALI


TAHUN 2022

1
I. PENDAHULUAN

II. LATAR BELAKANG

III. TUJUAN ( UMUM DAN KHUSUS )

IV. KEGIATAN POKOK ( RINCIAN KEGIATAN )

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

VI. SASARAN

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

VIII. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Simo, 5 Januari 2022

Mengetahui,
Kepala IPS.RSUD SIMO Koordinator Unit ELEKTROMEDIK

Umi Ambarwati Oktafiani,Amd EM Dimas Risky Nur Anggara,Amd T


NIP : 197910292008012014

2
PROGRAM
PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
RSUD SIMO
TAHUN 2022

I. PENDAHULUAN
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di sarana pelayanan
kesehatan lainnya.Oleh karenanya kondisi maupun fungsi peralatan kesehatan harus baik dan
dapat mendukung pelayanan kesehatan tersebut.Untuk mencapai kondisi ini perlu adanya
pengelolaan peralatan dengan baik dan terpadu, sejak perencanaan pengadaan, pendayagunaan,
dan pemeliharaan.
Dengan demikian peralatan kesehatan dan fasilitas pendukungnya akan berdaya guna
secara optimal dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Peralatan kesehatan merupakan
investasi yang sangat mahal. Oleh karenanya harus dikelola dengan baik dan dipertahankan
tingkat keandalannya. Pengelolaan peralatan di Rumah Sakit harus dilakukan oleh seluruh unit
terkait dengan melibatkan manajemen Rumah Sakit.
Agar peralatan dapat dikelola dengan baik diperlukan adanya program yang
berkesinambungan sejak dari perencanaan,pengadaan,operasional termasuk didalamnya
pemeliharaan dan kalibrasi untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan medis sesuai standar
sampai penghapusan alat medis.

II. LATAR BELAKANG


Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan
yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap
dan laik pakai serta difungsikan dengan baik. Operasionalisasi peralatan kesehatan harus
didukung dan memenuhi berbagai aspek, yaitu :
a. Alat dalam keadaan laik pakai berfungsi dengan baik dan aman digunakan.
b. Aksesori alat lengkap dan baik.
c. Ruangan pelayanan memenuhi syarat untuk menunjang pengoperasiaan alat.
d. Prasarana listrik, air, gas, dan lain-lain memadai.
e. Sumber daya manusia (SDM) siap.
f. Bahan Operasional tersedia.
g. Prosedur tetap pelayanan tersedia, dipahami dan dilaksanakan.
h. Prosedur tetap pengoperasiaan tesedia, dipahami dan dilaksanakan.

Untuk menjamin operasionalisasi peralatan kesehatan maka aspek- aspek tersebut

3
diatas perlu diupayakan keberadaannya. Dalam kenyataannya di rumah sakit masih ada
peralatan kesehatan yang difungsikan dalam kondisi tidak laik pakai, selain itu prosedur
tetap pengoperasian dan prosedur tetap pemeliharaan alat belum tersedia. Agar peralatan
kesehatan selalu dalam kondisi siap dan laik pakai maka kegiatan pemeliharaannya
mutlak dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga perlu disusun prosedur
pemeliharaan yang baku. Dalam rangka menyusun program pemeliharaan perlu
dilakukan inventarisasi peralatan kesehatan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam menunjang terlaksananya sistem pemeliharaan yang
berkesinambungan.
Pelaksanaan program pemeliharaan peralatan kesehatan yang berkesinambungan
perlu didukung dengan tersedianya berbagai aspek, yaitu:
a. Sumber daya manusia, teknisi terlatih
b. Peralatan kerja, lengkap
c. Dokumen teknis penyerta, lengkap
d. Suku cadang sesuai kebutuhan alat
e. Mekanisme kerja tersedia, dipahami dan dilkasanakan
f. Bahan pemeliharaan sesuai kebutuhan alat
g. Material bantu sesuai kebutuhan alat
h. Prosedur tetap pemeliharaan tersedia, dipahami dan dilaksanakan

