Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah

tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya

mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan

manusia serta menggangu lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan bahwa air

limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah

pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, yang bercampur dengan air

tanah, air permukaan dan air hujan. Berdasrkan pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah

tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya.

 Diantara dampak kegiatan yang sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan

adalah dihasilkannya limbah pada berbagai kegiatan diatas. Beberapa pengertian air

limbah menurut beberapa pendapat antara lain:

1
1.     Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan

mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan

serta tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah

rumah tangga.

2.     Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah

sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-

tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat

yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan

hidup.

3.     Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan

dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran

dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang

mungkin ada.

4.     Menurut Sugiharto (1987), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari

manusia dan rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta

buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat

kotoran umum.

Jumlah limbah medis yang bersumber dari fasilitas kesehatan diperkirakan

semakin lama semakin meningkat. Penyebabnya yaitu jumlah rumah sakit, pusat

kesehatan masyarakat (puskesmas), balai pengobatan, maupun laboratorium medis

terus bertambah. Pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008 yang dikeluarkan

2
Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa jumlah rumah sakit di Indonesia pada

waktu itu mencapai 1.372 unit. Sementara itu, jumlah puskesmas mencapai 8.548

unit. Fasilitas kesehatan yang lain diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat dan

tidak dijelaskan berapa jumlah yang tepat. Pengelolaan limbah medis yang berasal

dari rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan maupun laboratorium medis di

Indonesia masih dibawah standar profesional. Bahkan banyak rumah sakit yang

membuang dan mengolah limbah medis tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Menurut Acmadi (2008), mengemukakan bahwa secara global terlihat

peningkatan intensitas kegiatan, manusia bergerak dari suatu tempat ke tempat lain.

Jumlah pergerakan menusia semakin bertambah. Pergerakan manusia diikuti

pergerakan teknologi, barang, jasadan tentu saja limbah bersama kegiatan mereka.

Berbagai limbah mulai limbah rumah tangga, limbah industri, hingga limbah pasar

dan limbah institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, balai pengobatan dan

puskesmas.

Fungsi Puskesmas dari dulu sampai sekarang adalah sebagai ujung tombak

pelayanan kesehatan di masyarakat. Karena Puskesmas langsung bersentuhan dengan

masyarakat terutama di pedesaan atau masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Bentuk pelayanan itu dapat penanganan langsung kepada pasien atau dalam tahap

membuka wacana kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan.

Namun kadang dari aktivitas pusat layanan kesehatan kadang memunculkan

persoalan baru. Sering kali Puskesmas kurang memperhatikan masalah penanganan

3
limbah klinis yang biasanya terdiridari bekas kain kasa, kapas, plastik, jarum suntik

dan botol infus. Apalagi sekarang telah banyak Puskesmas dan klinik kesehatan

swasta yang membuka layanan rawat inap dan tentu saja limbah klinis yang

dihasilkan juga bertambah. Padahal limbah klinis sangatlah berbahaya karena

mengandung berbagai macam jenis penyakit dan racun. Limbah klinis ini bila tidak

ditangani secara baik dan benar maka fungsi atau peran dari puskesmas atau klinik

kesehatan sebagai pembawa kehidupan sehat bagi masyarakat justru akan terbalik.

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada

pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia. Sedangkan sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang

diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan

yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang

mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar, 1995).

Sanitasi tempat - tempat umum, merupakan problem kesehatan masyarakat

yang cukup mendesak, karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala

macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat tersebut.

Oleh sebab itu, maka tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit

terutama penyakit - penyakit yang medianya makanan, miniuman, air, dan udara.

Dengan demikian maka sanitasi tempat - tempat umum harus memenuhi syarat -

syarat kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat

kesehatan masyarakat.

4
Tempat – tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan

penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya.Pengawasan

atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat – tempat umum dilakukan untuk

mewujudkan lingkungan tempat – tempat umum yang bersih guna untuk melindungi

kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan

lainnya.

Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum

(semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan

kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977).

Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara

berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang

disebabkan oleh kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk.

Terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman,

system pembuangan sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan tingkat

kematian akibat Diare sampai 65%, serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%.

Menurut penelitian sebuah lembaga yang bernama MDGs (Millenium

Development Goals) Asia Pasifik, Bahwa untuk sektor sanitasi di Indonesia cakupan

akses nasionalnya, rata-rata memang telah mencapai 80%, dan itu artinya telah

melampaui target dari MDGs yang hanya 74%. Namun, hal itu baru sebatas kuantitas.

