Anda di halaman 1dari 23

Universitas Indonesia

Fakultas Ilmu Keperawatan


Departemen Keperawatan Medikal Bedah

BUKU KERJA PRAKTIK KLINIK

PROGRAM PRAKTIK PROFESI NERS

Nama Mata Ajar : Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah

Tahun : 2022

Nama Mahasiswa : Yustika Rini

NPM : 1706978452

Tempat Praktik : Ruang Bedah Thoraks, RSUP Persahabatan

Tanda tangan :

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Pernyataan Mahasiswa

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Yustika Rini


NPM : 1706978452

Menyatakan bahwa:
1. Tidak ada satu bagian pun dari buku kerja ini yang mengkopi atau mencontoh
tulisan dari mahasiswa lain
2. Tidak ada satu bagian pun dari buku kerja ini yang ditulis oleh orang lain kecuali
untuk tujuan pemelajaran kolaboratif sesuai dengan persetujuan pembimbing
klinik atau akademik.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jika terbukti melakukan
pelanggaran maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan sesuai aturan
yang berlaku.

Jakarta , 24 Januari 2022


Yang membuat pernyataan,

______________________
Yustika Rini

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Data Demografi Pasien:
Nama: Tn F
Tanggal lahir/usia: 12 November 2002/ 19 tahun 2 bulan 5 hari
Alamat: Jl Pramuka no.29 RT04/06 Bekasi
Agama: Islam
Status pernikahan: Menikah

Riwayat Keperawatan:

Keluhan Utama:
Pasien mengatakan banyak air liur yang keluar sehingga balutan luka operasi selalu basah. Pasien
merasa nyeri dibagian yang terpasang selang NGT. Pasien kesulitan untuk berbicara. Pasien merasa
bosan di rumah sakit.

Riwayat Kesehatan Masa Lalu:

Pasien tahuan 2018 mengeluhkan giginya sakit dan pergi ke dokter gigi untuk memeriksa kondisinya.
Lalu dirujuk ke rumah sakit persahabatan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Pasien
direkomendasikan untuk melakukan operasi mandibulektomi dengan tulang mandibula di ganti
dengan tulang costae. Bulan oktober 2021 pasien mengeluhkan nyeri dibagian mandibula kanan dan
kiri. Lalu pergi kontrol ke dokter bedah mulut di RS Persahabatan lalu direkomendasikan kembali
untuk melakukan mandibulektomi dengan tulang mandibula diganti dengan tulang fistula dari kaki
kiri pasien.

Dx Medis: Defek pada regio mandibula dextra pasca mandibulektomi ec ameloblastoma, benign
neoplasm mandible

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
PENGKAJIAN PASIEN:
Lakukan pengkajian keperawatan secara sistematis meliputi data subjektif dan objektif
(pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologi) yang sesuai dengan area kebutuhan dasar
sebagai berikut:

Aktivitas/Istirahat Sirkulasi
DS: DS:
 Pasien tidur biasanya tidak tentu namun
● Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
mulai tidur jam 9 dan biasanya bangun
yang berhubungan degan sirkulasi
pukul 3 atau 4. Sepanjang tidur klien ● Tidak dirasakan kebas atau kesemutan di
sering terbangun jika merasa sakit atau ekstremitas
gerah, namun berusaha untuk tetap dapat
tidur. Pasien hanya dapat tertidur 10-15 DO:
menit sebelum kemudian terbangun dan ● Tekanan darah 125/82 mmHg
terus seperti itu sepanjang malam. ● Frekuensi nadi 91 kali/menit
 Pasien bedrest dengan posisi kepala tidak ● Saturasi 99%
boleh dimiringkan ke kanan , dan kepala ● Bunyi jantung S1 S2 normal gallop(-)
hanya boleh dimiringkan ke kiri. murmur(-)
● Tidak terdapat distensi vena jugularis
DO:
● Akral hangat dan tidak terdapat sianosis
● kelemahan ekstremitas bawah
pada ekstremitas
● Massa/tonus otot baik
● Tidak ada edema
● Tidak ada tremor
● CTR < 2dtk
● Rentang gerak normal
● Warna bibir normal tidak pucat atau
● Kekuatan otot
kebiruan
5555 5555 ● Konjungtiva tidak anemis dan tidak ikterik
5555 5544
Hasil Laboratorium/Radiologi:
-
Hasil Laboratorium/Radiologi: -