Operasionalisasi peralatan dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat, memerlukan prosedur yang baku mengenai pengoperasian
dan pemeliharaan peralatan kesehatan. Prosedur yang baku tersebut adalah “Prosedur
tetap pengoperasian” (Protap Pengoperasian) dan “Prosedur tetap pemeliharaan” (Protap
Pemeliharaan) peralatan kesehatan. Protap Pengoperasian alat disusun secara umum
untuk setiap jenis alat berdasarkan aspek teknik dengan maksud sebagai panduan bagi
pengguna alat, dalam menyusun Protap Pengoperasian untuk jenis, merk dan type alat
tertentu yang dimiliki dengan tetap memperhatikan service manual alat yang
bersangkutan. Pedoman ini diharapkan pula dapat dijadikan panduan dalam manajemen
pemeliharaan peralatan termasuk penyediaan bahan.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Terselenggaranya program pengelolaan peralatan medis dengan baik sehingga peralatan
medis yang berada di RSUD Simo selalu dalam keadaan baik dan laik pakai, serta
menjamin agar usia pakai alat lebih lama.
2. Tujuan Khusus
- Memastikan peralatan medis berfungsi/berjalan dengan baik

4
- Memastikan bahwa peraltan medis memenuhi kaidah keamanan,keselamatan kerja
baik keselamatan bagi pasien,operator dan lingkungan sesuai dasar-dasar norma
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Rumah Sakit.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN


Program pengelolaan peralatan medis disusun setiap tahun mencakup aktifitas :
1. Inventarisasi alat medis di Rumah Sakit
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis setiap
type/model alat untuk nama dan merk alat yang sama, mencakup nama alat, merk,
model/type, nama perusahaan yang menanganinya, apakah mempunyai operating manual
dan service manual, kalau tidak memilikinya maka perlu diusahakan kepada agen atau
instansi lainnya dipenuhi, berapa jumlah alat yang type/modelnya sama.
Total peralatan yang tertuang dalam lembar inventarisasi ini akan menjadi beban
kerja pemeliharaan. Dari data ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan
secara keseluruhan, sehingga pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan dengan baik.
Inventarisasi peralatanan guna kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh
pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodik, paling tidak setahun sekali dan setiap
ada perubahan atau penambahan alat yang baru.

2. Perencanaan kebutuhan spare part/aksesoris peralatan medis


- Pengadaan aksesoris/spare part peralatan harus diawali dengan perencanaan yang baik,
sehingga peralatan tetap bisa memenuhi program fungsi, sesuai dengan kebutuhan
pelayanan.
- Spare part/aksesoris yang akan diadakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
 Memenuhi standar keselamatan
 Telah memenuhi uji produk dan teknis, dibuktikan dengan sertifikat
 Terdaftar pada Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
- Harus disiapkan RKS, yang terdiri dari :
 Ketentuan administrasi
 Ketentuan teknis minimal, meliputi :
 Penerimaan spare part alat melalui proses uji fungsi dan uji coba
- Dalam penyusunan perencanaan alat harus memperhatikan :
 Beban kerja peralatan medis
 Anggaran pengadaan bahan operasional dan pemeliharaan.
- Dalam penyusunana rencana pengadaan spare part alat, pihak Rumah Sakit dapat
memperoleh informasi dari :
 Rumah Sakit lain yang telah lebih dahulu menggunakan alat yang serupa.
5
 Supplier yang menjadi agen tunggal merk tertentu di Indonesia
 Melalui Internet

3. Uji Coba Untuk Alat Baru


Setiap peralatan medis baru harus dilakukan uji fungsi dan uji coba bersama – sama
antara agen tunggal,user/operator dan teknisi elektromedik rumah sakit.
Proses uji coba alat dilakukan setelah dilakukan proses instalasi dan uji fungsi dari
supplier dan pihak Rumah Sakit.
Tujuan uji coba adalah :
• Memberikan kesempatan kepada operator yang telah mengikuti training uji fungsi,
untuk membiasakan pengoperasian alat, dengan pasien/beban sesuai kebutuhan
• Mengetahui kemampuan fungsi dan kemampuan teknis alat

4. Program pelatihan/Training bagi tenaga operator/pengguna alat dan teknisi


- Cara pengoperasian alat
- Penjelasan fungsi masing-masing bagian alat
- Penyusunan program pemeliharaan berkala
- Perbaikan ringan
- Pengenalan dan penggantian suku cadang
- Penyusunan SPO pemantauan fungsi, SPO pemeliharaan dan SPO
perbaikan.

