Tahun : 2022
NPM : 1706978452
Tanda tangan :
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Pernyataan Mahasiswa
Menyatakan bahwa:
1. Tidak ada satu bagian pun dari buku kerja ini yang mengkopi atau mencontoh
tulisan dari mahasiswa lain
2. Tidak ada satu bagian pun dari buku kerja ini yang ditulis oleh orang lain kecuali
untuk tujuan pemelajaran kolaboratif sesuai dengan persetujuan pembimbing
klinik atau akademik.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jika terbukti melakukan
pelanggaran maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan sesuai aturan
yang berlaku.
______________________
Yustika Rini
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Data Demografi Pasien:
Nama: Tn F
Tanggal lahir/usia: 12 November 2002/ 19 tahun 2 bulan 5 hari
Alamat: Jl Pramuka no.29 RT04/06 Bekasi
Agama: Islam
Status pernikahan: Menikah
Riwayat Keperawatan:
Keluhan Utama:
Pasien mengatakan banyak air liur yang keluar sehingga balutan luka operasi selalu basah. Pasien
merasa nyeri dibagian yang terpasang selang NGT. Pasien kesulitan untuk berbicara. Pasien merasa
bosan di rumah sakit.
Pasien tahuan 2018 mengeluhkan giginya sakit dan pergi ke dokter gigi untuk memeriksa kondisinya.
Lalu dirujuk ke rumah sakit persahabatan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Pasien
direkomendasikan untuk melakukan operasi mandibulektomi dengan tulang mandibula di ganti
dengan tulang costae. Bulan oktober 2021 pasien mengeluhkan nyeri dibagian mandibula kanan dan
kiri. Lalu pergi kontrol ke dokter bedah mulut di RS Persahabatan lalu direkomendasikan kembali
untuk melakukan mandibulektomi dengan tulang mandibula diganti dengan tulang fistula dari kaki
kiri pasien.
Dx Medis: Defek pada regio mandibula dextra pasca mandibulektomi ec ameloblastoma, benign
neoplasm mandible
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
PENGKAJIAN PASIEN:
Lakukan pengkajian keperawatan secara sistematis meliputi data subjektif dan objektif
(pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologi) yang sesuai dengan area kebutuhan dasar
sebagai berikut:
Aktivitas/Istirahat Sirkulasi
DS: DS:
Pasien tidur biasanya tidak tentu namun
● Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
mulai tidur jam 9 dan biasanya bangun
yang berhubungan degan sirkulasi
pukul 3 atau 4. Sepanjang tidur klien ● Tidak dirasakan kebas atau kesemutan di
sering terbangun jika merasa sakit atau ekstremitas
gerah, namun berusaha untuk tetap dapat
tidur. Pasien hanya dapat tertidur 10-15 DO:
menit sebelum kemudian terbangun dan ● Tekanan darah 125/82 mmHg
terus seperti itu sepanjang malam. ● Frekuensi nadi 91 kali/menit
Pasien bedrest dengan posisi kepala tidak ● Saturasi 99%
boleh dimiringkan ke kanan , dan kepala ● Bunyi jantung S1 S2 normal gallop(-)
hanya boleh dimiringkan ke kiri. murmur(-)
● Tidak terdapat distensi vena jugularis
DO:
● Akral hangat dan tidak terdapat sianosis
● kelemahan ekstremitas bawah
pada ekstremitas
● Massa/tonus otot baik
● Tidak ada edema
● Tidak ada tremor
● CTR < 2dtk
● Rentang gerak normal
● Warna bibir normal tidak pucat atau
● Kekuatan otot
kebiruan
5555 5555 ● Konjungtiva tidak anemis dan tidak ikterik
5555 5544
Hasil Laboratorium/Radiologi:
-
Hasil Laboratorium/Radiologi: -
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
ludahnya yang terlalu banyak dan pasien tidak ● Karakteristik urin berwarna kuning
bisa menelan ludahnya.