Bukan kualitas. Dengan bukti di atas yang menunjukkan bahwa banyaknya bayi yang

5
meninggal akibat diare, hal itu telah cukup membuktikan bahwa secara kualitas,

sanitasi di Indonesia masih sangat-sangat buruk.

Sedangkan bila ditinjau dari kuantitas dan kualitas, data terbaru yang dilansir

MDGs, baru 51,02% keluarga di Indonesia yang memiliki akses sanitasi yang

memadai. Targetnya, pada tahun 2015 akses sanitasi dapat naik hingga di angka 60%

hingga 70%.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami akan meneliti tentang

Pengelolaan Limbah Padat Dan Cair di Puskesmas Sei Selincah Palembang Dan

Sanitasi Lingkungan.

1.3 Pertanyaan

1. Bagaimana karakteristik air limbah yang perlu diketahui untuk

menentukan cara pengolahan yang tepat ?

2. Bagaimana mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada program

sanitasi Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Sei Selincah

Palembang?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik air limbah padat dan cair, dan sanitasi

kesehatan lingkungan di Puskesmas Sei Selincah Palembang.

6
1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya karakteristik limbah padat dan cair di puskesmas Sei

Selincah Palembang tahun 2013.

2. Diketahuinya karakteristik sanitasi di puskesmas Sei Selincah Palembang

tahun 2013.

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Praktikum Kesehatan Lingkungan dilaksanakan di

Puskesmas Sei Selincah Palembang.

1.5.2 Lingkup Waktu

Penelitian Praktikum Kesehatan Lingkungan dilaksanakan selama tiga

hari, yaitu dimulai pada tanggal 17 - 19 September 2013.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Bagi Mahasiswa

1. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman di institusi tempat penelitian.

2. Mendapat bahan untuk penulisan laporan dari institusi tempat penelitian.

1.6.2 Bagi Institusi Tempat Penelitian

1. Adanya masukan terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan

program kerja khususnya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Sei Selincah

Palembang.

7
2. Membangun Kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat

antara institusi tempat praktikum dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIK) Bina Husada Palembang.

1.6.3 Bagi Program Studi

1. Laporan praktikum dapat menjadi salah satu audit internal kualitas

pengajaran.

2. Memperkenalkan Program Studi Kesehatan Masyarakat ke institusi-

institusi tempat praktikum.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Puskesmas

2.1.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah unit pelaksanaaan teknis

dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. (Wahid Iqbal Mubarak, 2012).

Puskesmas (Health Centre) adalah suatu kesatuan organisasi fungsionil yang

langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat

dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. (dr.

Indan Entjang, 2000).

Puskesmas adalah kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberikan peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. (Dep. Kes. RI, 1991).

1
2.1.2 Fungsi Puskesmas

Ada tiga fungsi pokok puskesmas, yaitu:

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.

b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

2.1.3 Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah kesehatan yang

terjadi di wilayah kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya jauh dari

puskesmas. Dengan azas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan

tindakan pencegahan penyakit, dan bukan untuk tindakan pengobatan penyakit.

Dengan demikian puskesmas harus secara aktif terjun ke masyarakat dan bukan

menantikan masyarakat datang ke puskesmas.

Wilayah kerja puskesmas bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas

daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan

pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan

puskesmas di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan yang berfungsi

10
sebagai pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi

koordinasi.

2.2 Limbah padat dan cair

2.2.1 Defenisi Limbah Puskesmas

Pengertian limbah Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan dari


kegiatan Puskesmas dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat
mengandung mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan
sebagian bersifat radioaktif (Depkes, 2006).

Limbah Puskesmas yaitu buangan dari kegiatan pelayanan yang tidak dipakai
ataupun tidak berguna termasuk dari limbah pertamanan. Limbah Puskesmas
cenderung bersifat infeksius dan kimia beracun yang dapat mempengaruhi kesehatan
manusia, memperburuk kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan
baik.

Limbah Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan


Puskemas dalam bentuk padat dan cair (KepMenkes RI No.
1204/Menkes/SK/X/2004).