5. Pemantauan/Inspeksi Peralatan Medis


Merupakan kegiatan terprogram untuk melihat,merasakan,mendengarkan tanpa atau
dengan alat ukur terhadap unjuk kinerja alat,kemudian mencatat dalam LK
pemantauan(ceklis).Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui terjadinya
penyimpangan atau mengidentifikasi tanda – tanda akan terjadinya kerusakan.Dengan
kegiatan pemantauan akan dapat diketahui komponen apa saja yang sudah mengalami
gangguan sehingga dapat direncanakan perbaikan sebelum rusak.

6. Pemeliharaan Peralatan Medis


1. Pengertian dan Jenis Pemeliharaan Peralatan Medis :
Pemeliharaan peralatan kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar peralatan
kesehatan selalu dalam kondisi layak pakai, dapat difungsikan dengan baik dan
menjamin usia pakai lebih lama. Dalam pelaksanaan pemeliharaan terdapar
berbagai kriteria dan aspek-aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan. Dalam
pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan terdapat dua kriteria pemeliharaan,
yaitu :
 Pemeliharaan terencana

6
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan/disusun.Jadwal
pemeliharaan disusun dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah,
kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan pembiayaan yang tersedia.
Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif/pencegahan dan
pemeliharaan korektif/perbaikan.
 Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah kegiatan pemeliharaan
berupa perawatan dengan membersihkan alat yang dilaksanakan setiap
hari oleh operator dan kegiatan penyetelan, pelumasan serta penggantian
bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi berkala.Pemeliharaan
preventif bertujuan guna memperkecil kemungkinan terjadinya
kerusakan.Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat
dilaksanakan pada saat alat sedang jalan/operasional/running
maintenance, melalui pemeriksaan dengan melihat, merasakan,
mendengarkan bekerjanya alat, baik tanpa maupun menggunakan alat
ukur.Pada waktu running maintenance dilakukan juga pelumasan,
penyetelan bagian-bagian alat tertentu yang memerlukan pemeliharaan
preventif dengan running maintenance biasanya tidak dilakukan untuk
peralatan kesehatan.Pemeliharaan preventif untuk peralatan kesehatan
pada umumnya dilakukan pada waktu tidak operasional / suhu down
maintenance, yaitu dalam keadaan dimatikan lalu dipelihara.Dalam hal
ini kegiatan pemeliharaan dapat berupa pembersihan, pelumasan,
pengecekan, fungsi komponen, penyetelan, penggantian bahan
pemeiliharaan, pengukuran keluaran dan keselamatan.

 Pemeliharaan Korektif /Perbaikan


Pemeliharaan korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau
tanpa penggantian suku cadang. Pemeliharaan korektif dimaksudkan
untuk
mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke kondisi siap operasional
dan layak pakai dapat difungsikan dengan baik.
Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu
pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan.
Sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat
harus dilakukan oleh institusi penguji yang berwenang.Perbaikan korektif
dilakukan terhadap peralatan yang mengalami lerusakan dan dilakukan
secara terencana.

7
Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan
perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti bagian-bagian utama
alat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang
sudah menurun karena usia dan penggunaan.

 Pemeliharaan Tidak Terencana


Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak. Tidak
terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam
pelayanan.Untuk dapat melaksanakan pemeliharaan tidak terencana, perlu
adanya tenaga yang selalu siap (stand by) dan fasilitas pendukungnya.
Frekuensi pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin
dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan terencana.

2. Langkah – langkah pelaksanaan Pemeliharaan :


 Menyusun program pemeliharaan
Teknisi elektromedik menyusun perencanaan pemeliharaan dengan membuat
program pemeliharaan yang mencakup semua peralatan medis yang ada di
RSUD Simo. Untuk itu daftar inventarisasi peralatan medis sangat diperlukan
untuk dijadikan dasar penyusunan program pemeliharaan selain pertimbangan
jumlah tenaga, kemampuan teknis dan peralatan.
- Unsur - unsur yang harus menjadi pertimbangan dalam penyusunan
program pemeliharaan meliputi :
 Sumber Daya Manuasia yaitu :
 Jumlah Teknisi
 Kemampuan teknisi
 Pelatihan yang pernah di ikuti
 Pegalaman kerja
 Fasilitas kerja, meliputi :
 Ruang kerja
 Alat kerja :
- Tool set
- Alat kerja mekanik
- Alat ukur
 Dokumen Teknis, meliputi :
 SPO pemantauan fungsi dann lembar kerja
 SPO pemeliharaan dan lembar kerja
 SPO perbaikan dan lembar kerja
 Operasional manual
8
 Service manual
 Schematic/wiring diagram
 Formulir laporan