Integritas Ego Eliminasi


DS: DS:
● Pasien mengatakan saat ini sedang ● Pasien mengatakan BAB bisa 3 kali
sehari, biasanya sehabis makan 3 jam kemudian
memikirkan ingin cepat pulang .
keluar BAB dari stoma dan langsung dibersihkan.
● Cara pasien menghilangkan stressnya
● Karakteristik feses berwarna kekuningan
adalah dengan main hp. dengan konsistensi lunak (tidak encer ataupun
● Pasien saat ini tidak memiliki masalah keras)
finansial yang berhubungan dengan pengobatan ● Pasien mengatakan pola BAK sangat
karena menggunakan jaminan kesehatan nasional. sering karena sering minum mencapai 8-10
● Pasien merasa tidak nyman dengan kali/hari

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
ludahnya yang terlalu banyak dan pasien tidak ● Karakteristik urin berwarna kuning
bisa menelan ludahnya.
DO: DO:
● Bising usus 15 kali per menit
 KU: tenang
● Abdomen lunak nyeri (-)
Hasil Laboratorium/Radiologi:-
● Kateter urin tidak terpasang

-
Hasil Laboratorium/Radiologi:-

Makanan/Cairan Kebersihan Diri (Hygiene)


DS:
● Mobilitas, makan, hygiene, berpakaian,
DS: toileting dilakukan dibantu oleh pasien dan
keluarga pasien.
● Alat bantu berjalan tidak ada
- Tidak ada alergi 
DO:
- Tidak ada penurunan berat badan  ● Pasien tampak bersih dan rapih
- Tidak ada mual dan muntah  ● Cara berpakaian baik
● Tidak bau badan
- Nafsu makan baik  ● Kondisi kulit kepala baik, tidak ada luka
- Frekuensi makan: 3x/sehari dan 1 snack ataupun kemerahan
- Makanan yang disukai: sayur asem 
Hasil Laboratorium/Radiologi:-
- Kesulitan menelan/mengunyah disangkal 

DO:
- BB: 44 kg; TB: 151 cm ; IMT: 19,3 kg/m2
(normal) 
- Turgor kulit normal 
- Membran mukosa lembab 
- Pasien mendapatkan makanan bubur  sumsum,

telur rebus dan minum susu

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Hasil Laboratorium/Radiologi:

Nyeri/Ketidaknyamanan
DS:
Neurosensori Pasien merasakan nyeri
DS: Lokasi nyeri bagian rahang
● Pasien tidak memiliki riwayat cedera Intensitas skala 4-5
kepala Kualitasnya seperti ada yang menekan-nekan
● Sakit kepala disangkal Tidak ada penjalaran
● Kesemutan, kebas, dan kelemahan Durasinya bisa sampai 1 atau 2 jam
disangkal Cara menghilangkan biasanya dengan posisi tidur
dan minum obat
● Tidak ada kejang
● Tidak ada kehilangan penglihatan,
DO:-
glaukoma atau katarak
Hasil Laboratorium/Radiologi:-
● Kehilangan/penurunan pendengaran
disangkal
● Perubahan penciuman disangkal

DO:
● GCS: E4M6V5
● Status mental terorientasi
● Kooperatif
● Memori saat ini baik
● Tidak menggunakan alat bantu (kacamata,
lensa kontak, alat bantu dengar)
● Pupil bereflek terhadap cahaya
● Reflek tendon normal
Hasil Laboratorium/Radiologi:-

Pernapasan Keamanan
DS:
● Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
pada sistem pernapasan Data Subjektif 
● Pasien tidak terpajan udara berbahaya - Tidak ada alergi 
● Pasien tidak pernah merokok
- Risiko jatuh pasien  tinggi 54 skor

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
DS:
- Tidak memakai alat ambulasi 
● Frekuensi napas 18x/menit
● Kedalaman napas normal -
● Dada simetris Data Objektif 
● Fremitus normal - Suhu tubuh: 36,6 C  o

● Tidak ada penggunaan otot aksesoris dan - Diaferosis disangkal


napas cuping hidung
● Bunyi napas normal tidak ada suara napas
tambahan
● Tidak ada sputum