Untuk mengoptimalkan penyehatan lingkungan Puskesmas dari pencemaran


limbah yang dihasilkannya maka Puskesmas harus mempunyai fasilitas sendiri yang
ditetapkan KepMenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Puskesmas yaitu:

1. Fasilitas Pengelolaan Limbah padat --- Setiap Puskesmas harus melakukan


reduksi limbah dimulai dari sumber dan harus mengelola dan mengawasi
penggunaan bahan kimia yang berbahaya, beracun dan setiap peralatan yang
digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari pengumpulan,

11
pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang
berwenang.
2. Fasilitas Pembangunan Limbah Cair --- Limbah cair harus dikumpulkan
dalam container yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi,
volume, dan prosedur penanganan dan penyimpanannya. Puskesmas harus
memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau bersama-sama secara
kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi persyaratan teknis.

Limbah padat Puskesmas yang lebih dikenal dengan pengertian sampah


Puskesmas . Limbah padat (sampah) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan oleh manusia, dan umumnya bersifat padat (Azwar, 1990).

Limbah padat Puskesmas adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat akibat kegiatan Puskesmas yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis
(Keputusan MenKes R.I. No.1204/MENKES/SK/X/2004).

Limbah padat Puskesmas adalah semua limbah Puskesmas yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan Puskesmas yang terdiri dari limbah medis dan non medis,
yaitu:

1. Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di RS di
luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dari halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi.
2. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbah container bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi.
3. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen
yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam

12
jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia
yang rentan.
4. Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan stock
(sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan, dan bahan
lain yang diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat
infeksius.

Limbah cair Puskesmas adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal
dari kegiatan Puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme bahan
beracun, dan radio aktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI,
2006).

Air limbah Puskesmas adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil
proses seluruh kegiatan rumah sakit, yang meliputi : limbah cair domestik, yakni
buangan kamar dari Puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan radioaktif (Said, 1999).

Menurut Azwar (1990), air limbah atau air bekas adalah air yang tidak bersih
dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau
hewan, yang lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industri.

Menurut Keputusan MenKes R.I.No.1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang


Persyaratan Kesehatan Lingkungan Puskesmas pengertian limbah cair adalah semua
buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya
bagi kesehatan.

13
2.3 Macam – Macam Limbah

Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1.        Air limbah yang bersumber dari rumah tangga atau domestic wastes water,

yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah

ini terdiri dari ekskreta yaitu tinja dan air seni, air bekas cucian dapur dan kamar

mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.

2.        Air limbah industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses

produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan

baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain nitrogen, sulfida,

amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan

sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan

polusi lingkungan menjadi lebih rumit.

3.        Air limbah kotapraja atau municipal wastes water yaitu air buangan yang

berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum,

tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis

air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.

14
2.4 Karakteristik Limbah Puskesmas

Berdasarkan karakteristiknya limbah puskesmas dapat dibagi menjadi empat bagian :

a.       Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air.

Komponenpencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan

buangan organik, dan bahan buangan anorganik.

b.      Limbah padat

c.       Limbah gas dan partikel

d.      Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Macam Limbah Beracun:

1.  Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat

menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak

lingkungan.

2.  Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan

api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah

menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.

3.  Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan

atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu

tinggi.

15
4. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi

manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila

masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.

5. Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau

limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang

diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.

6. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit

atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah

yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

2.5 Pengolahan Limbah Padat dan Limbah Cair Di Puskesmas

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah padat dan limbah cair

adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan

limbah. Untuk mengatasi limbah padat dan limbah cair ini diperlukan pengolahan dan

penanganan limbah yang tepat. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan

menjadi :

1.      Pengolahan menurut tingkatan perlakuan

a.  Metode pengangkutan limbah padat dan limbah cair

b. Pemilihan tempat dan penggunaan tanah

c. Metoda pembuangan :

16
i. penimbunan darat.

ii. pembakaran/pengkremisan

iii. .metode daur ulang

iv. pengolahan biologi

2.6     Pengolahan menurut karakteristik limbah

a. Hydropulping (Pembuburan encer). Hydropulping adalah sebuah teknik

penanganan limbah, khususnya kertas dan makanan, disiram dengan air dan

dipadatkan.

b.  Pyrolisis (Peninggian Suhu). Pyrolisis adalah sebuah proses pemanasan,

pemindahan oksidasi organik tidak dimungkinkan terjadi. Bahkan zat organik

tersusun atas sampah dengan kalor (Panas), sebagian besar terdiri dari zat-zat non

organik misalnya logam dan kaca yang tidak dipisahkan sebelum hydrolisis.