- Program Pemeliharaan yang baik harus mencakup :


 Jadwal pemantauan fungsi dan pemeliharaan berkala
 Penyiapan bahan pemeliharaan yang diperlukan untuk setiap alat
selama 1 tahun
 Penyiapan suku cadang/aksesoris yang diperlukan untuk perbaikan
alat yang mengalami kerusakan (pemeliharaan korektif terencana)
Perencanaan - perencanaan dan usulan sesuai dengan program pemeliharaan
tersebut dituangkan ke dalam rencana anggaran dan diusulkan kepada Manajemen
Rumah Sakit, melalui Ka Sie Penunjang Medik

 Melaksanakan Pemeliharaan
Berdasarkan program yang telah disusun dan disetujui oleh manajemen
Rumah Sakit, RS menyiapkan teknisi yang akan melaksanakan program
tersebut. Pada tahap awal, kemungkinan teknisi RS belum mampu
melaksanakan pelayanan teknis untuk seluruh alat yang dimiliki.
Hal ini perlu mendapat perhatian dari manajemen Rumah Sakit dan semua
unit terkait, untuk dievaluasi dan dicari yang tepat. Pelaksanaan pelayanan
teknis, terdiri dari : pemantauan fungsi, pemeliharaan berkala dan perbaikan
alat harus mengikuti SPO yang telah disusun.

 Pencatatan dan Pelaporan Pemeliharaan


Setiap kegiatan pelayanan teknis harus dilengkapi dengan pelaporan yang
dapat dimengerti, baik oleh pemberi tugas, manajemen Rumah Sakit, maupun
unit pelayanan terkait. Jenis laporan anatara lain :
- Kartu / stiker pemeliharaan alat
- Catatan pemeliharaan alat
- Laporan kerja pemeliharaan preventif
- Laporan kerja pemeliharaan korektif
- Laporan hasil pemantauan fungsi
- Laporan penggunaan bahan pemeliharaan / suku cadang
Setiap laporan harus disimpan dibagian arsip Instalasi Alkes RS

7. Kalibrasi
Pengujian dan kalibrasi dilakukan sekurang-kurangnya 1 Tahun sekali.

9
RSUD Simo melaksanakan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan bekerjasama dengan
institusi penguji. Institusi penguji milik pemerintah saat ini adalah LPFK (Loka
Pengamanan Fasilitas Kesehatan ) Surakata.
Setiap alat yang telah dikalibrasi akan diberi label “LAYAK PAKAI” dan “ TIDAK
LAYAK PAKAI” serta sertifikat kalibrasi.
Tugas dan kewajiban Rumah Sakit, selaku pengguna alat :
 Menyusun rencana pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang di miliki dari
daftar inventarisasi peralatan yang ada di teknisi RS, dapat dikelompokan alat
yang mendapat prioritas untuk dilakukan pengujian dan kalibrasi.
Skala prioritas didasarkan pada :
 Alat life saving
 Alat yang beresiko pengoperasiannya
 Alat kesehatan lainnya
 Mengusulkan anggaran yang diperlukan untuk kegiatan pengujian dan kalibrasi
komponen anggaran pengujian dan kalibrasi terdiri dari :
- Biaya transportasi dari LPFK ke RS (PP)
- Biaya akomodasi teknisi selama berada di Rumah Sakit (berdasarkan
lumpsum)
- Tarif pelayanan pengujian dan kalibrasi
Biaya pengujian / kalibrasi sudah termauk dalam tarif pelayanan
 Setelah pelayanan pengujian dan kalibrasi selesai, setiap alat akan mendapatkan
label dan sertifikat. Pasang label pada alat, sehingga masyarakat pelanggan dapat
melihat label tersebut dan mengetahui bahwa alat yang digunakan telah
dilakalibrai dan layak pakai.

