Anda di halaman 1dari 9

Laporan Pendahuluan

Kolelitiasis

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh:
Yustika Rini
1706978452

Program Profesi Ners


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
2021
A. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai


anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut,
tenggorokan (faring), kerongkongan, perut, pankreas, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

1. Mulut
Tempat masuknya sejumlah makanan dan minuman. Bagian dalam
mulut ini berlapiskan selaput lendir. Makanan yang masuk dalam
mulut akan dipotong gigi hingga menjadi bagian kecil sehingga mudah
untuk dicerna (Sherwood, 2016). Kemudian akan dilanjutkan proses
menelan secara sadar serta berlanjut secara otomatis.
Bibir atau labia (pembatas licin) adalah lipatan licin yang mengelilingi
pembukaan mulut. Mereka mengandung otot orbicularis oris dan
ditutupi secara eksternal oleh kulit dan secara internal oleh selaput
lendir. Permukaan bagian dalam setiap bibir melekat pada gusi yang
sesuai dengan lipatan garis tengah selaput lendir yang disebut
frenulum labial (Sherwood, 2016). Selama mengunyah, kontraksi otot
buccinator di pipi dan otot orbicularis oris di bibir membantu menjaga
makanan di antara gigi atas dan bawah.

2. Faring
Ketika makanan pertama kali ditelan, ia berpindah dari mulut ke faring
(tenggorokan), sebuah tabung berbentuk corong yang memanjang dari
nares internal ke esofagus di posterior dan ke laring di anterior. Faring
terdiri dari otot rangka dan dilapisi oleh selaput lendir, dan dibagi
menjadi tiga bagian: nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Fungsi
nasofaring hanya dalam respirasi, tetapi orofaring dan laringofaring
memiliki fungsi pencernaan dan pernapasan (Sherwood, 2016).
Makanan yang tertelan melewati dari mulut ke dalam orofaring dan
laringofaring; kontraksi otot pada area ini membantu mendorong
makanan ke kerongkongan dan kemudian ke perut.
3. Deglutisi
Menjelaskan tiga fase deglutisi. Pergerakan makanan dari mulut ke
perut dicapai dengan tindakan menelan, atau meredakan. Deglutisi
difasilitasi oleh sekresi saliva dan lendir dan melibatkan mulut, faring,
dan kerongkongan (Tortora, 2012). Menelan terjadi dalam tiga tahap:
i. Tahap sukarela, di mana bolus dilewatkan ke orofaring
ii. Tahap faring, bagian bolus yang tidak disengaja melalui faring
ke kerongkongan
iii. Tahap esofagus, perjalanan bolus yang tidak disengaja melalui
kerongkongan ke lambung. Menelan dimulai ketika bolus
dipaksa ke belakang rongga mulut dan ke dalam orofaring
dengan gerakan lidah ke atas dan ke belakang terhadap langit-
langit mulut; tindakan-tindakan ini merupakan tahap menelan
yang sukarela. Dengan berlalunya bolus ke dalam orofaring,
tahap menelan faring yang tidak disengaja dimulai.
Bolus menstimulasi reseptor di orofaring, yang mengirimkan
impuls ke pusat deglutition di medula oblongata dan ton bawah
batang otak. Impuls yang kembali menyebabkan langit-langit
lunak dan uvula bergerak ke atas untuk menutup nasofaring,
yang mencegah makanan dan cairan yang tertelan memasuki
rongga hidung. Selain itu, epiglotis menutup lubang ke laring,
yang mencegah bolus memasuki sisa saluran pernapasan. Bolus
bergerak melalui orofaring dan laringofaring. Setelah sfingter
esofagus bagian atas rileks, bolus bergerak ke kerongkongan.
4. Kerongkongan (Esofagus)