Gas-gas yang telah menguap diembunkan pada saat bahan yang tersisa dibakar untuk

menyuplai panas (energi) yang diperlukan untuk meninggikan suhu benda-benda

tersebut. Karena oksidasi dicegah, proses pyrolisis harus dilakukan pada udara yang

mengandung argon, helium, nitrogen.

c. Pembakaran dengan suhu tinggi.

17
2.7 Karakteristik Air Limbah

1. Karakteristik fisik Sebagian besar terdiri dari sebagian kecil bahan-bahan padat

asubspers terutama air limbah rumah tangga seperti sabun, sedikit berbau, kadang-

kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna, bekas cucian beras dan sayur, bagian-

bagian tinja dan lain-lain.

2. Karakteristik kimiawi Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat

kimia anorganik yang berasal dari air bersih, bermacam-macam zat organic berasal

dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya.

3. Karakteristik bakteriologis Kandungan bakteri pathogen serta organism golongan

coli terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya namun keduanya

tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.

2.7.1 Penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran air dan pengolahan

limbah di Puskesmas

Penanggulangan terjadinya pencemaran air,Untuk mencegah agar tidak

terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup

hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang

sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara

sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai danau ataupun ke dalam selokan.

Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan

pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan

18
deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti

enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air. Pencemaran air

yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang

masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ

tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang

mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan

logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh

limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam

berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke

lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses

penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.

b. Pengolahan limbah

Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai

atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian

diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya

pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai

melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.Sampah padat dari

rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh

mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna,

misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh

19
mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk

dapat digunakan sebagai pupuk.

2.8 Sanitasi Lingkungan

2.8.1 Defenisi Sanitasi Lingkungan

Definisi Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup

perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya

(Notoadmojo, 2003).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :

965/MENKES/SK/XI/1992, pengertian sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan

untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.

Sedangkan menurut Notoadmojo (2003), sanitasi itu sendiri merupakan perilaku

disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia

bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan

harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan

untuk pengertian dari sanitasi lingkungan, sanitasi lingkungan adalah status kesehatan

suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air

bersih dan sebagainya.

20
2.8.2 Tujuan Penyelenggaraan sanitasi

Secara spesifik tujuan penyelenggaraan sanitasi menurut Depkes (1999),

adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat (pasien, klien dan

masyarakat sekitarnya) akan pentingnya lingkungan dan perilaku hidup bersih

dan sehat.

2. Agar masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang berhubungan

dengan kesehatan lingkungan.

3. Agar tercipta keterpaduan antar program kesehatan dan antar sektor terkait

yang dilaksanakan dengan pendekatan penanganan secara holistik terhadap

penyakit yang berbasis lingkungan. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap

penyakit yang berbasis lingkungan melalui pemantauan wilayah setempat

(PWS) secara terpadu.

2.8.3 Jenis – jenis tempat umum

Jenis-jenis tempat umum

Ada beberapa jenis-jenis tempat umum, antara lain:

1. Hotel

2. Kolam renang

3. Pasar

4. Salon

21
5. Panti Pijat

6. Tempat wisata

7. Terminal

8. Tempat ibadah

2.8.4 Syarat-syarat dari sanitasi tempat-tempat umum

1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum

2. Harus ada gedung dan tempat yang permanent

3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung)

4. Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll)

2.8.5 Ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum

Secara spesifik ada beberapa ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:

1. Penyediaan air minum (Water Supply)

2. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia (wastes disposal

meliputi sawage, refuse, dan excreta)

3. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)

4. Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and Contruction)

5. Pengawasan fektor (Vektor Control)

6. Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution)

22
BAB III

GAMBARAN INSTANSI/TEMPAT PRAKTIKUM

3.1 Gambaran Umum

3.1.1 Sejarah

Tanah dibangunnya puskesmas Sei Selincah dahulunya merupakan hibah dari

seorang warga kelurahan Sei Selincah pada tahun 1956 dengan luas tanah 1876m 2.

Pada tahun yang sama dibangunlah puskesmas Sei Selincah dengan luas bangunan

696m2. Puskesmas ini pernah mengalami rehabilitasi pada tahun 2002, dan

rehabilitasi kedua pada tahun 2005, karena kunjungannya yang ramai. Pada tahun

2006 status Puskesmas berubah menjadi Puskesmas Swakelola.