8. Recall
Recall/Penarikan Alat Kesehatan yang dipakai dari rumah sakit.Rumah sakit harus bisa
mengikuti perubahan teknologi Alat Kesehatan yang ada sehingga mengakibatkan
peralatan harus ditinjau ulang apakah akan diganti dengan yang lebih baru atau tidak.
Ada beberapa alasan untuk alat kesehatan perlu adanya penggantian (recall):
a. Bersangkutan mengenai alat yang disupply akan ditarik (recall) ke pabrik dengan
alasan Perubahan dalam standar pelayanan, prosedur klinis yang baru dapat
menyebabkan peralatan menjadi kuno. Kemajuan teknologi dengan kriteria unjuk
kerja atau akurasi yang lebih baik, membuat rumah sakit membeli peralatan
dengan teknologi yang lebih memenuhi kebutuhan.
b. Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko kecelakaan pasien, staf atau
pengunjung.
c. Masalah-masalah pemeliharaan, seperti perbaikan yang sering atau mahal dan
waktu nganggur yang berlebihan.

10
d. Usia pakai dari alat kesehatan telah mencapai 5 sampai 10 tahun (sesuai dengan
batas maksimal usia pakai Alat Kesehatan )
e. Riwayat penggantian spare part tinggi (history kerusakan tinggi)
f. Tidak tersedianya lagi spare part baik di pasar umum ataupun sampai di pabrik
asal alat kesehatan itu dibuat.
g. Biaya operasional tinggi.
h. Adanya kebijakan atau permintaan dari vendor alat tertentu

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Inventarisasi Alat Medis di Rumah Sakit
Petugas pengurus barang yg ditunjuk melaksanakan inventarisasi alat
medis di RS meliputi :
1. Pencatatan semua alat medis RS yang telah didistribusikan / dikeluarkan dari gudang
alkes ke ruangan pengguna ke dalam :
- Buku Induk Inventaris
- Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
- Kartu Inventaris Barang (KIB)
2. Penomoran barang terhadap semua alat medis di RS sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Pelaporan kepada instansi yang berwenang tentang inventaris barang dan mutasi
barang yang dilakukan setiap semester.

B. Perencanaan kebutuhan spare part/aksesoris peralatan medis


Perencanaan kebutuhan spare part/aksesoris peralatan medis di RS melalui proses :
1. Menerima usulan kebutuhan Alat kesehatan dari seluruh unit kerja.
2. Menyusun perencanaan sesuai alokasi anggaran tersedia.
Alokasi anggaran rumah sakit untuk pemenuhan kebutuhan alat medis antara
lain terdiri dari :
a. Alokasi anggaran dari sumber dana BLU (dana pendapatan RS)
b. Alokasi anggaran dari sumber dana APBD
c. Merencanakan dengan sistim Kerja sama operasional
Seluruh alokasi anggaran adalah merupakan sumber alokasi yang akan dijadikan
bahan perencanaan kebutuhan Alat kesehatan dan selanjutnya dituangkan dalam RBA
(Rencana Bisnis Anggaran) RS.

C. Uji Coba Untuk Alat Baru


Setiap pengadaan alat medis baru di RS harus dilakukan Uji Fungsi dan uji coba
sebagai rangkaian proses pengadaan di RS.

11
Uji Coba untuk alat baru harus dilakukan oleh penyedia alat dengan melibatkan unsur
pengguna alat, teknisi, panitia penerima hasil pekerjaan dan pejabat pengadaan serta Kasi
Penunjang Medik selaku penanggung jawab Anggaran.
Hasil Uji Fungsi dan Uji Coba alat baru dituangkan dalam Berita Acara Uji Fungsi dan
Uji Coba yang harus didokumentasikan.