Hasil Laboratorium/Radiologi:
- Hasil Laboratorium/Radiologi:-

Interaksi Sosial
DS:
 Status: menikah Penyuluhan/Pembelajaran
 Hidup dengan: orang tua dan istri DS:
 Peran dalam struktur keluarga: suami ● Bahasa dominan: Indonesia
 Pasien kesulitan bicara ● Pasien melek huruf
 Tidak menggunakan alat bantu komunikasi ● Tingkat pendidikan SMP
DO: DO:
 Bicara pharasia
● Pasien mengharapkan kondisinya segera
 Pola komunikasi dengan keluarga baik membaik dan boleh pulang kerumah
Hasil Laboratorium/Radiologi:-
● Poin edukasi: pencegahan infeksi luka
operasi

Hasil Laboratorium/Radiologi:-

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Tandatangan: Tanggal: 24 Januari 2022

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
TERAPI FARMAKOLOGI

Nama Dosis  Waktu  Fungsi


Obat 

Paracetamol  100ml  2 x 1  Menurunkan panas dan  meredakan nyeri

B-Fluid  500ml  1 x 1  Memenuhi kebutuhan air,  elektrolit,


glukosa dan  protein pasien

Metrodinazole  500mg  3 x 1  Menghentikan pertumbuhan bakteri

Ketorolac  30 mg  2 x 1  Meredakan peradangan dan  rasa nyeri

Amikacin  500mg  2 x 1  Mengatasi dan menghentikan  pertumbuhan


bakteri  penyebab infeksi

Sotatic  10mg  3 x 1  Mengatasi mual dan muntah karena efek


setelah operasi

WEB OF CAUSATION (WOC)

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
ANALISIS MASALAH

Data* Etiologi** Masalah***

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Pasien merasakan nyeri Luka Pembedahan Nyeri Akut
Lokasi nyeri bagian
rahang
Intensitas skala 4-5
Kualitasnya seperti ada
yang menekan-nekan
Tidak ada penjalaran
Durasinya bisa sampai
1 atau 2 jam
Cara menghilangkan
biasanya dengan posisi
tidur dan minum obat

● kelemahan kelemahan Intoleransi


ekstremitas bawah aktivitas
● Massa/tonus otot
baik
● Tidak ada tremor
● Rentang gerak
normal
● Kekuatan otot
5555 5555
5555 5544
Data Subjektif Prosedur invasif Risiko Infeksi
- Pasien mengatakan luka
operasi belum kering

Data Objektif
- Sakit sedang
- Kesadaran compos
mentis
- Tanda-tanda vital: TD:
110/70 mmHg, Suhu:
36,1oC, Nadi: 98x/menit,
RR: 24x/menit

*) Tuliskan temuan data hasil pengkajian (data subjektif dan objektif)


**) Tuliskan etiologi/penyebab terjadinya masalah keperawatan
***) Tuliskan masalah keperawatan yang timbul

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Diagnosis Keperawatan 1 (Problem, etiology, sign/symptom)

Domain 12 (Kenyamanan)
Kelas 1 (Kenyamanan Fisik)
00132 - Nyeri Akut

Problem:
Nyeri akut
Etiologi:
Sign/symptoms:
Pasien merasakan nyeri
Lokasi nyeri bagian rahang
Intensitas skala 4-5
Kualitasnya seperti ada yang menekan-nekan
Tidak ada penjalaran
Durasinya bisa sampai 1 atau 2 jam
Cara menghilangkan biasanya dengan posisi tidur dan minum obat

Kriteria Hasil

2102 - Tingkat Nyeri


Pasien melaporkan penurunan nyeri

1605 - Kontrol Nyeri


Pasien mampu menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik
Pasien melaporkan nyeri yang terkontrol

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1400 - Manajemen Nyeri

Mandiri:
Kaji dan dokumentasikan lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus.
Rasional: Mengetahui keadaan nyeri pasien, membantu menjelaskan penyebab nyeri dan
menginformasikan tentang progres penyakit.
Berikan informasi mengenai istirahat di tempat tidur dan menjelaskan posisi yang nyaman
Rasional: Istirahat di tempat tidur dengan posisi low fowler akan mengurangi tekanan intra
abdominal serta meningkatkan kenyamanan pasien sesuai dengan keinginan pasien
Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, dan suara bising) Rasional: suhu
yang sejuk, pencahayaan yang baik, dan tidak ada suara bising dapat menciptakan
kenyamanan dan membuat pasien lebih tenang dan relaksasi.
Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (seperti relaksasi, bimbingan antisipatif, terapi
musik, aplikasi panas/dingin dan pijatan; sebelum, sesudah dan jika memungkinkan ketika
melakukan aktivitas yang menimbulkan nyeri atau sebelum nyeri terjadi; lakukan bersamaan
dengan tindakan penurun nyeri lainnya).
Rasional: Teknik non-farmakologi membantu pasien lebih relaksasi sehingga menjadikannya
sebagai mekanisme koping untuk mengurangi nyeri
Catat respon terhadap obat, dan laporkan jika nyeri hilang.
Rasional: Nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat menunjukkan terjadinya
komplikasi/kebutuhan terhadap intervensi lebih lanjut.

Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian medikasi (misal, analgesik ketolorac).
Rasional: Analgesik dapat mengurangi rasa nyeri, antiemetik untuk mengurangi mual dan
muntah, dan antibiotik untuk mengurangi peradangan dan membantu mengurangi
penyebaran infeksi.

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Diagnosis Keperawatan 3 (Problem, etiology, sign/symptom)

● Intoleransi Aktifitas b.d kelemahan d.d Kekuatan otot


5555 5555
5555 5544

Kriteria Hasil

● Tujuan : Agar aktivitas kembali efektif


● Kriteria hasil : pasien mampu melakukan ADLnya secara mandiri dan tidak kelelahan
setelah beraktivitas

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


● Secara bertahap tingkatan aktivitas harian klien sesuai peningkatan toleransi. R/
Mempertahankan pernafasan lambat,sedang dan latihan yang diawasi memperbaiki
kekuatan otot asesori dan fungsi pernafasan
● Memberi dukungan emosional dan semangat. R/ Rasa takut terhadap kesulitan
bernafas dapat menghambat peningkatan aktivitas

● Setelah aktivitas kaji respon abnormal untuk meningkatkan aktivitas. R/ Intoleransi


aktivitas dapat dikaji dengan mengevaluasi jantung sirkulasi dan status pernafasan
setelah beraktivitas
● Kaji kemampuan pasien untuk belajar aktivitas. R/ Belajar tergantung emosi dari
kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu.

Diagnosis Keperawatan 3 (Problem, etiology, sign/symptom)

Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang


dapat mengganggu kesehatan 
Problem: Risiko Infeski 
Etiology: Prosedur Invasif 

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Kriteria Hasil

Setelah dilakukan intervensi 3x24 jam diharapkan:  

070301 Tidak ada kemerahan 


070333 Tidak ada nyeri  
070307 Tidak ada demam

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Intervensi  Rasional

6540 Kontrol Infeksi  1. Meminimalkan pertumbuhan bakteri yang


mungkin ada di lingkungan. 
Definisi: meminimalkan penerimaan dan 
transmisi agen infeksi  2. Pencegahan penyebaran bakteri yang mungkin 
saja dapat masuk ketubuh pasien melalui 
Aktivitas: 
tangan pasien sendiri 
1. Menjaga kebersihan lingkungan pasien 3. Untuk melatih memandirikan pasien
2. Ajarkan pasien teknik mencuci tangan 
dengan tepat 
3. Ajakan pada pasien tanda gejala infeksi
dan  kapan harus melaporkan pada tenaga 
kesehatan.

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Catatan perkembangan dibuat per diagnosis setiap hari. Evaluasi menggunakan SOAP

Diagnosis Keperawatan: Nyeri Akut

Tanggal Jam Implementasi Evaluasi

24 januari 09.00 1. Mengkaji laporan S:


2022 WIB nyeri, termasuk lokasi, ● Pasien mengatakan nyeri pada
durasi, dan intensitas bagian rahang kanan
(PQRST) ● Jika nyeri pasien biasanya minum
2. Mengamati adanya obat analgesik atau tiduran
respon non verbal ● Pengkajian nyeri
3. Diskusikan dengan P: Makanan pedas atau bersantan duduk
pasien/orang terdekat terlalu lama
tindakan pereda nyeri Q: Seperti ada yang menekan-nekan
apa yang efektif di masa R: mandibula kanan
lalu S: Skala 4-5
4. Ajarkan penggunaan T: Durasinya bisa sampai 1 atau 2 jam
teknik non farmakologi,
yaitu teknik relaksasi. O:
● TTV: TD 121/86 mmHg, S:
36,4oC, N 91x/menit, SO2 99%, RR 18
x/menit