3.1.2 Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas Sei Selincah terletak di Kecamatan Kalidoni tepatnya di Kelurahan

Sie Selincah. Puskesmas ini terletak di Jalan Mayor Zen. Masyarakat yang ingin

berobat dapat menjangkaunya dengan berjalan kaki, angkutan umum, becak maupun

menggunakan kendaraan bermotor.

3.1.3 Geografis

Puskesmas Sei Selincah terletak di Jl. Mayor Zen, Kelurahan Sei Selincah,

Kecamatan Kalidoni. Puskesmas ini terletak dipinggir jalan raya. Lokasinya mudah

23
dijangkau oleh masyarakat. Masyarakat biasanya menempuh perjalanan ke

Puskesmas dengan menggunakan becak, motor, jalan kaki, atau angkutan umum.

Wilayah kerja Puskesmas Sei Selincah meliputi 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Sei

Selincah dan Sei Lais, dengan luas wilayah kerja ± 2.365 Ha.

Tabel 3.1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Sei Selincah

No Nama Kelurahan Luas Wilayah

1 Kelurahan Sei Selincah 1515 Ha

2 Kelurahan Sei Lais 850 Ha

Total 2365 Ha

Sumber: ProfilPuskesmas Sei Selincah Tahun 2012

Wilayah Kerja Puskesmas Sei Selincah ini berbatasan dengan :

a) Sebelah Utara berbatsan dengan Desa Sukamandi

b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Musi

c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sei Selayur

d) Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Musi

3.1.4 Topografis

Wilayah kerja Puskesmas Sei Selincah terdiri dari dataran rendah, rawa-rawa dan

sungai.

24
3.1.5 Demografis

Wilayah kerja Puskesmas Sei Selincah meliputi kelurahan Sei Selincah dan

Kelurahan Sei Lais dengan jumlah penduduk 30.910 jiwa.

Berdasarkan keadaan sosial ekonominya, mata pencaharian penduduk kelurahan

Sei Selincah dan Kelurahan Sei Lais hampir sama, yaitu diantaranya :

a) Buruh Kasar

b) Pegawai Negeri

c) Pedagang

d) Pensiunan

e) Pengrajin

f) Nelayan

g) Petani

Dan pada umumnya adalah tenaga kerja lepas pada sektor informal.

Tabel 3.2
Data Demografis Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Selincah Palembang tahun 2012
KELURAHAN
No Jumlah
Sei Selincah Sei lais
1 Jumlah Penduduk 19.898 13.999 33.896
2 Jumlah KK 4485 2364 13.665
3 Jumlah KK Gakin 1229 1504 2.733
4 Jumlah PUS 3776 2403 6179
5 Jumlah WUS 5464 3844 9308
6 Jumlah Ibu hamil 458 322 780
7 Jumlah Ibu Bersalin 436 306 742
8 Jumlah Ibu Menyusui 436 306 742
9 Jumlah Bayi 400 281 681

25
10 Jumlah Balita 1186 674 1860
11 Jumlah Lansia 1472 1036 2508
12 Jumlah RT/RW 55/8 39/7 94/15
13 Jumlah Rumah 4012 2204 6216
14 Jumlah Posyandu 13 11 24
15 Jumlah Posyandu Lansia 2 1 3
16 Jumlah Kader 65 55 120
17 Jumlah SD/MI 9 6 15
18 Jumlah SMP 6 - 6
19 Jumlah SMU 7 - 7
20 Jumlah PTN/PTS 0 0 0
21 Jumlah TTU 99 39 138
22 Jumlah TPM 11 3 14
23 Jumlah TPS 1 0 1
Jumlah Sumber Air Bersih

1) Sumur Gali 1105 60 3515

24 2) PAH 0 0 0

3) TA 0 0 0

4) PDAM 3872 488 3515


25 Jumlah Jamban Keluarga 3922 1954 5876
Sumber : Profil Puskesmas Sei Selincah Tahun 2012

3.2 Gambaran Khusus Puskesmas Sei SelincahPalembang

3.2.1 Visi, Misi dan Motto

Untuk menunjang keberhasilan Puskesmas Sei Selincah dalam rangka

pelayanan kesehatan pada masyarakat maka seluruh kegiatan harus berpedoman pada

Visi, Misi, Motto, dan Nilai Puskesmas Sei Selincah serta pelaksanaan harus

berpedoman pada SOP-SOP (Standar Pelayanan) yang telah dilakukan.

26
1. Visi

Tercapainya Kelurahan Sei Selincah dan Sei Lais sehat yang optimal yang

bertumpu pada pelayanan prima dan pemberdayaan masyarakat.