D. Training/Pelatihan

E. Pemantauan/Inspeksi

F. Pemeliharaan Peralatan Medis


I. Pemeliharaan Preventif :
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan teknisi,
tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan, maka
pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah Sakit dilakukan oleh teknisi
Rumah Sakit setempat dan Pihak III.
 Dilaksanakan oleh Teknisi Rumah Sakit
Pada dasarnya pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah Sakit harus dapat
dilaksanakan oleh teknisi setempat sejauh memungkinkan
ditinjau dari segala aspek, terutama aspek pemeliharaan.
 Dilaksanakan oleh pihak ke III
Apabila pemeliharaan suatu alat tertentu memerlukan suku cadang atau
keahlian khusus dan biaya yang besar, maka pelaksanaannya diserahkan
kepada pihak ke III, pada umumnya dilaksanakan oleh perusahaan yang
mengageni alat tersebut, melalui proses sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku
Langkah – langkah dalam melaksanakan kegiatan Pemeliharaan sebagaimana telah
tertuang dalam rincian kegiatan meliputi :
• Menyusun program pemeliharaan
• Melaksanakan Pemeliharaan
12
• Pencatatan dan Pelaporan Pemeliharaan
• Pembinaan teknisi kepada operator

III. Pemeliharaan Korektif/Perbaikan :

J. Kalibrasi
Langkah – langkah yang harus dilaksanakan untuk kegiatan kalibrasi meliputi :
 Menyusun rencana kalibrasi alat medis yang di miliki dari daftar inventarisasi
peralatan yang ada dengan mempertimbangkan anggaran ( RBA ) dan skala
prioritas.Skala prioritas didasarkan pada :
 Alat life saving
 Alat yang beresiko pengoperasiannya
 Alat kesehatan lainnya
 Mengusulkan pelaksanaan kegiatan pengujian dan kalibrasi sesuai dengan
penawaran dari LPFK dengan mencantumkan komponen anggaran pengujian dan
kalibrasi
 Setelah tersedia anggaran, hubungi BPFK, agar dijadwalkan waktu pelaksanaan
pengujian dan kalibrasi. Kirimkan daftar alat yang dimintakan pelayanan
kalibrasi.
 Setelah pelayanan pengujian dan kalibrasi selesai, setiap alat akan mendapatkan
label dan sertifikat. Pasang label pada alat, sehingga pelanggan dapat melihat label
tersebut dan mengetahui bahwa alat yang digunakan telah dikalibrasi dan layak
pakai.

K. Recall
Langkah – langkah pelaksanaan Recall :
a. Pengurus Alat Kesehatan melaksanakan inventarisasi Alat kesehatan yang akan
direcall.
b. Kasie Penunjang Medik mengusulkan Recall alat medis ke Direktur
c. Direktur membuat SK Recall Alat Medis

VI. SASARAN

13
NO KEGIATAN
SASARAN

1 Inventarisasi alat medis 100%

2 Perencanaan kebutuhan spare part/aksesoris 100%


peralatan medis
3 Uji Coba Untuk Alat Baru 100%
4 Pelatihan/training

5 Pemeliharaan Peralatan Medis 100%

6 Kalibrasi 100%
7 Recall 100%

VII. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ag t Sep Okt Nov Des

1 Inventarisasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
alat medis
2 Perencanaan √ √
kebutuhan spare
part/aksesoris
peralatan medis
3 Uji Coba dan uji √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
fungsi Untuk
Alat Baru
4 Pelatihan/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
training
5 Pemantauan/
Inspeksi
6 Pemeliharaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Peralatan Medis
7 Kalibrasi √
8 Recall √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pelaksanaan
Kegiatan &
Pelaporan
10 Pencatatan, √ √
Pelaporan dan
Evaluasi

VIII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


Pelaporan dilakukan setiap bulan dalam Form Pelaporan. Dievaluasi ketepatan pelaksanaan
kegiatan terhadap jadwal.
Pencatatan dan dokumen kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas teknisi RS
14
a. Laporan program ditujukan kepada Direktur RS lewat Ka Sie Penunjang Dengan
rincian :
- Kegiatan sesuai program kerja
- Kegiatan yang telah dilakukan
- Insiden/cidera yang terjadi ketika melakukan kegiatan program elektromedis
(bila ada)

b. Usulan dan rekomendasi kepada Direktur RS


 Pendanaan pemeliharaan dan kalibrasi perlu ditingkatkan/dinaikan
 Penambahan alat kerja
 Pelatihan SDM untuk meningkatkan kinerja.

15

Anda mungkin juga menyukai