Anda di halaman 1dari 3

BRIGITTA LYSTIA AJI – XIi MIPA 1 – ABSEN 6 – TUGAS ANALISIS

TEKS EDITORIAL

Aku Aman dan Sehat Kembali


ke Sekolah
SUMBER : SURAT KABAR
MEDIAINDONESIA.COM
Daerah berstatus Covid-19 level 1 sampai dengan 3 mulai berlomba-lomba menggelar
pembelajaran tatap muka secara terbatas. Sebagian besar akan menggelar PTM pada Senin
(30/8). Kesigapan daerah menggelar sekolah lagi memang patut diapresiasi. Sudah selama
hampir dua tahun pandemi Covid-19 mengubah pola belajar siswa dari tatap muka menjadi
daring. Karena perubahan inilah, siswa menjadi salah satu korban pahitnya menempuh
pendidikan di saat pandemi ini. Dampaknya ialah banyak siswa tertinggal mengikuti materi
pelajaran; telah terjadi learning loss.

Karena itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)


membangun kolaborasi dengan dinas pendidikan daerah dalam mendorong kesiapan sekolah
melakukan PTM terbatas. Kesiapan sekolah dirasa sangat penting untuk menumbuhkan
kepercayaan orangtua peserta didik.

Terus terang masih banyak orangtua khawatir dengan PTM, seperti terkonfirmasi dari hasil
survei Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada April 2021. Sebesar 46% orangtua setuju
sekolah tatap muka dilakukan apabila kasus covid-19 di Indonesia sudah menurun. Eloknya,
sekolah menjalin komunikasi intensif dengan orangtua siswa dan memastikan semua ketentuan
dipatuhi. Meski dibolehkan menggelar PTM, daerah diharapkan tetap sabar dan disiplin. Salah
satu ketentuan yang mesti dipatuhi ialah pembatasan jumlah peserta didik dalam satu kelas
dengan jumlah 50% siswa yang hadir setiap hari.

Sekolah dapat membuat mekanisme sif. Maksimal siswa belajar di sekolah 2 sampai 3
jam saja. Protokol kesehatan memang harga mati untuk menghindari kematian akibat
covid-19. Akan tetapi, dalam sejumlah kasus, masih ada sekolah yang menyelenggarakan
PTM tanpa mewajibkan siswa memakai masker. Inilah sebuah peringatan keras bagi
sekolah-sekolah lainnya yang akan melaksanakan PTM. Jika tidak dihiraukan,
kedepannya kasus Covid-19 bisa mengalami kenaikan yang berasal dari klaster sekolah.

Karena itu, harus diingatkan agar pemberlakuan belajar tatap muka dilakukan dengan
hati-hati agar sekolah menjadi tempat yang aman untuk anak kembali belajar secara
luring.
ke Sekolah
ANALISIS TEKS EDITORIAL
1. Topik / isu yang diperbincangkan
Daerah berstatus Covid-19 level 1 sampai dengan 3 mulai berlomba-
lomba menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas.

2. TESIS
“,,,Kesigapan daerah menggelar sekolah lagi memang patut diapresiasi.
Sudah selama hampir dua tahun pandemi Covid-19 mengubah pola belajar
siswa dari tatap muka menjadi daring. Karena perubahan inilah, siswa
menjadi salah satu korban pahitnya menempuh pendidikan di saat pandemi
ini….”

3. ARGUMENTASI (paragraph warna biru)

 Berupa fakta :
“….seperti terkonfirmasi dari hasil survei Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) pada April 2021. Sebesar 46% orangtua setuju
sekolah tatap muka dilakukan apabila kasus covid-19 di Indonesia
sudah menurun.”

“Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


(Kemendikbudristek) membangun kolaborasi dengan dinas pendidikan
daerah dalam mendorong kesiapan sekolah melakukan PTM terbatas.”

 Berupa opini
“Kesiapan sekolah dirasa sangat penting untuk menumbuhkan
kepercayaan orangtua peserta didik.”

“Protokol kesehatan memang harga mati untuk menghindari kematian


akibat Covid-19.”
4. KRITIK
“Akan tetapi, dalam sejumlah kasus, masih ada sekolah yang
menyelenggarakan PTM tanpa mewajibkan siswa memakai masker. Inilah
sebuah peringatan keras bagi sekolah-sekolah lainnya yang akan
melaksanakan PTM.”

5. SARAN
“Sekolah dapat membuat mekanisme sif. Maksimal siswa belajar di
sekolah 2 sampai 3 jam saja.”

”Meski dibolehkan menggelar PTM, daerah diharapkan tetap sabar dan


disiplin.”

6. PREDIKSI
“Jika tidak dihiraukan, kedepannya kasus Covid-19 bisa mengalami
kenaikan yang berasal dari klaster sekolah.”

7. PENEGASAN ULANG
“Karena itu, harus diingatkan agar pemberlakuan belajar tatap muka
dilakukan dengan hati-hati agar sekolah menjadi tempat yang aman untuk
anak kembali belajar secara luring.”

Anda mungkin juga menyukai