2. Misi

a) Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat

b) Meningkatkan pelayanan kesehatan dan profesionalitas provider

c) Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang

bermutu prima

d) Menurunkan angka kesakitan dan kematian

3. Motto

a) Anda Sehat Kami Puas

b) Pelayanan Prima Harapan Kami

c) Ramahlah Satu Langkah Satu Senyuman

d) Kreatiflah Satu Langkah Satu Ide, Langsung Aksi

4. Nilai

a) Keterbukaan

b) Kebersamaan

c) Kekeluargaan

5. Indikator

a) Terpeliharaanya PHBS

b) Sarana dan Prasarana Kesehatan Bermutu Prima

c) Terciptanya Lingkungan Sehat dan Tidak Tercemar

27
3.2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Sei Selincah Palembang

Sama seperti halnya instansi lain, untuk kelancaran tugas dan memenuhi

kewajibannya dalam hal memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang

membutuhkannya dan berbagai administrasi lainnya maka Puskesmas Sei Selincah

pun menyusun suatu organisasi yang dipimpin oleh Pimpinan Puskesmas.

Secara garis besar Puskesmas Sei Selincah dibagi atas beberapa unit kerja yang

bertanggung jawab pada pimpinnan Puskesmas secara langsung dan pelaksaan

kegiatannya disesuaikan dengan program kerjanya masing-masing yang disusun

setiap tahun dibawah tanggung jawab pemegang program.

Untuk lebih jelasnya berikut akan disajikan Struktur Organisasi Puskesmas Sei

Selincah yang mulai berlaku sejak januari 2013.

28
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sei Selincah
Pimpinan Puskesmas
Dr. Hj. Sri Mariawati

Kepala Tata Usaha


Drg. Porman Sinaga

Koor. Pelayanan Kes. Mas Koor. YanKes Perorangan


Hj. Umi Kalsum, Am.Keb Lela Kartini, S.Pd

Pelayanan Kes. wajib Pelayanan Kes.Pengembangan YanKes Wajib YanKes Pelayanan

Petugas Promkes Petugas KIA & KB Petugas Keperawatan Kes.


Efi Sundari Petugas Keperawatan Kes. Sri H. Dahliana Rosmalawati, Yusnaini
Rosmalawati, SKM Nirmaini, Mardalena
Petugas Kesling
Diana Sari
Petugas Kes. Sekolah
Petugas Perbaikan Gizi Masy. Petugas Kes. Mata
Petugas P2M/P2TM Erli Ratih, Am.Kep
Aria PA. A.Md Rosmalawati, SKM
Erli Ratih, Am.Kep
Petugas Kes. Olahraga
Petugas KIA & KB Evi Sundari Petugas Gigi & Mulut
Sri Hartati, Am.Keb Petugas Pengobatan
Jamilah, Holima, Efi
Dahliana Lubis Petugas Tradisional Lela, Rosmalawati, Mardan
Ari PA, A,Md
Petugas Perbaikan Gizi Masy. Petugas Kes. Kerja Petugas Kes. Jiwa
Aria PA, A.Md Rosmalawati, SKM Rosmalawati, SKM

Petugas P2M/P2TM
Petugas Kes. Usila Petugas Kes. Usila
Lela, Susi, Erli,Umi K
Lela Kartini, S.Pd Lela k, Azmi F

PUSTU

29
3.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Puskesmas

1. Tugas Puskesmas

a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat

dan dunia usaha diwilayah kerjanya.

b. Pusat Pemberdayaan Mayarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki

kesadaran, kamauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan

masyarakat untuk hidup sehat.

c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama.

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, yang

meliputi :

a) Pelayanan Kesehatan Perorangan

b) Pelayanan Kesehatan Masyarakat

2. Fungsi Puskesmas

a) Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang peayanan,

pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada

masyarakat diwilayah kerjanya.