DO: DO:
● Bising usus 15 kali per menit
KU: tenang
● Abdomen lunak nyeri (-)
Hasil Laboratorium/Radiologi:-
● Kateter urin tidak terpasang
-
Hasil Laboratorium/Radiologi:-
DO:
- BB: 44 kg; TB: 151 cm ; IMT: 19,3 kg/m2
(normal)
- Turgor kulit normal
- Membran mukosa lembab
- Pasien mendapatkan makanan bubur sumsum,
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Hasil Laboratorium/Radiologi:
Nyeri/Ketidaknyamanan
DS:
Neurosensori Pasien merasakan nyeri
DS: Lokasi nyeri bagian rahang
● Pasien tidak memiliki riwayat cedera Intensitas skala 4-5
kepala Kualitasnya seperti ada yang menekan-nekan
● Sakit kepala disangkal Tidak ada penjalaran
● Kesemutan, kebas, dan kelemahan Durasinya bisa sampai 1 atau 2 jam
disangkal Cara menghilangkan biasanya dengan posisi tidur
dan minum obat
● Tidak ada kejang
● Tidak ada kehilangan penglihatan,
DO:-
glaukoma atau katarak
Hasil Laboratorium/Radiologi:-
● Kehilangan/penurunan pendengaran
disangkal
● Perubahan penciuman disangkal
DO:
● GCS: E4M6V5
● Status mental terorientasi
● Kooperatif
● Memori saat ini baik
● Tidak menggunakan alat bantu (kacamata,
lensa kontak, alat bantu dengar)
● Pupil bereflek terhadap cahaya
● Reflek tendon normal
Hasil Laboratorium/Radiologi:-
Pernapasan Keamanan
DS:
● Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
pada sistem pernapasan Data Subjektif
● Pasien tidak terpajan udara berbahaya - Tidak ada alergi
● Pasien tidak pernah merokok
- Risiko jatuh pasien tinggi 54 skor
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
DS:
- Tidak memakai alat ambulasi
● Frekuensi napas 18x/menit
● Kedalaman napas normal -
● Dada simetris Data Objektif
● Fremitus normal - Suhu tubuh: 36,6 C o
Hasil Laboratorium/Radiologi:
- Hasil Laboratorium/Radiologi:-
Interaksi Sosial
DS:
Status: menikah Penyuluhan/Pembelajaran
Hidup dengan: orang tua dan istri DS:
Peran dalam struktur keluarga: suami ● Bahasa dominan: Indonesia
Pasien kesulitan bicara ● Pasien melek huruf
Tidak menggunakan alat bantu komunikasi ● Tingkat pendidikan SMP
DO: DO:
Bicara pharasia
● Pasien mengharapkan kondisinya segera
Pola komunikasi dengan keluarga baik membaik dan boleh pulang kerumah
Hasil Laboratorium/Radiologi:-
● Poin edukasi: pencegahan infeksi luka
operasi
Hasil Laboratorium/Radiologi:-
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Tandatangan: Tanggal: 24 Januari 2022
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
TERAPI FARMAKOLOGI
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
ANALISIS MASALAH
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Pasien merasakan nyeri Luka Pembedahan Nyeri Akut
Lokasi nyeri bagian
rahang
Intensitas skala 4-5
Kualitasnya seperti ada
yang menekan-nekan
Tidak ada penjalaran
Durasinya bisa sampai
1 atau 2 jam
Cara menghilangkan
biasanya dengan posisi
tidur dan minum obat
Data Objektif
- Sakit sedang
- Kesadaran compos
mentis
- Tanda-tanda vital: TD:
110/70 mmHg, Suhu:
36,1oC, Nadi: 98x/menit,
RR: 24x/menit
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Diagnosis Keperawatan 1 (Problem, etiology, sign/symptom)
Domain 12 (Kenyamanan)
Kelas 1 (Kenyamanan Fisik)
00132 - Nyeri Akut
Problem:
Nyeri akut
Etiologi:
Sign/symptoms:
Pasien merasakan nyeri
Lokasi nyeri bagian rahang
Intensitas skala 4-5
Kualitasnya seperti ada yang menekan-nekan
Tidak ada penjalaran
Durasinya bisa sampai 1 atau 2 jam
Cara menghilangkan biasanya dengan posisi tidur dan minum obat
Kriteria Hasil
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Mandiri:
Kaji dan dokumentasikan lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus.
Rasional: Mengetahui keadaan nyeri pasien, membantu menjelaskan penyebab nyeri dan
menginformasikan tentang progres penyakit.
Berikan informasi mengenai istirahat di tempat tidur dan menjelaskan posisi yang nyaman
Rasional: Istirahat di tempat tidur dengan posisi low fowler akan mengurangi tekanan intra
abdominal serta meningkatkan kenyamanan pasien sesuai dengan keinginan pasien
Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, dan suara bising) Rasional: suhu
yang sejuk, pencahayaan yang baik, dan tidak ada suara bising dapat menciptakan
kenyamanan dan membuat pasien lebih tenang dan relaksasi.
Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (seperti relaksasi, bimbingan antisipatif, terapi
musik, aplikasi panas/dingin dan pijatan; sebelum, sesudah dan jika memungkinkan ketika
melakukan aktivitas yang menimbulkan nyeri atau sebelum nyeri terjadi; lakukan bersamaan
dengan tindakan penurun nyeri lainnya).
Rasional: Teknik non-farmakologi membantu pasien lebih relaksasi sehingga menjadikannya
sebagai mekanisme koping untuk mengurangi nyeri
Catat respon terhadap obat, dan laporkan jika nyeri hilang.
Rasional: Nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat menunjukkan terjadinya
komplikasi/kebutuhan terhadap intervensi lebih lanjut.
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian medikasi (misal, analgesik ketolorac).
Rasional: Analgesik dapat mengurangi rasa nyeri, antiemetik untuk mengurangi mual dan
muntah, dan antibiotik untuk mengurangi peradangan dan membantu mengurangi
penyebaran infeksi.