Fungsinya menghubungkan mulut dan lambung. Panjang


kerongkongan kurang lebih 20cm dengan lebar kurang lebih 2cm.
kerongkongan bisa bergerak peristaltic yakni melebar, menyempit, lalu
bergelombang dan meremas supaya makanan mendorong ke lambung
(Tortora, 2012). Di kerongkongan ini, zat makanan tidak terjadi
pencernaan.
Kerongkongan adalah tabung berotot yang dapat dilipat, sekitar 25 cm
(10 in.) Panjangnya, yang terletak di posterior trakea. Esofagus dimulai
pada ujung inferior laringofaring, melewati aspek inferior leher, dan
memasuki mediastinum anterior ke kolom vertebral. Kemudian ia
menembus diafragma melalui lubang yang disebut hiatus esofagus dan
berakhir di bagian superior lambung (Tortora, 2012).
5. Perut
Menghubungkan esofagus ke duodenum, bagian pertama dari usus
kecil. Karena makan dapat dimakan jauh lebih cepat daripada usus
dapat mencerna dan menyerapnya, salah satu fungsi perut adalah untuk
berfungsi sebagai ruang pencampur dan menampung reservoir. Pada
interval yang tepat setelah makanan dicerna, lambung memaksa
sejumlah kecil bahan ke bagian pertama dari usus kecil (Tortora,
2012). Di perut, pencernaan pati dan trigliserida berlanjut, pencernaan
protein dimulai, bolus semipadat diubah menjadi cairan, dan zat-zat
tertentu diserap.
6. Pankreas
Pencernaan bahan kimia di usus kecil tergantung pada aktivitas
pankreas, hati, dan kantong empedu, pertama-tama
mempertimbangkan kegiatan organ pencernaan aksesori ini dan
kontribusinya terhadap pencernaan di usus kecil (Tortora, 2012).
7. Lambung
Lambung berbentuk kantung yang ada dalam rongga perut bagian kiri.
Bagian lambung dibagi menjadi 3, diantaranya:
i. Kardiak ialah bagian lambung pertama sebagai masuknya
makanan dari esofagus
ii. Fundus merupakan bagian lambung tengah sebagai penampung
makanan dan proses pencernaan dengan kimiawi dibantu
dengan enzim
iii. Pylorus ialah bagian lambung terakhir sebagai jalan keluar
makanan ke usus halus. Di dalam lambung mengalami
pencernaan dengan kimiawi yang bersekresi berbentuk getah
lembut. Sekresi getah berpacu dengan hormone gastrin.
Getah tersebut tersusun atas:
 HCI ialah membunuh mikroorganisme serta
mengaktifkan pepsinogen sehingga menjadi pepsin
 Pepsin ialah merubah protein sehingga menjadi molekul
lebih kecil (pepton)
 Renin ialah merubah kaseinogen dari susu menjadi
kasein. Kemudian kasein digumpalkan in Ca2+
 Lipase ialah merubah lemak jadi asam lemak serta
gliserol
 Musin ialah protein yang fungsinya melicinkan
makanan
Sesudah makanan dicerna dalam lambung, lalu
makanan dirubah jadi bentuk bubur atau kim.
8. Usus Halus (Usus Kecil)

Saluran pencernaan yang ada diantara usus besar dengan lambung.


Dinding usus sangat kaya pembuluh darah dengan mengangkut zat-zat
yang telah diserap menuju hati lewat vena porta. Usus halus terdiri atas
3 bagian yakni duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong)
dan ileum (usus penyerapan).
Sebagian besar pencernaan dan penyerapan nutrisi terjadi dalam
tabung panjang yang disebut usus kecil. Karena itu, strukturnya
disesuaikan secara khusus untuk fungsi-fungsi ini. Panjangnya saja
menyediakan area permukaan yang luas untuk pencernaan dan
penyerapan, dan area itu selanjutnya ditingkatkan oleh lipatan
melingkar, vili, dan mikrovili (Sherwood, 2016).
Usus kecil dimulai pada sfingter pilorik lambung, melingkar melalui
bagian tengah dan inferior dari rongga perut, dan akhirnya membuka
ke usus besar. Ini rata-rata berdiameter 2,5 cm (1 in.); panjangnya
sekitar 3 m (10 kaki) pada orang yang hidup dan sekitar 6,5 m (21
kaki) dalam mayat karena hilangnya tonus otot polos setelah kematian.
i. Di duodenum akan bermuara pada kantung empedu dari hepar
(hati) serta pancreas. Kantung empedu mensekresikan empedu
yang fungsinya mengemulsi lemak. Sedangkan pancreas
menghasilkan getah pancreas dengan menyusun atas:
 Amylase/ amylopsin ialah memecah amilum jadi
disakarida
 Tripsinogen ialah pengaktifan enterokinase jadi tripsin
yang fungsinya merubah protein jadi asam amino
 Lipase ialah memecah emulsi lemak jadi asam lemak
serta gliserol
 NaHCO3 ialah memberi suasana pH jadi basa
ii. Di usus halus juga memproduksi enzim erepsinogen dan
enterokinase. Enterokinase ialah enzim yang mengubah
tripsinogen ke tripsi dan juga mengubah erepsinogen ke
erepsin. Tripsin dan erepsin fungsinya mencera protein ke asam
amino.
iii. Hasil pencernaan berikutnya akan menuju usus penyerapa
(ileum). Dalam usus inilah melalui jonjon-jonjot usus akan
menyerap sari-sari makanan dan diedarkan menuju seluruh
tubuh. hasil pencernaan kusus lemak tidak diangkut lewat
pembuluh darah, namun lewat pembuluh getah bening.
9. Usus Besar
Usus besar ialah kelanjutan usus halus yang mempunyai tambahan
usus berbentuk umbai cacing. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yakni
ascending (bagian naik), tranverse (mendatar), dan descending
(menurun). Di dalam usus besar ini tidak mengalami pencernaan.
Seluruh sisa makanan dibusukkan menggunakan bantuan bakteri E.
colli serta didapat vitamin K (Sherwood, 2016). Di bagian akhir usus
besar ada rectum yang bermuara menuju anus guna membuang sisa
makanan.
Fungsi keseluruhan usus besar adalah penyelesaian penyerapan,
produksi vitamin tertentu, pembentukan feses, dan pengusiran feses
dari tubuh.
10. Rektum
Ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid)
dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (Sloane, 2003).
11. Anus
Lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh
otot sphinkter (Sloane, 2003). Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi.

Anda mungkin juga menyukai