30
b) Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran dibidang pelayanan,

pembinaan, dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

c) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dibidang pelayanan, pembinaan dan

pengembangan upaya kesehatan secara paripurna diwilayah kerjanya.

d) Pelaksanaan kegiatan usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit

termasuk imunisasi

e) Pelaksnaan peningkatan kesehatan dan kesehatan keluargamelalui kegiatan

Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana (KB), perbaikan gizi dan

usia lanjut

f) Pelaksanaan pemulihan dan rujukan melalui kegiatan pengobatan termasuk

pelayanan darurat karena kecelakaan serta kesehatan gigi dan mulut

g) Pelaksanaan kesehatan lingkungan, penyuluhan dan peran serta masyarakat

melalui kegiatan penyehatan lingkungan, upaya kesehatan institusi dan

olahraga, penyuluhan kesehatan masyarakat dan perawatan kesehatan

masyarakat.

h) Pelaksanaan kegiatan rawat inap karena diperlukan penanganan lajut guna

percepatan penyembuhan penyakit.

i) Pelaksanaan pelayanan khusus melalui kegiatan upaya kesehatan mata, jiwa

dan kesehatan lain.

j) Pengelolaan urusan ketatausahaan Puskesmas

31
k) Penyajian data dan informasi dibidang pelayanan, pembinaan dan

pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di

wilayah kerjanya.

l) Penyusunan laporan realisasi anggaran dibidang pelayanan, pembinaan dan

pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarkat diwilayah

kerjanya.

m) Penyusunan laporan kinerja program dibidang pelayanan, pembinaan dan

pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di

wilayah kerjanya.

n) Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian kegiatan

dibidang pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara

paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya dan pelaksanaan tugas lain

yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan dibidang tugasnya.

3.Program Puskesmas

Program Puskesmas Sei Selincah merupakan pelaksanaan dari fungsi

Puskesmas dengan kedua kelompok program, yaitu :

a. Program Dasar ( Pokok)

Program dasar Puskesmas dibuat berdasarkan urutan prioritas pemecahan

masalah kesehatan masyarakat setempat dan berdasarkan kebutuhan kesehatan

sebagian besar masyarakat, serta mempunyai daya ungkit yang tinggi dalam

32
mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan internasional dan yang berkaitan

dengan morbiditas dan mortalitas.

Meliputi 6 pokok program dasar, yaitu :

1. Promosi Kesehatan (Promkes)

2. Sanitasi (Kesehatan Lingkungan)

3. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB

4. Gizi

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)

6. Pengobatan

Seluruh program kegiatan tersebut di dalam gedung difasilitasi dengan adanya

ruangan dan peralatan yang memada, program kerja, sumber daya manusia yang

selalu ditingkatkan kemampuannya dan SOP-SOP sebagai standar pelayanan.

Fasilitas yang disediakan di Puskesmas Sei Selincah ini adalah sebagaiberikut:

a. Klinik Pelayanan Kesehatan Ibu (KIA/KB)

Kegiatan yang dilakukan di klinik ini meliputi pelayanan kebidanan

terhadap ibu hamil (bumil), ibu bersalin (bulin), ibu yang telah bersalin

(bufas), dan ibu menyusui. Ditambah lagi sekarang adanya layanan

kebidanan terhadap pemeriksaan ibu hamil khusus dengan dikter Sp.Og

yang dilakukan setiap dua kali dalam satu minggu, yang dilakukan setiap

hari selasa dan jum’at yang dilengkapi dengan pemeriksaan alat USG.

33
Untuk kegiatan KB, Puskesmas Sei Selincah melayani kebutuhan

masyarakat dalam hal KB berupa IUD, Implant, Pil, Suntikan dan

Kondom. Klinik ini dalam pelaksaannya dilayani oleh tujuh bidan terlatih.

b. Klinik Pelayanan Kesehatan Umum (BP Dewasa)

3.2.4 Sumber Daya Puskesmas

a. Tenaga Puskesmas

Berdasarkan data kepegawaian yang ada di Puskesmas Sei Selincah

Palembang digolongkan ketenagakerjaan umum (sumberdaya umum) dan golongan

ketenaga kerjaan kesehatan (sumberdaya kesehatan) yang rinciannya dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3
Distribusi Tenaga Medis di Puskesmas Sei Selincah Palembang tahun 2012

Gol
No Nama NIP Jabatan
.

1 2 3 4 5
1 dr. Hj. Sri Mariawati 195607121990112001 VI/c Pimpinan Puskesmas
2 Lela Kartini, S.Pd 195912151983032007 III/d Perawat Pkm Sei Selincah
3 Sri Nirmala, AM.Keb 195907211984102001 III/d Bidan Pustu Mata Merah
4 Hj. Umi Kalsum, 195703121987032001 III/d Bidan Pkm Sei Selincah
Am.Keb
5 Rosmalawati, SKM 196210051988032005 III/d Perawat Pkm Sei Selincah
6 Sri Hartati, AM.Keb 196707171987032003 III/d Bidan Pkm Sei Selincah
7 Erli Ratih, AM.Kep 196302281985012003 III/d Perawat Pkm Sei Selincah
8 drg. Porman Sinaga 19780802200601008 III/c Drg. Pkm Sei Selincah
9 Jamilah 196406121987032007 III/c Perawat Gigi Pkm Sei
Selincah
10 H. Mardan 196703281991031002 III/c Perawat Kes. Pkm Sei
Selincah