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Diagnosis Keperawatan 3 (Problem, etiology, sign/symptom)
Kriteria Hasil
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Kriteria Hasil
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Catatan perkembangan dibuat per diagnosis setiap hari. Evaluasi menggunakan SOAP
A:
Nyeri akut belum teratasi
P:
● Melakukan manajemen nyeri
(farmokologis dan non farmakologis
distraksi)
● Evaluasi manajemen nyeri teknik
relaksasi
25 Januari 09.00 S:
2022 WIB Kolaborasi dengan ● Pasien mengatakan nyeri pada
pemberian obat analgesik bagian perut kiri bawah hilang saat
yaitu ketolorac 3g melalui IV minum obat namun hanya 2-3 jam lalu
muncul lagi
O:
● TTV: TD 124/90 mmHg, S:
36,4oC, N 87x/menit, SO2 99%, RR 19
x/menit
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
A:
Nyeri akut belum teratasi
P:
• Evaluasi kembali efek obat yang
telah diberikan
26 Januari 09.00 S:
2022 WIB Kolaborasi dengan ● Pasien mengatakan nyeri pada
pemberian obat analgesik bagian perut kiri bawah hilang saat
yaitu ketolorac 3g melalui IV minum obat namun hanya 2-3 jam lalu
muncul lagi
O:
● TTV: TD 124/90 mmHg, S:
36,4oC, N 87x/menit, SO2 99%, RR 19
x/menit
A:
Nyeri akut belum teratasi
P:
• Evaluasi kembali efek obat yang
telah diberikan
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Catatan perkembangan dibuat per diagnosis setiap hari. Evaluasi menggunakan SOAP
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
respon abnormal ibu pasien
untuk meningkatkan A: Intoleransi Aktivitas teratasi sebagian
aktivitas P:
● Secara bertahap tingkatan
aktivitas harian klien sesuai
peningkatan toleransi.
● Setelah aktivitas kaji respon
abnormal untuk meningkatkan
aktivitas
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
CATATAN PERKEMBANGAN (Lanjutan)
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
1. Mengobservasi luka, adanya S : Pasien mengatakan luka
25 09.00 rembesan luka dan pembengkakan operasi ada rembesan
januari WIB 2. Memberikan edukasi kepada O :
2022 keluarga tentang cuci tangan sebelum - Sakit sedang
dan sesudah kontak dengan pasien - Kesadaran compos mentis
3. Memberikan edukasi kepada - Terdapat luka operasi tertutup
keluarga untuk pengunjung saat ini kassa tampak ada rembesan
tidak dianjurkan untuk mencegah A : Masalah belum teratasi
terjadinya penularan penyakit saat ini Resiko infeksi
P : Lanjutkan intervensi
4. Memberikan obat
metrodinazole IV 500 mg
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
metronidazole iv 500 mg A: Masalah teratasi sebagian
5. Edukasi perawatan luka di P: Intervensi dihentikan, Pasien
rumah pulang dan rencana rawat jalan
Aspek etik dan legal perlu diperhatikan oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien. Aspek etik dalam keperawatan meliputi autonomy, beneficence, nonmaleficence,
dan justice (Potter et al., 2013). Perawat yang profesional perlu memahami aspek etik dan
legal yang dapat mempengaruhi tindakan keperawatan. Selama mengelola pasien, aspek
otonomi yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan penjelasan terkait prosedur atau
tindakan keperawatan yang akan dilakukan sehingga pasien dapat menentukan sendiri
kesediaannya untuk dilakukan tindakan tersebut. Apabila pasien tidak bersedia dilakukan
sebuah tindakan, maka perawat tidak dapat memaksakan kehendaknya meskipun untuk
kebaikan pasien itu sendiri. Pada aspek beneficence, perawat memberikan tindakan
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah
keperawatan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien. Dalam hal ini,
setiap pergantian shift perawat akan melakukan pemantauan tanda vital semua pasien. Selain
itu, perawat juga menanyakan keluhan yang dirasakan pasien. Pada pasien yang memerlukan
pemantauan lebih akan dilakukan pemantauan tanda vital setiap satu jam dan hasilnya akan
dicatat pada lembar observasi pasien. Pada aspek nonmaleficence, perawat harus melakukan
pengkajian riwayat alergi, baik obat maupun makanan, untuk menghindari reaksi alergi yang
merugikan pasien. Dalam hal ini, obat-obatan yang yang diberikan kepada pasien disesuaikan
apakah pasien memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu. Pada aspek justice, pasien
berhak untuk mendapat keadilan dalam menerima perawatan. Meskipun begitu, perawat
tidak diperkenankan untuk memilih-milih pasien dan harus memberikan asuhan keperawatan
secara profesional kepada pasien.
REFLEKSI DIRI
Hal yang sudah baik
- Mampu melakukan pengkajian terfokus
- Memenuhi kebutuhan dasar pasien
- Memenuhi kebutuhan cairan pasien
- Memberikan obat sesuai kebutuhan pasien
- Pencegahan infeksi: perawatan lukan
- Mengatasi nyeri pasien
Hal yang perlu ditingkatkan
- Ketajaman diagnosa prioritas: Risiko infeksi
© 2015 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan Medikal Bedah