A:
Nyeri akut belum teratasi

P:
● Melakukan manajemen nyeri
(farmokologis dan non farmakologis
distraksi)
● Evaluasi manajemen nyeri teknik
relaksasi

25 Januari 09.00 S:
2022 WIB Kolaborasi dengan ● Pasien mengatakan nyeri pada
pemberian obat analgesik bagian perut kiri bawah hilang saat
yaitu ketolorac 3g melalui IV minum obat namun hanya 2-3 jam lalu
muncul lagi

O:
● TTV: TD 124/90 mmHg, S:
36,4oC, N 87x/menit, SO2 99%, RR 19
x/menit

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
A:
Nyeri akut belum teratasi

P:
• Evaluasi kembali efek obat yang
telah diberikan

26 Januari 09.00 S:
2022 WIB Kolaborasi dengan ● Pasien mengatakan nyeri pada
pemberian obat analgesik bagian perut kiri bawah hilang saat
yaitu ketolorac 3g melalui IV minum obat namun hanya 2-3 jam lalu
muncul lagi

O:
● TTV: TD 124/90 mmHg, S:
36,4oC, N 87x/menit, SO2 99%, RR 19
x/menit

A:
Nyeri akut belum teratasi

P:
• Evaluasi kembali efek obat yang
telah diberikan

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Catatan perkembangan dibuat per diagnosis setiap hari. Evaluasi menggunakan SOAP

Diagnosis Keperawatan: Intoleransi Aktivitas

Tanggal Jam Implementasi Evaluasi


● Mengkaji kemampuan
24 januari 09.00 pasien dalam S: pasien mengeluh nyeri setelah
2022 WIB melakukan aktivitas. berpindah posisi
● Mengkaji respon O:
pasien dalam ● ADL dibantu sebagian oleh ibu
beraktivitas. pasien
● Mendekatkan barang- ● Kekuatan otot
barang yang KANAN KIRI
dibutuhkan pasien 5555 5555
dalam jangkauan 5555 5544
pasien. A: Intoleransi aktivitas belum teratasi
● Membantu ADL P:
minum melalui NGT ● Berikan dukungan emosional dan
semangat
● Secara bertahap tingkatan
aktivitas harian klien sesuai
peningkatan toleransi.
Setelah aktivitas kaji respon abnormal
untuk meningkatkan aktivitas.

25 Januari 09.00 S S: pasien mengatakan lemas


2022 WIB ● Berikan dukungan berkurang, pusing disangkal
emosional dan O:
semangat ● RR: 19x/menit, N: 110x/menit
● Secara bertahap setelah latihan beraktivitas
tingkatan aktivitas berpindah posisi
harian klien sesuai ● Pasien melakukan ADL BAK
peningkatan toleransi. dipispot dengan duduk
● Setelah aktivitas kaji ● ADL masih dibantu sebagian oleh

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
respon abnormal ibu pasien
untuk meningkatkan A: Intoleransi Aktivitas teratasi sebagian
aktivitas P:
● Secara bertahap tingkatan
aktivitas harian klien sesuai
peningkatan toleransi.
● Setelah aktivitas kaji respon
abnormal untuk meningkatkan
aktivitas

26 Januari 09.00 S: pasien mengatakan sudah tidak lemas


2022 WIB ● Kolaborasi dengan O:
pemberian obat ● ADL BAB BAK di kamar mandi
Berikan dukungan mobilisasi dengan berjalan
emosional dan ● ADL makan minum melalui NGT
semangat masih dibantu oleh ibu pasien
● Secara bertahap A: Intoleransi Aktivitas teratasi
tingkatan aktivitas P:
harian klien sesuai ● Secara bertahap tingkatan
peningkatan toleransi. aktivitas harian klien sesuai
● Setelah aktivitas kaji peningkatan toleransi.
respon abnormal
untuk meningkatkan
aktivitas

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
CATATAN PERKEMBANGAN (Lanjutan) 

Diagnosis Keperawatan : Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive


Tanggal  Jam  Implementasi  Evaluasi

1. Menjaga kebersihan  lingkungan S: Pasien senang dibantu 


24 09.00 pasien  membersihkan lingkungan
januari WIB 2. Ajarkan pasien teknik  mencuci kamarnya,  senang diajarkan cara
2022 tangan dengan  tepat  mencuci tangan. O:  
3. Mengingatkan asupan  makanan - Meja pasien masih ada tempat
yang adekuat  makan  yang sudah tidak dipakai
4. Kolaborasi pemberian obat: dibantu  untuk dibersihkan.  
Metrodinazole 500 mg - Ajarkan 6 langkah mencuci
tangan. - Makan pasien habis. 
- Kondisi balutan luka baik, tidak
ada drainase, tidak ada
kemerahan.  
- Suhu: 36,4 
A: Risiko Infeksi belum teratasi 
P: Melanjutkan intervensi.