34
11 Astari Eka Weni 196804111989032004 III/c Parmasi Pkm Sei Selincah
12 Irawati, AM.Kep 196807221991032004 III/c Perawat Pkm Sei Selincah
13 Dahliana Lubis 197001271992022001 III/b Bidan Pkm Sei Selincah
14 Dr. Achmad Bayu 198108192006041007 III/b Dokter Staf Pkm Sei
Alfarizi Selincah
15 Dr. Pemi Welrado 198205082010011016 III/b Dokter Fungsional Pkm Sei
Selincah
16 Holina 197205031993032004 III/b Perawat Gigi Pkm Sei
Selincah
17 Aria Puji Astuti 196708161988032003 III/b Gizi Pkm Sei Selincah
18 Efi Sundari 197411171996032002 III/a Perawat Gigi Pkm Sei
Selincah
19 Khairunnisa, SKM 197911202010012007 III/a Staf TU
20 Susi Kartini 196904211991032007 III/a Analisis Pkm Sei Selincah
21 Yusnaini, S.Psi 197608161999032001 III/a Perawat Pkm Sei Selincah
22 Diana Sari 197201221994022002 III/a Sanitarian Pkm Sei
Selincah
23 Diana Rudi, SKM 197309701995022001 II/d Ass. Apoteker Pkm Sei
Selincah
24 Nirmaini 197911202010012007 II/c Bidan PKM Sei Selincah
25 Azmi Faidatul 198201182605012005 II/c Bidan Pkm Sei Selincah
Khasanah
26 Mardalena 197703152005012007 II/b Bidan Pkm Sei Selincah
27 Dr. Yuliarni PTT Dokter Fungsional
28 Novi Khairani HONDA Sanitarian Pkm Sei
Selincah
29 Yuliana, AM.Kep HONDA Perawat Pkm Sei Selincah
30 Noni Roselina, HONDA Perawat Pkm Sei Selincah
AM.Kep
31 Suhut PHL J. Malam Pustu Mata
Merah
32 M. Zailani Ahmad PHL J. Malam Pkm Mata Merah
33 Sulaiman PHL J. Malam Pustu S. Lais
Sumber: Kepegawaian Puskesmas Sei Selincah Palembang Tahun 2012

35
b.Sumber dana Puskesmas

Untuk menjalankan kegiatannya Puskesmas Sei Selincah mendapat dana

operasional yang sebagian besar berasal dari Dinas Kesehatan Kota Palembang yaitu,

JAMSOSKES, dana sarana ASKES yang diterima setiap bulannya dan dana

JAMKESMAS, BOK Puskesmas dan dana dari pasien yang membayar lansung.

3.2.5 Upaya Kesehatan Puskesmas

Upaya kesehatan Puskesmas ditetapkan sesuai kebutuhan kesehatan sebagian

besar masyarakat, namun terdapat upaya kesehatan dasar yang meliputi:

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Lingkungan

3. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB

4. Gizi

5. Pemberantasan Penyakit Menular

6. Pengobatan

36
BAB 4

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama penelitian di Puskesmas Pakjo

Palembang maka dapat diketahuinya karakteristik pengolahan limbah cair dan

limbah padat di Puskesmas Sei Selincah Palembang dengan cara

menyebarkan kuesioner ke pihak puskesmas.

2. Setelah menyebarkan kuesioner maka didapatkan juga sanitasi lingkungan

kesehatan lingkungan di Puskesmas Pakjo Palembang.

5.2 SARAN

1. Memberikan penyuluhan khusus bagi petugas sanitasi untuk lebih

memperhatikan kesehatan pribadi pada saat kontak langsung dengan IPAL

dan perlunya peggunaan APD sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit

akibat kerja.

2. Alangkah baiknya setiap bak disertai dengan penutup agar sesuai dengan

Kepmenkes RI No. 1204/ Menkes/ SK/ X/ 2004.

3. Perlunya pemasangan alat pengukur debit air limbah dan pengadaan APD

yang lebih lengkap.

37

Anda mungkin juga menyukai