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
1. Mengobservasi luka,  adanya S : Pasien mengatakan luka
25 09.00 rembesan luka dan  pembengkakan  operasi ada rembesan 
januari WIB 2. Memberikan edukasi  kepada O : 
2022 keluarga tentang  cuci tangan sebelum - Sakit sedang 
dan  sesudah kontak dengan  pasien  - Kesadaran compos mentis 
3. Memberikan edukasi  kepada - Terdapat luka operasi tertutup
keluarga untuk  pengunjung saat ini kassa tampak ada rembesan 
tidak  dianjurkan untuk mencegah  A : Masalah belum teratasi 
terjadinya penularan  penyakit saat ini  Resiko infeksi 
P : Lanjutkan intervensi

4. Memberikan obat 
metrodinazole IV 500 mg

1. Mengobservasi luka  operasi S : Pasien mengatakan setelah


26 09.00 adanya rembesan  luka dan diganti  balutan tidak ada rembesan 
januari WIB pembengkakan  O :  
2022 2. Melakukan evaluasi 6  langkah
- Sakit ringan 
cuci tangan  keluarga pasien 
3. Melakukan ganti balutan - Kesadaran compos mentis 
diabdomen  - Terdapat luka operasi diabdomen 
4. Memberikan obat  tetutup kassa, rembesan tidak ada

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
metronidazole iv 500 mg  A: Masalah teratasi sebagian 
5. Edukasi perawatan luka di  P: Intervensi dihentikan, Pasien
rumah  pulang  dan rencana rawat jalan

ISU ETIK DAN HUKUM

Aspek etik dan legal perlu diperhatikan oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien. Aspek etik dalam keperawatan meliputi autonomy, beneficence, nonmaleficence,
dan justice (Potter et al., 2013). Perawat yang profesional perlu memahami aspek etik dan
legal yang dapat mempengaruhi tindakan keperawatan. Selama mengelola pasien, aspek
otonomi yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan penjelasan terkait prosedur atau
tindakan keperawatan yang akan dilakukan sehingga pasien dapat menentukan sendiri
kesediaannya untuk dilakukan tindakan tersebut. Apabila pasien tidak bersedia dilakukan
sebuah tindakan, maka perawat tidak dapat memaksakan kehendaknya meskipun untuk
kebaikan pasien itu sendiri. Pada aspek beneficence, perawat memberikan tindakan
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
keperawatan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien. Dalam hal ini,
setiap pergantian shift perawat akan melakukan pemantauan tanda vital semua pasien. Selain
itu, perawat juga menanyakan keluhan yang dirasakan pasien. Pada pasien yang memerlukan
pemantauan lebih akan dilakukan pemantauan tanda vital setiap satu jam dan hasilnya akan
dicatat pada lembar observasi pasien. Pada aspek nonmaleficence, perawat harus melakukan
pengkajian riwayat alergi, baik obat maupun makanan, untuk menghindari reaksi alergi yang
merugikan pasien. Dalam hal ini, obat-obatan yang yang diberikan kepada pasien disesuaikan
apakah pasien memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu. Pada aspek justice, pasien
berhak untuk mendapat keadilan dalam menerima perawatan. Meskipun begitu, perawat
tidak diperkenankan untuk memilih-milih pasien dan harus memberikan asuhan keperawatan
secara profesional kepada pasien.

REFLEKSI DIRI
Hal yang sudah baik
- Mampu melakukan pengkajian terfokus
- Memenuhi kebutuhan dasar pasien
- Memenuhi kebutuhan cairan pasien
- Memberikan obat sesuai kebutuhan pasien
- Pencegahan infeksi: perawatan lukan
- Mengatasi nyeri pasien
Hal yang perlu ditingkatkan
- Ketajaman diagnosa prioritas: Risiko infeksi

© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah

Anda mungkin juga menyukai